FORLOG DALAM PENCARIAN BENTUK

(Pengantar laporan pengurus FORLOG periode 2001/2002)

Forlog sudah akan memasuki tahun keempat dalam seluruh ekspresi yang diungkapkan dalam kerangka  turut
berpartisi bagi pembentukan kesadaran terhadap realitas masyarakat Indonesia yang beragam. Dialog
yang membicarakan tentang "kita" dan bukan mengenai "yang lain" turut memberi warna keterbukaan yang lebih
bersifat kognitif serta evaluatif dalam kerangka membangun komunitas manusia yang dapat hidup berdampingan dengan damai di dalam keberagaman melalui dua bentuk,  tataran wacana dan kegiatan-kegiatan sosial. Membicarakan Forlog sampai di sini sudah dapat menjelaskan eksistensi Forlog yang menguak harapan akan datangnya suatu masyarakat yang mencintai nilai-nilai kemanusiaan, persaudaraan sejati dan setara.
Jikalau kita berpindah kepada melihat diri FORLOG itu sendiri di depan "cermin", maka kita akan melihat Forlog, bagaikan sesosok tubuh tak mungil anak rantau, yang belum mapan dan terurus dengan baik sekalipun terlihat kuat dan tegas gurat-gurat idealisme kehidupan yang menjadi esensi kekuatannya. Di sana sini, ia masih membutuhkan suatu proses untuk menemukan dirinya sebagai yang diidealkannya. Tahapan demi tahapan dilaluinya. Jelang setahun kerja yang akan terlewatkan, (2001-2002) ada banyak kata dan laku yang sudah mulai dinampakan. Forlog yang semakin menarik perhatian. Ia mulai dengan menarik minat komunitas masyarakat ilmiah tetapi juga masyarakat basis. Daya tariknya mulai menggema. Forlog mulai menanamkan kepercayaan bagi yang berminat untuk mencoba menggapai puncak-puncak kehidupan yang saling membagi dan saling mendengar tanpa saling melebur.
Forlog juga sedang menamkan kepercayaan bagi pengolahan sumber-sumber insani dan sumber dukungan
fianansial secara bertannggungjawab dan terbuka. Bersamaan dengan hal itu, maka sekarang ini Forlog
sedang memikirkan suatu bentuk penampilannya yang baru dengan mencoba tetap mempertahankan eksistensi
moralitas, etis dan spiritualitas dalam realitas masyarakat beragam. Penampilan dan bentuk Forlog itulah yang sekarang akan kita bicarakan secara serius.
Oleh karena itu, pertama-tama saya berterima kasih atas kehadiran kita sekarang ini. Saya mengajak kita
benar-benar memperbincangkan Forlog yang akan kita tampilkan dengan semua dimensinya  secara tajam, keras dan tegas selama waktu yang kita sediakan saat ini. Apapun yang kita hasilkan nanti merupakan ungkapan harapan kita bersama yang mendukung Forum ini. Forlog adalah milik kita bersama. Semoga Rahmat Allah Yang Maha Kuasa akan mendampingi dan mempengaruhi seluruh karya Forlog. Sekian.

Makassar, 21 Februari 2002

Yuberlian Padele