Forlog Gelar Kuliah Terbuka
-Soal Transformasi Agama dan Budaya di Tengah Kekerasan Sosial
Makassar, Fajar
Forum Dialog (Forlog) Antar Kita Sulawesi Selatan, menggelar
Kuliah Trebuka yang dimulai hari ini (1/3) hingga 3 Maret nanti. Kuliah
Terbuka dengan Tema "Transformasi Agama dan Budaya di Tengah-tengah Kekerasan
Sosial" itu, dilaksanakan di dua tempat berbeda. Hari pertama di Kampus
IAIN Alauddin Makassar, sedang hari kedua dan ketiga di Kampus STT Intim.
Akan tampil sebagai pembicara pada Kuliah Terbuka masing-masing,
Prof Dr Olaf Schumann, Prof Dr H Darmawan Mas'ud, Dr Arlina G Latief, Zorah
A Baso, Alwy Rachman MA, Dr Zakaria Ngelow, Dr Qasim Mathar, Pdt Daniel
Sopamena MTh, Ishaak Ngeljaratan dan Christina Joseph SH.
Menurut Koordinator Umum Forlog, Pdt. Yuberlian Padele,
kuliah terbuka ini didari oleh perilaku kekerasan yang mengatasnamakan
perbedaan etnik dan budaya yang kembali trend akhir-akhir ini. "Kekerasan
yang terjadi die Indonesia secara terbuka dinyatakan sebagai kekerasan
atas nama sentimen antaragama dan antaretnik," ujarnya.
Namun, terlepas dari sejauh mana agama diejadikan kambing
hitam untuk aksi kekerasan, menurut Yuberlian ada dua faktor yang dapat
mendukung berlangsungnya kekerasan yang mengatasnamakan agama. Yakni, pemahaman
agama yang eksklusif dan realitas masyarakat yang plural.
Padahal, kondisi obyektif masyarakat Indonesia yang membenarkan
warisan sejarah agama-agama yang eksklusif dan realitas kemajemukan masyarakat
justru menjadi pendorong yang kuat untuk mengembangkan gagasan keberagamaan
yang inklusif dan terbuka. "Serta mengabdi pada kebahagiaan, keagamaan
dan kesejahteraan kemanusiaan sejati," tambahnya.
Sementara itu, Penanggungjawab Program Abidin Wakano Mag,
menyatakan bahwa yang menjadi pokok permasalahan yang hendak diangkat dalam
kuliah terbuka ini adalah bagaimana agama dan budaya dalam kenyataan ambivalensi
dapat memberikan kontribusi-kontribusi untuk mentransformasikan realitas
sosial masyarakat. "Kita juga ingin melihat bagaimana agama dan budaya
itu sendiri terbuka untuk menerima autau mengali transformasi sehingga
mampu untuk menjawab tantanggan dalam masyarakat," jelasnya.
Menurut Abidin, tujuan dilaksanakannya Kuliah Terbuka
ini cukup sederhana. Yakni bagaimana mensosialisasikan nilai-nilai pluralitas
agama dan budaya yang mencintai persaudaraan dan kemanusiaan yang sejati.
"Serta menambah semangat dan rasa percaya diri kelompok-kelompok dan pribadi-pribadi
yang mengupayakan perdamaian", tandasnya. (una/fis)