Suasana Pelatihan yang digelar Forlog di Tanjung Bira,
Bulukumba
Latihan Praktis Resolusi Konflik
Penganut Antarumat Beragama Duduk Bersama
Selama empat hari dari tanggal 20-24 Januari 2002 lalu, berlangsung
sebuah Pelatihan Pemberdayaan Untuk Rekonsiliasi di Kawasan Wisata Tanjung
Bira Bulukumba. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Forum Dialog Antar Kita
(Forlog) bekerjasama dengan Pusat Studi dan Pengembangan Perdamaian (PSPP)
Duta Wacana Yogyakarta dan SOW Belanda. Ketua Panitia Pelaksana Alimuddin
mengemukakan, kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk memeberikan
ruang yang jelas dan luas untuk mengenal dan menanggapi secara serius tentang
pengalaman-pengalaman konflik yang terjadi di sekitar kita, baik yang berhubungan
dengan diri sendiri maupun kelompok ataupun juga masyarakat secara luas.
Disamping itu dengan pelatihan ini para peserta diharapkan untuk lebih
mengenal dan melatih diri melalui latihan praktis tentang model-model resolusi
konflik.
Kegiatan ini diikuti oleh peserta dari berbagai kelompok dari kalangan
Islam dan Kristen, yang terdiri dari tokoh-tokoh agama dan pemuka masyarakat
di Kota Makassar. Dari ke tiga puluh peserta beberapa orang datang
dari daerah konflik Ambon dan Poso. Selama empat hari tersebut para peserta
yang dipandu oleh tiga orang pemateri dari PSPP Yogyakarta diberikan berbagai
materi tentang cara-cara dan metode penyelesaian konflik. Kegiatan tersebut
merupakan program dari Forlog sebuah forum dialog yang baru terbentuk 2
tahun yang lalu. Forum ini aktif melakukan berbagai kegiatan berupa dialog
dan diskusi yang bertemakan perdamaian dan rekonsiliasi.
Sementara itu, Markus Hildebrandt Rambe salah seorang pemrakarsa forum
ini mengatakan, kegiatan-kegiatan kelompoknya lebih banyak ditekankan pada
pemberdayaan untuk rekonsiliasi. Hildebrandt menyatakan, para anggota forum
diharapkan dapat memahami pentingnya perdamaian serta dapat memahami pentingnya
toleransi antar ummat beragama, suku, ras, dan antar golongan.
Disamping itu , dari berbagai pelatihan yang dilakukan oleh forum ini diharapkan
para anggotanya dapat mensosialisasikan berbagai hal tentang perdamaian
kepada masyarakat atau kelompok lainnya. Begitupula peran anggotamya
dapat pula dilakukan dalam bentuk menjadi mediator dalam penyelesaian berbagai
konflik di sekitarnya.
(una/bas - nurmal idrus)