Point of View presentase Prof.Dr.Darmawan Mas'ud Rahman
Transformasi Agama dan Budaya di Tengah-Tengah Kekerasan Sosial
(Suatu Pendekatan Budaya)


Point of View presentase Dr. Arlina G.Latief
Transformasi Agama dan Budaya di Tengah-Tengah Kekerasan Sosial
(Suatu Pendekatan Ilmu Sosial)


Point of View presentase Drs. Alwi Rahman, M.Si.
Transformasi Agama dan Budaya di Tengah-Tengah Kekerasan Sosial
(Suatu Pendekatan Budaya)


Point of View presentase Dr.Zakaria J. Ngelow
Transformasi Agama dan Budaya di Tengah-Tengah Kekerasan Sosial
(Suatu Refleksi atas Kehidupan Umat)

Transformasi agama di tengah-tengah kekerasan sosial -menjadi suatu persoalan besar, yaitu munculnya keraguan terhadap peran agama dalam membangun tatanan hidup yang beradab. Keraguan itu berkembang menjadi suatu kecurigaan bahwa kita sering menyaksikan agama sebagai penghalang bagi transformasi sosial , bahkan justru jangan-jangan yang menjadi penyebab terjadinya kerwanan sosial-serta pelbagai persoalan bangsa Indonesia dewasa ini bersumber dari agama. Apabila hal itu benar maka yang paling bertanggungjawab adalah tokoh agama,pemuka agama, pakar agama, dan umat beragama untuk melakukan pembaharuan kahidupan keberagamaannya.

Semangat pembaharuan terhadap agama tersebut sebenarnya telah terjadi pada munculnya setiap agama . Sebagai contoh pada abad VII M. Islam mengakhiri zaman jahliyah dan agama Kristen melakukan pembaharuan kepada umat manusia seusai dengan kondisi saat itu.

Olehnya itu pembaharuan agama terhadap dirinya merupakan suatu kemestian , agar agama dapat melaksanakan perannya dalam transformasi sosial-budaya.

Orientasi pembaharuan agama dalam proses transformasi masyarakat harus memperhatikan beberapa hal yang sangat signifikan berikut ini:

  1. Pelurusan agenda reformasi seoperti penegakkan demokrasi, supermasi keadilan melalui hukum setrta pembersihan kekuasaan orde yang KKN. Mengingat pelaksanaan reformasi kita tidak bretika. Dalam konteks ini agama tidak berdaya . Di mana peran agama ?. Ataukah agama sendiri tidak beretika ?. Pertanyaan ini bersifat otokritik, karena agama tidak mampu memeberikan kekuatan morel-etik terhadap aktifitas politik. Sebab agama lebih banyak berhubungan dengan Tuhan daripada hubungan dengan manusia. Padanannya yaitu agama terlalu memfokuskan diri pada hal-hal yang ritual seperti berdoa dan shalat sehinggga lupa dengan ibadah-ibadah sosial dibandingakan dengan ibadah-ibadah sosial. Seperti yang terjadi pada abad VII SM. Yaitu umat rajin beribadah, rajin memuji-muji tetapi -yang terjadi dalam masyarakat ialah hilangnya etika sosial dan saling memeras.
  2. Peperangan yang terjadi di mana -mana telah menjadikan masyrakat sebagaai homo homoni lupus. Hal ini mengindikasikan hilangnya peran agama. Apatahlagi agama terkadang memperakarsai penajaman pedang dan peruncingan tombak untik saling membunuh antar pemeluk agama--melalui legitimasi theologis. Oleh karena itu sangat dibutuhkan transformasi wacana theologis yang sering dijadikan alat legitimasi kekerasan kepada wacana theologis yang anti kekerasan.
  3. Konflik yang terjadi akibat kesenjangan ekonomi, penindasan, ketidakadilan dsb. Atas kompleksitas problem tersebut, agama harus ditransformasikan secara kontekstual untuk memberikan spirit dan solusi terhadap problem-problem yang ada, melalui pemberdayaan dan pendampingan kepada kelompok ekonomi lemah-- agar agar perekonomian bangsa dapat berjalan secara adil dan stabil.


Point of View presentase Dra.Zohra A.Baso,M.Si.
Transformasi Agama dan Budaya di Tengah-Tengah Kekerasan Sosial
(Realitas Sosial Kekerasan)


Point of View presentase Pdt.Daniel Sopamena,M.Th.
Transformasi Agama dan Budaya di Tengah-Tengah Kekerasan Sosial
(Transformasi Agama dan Budaya Dalam Perspektif Kristiani)


 
  1. Klaim kebenaran. Klaim ini sering menjadi akar konflik baik intern agama maupun dengan agama lain. Bentuk-bentik klaim kebenaran umumnya didasarkan atas keyakinan yang membabi buta atas hasil interpretasi tekstual ajaran agama.

  2. - Klaim kebenaran seperti tersebut sesungguhnya sah-sah saja sebab setiap pemeluk agama mesti memiliki keyakinan yang kokoh tentang jalan keselamatan yang dipilihnya. Dalam ajaran Kristen, klaim bahwa hanya dengan ajaran Kristus orang akan memperoleh keselamatan adalah hal yang wajar (lihat al-Kitab Yohanes: 14 ayat 6).

    - Kewajaran tersebut menjadi permasalahan sebab dengan meyakini Jesus Kristus sebagai satu-satunya jalan keselamatan, maka orang-orang Kristen telah melecehkan jalan keselamatan yang diyakini penganut agama lain. Juga berarti orang-orang Kristen telah menghampirkankeyakinannya untuk diterima oleh penganut agama lain.

  3. Teologi. Rumusan-rumusan teologi yang berbeda-beda menyebabkan pertentangan dan perpecahan yang memprihatinkan. Saejarah gereja mencatat bahwa akibat dari perbedaan-perbedaan itu, tidak saja mengakibatkan perbedaan aliran bahkan sampai kepada akuisisi atas kelompok lain.
  4. Peranan Agama. Agama semestinya berdiri dalam posisi tidak mendukung kepentingan-kepentingan kekuasaan tertentu.

Point of View presentase Dr.M.Qasim Mathar,MA.
Transformasi Agama dan Budaya di Tengah-Tengah Kekerasan Sosial
(Transformasi Agama dan Budaya Dalam Perspektif Islam)

Point of View presentase Christina Joseph, SH.
Transformasi Agama dan Budaya di Tengah-Tengah Kekerasan Sosial
(Transformasi Agama dan Budaya Dalam Perspektif Hukum)

Point of View presentase Drs.Ishak Ngeljaratan,MA.
Transformasi Agama dan Budaya di Tengah-Tengah Kekerasan Sosial