(catatan: versi online ini adalah hasil scan sehingga masih mengandung beberapa kesalahketikan)

 

Buka Puasa Forlog Antarkita Sulsel Tanggal 23 Nopember 2002

 

Thema "Makna puasa bagi perdamaian"

Acara buka puasa dibuka oleh moderator,

Jusmiati Lestari

Assalamu Alaikum Wr. Wb.

Salam sejahtera bagi kita semua

[bu-Ibu dan Bapak-Bapak yang berbahagia,

Forlog antar kita sulsel kali ini mengadakan buka puasa dengan thema "Makna puasa bagi perdamaian" dihadiri oleh beberapa unsur agama diantaranya agama Islam, Kristen, dan Budha.Sekitar dua ratus orang lebih peserta yang sempat datang dengan penceramah masing-masing dari pihak agama Islam diwakili oleh Bp. Norman Said, MA. Salah Seorang Dosen di Fakultas Ushuluddin LAIN Alauddin Makassar, dan agama Kristen oleh Bp. Calvin Kalambo, M.th. begitupun dengan agama Budha kami hadirkan Bp. Saryono, S.Ag. masing-masing memaparkan pandangannya tentang puasa. Yang pertama mewakili Islam.

 

Bp. Norman Said, MA

Dalam ceramahnya memaparkan bahwa puasa merupakan kewajiban bagi setiap umat Islam untuk menjalankannya sesuai dalam surat Al Bagarah ayat 183 " Hai orang -orang beriman telah diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkannya orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa " sehingga puasa dapat membangun rasa solidaritas antar sesama, meningkatkan kualitas din sekaligus kita mampu mengendalikan din dari segala bentuk eksplotasi, kecurangan-kecurangan yang kerap dilakukan oleh manusia dimuka bum] ini. Dengan berpuasa dapat menumbuhkan rasa cinta dan kasih terhadap sesama, menumbuh kembangkan rasa kebersamaan, dapat merasakan penderitaan orang lain.

 

Agama Kristen diwakili oleh Bp.Pdt Calvin Kalambo

Menurut Pdt Calvin, makna puasa ada pada setiap agama.Agama Kristen sendiri tidak asing dengan puasa. Hingga kini jutaan umat Kristen diseluruh dunia menjalankannya dengan setia. Alkitab sarat dengan kesaksian akan kebiasaan berpuasa yang dilakukan oleh tokoh atau pemimpin umat.Bahkan Yesus sendiri pernah berpuasa selama 40 han 40 malam lamanya (Mat 4:2) Dikalangan Kristen kebiasaan berpuasa berlangsung berfariasi. Umat Katolik menghayati lebih mendalam makna pengorbanan dan penderitaan Yesus Kristus dijalan salib.Untuk kalangan evangelical atau injil termasuk pantekosta masa berpuasa juga diatur sesuai jadwal yang ditentukan.Adapun makna puasa dalam agama Kristen adalah

 

1 . Mengajar kita tentang "keseimbangan hidup", tahu bagaimana lapar ataupun kenyang, yang membuat seorang dapat bijaksana.

2. Puasa dapat menumbuhkan cinta kasih dan solidaritas kepada sesama, mengasah ketajaman bathin dan kepekaan nurani. Hanya mereka yang pernah lapar yang dapat mengerti apa arti kelaparan itu

3. Puasa secara mencolok menunjukkan ketergantungan manusia kepada Tuhan. Dengan berpuasa manusia diingatkan akan kelemahan dasar dan ketergantungannya kepada sang Pencipta.

4. Dengan puasa mengajar kita tentang perlunya pengekangan ataupun pengendalian diri dari nafsu: nafsu makan, nafsu serakah, nafsu berkuasa, nafsu membalas, atau nafsu-nafsu kita yang rendah lainnya. Puasa mengajarkan disiplin dan keteguhan diri. Mereka yang menjalankan puasa secara benar, tidak akan mengalami kesukaran mengendalikan keinginannya atau menolak godaan.

 

Agama Budha diwakili oleh Bp. Saryono S.Ag.

Beliau memaparkan pandangannya tentang makna puasa dalam perdamaian.

Dengan berpuasa kita dapat mengendalikan diri kepada Guru/Gautama. Puasa menurut agama Budha merupakan sebuah latihan sekaligus menghindari hubungan kelamin baik pada diri sendiri maupun kepada orang lain. Puasa dapat meningkatkan moral yang Iebih baik. Puasa juga melatih menghindari membunuh makhluk hidup, menghidari pengucapan yang dapat menyakiti orang lain. Dalam agama Budha puasa punya waktu­waktu tertentu, bulan-bulan tertentu, dan tanggal tertentu. Puasa dapat melatih untuk tidak duduk ditempat yang terlalu tinggi dan tidur di tem pat yang terlalu tinggi pula.

 

PENUTUP

Kegiatan buka puasa ditutup dengan ucapan man' meningkatkan rasa solidaritas kita dengan melakukan kegiatan kemanusiaan terhadap sesama, menghargai perbedaan, membangun kerukunan diantara umat beragama.