UKDW Home | PSPP Home | Baru/New | Mencari/Search


[English]

Laporan Kegiatan
Pelatihan Pemberdayaan Untuk Rekonsiliasi


PSPP bekerja sama dengan Forum Dialog Antar Kita (FORLOG)-SOW Belanda


Tanjung Bira, Bulukumba, Sulawesi Selatan : 20-24 Januari 2002
Oleh:
Endah Setyowati
Staf PSPP-UKDW

Pengantar :
Pelatihan yang berlangsung selama 4,5 hari diselenggarakan oleh Forum Dialog Antar Kita (FORLOG,SULSEL) atas biaya SOW, sebuah organisasi gereja di Negeri Belanda. FORLOG merupakan sebuah LSM yang bergerak dalam upaya-upaya menjalin dialog antar umat beriman yang berdiri sejak dua tahun yang lalu. Akan tetapi kegiatan mereka selama ini baru memfokuskan pada pendidikan tentang pluralisme agama di kalangan anggota organisasi agama Islam, Kristen, dan Katolik yang salah satunya dengan melakukan kuliah bersama di STT INTIM dan IAIN Allaudin Makassar.
Oleh karena tema pelatihan yang dipilih oleh penyelenggara adalah Pemberdayaan untuk Rekonsiliasi di Cermin Agama, maka pada kegiatan pelatihan ini, PSPP yang diundang menjadi tim Pelatih memerlukan bantuan tenaga dari staf DIAN/Interfidei Yogyakarta, Wiwin Siti Aminah, Mahasiswa Pasca Sarjana Jurusan Perbandingan Agama IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Pada kegiatan ini pelatihan dirancang menjadi tiga bagian sesuai dengan permintaan penyelenggara yaitu, Pengenalan terhadap Konflik, Pengelolaan Konflik, dan Analisis Konflik. Sekalipun demikian Dr.Ruth Mischnick, fasilitator dan staf ahli PSPP menambahkan materi tentang beberapa metode dalam resolusi konflik.
Kesepakatan yang dilakukan oleh tim adalah sikap fleksibel dalam materi maupun jadwal, melakukan metode partisipatoris dalam pelatihan dan menjadikan interaksi di luar ruang pelatihan sebagai bagian dari proses pelatihan itu sendiri. Oleh karena itu, pelatih juga harus melakukan pengamatan maupun berinteraksi secara intensif dengan peserta di luar jadwal pelatihan sebagai pertimbangan untuk menambah, mengubah, menghilangkan materi atau mengganti metode pelatihan bagi sesi berikutnya. Hal ini patut dilakukan karena pertimbangan dari masukan penyelenggara bahwa komposisi peserta yang relatif “berat” (tua/muda, berasal dan mengalami konflik kekerasan secara langsung, tidak pernah berinteraksi dengan kelompok di luar agama sehingga pelatihan ini akan menjadi pengalaman pertama bagi sebagian besar peserta, atau terdapatnya pemimpin dengan karakter yang kuat dan otoriter serta memiliki basis massa yang luas)
Laporan ini terdiri atas rekaman kegiatan dan lampiran-lampiran termasuk daftar peserta yang menjadi dokumentasi kegiatan PSPP. Adapun laporan Kegiatan dapat dirinci sebagai berikut :

Persiapan : 18-19 Januari 2002

Tim pelatih yang terdiri atas 3 orang menguji kembali dua rencana kegiatan yang telah dipersiapkan sejak pertengahan Desember 2002. Tim membagi tanggung jawab atas sessi-sessi yang akan dibawakan serta saling menginformasikan isi dan tujuan dari setiap sessi. Beberapa masukan yang diperoleh dari pengalaman sebagai co-facilitator dalam kegiatan Commond Ground pada tanggal 14-17 Januari 2002 di Bogor juga disepakati untuk diterapkan dalam pelatihan ini.

20 Januari 2002 (19.30-21.30)

  • Pembukaan Markus H-Rambe dan Ketua Panitia, kegiatannya menguraikan Tujuan Umum Pelatihan oleh FORLOG Menyanyikan lagu-lagu Perdamaian Antar Agama
  • Creating a learning community Endah Setyowati (ES),Wiwin Siti Aminah R (WSA)dan Panitia, perkenalan : fasilitator menggambar di kertas flip chart suatu simbol yang merefleksikan tentang dirinya kemudian menuliskan nama dan lembaga serta diikuti oleh fasilitator lainnya, peserta, dan panitia. Menjelaskan tentang tujuan pelatihan, profil PSPP, pendekatan yang digunakan dalam pelatihan dan membuat kesepakatan tentang aturan-aturan pelatihan serta membagi peran kepada peserta untuk menjadi peringkas materi (summarizer), pengamat dinamika kelompok (process observer), timekeeper, dan beberapa orang energizer yang bertugas menggairahkan pelatihan apabila peserta tampak jenuh dan lesu Penjelasan umum tentang program pelatihan selama 4,5 hari Penjelasan tentang logistik dan akomodasi

21 Januari 2002 (09.00-15.30, 19.30-21.30)

  • Menyanyikan Lagu Perdamaian Laporan dari peringkas materi, pengamat dinamika kelompok, timekeeper, dan mengganti peran mereka dengan orang baru Penjelasan tentang isi dan tujuan pelatihan hari ini
  • Pengenalan terhadap Konflik,Spektrum Konflik : fasilitator menempatkan dirinya sebagai konflik dan meminta peserta untuk mengambil sikap terhadap posisi konflik serta menggali alasan-alasan pribadi atas sikapnya terhadap konflik. Menggali kesan peserta apabila mendengar kata KONFLIK.Banyak contoh yang diberikan karena umumnya peserta menekankan perbedaan sebagai sumber konflik Kepribadian dan gaya Konflik : setiap peserta mendapat gambar binatang yang menunjukkan respon terhadap konflik. Peserta kemudian membentuk kelompok yang terdiri atas 5-6 orang dan mendiskusikan tentang gaya umum masing-masing dalam merespon konflik. Menggali dari peserta tentang gaya umum dalam merespon konflik dan perubahan gaya yang digunakan atas dasar pertimbangan dengan siapa berkonflik, dalam lingkugan serta situasi yang bagaimana sehingga perubahan gaya itu dilakukan Wrapped up : menjelaskan tentang 5 tipe dalam merespon konflik : Akomodator (pendorong), kompetitor (pesaing), Penghindar, kolaborator (bekerjasama), Kompromis (sosial). Pada dasarnya gaya kepribadian bersifat situasional dan semua orang harus memahami tentang kecenderungan pribadinya sebagai bekal dalam mengelola konflik Sumber-sumber pengelolaan konflik : peserta diminta membentuk kelompok dan berdiskusi untuk menemukan ayat-ayat suci atau peribahasa lokal yang bersifat meningkatkan konflik atau mengembangkan perdamaian Wakil kelompok mempresentasikan Wrapped up : pada dasarnya ayat suci dan budaya lokal merupakan sumber yang berguna dalam pengelolaan konflik Meminta peserta untuk membentuk kelompok homogen dan peserta memahaminya sebagai kesamaan dalam agama, kemudian meminta setiap kelompok untuk membuat sinopsis atau naskah drama dengan tema Konflik di Cermin Agama.

22 Januari 2002 (09.00-15.30)

  • PSPP memandu laporan dari Peringkas Materi, pengamat Dinamika Kelompok, Timekeeper, dan energizer serta mengganti peran mereka Menjelaskan program dan tujuan pelatihan hari ini Menceritakan tentang Kangguru Buruk dan pesan moral yang terkandung di dalamnya
  • Menjelaskan Siklus Konflik tanpa Pengelolaan melalui contoh kasus : memukul tengkuk, menjelaskan Empat Cara resolusi Konflik melalui kasus orang tua dan anak (opsi 1: koersi); antar saudara (opsi 2; arbitrasi); suami istri (opsi 3:mediasi); antar teman (opsi 4:negosiasi). Diikuti penjelasan tentang 4 cara sebagai kesatuan opsi melalui contoh konflik suami istri. Menggali dari peserta tentang perbedaan opsi 1 dan 2 dengan opsi 3 dan 4 Model Pembuatan Perdamaian dan kendala-kendala yang kerap kali menjadi penghalang Merespon pertanyaan peserta tentang sikap-sikap yang harus dimiliki oleh seorang mediator dan kondisi-kondisi yang harus diciptakan dalam proses perdamaian Role Play Gaya Barat (Negosiasi) : Dangdut Musician dan menggali kesan-kesan dari peserta Role Play gaya Timur (Mediasi) : Obat penyakit Gigi Ompong di Bulukumba dan cacar di Makassar Menjelaskan Bagan resolusi Konflik Kooperatif dengan contoh-contoh (peningkatan konflik dan penetapan aturan main oleh mediator), juga proses bolak-balik jika terjadi pelanggaran kesepakatan atau muncul masalah dalam proses perdamainan Menjelaskan tentang Proses menyelaraskan Kepentingan sebagai bagian dari Proses Resolusi Kooperatif dengan cara menggali dari peserta : kasus On/Off Menjelaskan tentang Proses memperbaiki Ketidakadilan sebagai bagian dari Proses Resolusi Kooperatif dengan cara menggali dari peserta : Buku yang Rusak Memberikan tugas untuk memilih kasus yang akan dijadikan contoh pada sessi Analisis Konflik
  • Metode-metode dalam Proses Resolusi Konflik. Fasilitator mengundi untuk menentukan siapakah yang akan memainkan naskah yang telah dibuat dua hari yang lalu : Provokator yang berperan dalam pembakaran Toko Pak Robert dan Pak Hasan. Naskah ditulis kelompok Muslim dan dimainkan oleh kelompok Katolik; Kisah Cinta Aisyah dan Robert disusun oleh kelompok Kristen dan akan dimainkan oleh kelompok Muslim; Sweeping KTP yang disusun oleh kelompok Katolik dan akan dimainkan oleh kelompok Kristen. Fasilitator memberi waktu kepada kelompok untuk berdiskusi dengan kelompok yang akan memainkan naskahnya. Kelompok Katolik mendapat urutan pertama untuk mementaskan drama disusul oleh kelompok Muslim dan Kristen Menggali dari kesan pribadi peserta ketika harus memainkan naskah yang ditulis oleh kelompok lain. Memberi kesempatan kepada kelompok penulis untuk memberi komentar atas naskah yang dimainkan oleh kelompok lain

23 Januari 2002 (08.30-15.00, 19,30-21.30)

  • Laporan dari Peringkas Materi, Pengamat Dinamika Kelompok, Timekeeper, Energizer dan mengganti peran mereka Menceritakan tentang Upaya NASA dalam menciptakan alat tulis hampa udara bagi astronot Amerika tanpa mengetahui bahwa Kosmonot Rusia cukup menggunakan Pensil buatan Cina. Menjelaskan tentang perlunya memahami persoalan dengan menggunakan segala sumber yang dimiliki
  • Fasilitator memberi instruksi secara bertahap(semacam metode hipnotis?) kepada peserta untuk mencari posisi duduk yang nyaman, mulai menutup mata, membayangkan sedang berada di tempat yang nyaman, kemudian berjalan dan dari kejauhan akan tampak seseorang atau lebih yang menuju Anda, wajahnya masih samar-samar dan semakin dekat semakin jelas. Ia adalah orang yang anda ingin minta maaf. Sekarang anda berbicara dan terus berbicara dengannya. Sekarang anda berjalan dan kembali ke tempat anda semula. Memberi instruksi kepada peserta untuk membuka mata dan menggali peserta tentang apa yang mereka alami dalam proses itu Menempatkan tulisan di empat sudut : Agama, Pengampunan, Keadilan dan Perdamaian Meminta peserta untuk melihat semua sudut dan menentukan pilihannya Memberi instruksi mengapa pilihan itu penting dalam konflik Kelompok mempresentasikan pilihannya
  • Analisis Konflik, mengapa analisi terhadap konflik penting? Menggali dari peserta apa yang harus dicermati dalam proses analisi konflik? Menjelaskan Pemetaan Konflik Menjelaskan Alat Analisis Pohon Konflik Menjelaskan Alat Analisis Bawang Bombay Menjelaskan Alat Analisis Pilar Menjelaskan Penahapan Konflik Memberikan instruksi kepada kelompok dengan topik konflik yang dipilih untuk mengaplikasikan alat-alat analisis sebagai alat bantu memahami konflik (apa isu konflik, identifikasi pihak utama yang berkonflik dan oara pihak yang dapat diajak bekerjasama untuk mengurangi keadaan ini, Gunakan satu atau lebih alat untuk menjelaskan konflik yang dipilih)

24 Januari 2002 (08.30-13.00)

  • Laporan Peringkas Materi, Pengamat Dinamika Kelompok, Timekeeper, dan mengganti peran mereka
  • Metode-metode dalam Proses resolusi Konflik. Memberi kesempatan kepada peserta untuk memberikan komentar tambahan tentang drama yang dipentaskan pada hari yang lalu, juga tentang dilemma konflik menjelaskan tentang peran emosi dalam konflik. Emosi selalu hadir dan tidak perlu diabaikan namun dalam resolusi konflik kepala dingin dan rasio lebih dibutuhkan sehingga sesorang yang bekerja untuk membangun perdamaian perlu juga mengetahui cara-cara mengelola emosi karena tak seorang pun akan membantu jika dalam menghadapi konflik emosi anada tidak terkendali seperti halnya dalam simulasi pada pelatihan ini
  • Analisi Konflik Peserta. Presentasi hasil analisis konflik yang telah didiskusikan dalam kelompok : (1) Kasus dana peningkatan Kualitas Pendidikan D3 Saastra/Pariwisata UNHAS; (2) kasus konflik di Ambon; (3) Kasus Konflik Masyarakat pendatang dan Masyarakat Lokal di Arso, Papua; (4) Kasus Pengungsi Poso Pasca Deklarasi Malino; (5) kasus Perebutan Pabrik Kertas Gowa antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
  • Evaluasi dan Penutup. Peserta untuk memberikan evaluasi tertulis yang meliputi materi pelatihan, metode yang digunakan (apakah bermanfaat bagi Anda secara pribadi?), apa yang kurang cocok dalam pelatihan ini (materi, metode, atau hal lain?), bagaimana dengan fasilitator? Panitia mengumpulkan hasil evaluasi Fasilitator menunjuk satu peserta untuk menjadi timekeeper yang memberi tanda jika waktu peserta memberikan pendapat secara verbal telah habis (50 detik untuk setiap peserta) Fasilitator secara bergantian memberikan kesan tentang pelatihan Panitia menutup Acara Pelatihan

Penutup

Program Pelatihan di Tanjung Bira amat membutuhkan ketahanan mental dan fisik yang prima. Cuaca pantai yang panas dan angin yang kencang membuat cepatl lelah. Fasilitas yang minim seperti air bersih yang harus didatangkan dari Bulukumba, kebutuhan sehari-hari yang relatif mahal, listrik yang kadang padam di malam hari dan OHP yang tidak berfungsi mengharuskan materi yang telah dipersiapkan dari Yogyakarta harus ditulis ulang secara manual. Oleh karena itu fasilitator kadang harus bekerja hingga larut malam. Selain itu evaluasi tentang materi atau metode sesuai hasil pengamatan atas hasil interaksi diantara peserta pada setiap harinya harus dilakukan. Akan tetapi dengan berbagai keterbatasan yang ada termasuk ketiadaan sarana hiburan dan komunikasi (televisi atau telpon seluler) namun pantai yang indah dan ombak yang bersahabat justru menjadi sarana yang mengakrabkan antar peserta maupun peserta dan fasilitator. Seperti dijelaskan di muka, prasangka dan curiga yang terdapat diantara peserta karena tidak semuanya pernah berkomunikasi dengan kelompok di luar agamanya, dan kecurigaan peserta terhadap fasilitator yang berlatarbelakang agama berbeda-beda yang diutus oleh sebuah lembaga Kristen mencair sedikit demi sedikit hingga pada hari terakhir tidak semua kamar dihuni karena peserta tidur beramai-ramai dalam satu atau dua kamar saja.
Pengalaman sebagai fasilitator dengan komposisi peserta yang berlatar belakang organisasi keagamaan dan tingkat usia serta tingkat pendidikan yang berbeda membutuhkan pendekatan tersendiri, terutama bagaimana membangun kepercayaan dan gagasan tentang pluralisme agama dapat mencapai sasaran sekalipun baru pada tahap pengenalan.
Diubah terakhir 21 Februari 2002. Disusun oleh Yun!.

Pusat Studi dan Pengembangan Perdamaian
Universitas Kristen Duta Wacana
Jl. Dr. Wahidin 5-19
Yogyakarta 55224 Indonesia
62-274-563-929 ext.108 fax 513-235
Di dalam Indonesia: 0274

UKDW Home | PSPP Home | Baru/New | Mencari/Search

©2001 Pusat Studi dan Pengembangan Perdamaian