Harian Fajar, 1 Maret 2001

Forlog Gelar Kuliah Terbuka
-Soal Transformasi Agama dan Budaya di Tengah Kekerasan Sosial

Makassar, Fajar
   Forum Dialog (Forlog) Antar Kita Sulawesi Selatan, menggelar Kuliah Trebuka yang dimulai hari ini (1/3) hingga 3 Maret nanti. Kuliah Terbuka dengan Tema "Transformasi Agama dan Budaya di Tengah-tengah Kekerasan Sosial" itu, dilaksanakan di dua tempat berbeda. Hari pertama di Kampus IAIN Alauddin Makassar, sedang hari kedua dan ketiga di Kampus STT Intim.
  Akan tampil sebagai pembicara pada Kuliah Terbuka masing-masing, Prof Dr Olaf Schumann, Prof Dr H Darmawan Mas'ud, Dr Arlina G Latief, Zorah A Baso, Alwy Rachman MA, Dr Zakaria Ngelow, Dr Qasim Mathar, Pdt Daniel Sopamena MTh, Ishaak Ngeljaratan dan Christina Joseph SH.
   Menurut Koordinator Umum Forlog, Pdt. Yuberlian Padele, kuliah terbuka ini didari oleh perilaku kekerasan yang mengatasnamakan perbedaan etnik dan budaya yang kembali trend akhir-akhir ini. "Kekerasan yang terjadi die Indonesia secara terbuka dinyatakan sebagai kekerasan atas nama sentimen antaragama dan antaretnik," ujarnya.
   Namun, terlepas dari sejauh mana agama diejadikan kambing hitam untuk aksi kekerasan, menurut Yuberlian ada dua faktor yang dapat mendukung berlangsungnya kekerasan yang mengatasnamakan agama. Yakni, pemahaman agama yang eksklusif dan realitas masyarakat yang plural.
   Padahal, kondisi obyektif masyarakat Indonesia yang membenarkan warisan sejarah agama-agama yang eksklusif dan realitas kemajemukan masyarakat justru menjadi pendorong yang kuat untuk mengembangkan gagasan keberagamaan yang inklusif dan terbuka. "Serta mengabdi pada kebahagiaan, keagamaan dan kesejahteraan kemanusiaan sejati," tambahnya.
   Sementara itu, Penanggungjawab Program Abidin Wakano Mag, menyatakan bahwa yang menjadi pokok permasalahan yang hendak diangkat dalam kuliah terbuka ini adalah bagaimana agama dan budaya dalam kenyataan ambivalensi dapat memberikan kontribusi-kontribusi untuk mentransformasikan realitas sosial masyarakat. "Kita juga ingin melihat bagaimana agama dan budaya itu sendiri terbuka untuk menerima autau mengali transformasi sehingga mampu untuk menjawab tantanggan dalam masyarakat," jelasnya.
   Menurut Abidin, tujuan dilaksanakannya Kuliah Terbuka ini cukup sederhana. Yakni bagaimana mensosialisasikan nilai-nilai pluralitas agama dan budaya yang mencintai persaudaraan dan kemanusiaan yang sejati. "Serta menambah semangat dan rasa percaya diri kelompok-kelompok dan pribadi-pribadi yang mengupayakan perdamaian", tandasnya. (una/fis)