Khotbah-khotbah Family Camp VI - 2003

Tema : keluarga di mata Tuhan

           Cipanas, Hotel Delamar Palasari Indah, 16-18 Agustus 2003 

Gereja Pentakosta di Indonesia - Cianjur

Jl. K.H. Hasyim Asyari no. 75 Cianjur 43214 - Indonesia. Telp. (62-263) 261161

16-18 Agustus 2003  

Kebaktian I

Selamat sore, selamat bertemu, berbakti lagi dalam nama Tuhan Yesus Kristus.

Tema family camp pada kali ini adalah “Keluarga di mata Tuhan”, keluarga dimata Tuhan. Nampaknya banyak penilaian yang berbeda dengan penilaian mata Tuhan. Ada yang kita suka anggap orang itu sukses tapi di mata Tuhan dia gagal, kita anggap orang itu baik ... dimata Tuhan dia salah. Saya kasih contoh. Raja Saul pernah bikin persembahan korban bakaran, ya, tidak disuruh bukan tugas dia, dia bikin persembahan. Dimata dia cukup baik tapi dimata Tuhan dia keliru, dia salah. Contoh ke dua. Samuel menilai Elia ini orang yang bagus untuk jadi raja ganti Saul, dia mau urapi tetapi datang firman Allah: Bukan itu, karena apa yang dilihat oleh manusia sangat berbeda dengan apa yang dilihat oleh Tuhan. Jadi selama tiga hari dua malam ini kita akan melihat, kita akan belajar keluarga di mata Tuhan.  

Pembicara yang pertama adalah pendeta Natan Sore mohon berdiri, berdiri, beri sambutan saudara-saudara, tepuk tangan dari gereja Bethel Tabernakel, Makassar. Dia akan berbicara khusus tentang pria di mata Tuhan, sedangkan ibu pendeta Yani Litta dan pendeta Ferry Rompas besok pagi baru akan tiba di sini. Kita doakan supaya mereka sampai tiba dengan selamat. Nah, semuanya akan berbicara tentang penilaian di mata Tuhan. Bapak Natan sore berbicara pria di mata Tuhan, ibu pendeta Yani Litta bicara wanita di mata Tuhan, pendeta Ferry Rompas bicara pemuda atau remaja di mata Tuhan, sedang saya akan mengambil pokok pembicaraan secara umum, keluarga di mata Tuhan.  

Nah, karena kita sedang berbicara tentang keluarga dan saudara datang juga dengan keluarga, mari kita akan melihat lebih dahulu apa yang di katakan oleh Tuhan mengenai keluarga ini, yaitu di dalam kitab Kejadian.  

1:26 Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."
1:27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.

Terus terang, selama lima puluh lima tahun tidak pernah saya baca dua ayat ini sedemikian menantang, seperti pada sore hari ini karena ayat ini mengatakan kepada kita sangat dalam apa yang dikatakan oleh Sabda Tuhan. Disana kita melihat bahwa Tuhan hendak menciptakan manusia menurut gambar dan rupa Allah. Bahkan Dia mau menciptakan mereka laki-laki dan perempuan, itu menurut gambar dan rupa-Nya dari Tuhan sendiri. Jadi, keluarga di mata Tuhan adalah keluarga yang sangat dihargai-Nya, sampai dan karena Dia membuat manusia pertama dan ibu pertama, pria dan wanita pertama, itu di buat menurut gambar yang ada pada diri-Nya. 

Nah, kalau saudara perhatikan ayat 26, baiklah kita, kepada siapa Tuhan berfirman ini? Karena belum ada manusia. Dia berkata baiklah ini, bahasa inggris memakai kata “let us”, let us. Tetapi kata kita dipakai dengan huruf besar. Ini membuktikan bahwa Allah kita itu bukan satu setunggal mawon, siji bae, satu, sorangan, tidak, tetapi TRINITAS, TRI UNITY Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus merencanakan bersama-sama berembug Bapa, Putra, dan Roh Kudus ... merencanakan penciptaan manusia. Boleh saya katakan sekarang, menciptakan keluarga! Kalau ada keluarga tidak kebaktian, dia melawan kodrat yang ada pada Allah sendiri pada mulanya. Karena Allah membuat laki-laki dan wanita seturut dengan gambar dan teladan-Nya Dia, seturut dengan karakter-Nya Dia. 

Nah, kata keluarga didalam bahasa Ibrani dipakai kata Misphphchah. Misphphchah dipakai tiga ratus kali didalam perjanjian lama. Saudara bisa bayangkan dalam perjanjian lama kata keluarga disebut tiga ratus kali. Tiga ratus kali ini melambangkan luar biasa sekali perhatian dari Tuhan terhadap keluarga. Nah, arti dari misphphchah itu bukan artinya keluarga manusia tetapi keluarga yang dibuat, dikerjakan, dipoles, diarahkan, diperuntukkan untuk Tuhan. Coba dengar baik-baik. Keluarga di mata Allah di mata Tuhan adalah keluarga yang dibuat dikerjakan dipoles diciptakan diarahkan bagi Tuhan. 

Siapa terima SMS dari saya tadi malam, renungan malam bahwa musuh kita bukan darah dan daging bukan manusia, musuh kita adalah roh jahat di udara. Kalau saudara masih menganggap manusia musuh saudara, saudara misconception dari perencanaan Allah, karena siapa yang hancurkan keluarga? Setan. Kenapa? Karena Tuhan tidak hancurkan Adam dan Hawa waktu dia berdosa, tidak, Dia selamatkan Adam dan Hawa, Dia selamatkan keluarga ini. Siapa yang hancurkan? Iblis. Siapa yang hancurkan? Setan. Dengan demikian Alkitab menopang dengan kuat dan teguh musuh kita bukanlah manusia. Dari tadi saya tunggu ada yang bilang amin atau haleluyah, nggak ada saudara, memang kedinginan barangkali di Cipanas? Musuh kita bukanlah manusia darah dan daging tetapi musuh kita adalah roh jahat di udara, iblis dialah pengacau keluarga. 

Maka kalau saudara-saudara konsep saudara mendamprat mereka yang menggangu keluarga kita dengan kekuatan saudara, saudara misconception, saudara salah karena saudara memakai cara dalam pandangan mata saudara sendiri bukan dalam pandangan Allah. Kembali kepada misphphchah tadi sampai di tulis tiga ratus kali dalam perjanjian lama keluarga yang dibuat dibentuk diarahkan dipoles. Nah, saya ketemu kata poles. Saya suka batu, batu kalau mau mengkilap mesti di poles. Yang molesnya ini sesuatu yang kasar, bubuk berlian yang kasar ... baru dia bisa poles. Mula-mula polesan kasar yang terakhir polesan halus sampai batu itu jadi mengkilap. Nah, semoga saudara siap selama tiga hari dua malam ini untuk diarahkan dibentuk dipoles sampai saudara bisa lihat apa dan bagaimana keluarga di mata Allah ini. Puji Tuhan.  

Nah, saudara-saudara kita melihat ayatnya yang ke-27, maka Allah menciptakan manusia. 

Menciptakan manusia. Ada kata 'menciptakan.' Di dalam Alkitab kata menciptakan ini di pakai kata “bara.” Saudara jangan menyamakan menciptakan itu dengan membuat karena membuat, saudara, itu lain, membuat bahasa ibraninya “asah,” dia membuat. Tetapi menciptakan dari tidak ada menjadi ada. Manusia asalnya tidak ada lalu jadi ada. Dia ciptakan manusia menurut gambar, haleluyah, menurut gambar dan teladan. Gambar bahasa ibraninya “tselem.” Tselem ini disalin dengan kata membentuk seperti patung, membentuk atau copynya. Seperti copy, foto copy. Kalau kertasnya hurufnya kecil waktu di foto copy ya hurufnya kecil, kalau dikertasnya hurufnya besar waktu di foto copy hurufnya besar. 

Waktu Dia punya murid dua belas Yesus punya murid dua belas, saudara-saudaraku, dua belas murid ini ingin mengcopy ingin bertindak, ingin mengikuti seperti Yesus ini. Dan tidak bisa. Yudas jatuh dalam hal uang, Petrus jatuh dalam hal sombong, Markus jatuh dalam hal takut, Yohanes jatuh dalam hal oh, turunkan api dari langit. Tidak bisa mengikuti apa yang di katakan oleh Yesus ini. Tetapi awal pertama saudara-saudaraku, Dia membuat manusia menurut gambar ketigaan Allah: Bapa, Putra, Roh Kudus itu mari Kita buat manusia yu, Kita berbuat Kita sama-sama, Kita bikin satu laki-laki satu perempuan, Kita bikin sesuai dengan karakter Kita, sesuai dengan bentuk sesuai dengan rupa sesuai dengan imej sesuai dengan keadaan Kita, sesuai dangan sifat karakter sesuai dengan Kita. Nah saudara, kalau saudara punya anak, saudara lihat anak saudara ada kemiripan dengan saudara apakah kepada ayahnya apakah kepada ibu ... ada miripnya. Maka Tuhan juga membuat Adam dan Hawa membuat demikian rupa sampai Dia membuat itu dibentuk seperti copy-Nya. Coba kita buku dulu Mazmur 

39:6 Sungguh, hanya beberapa telempap saja Kautentukan umurku; bagi-Mu hidupku seperti sesuatu yang hampa. Ya, setiap manusia hanyalah kesia-siaan! S e l a
39:7 Ia hanyalah bayangan yang berlalu! Ia hanya mempeributkan yang sia-sia dan menimbun, tetapi tidak tahu, siapa yang meraupnya nanti.

Dalam ayat ke tujuh ada kata bayangan. Nah, bayangan ini juga dalam bahasa ibrani adalah tselem tadi, karena bentuk bayangan tidak mungkin bayangan saudara bentuknya itu seperti gajah - tidak mungkin, atau bayangan bentuk saudara laki-laki umpamanya bapak Waluyo ini, ya, dia jalan kena sinar lampu bayangannya seperti Inul nggak mungkin saudara-saudara, nggak mungkin. Bayangan akan menurut seperti apa adanya. Nah, kita ini manusia di bentuk dibuat laki-laki dan perempuan menjadi tselem, menjadi bayangan menjadi seperti copy, bentuk karakter dari Tuhan. Kenapa saya tekan ini berulang-ulang? Supaya kita tahu keluarga kita ini sangat diperhatikan oleh Tuhan. Karena mula-mulanya Tuhan membuat keluarga ini sangat luar biasa, sangat luar biasa. Dia membentuk ya dengan kata membuat, asah, tetapi menciptakan itu bara. Bahasa lain kata bara itu adalah seperti seekor induk ayam mengerami telur, seperti itu ya untuk mau menetas. Tetapi saudaraku kita mau lihat Tuhan membentuk seperti tselem bayangan dari dirinya sendiri. Saudara-saudara yang ketiga kata dari membuat ini, maaf saya pakai ini istilah, kita akan melihat kitab Kejadian    

1:28 Allah memberkati mereka, ...

Pertama, Allah merencanakan akan bikin satu keluarga ... laki-laki dan perempuan. Kedua, Allah mulai membuat mereka. Yang ketiga, Allah memberkati mereka.  

Mari saudara-saudara renungkan baik-baik. Ada orang kristen itu pincang, ada orang kristen yang memikirkan hanya berkatnya saja. Tuhan saya perlu berkat-Nya Tuhan; ada orang kristen yang hanya perlu keyakinannya saja dia itu dibuat oleh Tuhan, no ... no ... no salah. Tiga-tiganya saudara harus terima sebagai fakta bahwa yang pertama Dia merencanakan keluarga. Marilah kita membuat. Itu Bapa Putra Roh Kudus itu sampai ngomong begitu: marilah Kita membuat. Jadi keluarga itu ada dipikiran dan dihati-Nya Tuhan pertama kali. Marilah kita membuat. Direncana. Belum printnya itu ada sama Tuhan. Marilah kita membuat. 

Yang kedua Dia mulai kerjakan. Diciptakan-Nyalah, bara, Adam dan Hawa laki-laki dan perempuan. Yang pertama diciptakan-Nya dia manusia. Ayat berikutnya diciptakan-Nya laki-laki dan perempuan. Nanti kita sampai kepada suami-istri tapi kita pelan-pelan dulu. Jadi yang pertama Tuhan merencanakan keluarga; yang kedua, Dia membuat keluarga; nah, yang ketiga ini Dia memberkati, ada amin saudara-saudara? Dan kata berkat didalam bahasa ibrani di pakai kata “asre” saya suka permudah ashar, ashar itu memberkati. 

Di dalam Alkitab perjanjian lama, kata berkat ini asre ini di pakai empat puluh empat kali dalam perjanjian lama. Dari empat puluh empat kali ini cuma empat yang bukan bersifat puisi. Jadi yang empat puluh kali kata asre ini berbentuk puisi. Di tulis oleh Tuhan kata berkat itu dalam puisi-puisi, dua puluh enam kali didalam kitab Mazmur, delapan kali dalam Amsal Salomo. Kan Mazmur dan Amsal itu juga termasuk dengan puisi, maka dua puluh enam kali Dia tulis saudaraku kata ashar asre ini didalam Mazmur, delapan kali di dalam Amsal, yaitu berkat. Ternyata berkat dari Tuhan ini bersifat puisi, faham ya, mantapkan ya, masukkan di sini, bersifat puisi. Kita buka Efesus

2:8 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,
2:9 itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.
2:10 Karena kita ini buatan Allah, - Berarti keluarga kita juga dibuat oleh Allah - diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.

Nah, kata dikatakan 'kita ini buatan Allah,' kata kita ini buatan Allah dalam bahasa Yunaninya "Tuhan membuat manusia dalam keadaan berpuisi." Maka kalau saudara datang di family camp dengan muka yang layu, muka yang panjang seperti kuda sakit gigi, saudara menyalahi kodrat ciptaan Tuhan, Tuhan yang bikin saudara aja dengan dalam keadaan berpuisi, dalam keadaan bernyanyi, dalam keadaan bermadah. Berkat-Nya juga diberikan justru dalam keadaan berpuisi, artinya apa? Berkat Tuhan akan membuat keluarga kita menyanyi, berkat Tuhan akan membuat keluarga kita bersuka. Tetapi ayat ini berkata, Tuhan sudah membuat fasilitas sebelumnya yang disediakan Allah sebelumnya. Ayat sepuluh Efesus dua tadi. Dia sudah membuat sebelumnya dan Dia ingin supaya kita hidup di dalam-Nya. 

Apa yang Tuhan buat sebelum Adam? Dia bikin taman, Dia bikin taman Eden. Untuk apa taman Eden? Supaya Adam dan Hawa keluarga yang pertama ini tinggal di dalamnya. Mau buah? Sudah ada buah, hidup senang didalam Taman Eden supaya kita hidup di dalamnya. Ini keluarga dimata Tuhan tapi Hawa memilih keluar dari taman Eden. Coba - coba - coba, betapa tingginya standar keluarga dimata Tuhan ini, perencanaannya, pembuatannya, diberkatinya, fasilitas dibikin dulu dari hari pertama sampai hari kelima, Tuhan bikin fasilitas Taman Eden: bumi, binatang, laut sudah bikin, alam sudah siap ... baru Dia bikin Adam dan Hawa. Lalu hari berikutnya hari ketujuh istrahat, tidak ada keluh kesah. Fasilitas penuh buah-buah sudah di persiapkan fasilitas, begitu Dia buat Dia bara, Dia ada, lalu ayat berikutnya suruh sabat istrahat total. Menikmati buah yang sudah disiapkan, menikmati taman yang sudah diirus, menikmati berkat yang sudah di siapkan - kita tolak, kita malah keluar seperti Hawa keluar dari Taman Eden, keluar dari taman pengasihan Tuhan, pakai rencana sendiri. 

Tanpa sadar tadi mungkin saudara Susan Mandagi ngomong, saya nggak janjian sama dia, ketemu langsung puji-pujian. Dia bilang susunan dari keluarga dari Tuhan itu, Tuhan - suami - istri - anak, itu susunannya. Anak nggak boleh bikin rencana apa segala macam tanpa diketahui mama, minimal. Ini mama istri nggak boleh bikin rencana segala macam tanpa diketahui suami. Karena dia otoritasnya itu. Demikian juga suami tidak boleh bikin rencana kesana kemari mau bikin ini bikin itu, tanpa tanya sama Tuhan. Nah, ini salahnya Hawa, dia jalan sendiri, nggak tahu Adam ditinggalkan dimana sebab Alkitab tidak menulis. Yang ditulis oleh Alkitab Hawa berbicara dengan ular.

Tuhan tidak pernah suruh, bicaralah sama ular, tidak. Kuasai ular, kuasai binatang, Kejadian 1, berbuah-buah beranak-pinak, kuasai, penuhi bumi ini, kuasai nikmati buah, kuasai binatang, jangan ngobrol. Masalahnya salah satu anggota keluarga ini telinganya bukan untuk Tuhan tapi untuk ular. Maka saudara-saudara, ... asli kita dari taman Eden. Maka waktu sembahyang kita sering sebut ini taman sembahyang, kenapa? Di Taman Eden lah Tuhan datang ngomong, di Taman Eden Dia bicara, Dia bicara itu di taman Eden. Jadi kenapa orang suka mengarah ke, kok dia laki-laki kok senang bikin taman kaya bencong, lho bukan bencong, itu dasarnya itu ada, senang kepada taman karena Tuhan yang bikin pertama-tama, nggak ada batuk waktu di taman sana dulu saudara ya, yang batuk tidak ada karena belum ada polusi. Di Taman senang, di Taman. Kenapa? Di Taman itulah Tuhan bicara sepoi-sepoi angin Dia bicara, tapi justru salah, ya. Telinganya Adam dan Hawa tidak peka lagi kepada suara Tuhan, angin sepoi-sepoi, ingin dengar "suara" yang dalam tanda kutip ... yang lain. 

Dengar saudara-saudara ini, dengar-dengar baik-baik. Saya baru bilang tadi musuh kita itu iblis, musuh kita bukan manusia. Tapi maaf, kita lebih senang dengar suara manusia, dengar suara iblis untuk melawan manusia daripada kita dengar suara Tuhan untuk menyelamatkan manusia. Nah, buktinya Hawa ini, kita pelan-pelan dulu saudara-saudara.

Yang pertama kita akan lihat bahwa Allah itu Roh adanya. Kita belum bisa lihat Tuhan, Allah itu Roh adanya. Jadi kalau ada pendeta di Jakarta ngomong dia bolak-balik ke sorga ke temu Tuhan, jangan percaya! Jangan percaya saudara, jangan percaya. Allah Roh adanya, Dia tidak bisa di lihat. Empat ayat dalam Alkitab, Allah tidak bisa dilihat manusia, nggak bisa! Jadi saudara adalah roh juga! 

Maka ada dua benda yang tidak kelihatan, bukan benda ... dua pribadi: roh dan nyawa. Ada satu yang kelihatan yaitu tubuh. Dari ketigaan Allah: Bapa, Putra dan Roh Kudus .. satu yang kelihatan - Yesus Putra, Dia turun kedunia Dia kasih lihat - nih! Tapi Bapa dan Roh Kudus kita tidak bisa lihat. Sama dengan kita, roh dan nyawa kita tidak bisa lihat tapi badan kita, kita bisa lihat. Untuk membedakanlah dari orang lain maka dibuatlah oleh Tuhan badan kita ini berbeda. Ada yang tinggi, ada yang pendek, ada yang gemuk, ada yang kurus, ada yang mancung, ada yang pesek, ada yang cantik, ada yang kurang cantik. Biar dia kembar tapi ada bedanya. Hanya untuk membedakan supaya tidak ketukar. Coba kalau ada sepuluh aja laki-laki di Indonesia ini sama dibikin sama Tuhan, kan celaka saudara. Dari tanda tangannya semua sama, ini semua kan celaka bisa celaka, jadi Tuhan bikin beda ini. 

Tetapi saudara adalah roh, ingat ini! Saudara dengan roh dan nyawa dan jiwa tinggal di dalam satu tubuh. Nah, karena tubuh ini sudah berdosa, dia tidak boleh masuk kerajaan sorga, daging dan darah tidak mewarisi kerajaan sorga - dia harus mati dan di kubur. Biar kita rururu ... supaya daki kita, kita pakai minyak wangi, apalagi di cipanas ini mungkin kita tidak mandi, tadi juga nggak mandi kan? Apalagi nanti besok pagi, kita mungkin tidak mandi! Tetapi saudaraku kalau walaupun mandi kita tetap bau, karena kita nanti arahnya ke sana. Tapi yang diciptakan oleh Tuhan adalah roh karena Allah itu roh adanya. Nampak bagi kita saudara, Tuhan juga mau memberi kepada kita sedikit kemauan untuk berpikir, kemauan memiliki perasaan daya rasa dan memiliki kehendak. Mari saya akan kasih contoh saja karena ini kita sedang bicara keluarga, kita lihat Wahyu  

3:20 Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.

Maaf saudara, karena saudara diberikan kehendak bebas - freewill, maka ketika Hawa sudah mau petik buah, Tuhan nggak pukul dengan halilintar, tangan-Nya nih ngeureunyeut gitu kreek, ada strum gitu supaya ingat sama Tuhan, nggak! Dibiarin aja. Karena Tuhan menciptakan manusia free bebas ... will dengan kehendak. Saudara mau marah, saudara mau dendam, saudara mau berdosa, saudara mau selingkuh. Saya putar: saudara mau jujur, saudara mau hidup kudus, saudara mau hidup suci, saudara mau mengakui saudara bahwa kita sudah salah mohon cuci darah Yesus - free. 

Tengok, Aku berdiri di muka pintu sambil mengetuk, Tuhan Yesus itu gentleman, Dia nggak pernah paksa. Saya pakai istilah invasi, Dia nggak pernah invasi satu rumah, kelilingi rumah ini, Kita dobrak pintunya, Kita masuk, buka nggak? Bukan Yesus itu. Yesus mah sampurasun, ini Saya ini ketok pintu. Dan Dia tidak akan masuk sebelum saudara buka pintu: silahkan Tuhan, Dia akan masuk. Ketika saudara tutup pintu, Dia sudah didalam Dia akan melayani kita dengan makan. Tapi umpamanya saudara buka pintu lagi, Dia akan keluar, Dia tidak akan memaksa tinggal di dalam diri kita. Lain dengan iblis, iblis ketok pintu, nggak dibuka, dia naik dari jendela, dia masuk dari jendela. Satu kali saudara dia ada di dalam rumah, iblis, saudara keluar buka pintu: Keluar! ... oh, dia pegang pintu nggak keluar ... nanti dulu saya masih betah. Keluar ... tendang ... oh, tidak. Itu iblis. 

Dengar baik-baik, dengar. Makanya lebih gampang kita kehilangan kasih daripada kehilangan benci, betul? Gampang kita marah, susah kita sadar. Bertahun-tahun kita bisa marah bisa dendam sama satu orang, kita simpan hati karena kita layani, iblis kita usir tapi dia masih di dalam. Tapi kenapa kasih Kristus itu begitu gampang hilang? Karena dia gentleman ... saudara buka pintu, Dia keluar. Kalau Dia ada diluar ketok pintu, saudara buka pintu, Dia masuk. Ini rumah yang Dia ketok, bukan rumahnya pabrik saudara bukan, rumah hati saudara. 

Kiranya selama tiga hari dua malam ini, telinga saudara yang rohani dengar ketukan pintu dari Gembala yang besar itu, Aku mau masuk. Dia merencanakan, Dia membuat, dan Dia memberkati keluarga kita.

Kebaktian II

Puji Tuhan, kita kan meneruskan kembali apa yang kita sudah belajar tadi malam. Tadi malam kita sudah belajar bahwa Tuhanlah yang mempunyai inisiatif membuat keluarga. Kejadian 1:26 tadi malam: Berfirmanlah Allah: Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, ...

Jadi manusia atau keluarga diawali oleh inisiatif Tuhan. Saya ingin saudara masukkan di hati sanubari saudara yang paling dalam bahwa keluarga diawali oleh inisiatif daripada Tuhan. Jadi kalau saudara sudah berkeluarga, ini karena inisiatif Tuhan.  Belum berkeluarga, ingatlah bahwa nanti kita akan berkeluarga - itu dalam inisiatifnya Tuhan.

Yang kedua, bahwa Tuhan membuat. Jadi mulai berkarya, Dia membuat manusia pertama, yaitu Adam. Baru-baru ini ada seorang guru sekolah alkitab datang sama saya, dia minta jawaban. Ini guru lho saudara. Tolong, katanya, dia menghadapi satu pelajaran di Jakarta ... ada orang Korea yang mengajar bahwa ... bukan orang Korea saja orang Indonesia juga - penginjil wanita, perempuan, laki-laki - yang berkata, sebelum Adam dijadikan, sudah ada manusia yang lain. Nah, ini pelajaran kacau balau. Karena manusia pertama yang Tuhan adakan: Marilah Kita ... Dia membuat, merencanakan .. lalu Dia ciptakanlah manusia pertama, itu adalah Adam. 

Dengan jelas itu, baik perjanjian lama perjanjian baru, ditulis: manusia pertama adalah Adam. Nah, jangan saudara terkecoh. Kalau saudara terkecoh, yang bodoh ya saudara juga ... karena kita mau ditipu oleh pelajaran-pelajaran yang tidak karuan. Baru-baru ini di Bandung, kebaktian KKR yang mau dibikin oleh pendeta Korea juga, dihentikan oleh sekitar 5.000 orang. Demo. Saya sih setuju saja karena yang diajarkannya kacau, yang diajarkannya tidak sesuai dengan Firman.

Nah, yang ketiga, Allah kita mulai memberkati. Memberkati keluarga. Ini yang tadi malam sepintas lalu saya bagikan kepada saudara - Dia adalah memberkati keluarga. Dan saudara, pada setiap kehidupan kita, kalau kita ada dijalurnya Tuhan, dijalurnya Kristus, maka kita jangan takut soal berkat karena Tuhanlah yang memberkati keluarga. Mungkin saudara saya bisa sedikit saja memberikan ilustrasi tentang Abraham, Sarai dan Hagar. Aku akan memberkati engkau bukan dari anak Hagar tetapi dari anak Sarai, kata Tuhan kepada Abram. Dan banyak saudara kita bahwa Abram adalah orang Yahudi. Musa orang Yahudi. Daud orang Yahudi. Salomo orang Yahudi. Itu jangan kita lupa. Jadi Tuhan berkata, Aku akan memberkati kamu melalui istrimu Sarah. Karena apa? Inilah bentukan keluarga yang dimiliki oleh Tuhan. Jadi Adamlah sekali lagi, adalah manusia satu-satunya yang dijadikan oleh Allah dari debu tanah. 

Kejadian 
2:7 ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.

Dengan demikian kita belajar pada pagi hari ini, bahwa Tuhan sangat Mahakuasa, Mahatinggi, dan Berdaulat. Sekarang dalam pikiran saudara, gambarkanlah dalam visi saudara kata "Adam dan Hawa." Laki-laki pertama, moyang manusia yang pertama dan perempuan yang pertama, moyang ibu yang pertama adalah Hawa. Dikatakan disana bahwa Tuhan menciptakan Adam dan menghembus nafas didalam hidungnya lalu hiduplah Adam ini. Dan jangan saudara pikir adam ini bayi - tidak, dia dibentuk dalam rupa, bentukk karakter luar dan dalam seperti Tuhan, dan kita akan melihat saudara ayatnya yang berikutnya nanti, manusia dan Taman Eden. 

Saya mau tanya dulu sama saudara, siapa diantara kita pernah satu atau dua kali atau berkali-kali mengerjakan sesuatu tapi tidak selesai, mengerjakan satu pekerjaan saudara tapi tidak selesai? Ada apa tidak, angkat tangan kalau ada? Kalau saudara tidak angkat tangan, saudara pendusta, saudara mau jadi pendusta? Saya banyak sekali pekerjaan yang saya lakukan dan tidak selesai. Contoh saya lagi ngelukis, saya melukis orang main golf, belum selesai itu lukisan, itu keinginan melukis hilang. Waktu saya melukis itu ada oom Brodland dari Amerika. Sudah 2-3 kali dia pulang ke Amerika dia balik lagi dia lihat lukisan itu, kok belum selesai Yo? Saya bilang, iya, ini yang main golfnya belum selesai-selesai. Jadi saudara mengerjakan satu tugas, karena belum selesai, kenapa tidak diselesaikan, kenapa tugas saudara pekerjaan saudara tidak diselesaikan? 

Saya ingat almarhum bapak pendeta Hendrik Mandagi dari Krawang, aduh dia meninggal hanya beberapa hari sebelum gereja diresmikan. Dia belum menyelesaikan. Aduh, kalau sudah selesai saja. Keburu meninggal. Mengapa pekerjaan itu tidak selesai? 

Pertama, mungkin kita mempunyai sebab, kita mempunyai cara lain sehingga tidak perlu menyelesaikannya. Sebab yang kedua, anda kehilangan semangat. Nah, itu yang kena sama saya waktu melukis ... hilang semangat, sudah nggak bisa melukis lagi. Sampai sekarang nggak mau. Dibeliin dari Belanda saudaraku itu cat minyaknya satu saudara, tetap saja begitu nggak pernah dipakai. Padahal itu cat minyak yang mahal, ... karena sudah hilang semangat. Mungkin yang ketiga pekerjaan itu terlalu sulit bagi anda. Saya mulai menyusun injil Lukas, sudah sampai pasal 3 aduh, sementara kita melukis pasal 4, ini pasal 1 sudah terbuka lagi rahasia yang baru, waduh terlalu sulit. Apakah saudara tidak menyelesaikannya karena ada penghalang, ada kegiatan yang lain atau saudara kehabisan waktu dan yang paling sering kehabisan dana? Bangun rumah baru bisa bikin sumur tidak bisa bikin garasinya ... kehabisan dana.

Nah, saya ingin bandingkan dengan Tuhan. Kalau Tuhan mengerjakan satu tugas, Dia pasti selesai, Dia pasti menyempurnakannya. Dia tidak pernah kehilangan tenaga, Dia tidak pernah kehilangan power.

Bayangkan dalam 6 hari, Dia membuat dunia dan manusia, ribuan jutaan milyar bintang, jutaan ribuan binatang dari yang kelihatan mata sampai kuman yang tidak nampak, lautan, ikan, binatang ... ribuan; udara, pohon, bunga, buah, bermacam-macam kumbang, madu ... macam-macam - Dia bikin hanya dalam 6 hari. Dan Dia berhenti itu bukan karena Dia kehilangan tenaga. Ada kata Sabat itu bukan karena Dia cape. 

Ada ayatnya bahwa Allah kita ini Allah yang Mahakuat. Tidak ada kelelahan. Orang yang berharap sama Tuhan tidak akan kelelahan. Kita ini sebetulnya bikin Family Camp ini untuk dipompa semangat yang baru, untuk diisi minyak yang baru, untuk ganti oli, untuk dikasih semangat yang baru, untuk diisi Firman. Lupakan tugas sehari-hari repot 2-3 hari, kita isi dengan Sabda Tuhan, kita ketemu sesama kristen, kita bicara, kita bertukar pikiran selama ini, kita bercengkerama, kita tertawa, kita berdoa, kita makan sama-sama - itu maksudnya, supaya kita ada semangat yang baru. Kalau Tuhan nggak perlu. Dia mah Mahakuat, Dia Mahamampu. Maka kita orang kristen nggak pernah bela-bela Tuhan. Tuhan mah nggak perlu dibela. Tuhanlah yang membela kita. Dia yang membela kita, bukan kita yang membela Tuhan. Kita nggak usah bela agama kita, tidak - Tuhan yang membela kita. Puji Tuhan. Nah, kita mau melihat Kejadian pasal 2, ayat 1 mulai: 

2:1 Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya.
2:2 Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu..
2:3 Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu.
2:4 Demikianlah riwayat langit dan bumi pada waktu diciptakan. Ketika TUHAN Allah menjadikan bumi dan langit, ---
2:5 belum ada semak apa pun di bumi, belum timbul tumbuh-tumbuhan apa pun di padang, sebab TUHAN Allah belum menurunkan hujan ke bumi, dan belum ada orang untuk mengusahakan tanah itu;
2:6 tetapi ada kabut naik ke atas dari bumi dan membasahi seluruh permukaan bumi itu ---
2:7 ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.

Haleluyah. Tidak ada sesuatu, tidak ada seseorang, tidak ada apapun yang dapat menghalangi Tuhan dalam rencanaNya - Tuhan pasti melakukan sesuatu yang dikehendaki-Nya. Kalau seorang ayah, dia punya perusahaan besar, lalu dia berkata sama anaknya, perusahaan ini aku serahkan sama kamu ... kamu yang mengelolanya. Tidak boleh dong orang protes, karena harta itu milik seorang ayah. Saudaralah  yang punya harta itu. Saudara perintahkan kepada anak saudara untuk mengelolanya. Sekarang keluarga ini sudah diberkati. Keluarga ini diperintahkan oleh Tuhan untuk mengelola Taman yang Dia sudah buat. 

Mari kita perkecil, hidup kita ini, umur kita ini, fasilitas dari Tuhan. Tuhan suruh kita kelola. Ayo, kelola nafas hidupmu selama 70 tahun, 80 tahun. Family Camp tahun yang lalu, masih ada bersama dengan kita, bapak Matius Oey, bulan Agustus. Desembernya, dia merayakan ulang tahun perkawinan yang ke 50. Baru beberapa minggu lalu, dia meninggal. Dia sudah mengelola hidupnya dengan sangat baik. Dia "mengelola" keluarganya dengan baik. 

Kita bicara secara umum, sehingga pada waktu nafas diminta oleh Tuhan untuk kembali .... nanti dipertanyakan kan seperti talenta. Ada yang dapat lima, ada yang dapat tiga, ada yang dapat satu. Ada yang umur 80, ada yang umur 60, ada yang umur 70, dan kita semua untung masih hidup. Kita nanti ditanya, apa yang sudah kamu kerjakan dengan fasilitas yang Aku beri kepadamu? Tanggung jawab apa yang kamu sudah kerjakan dengan hidup yang Aku berikan kepadamu. Kita lihat dahulu 2 Korintus pasalnya yang ke 5, disana kita melihat apa yang dikatakan oleh Rasul Paulus tentang kehidupan ini.  

5:1 Karena kami tahu, bahwa jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia.
5:2 Selama kita di dalam kemah ini, kita mengeluh, karena kita rindu mengenakan tempat kediaman sorgawi di atas tempat kediaman kita yang sekarang ini,
5:3 sebab dengan demikian kita berpakaian dan tidak kedapatan telanjang.
5:4 Sebab selama masih diam di dalam kemah ini, kita mengeluh oleh beratnya tekanan, karena kita mau mengenakan pakaian yang baru itu tanpa menanggalkan yang lama, supaya yang fana itu ditelan oleh hidup.
5:5 Tetapi Allahlah yang justru mempersiapkan kita untuk hal itu dan yang mengaruniakan Roh, kepada kita sebagai jaminan segala sesuatu yang telah disediakan bagi kita.
5:6 Maka oleh karena itu hati kami senantiasa tabah, meskipun kami sadar, bahwa selama kami mendiami tubuh ini, kami masih jauh dari Tuhan,
5:7 -- sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat --
5:8 tetapi hati kami tabah, dan terlebih suka kami beralih dari tubuh ini untuk menetap pada Tuhan.
5:9 Sebab itu juga kami berusaha, baik kami diam di dalam tubuh ini, maupun kami diam di luarnya, supaya kami berkenan kepada-Nya.
5:10 Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.

Satu ayat, upah dosa adalah maut. Kalau orang berdosa saja ada upahnya, saya yakin - orang yang tidak berdosa ada juga upahnya. Orang yang hidup berkenan kepada Tuhan, ada juga upahnya. Kalau yang tidak taat, dapat maut, maka yang taat akan dapat berkat. Maka sekali lagi, bagaimana kita mengelola fasilitas yang Tuhan sudah beri? Terus terang, sekarang handicap saya adalah badan saya. Bagaimana caranya supaya badan saya ini tetap fit, tidak sakit-sakitan, supaya bisa memberi yang terbaik bagi domba-domba. Makanan dijaga, olah raga harus teratur supaya sehat, supaya kuat, supaya saya bisa hidup lebih lama -demi pekerjaan Tuhan. Nah, kembali lagi kepada Kejadian pasal 2, disanalah, ayat 8,

2:8 Selanjutnya TUHAN Allah membuat taman di Eden, di sebelah timur; disitulah ditempatkan-Nya manusia yang dibentuk-Nya itu.

Coba renungkan ayat ini. Kebetulan Kejadian 2:8. Coba, coba renungkan ini ayat. Tuhan Allah membuat Taman di Eden, di sebelah timur; disitulah ditempatkanNya manusia yang dibentukNya itu. Ternyata yang bikin taman Eden itu bukan manusia - Tuhan. Maka seorang ahli taman harus tahu bahwa Tuhanlah ahli taman yang pertama. Dia bikin taman Eden. Dan Dia taruh dua orang ini disana. Dia taruh manusia ini disana. Lalu Tuhan menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya. Dan Pohon Kehidupan ditengah-tengah Taman serta Pohon Pengetahuan tentang yang Baik dan yang Jahat. Kalau tadi Taman ini dibuat oleh Tuhan, sekarang tumbuhan, pertumbuhan itu dari Tuhan. Dari pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan dagang. Nah, ini kelirunya kita. Kita jarnag sering datang di kebaktian, nggak datang di kebaktian karena ekonomi. 

Kenapa tidak kebaktian? Aduh sibuk. Kenapa tidak ke gereja? Karena barang datang, saya kan eksport impor, oom. Pas mau jam kebaktian, barang datang. Aduh, maaf oom, saya tidak ke gereja karena rekanan bisnis, saya punya klien, saya punya langganan yang suka pesan barang banyak, datang. Kita lupa yang menumbuhkan itu Tuhan. Saudara boleh tanam pohon, kalau Tuhan tidak tumbuhkan, tidak bisa. Maka dalam surat Korintus, Paulus itu siapa? Apolos itu apa? Paulus yang menanam, Apolos yang menyiram, tapi Tuhan yang menumbuhkan. Saudara boleh dagang, dagang apa saja - tapi mau bertumbuh, mau berkembang, mempunyai usaha yang diberkati, Tuhan yang bikin! 

Maka visi keluarga di mata Tuhan ini penting kita belajar, karena Dia sampai ke dapur, itu urusan Dia. Ingat Yesus bikin mujijat pertama? Di pesta kawin ... cie fen sampai ce fan itu urusan Tuhan, amin, saudara-saudara? Dari kawin sampai urusan kehabisan anggur, itu urusan Yesus. Kalau Dia tidak menumbuhkan? Maka saya suka pakai ilustrasi, ahli-ahli penata rambut tidak bisa sombong: saya penata rambut nomor satu di Sukabumi, saya penata rambut nomor satu di Cianjur, penata ramubt nomor satu di Jakarta - nggak bisa. Satu bulan saja Tuhan bikin rambut orang gundul, sebulan, penata rambut semua nganggur nggak ada kerjaan. Apanya yang mau ditata? Ditunggu-tunggu nggak tumbuh-tumbuh. Tuhanlah yang punya pertumbuhan.

Ayat 8 
2:8 Selanjutnya TUHAN Allah membuat taman di Eden, di sebelah timur; disitulah ditempatkan-Nya manusia yang dibentuk-Nya itu.

Dia bukan hanya memberi fasilitas, Dia juga memberi pertumbuhan. Ditempatkan-Nya manusia yang dibentuk-Nya itu.

Maaf, kita datang dari berbagai-bagai kota. Nggak bisa orang Krawang bilang, oh kamu mah enak di Jakarta. Nggak bisa orang Jakarta bilang, bapa enak di Cianjur. Nggak bisa orang Cianjur ngomong, wah enak ya kalau di Jakarta - nggak. Dimana saja kita ditempatkan, asal bersama dengan Tuhan, disanalah "Eden" bagi kita. Tuhan punya tanaman disana. Tuhan punya bisnis bagi saudara. Ada yang tidak bisa dagang, Tuhan kasih sarang burung walet. Apa Tuhan kasih sarang burung walet semua bagi kita? Tidak. Saya punya besan di Bali, Daniel Bahari, dia punya banyak rumah burung walet. Apa saya mau tiru-tiru? Nggak usahlah. Biar dia yang punya sarang burung walet, karena hasilnya perpuluhannya dia suka kirim. Nih burung walet, sarangnya bagus nih brur, minum. Saya minum sarang burung walet di Cianjur. Dia yang dapat sarang burung walet, saya yang minum.  

Kebaktian IV, Minggu Malam.

Mari kita akan melihat bagian berikutnya, karena besoklah yang terakhir. Dalam sesi ini, kita akan mengingat kembali apa yang diberikan oleh Tuhan kepada keluarga pertama, yaitu Adam dan Hawa. Kita kembali lagi melihat Kejadian pasal 1 ayatnya yang ke 26,

1:26. Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." 

Malam hari ini, kita akan melihat tiga hal yang ada didalam pribadinya Tuhan yang diberikan kepada manusia. Untuk mengingatnya saudara bisa katakan PPK, yaitu Pikiran, Perasaan, dan Kehendak. Satu, pikiran; yang kedua adalah perasaan; dan, yang ketiga adalah kehendak. Dengan pikiran, saudara-saudara, dengan yang pertama, pikiran, kita diberi pikiran untuk mengenal Tuhan, untuk mengenal Sang Pencipta, untuk mengenal Dia sebagai Tuhan dan Pencipta kita. Yang kedua, Dia membuat dan memberikan perasaan untuk mengasihi Pencipta, mengasihi Tuhan sebagai Pencipta. Dan yang ketiga, urutannya yang ketiga tetapi paling berat, dengan Dia memberikan kehendak kepada kita. 

Tadi siang ada satu pertanyaan yang bagus sekali dari satu saudara. Pertanyaan itu pernah saya khotbahkan, kenapa Tuhan musti taruh pohon pengetahuan baik dan jahat? Kenapa tidak ada itu saja lebih baik bukan? Tetapi disinilah Tuhan memberi kepada manusia kehendak bebas, free will, untuk mentaati Pencipta, untuk mentaati Tuhan. 

Jadi tidak ada sama sekali, saudara-saudara, kita ini bisa lari dari Sang Pencipta kita, dari Tuhan. Dengan pikiran, kita mengenal Dia; dengan perasaan, kita mulai mengasihi Dia; dengan kehendak, kita belajar untuk mentaati Dia. Sebagai pencipta tentu Tuhanlah yang memiliki manusia, Tuhanlah yang menempatkan manusia yang pertama, Adam, keluarga yang pertama Adam dan Hawa sebagai pengelola bumi dan isinya. Itu wawasannya. Bumi seluruhnya. Tapi rumahnya dikasih taman, yaitu Taman Eden yang kita sudah pelajari. 

Nah, saudara-saudara, kita akan melihat dalam pelajaran berikut ini bagaimana kasihnya Tuhan kepada ciptaannya. Allah menempatkan Adam dan Hawa, Yang Mahakasih, Sang Pencipta yang penuh hikmat, pemilik manusia, saudara-saudaraku, di satu sisi. Dan sisi yang lain adalah dosa, pelanggaran yang menghasilkan kematian, yang menghasilkan maut. 

Saudara-saudara, tadi pagi saya sudah tanya, apa saudara pernah mengerjakan sesuatu yang tidak selesai? Dan hampir kita semua mengaku, termasuk saya, banyak pekerjaan yang kita tidak bisa selesaikan. 

Nah, karena Dia pencipta kita, saudara-saudara, karena Tuhan ini pencipta kita - Dia yang bikin kita. Maka saya berani katakan malam ini, biar saya mau perkenalkan Dia. Kita 100% tergantung kepada Dia. Kita butuh Dia. Tidak bisa kita jalan sendiri. Dan itu sudah dibuktikan oleh Hawa. Ketika dia jalan sendiri, apa yang terjadi dengan dia? Sebagai yang diciptakan, kita tidak lebih seperti wayang, Dia jadi dalangnya. 

Saya suka nonton wayang. Dan paling banyak keluar, biar jelek mukanya, itu Cepot. Cepot itu jelek mukanya, tapi paling dalam cerita apa dia keluar, Panakawan ini. Yang paling jarang keluar, serem, gigi taring besar, hidung besar, mata melotot, itu wayang yang ditaruh paling ujung. Dia nanti keluar kalau perang Baratayudha. Belum perang itu, dia tetep aja diujung, diem. Hanya jadi hiasan saja. Apa dia protes, tidak dipakai? Nggak bisa. Dia cuma wayang. 

Sama dengan kita adalah manusia-manusia yang membutuhkan Tuhan 100%. Jikalau kita gagal mengenal ini, bahwa kita ini butuh Tuhan. Kenapa kita sembahyang? Kan kita butuh Tuhan. Kenapa kita ke gereja? Kita butuh Tuhan. Kenapa kita dalam perjalanan kita berdoa dan mohon supaya Tuhan melindungi? Kita butuh Tuhan.

Kemaren saya ke Jakarta, sebelum kesini. Kebetulan satu jemaat, Pak Muji, berbaik hati mambantu saya, menolong jadi supir saya. Ini supir saya yang biasa sakit, Wawan. Kita sembahyang dulu. Tuhan, tolong lindungi mobil ini. Keluar dari rumah, saudara-saudara, masuk Rancabali udah nyenggol si kaca spion dengan kaca spion angkot. Nggak apa-apa. Tapi itu buat saya satu pelajaran besar, betapa kita tidak berdaya. Itu karena jalan sempit, pelan, nyenggol, kaca spion sama kaca spion. Bukan satu kali, di tempat yang lain, nyenggol lagi. Kaca spion sama kaca spion. Coba kalau hidung sama hidung? Saudara-saudaraku, kalau mesin sama mesin kan lain ceritanya. Betapa pentingnya kita berdoa kepada Tuhan. Karena kita butuh Dia. 

Nah, kita mulai dengan yang pertama, yaitu dengan pikiran kita diajar untuk mengenal Dia. Adik saya, Paulus, dia lulusan ITB. Dia bilang, aduh Yo, saya di ITB nih belajar, bisa-bisa saya ini jadi atheis lama-lama. Kenapa? Karena diajar disana, semua benda itu ada yang bikin. Mobil ada yang bikin, manusia. Manusia ada yang bikin. Sampai larinya, manusia ada yang bikin, yaitu Tuhan. Nah, yang bikin Tuhan siapa? Ini diajarkan, ditanya di ITB. Untuk mendaya-ciptakan pikiran manusia. Sampai lahirlah beberapa pemikiran, Darwin, bahwa kita ini keturunan nyemot atau monyet, maaf yang shio monyet. Bahwa kita ini keturunan Sun Go Khong. Kita ini keturunan Hanoman. Cuman berubah bentuk dari monyet, buntutnya bertambah pendek, mulutnya yang lebar bertambah kecil, hidungnya yang pesek bertambah mancung. Jadilah manusia. Tetapi harus diakui bahwa missing link, ada satu link yang tidak ketemu. 

Bahkan satu profesor berkata, kenapa beo bisa ngomong? Selamat pagi, itu beo. Yang di Safari, joko, joko, joko. Yang di saya, kakaktua, sudah almarhum sekarang. Dia, Yakub lapar, Yakub lapar. Dia bisa ngomong seperti manusia. Kenapa monyet nggak bisa? Ngik, ngik, ngik, ngik. Dia kasih lihat gigi, ayun-ayunan. Kalau dia betul-betul bekas nenek moyang kita, minimal dia bisa ngomong dong, abcdefg, itu aja. Tapi nyemot ternyata nggak bisa. Monyet nggak bisa. Kenapa beo bisa? Kenapa parkit bisa? Pendeta Andi Lukman dulu punya beo, dia taruh di depan rumahnya. Waktu saya mau masuk rumahnya, itu beo ngomong, gua tabok luh. Kesel saya sama beo itu. Tapi saya punya kesel, saya nggak ngomong sama pendeta Andi Lukman. Kedua kali saya diundang, udah nggak ada beo tinggal kandangnya. Saya bilang, beonya kemana? Dicuri orang. Puji Tuhan, dalam hati saya. Syukur. Gua nggak disebut, gua tabok luh, lagi. Haleluyah. Beo bisa ngomong, burung bisa bicara. Kenapa monyet nggak? Berarti gagallah Darwin mengenal siapa Penciptanya. 

Dalam Mazmur, saudara, ada ayat berbunyi, bodohlah orang yang bicara bahwa Allah itu tidak ada. Bodoh dia. Bahkan dipakai bahasa, gilalah orang yang berkata Tuhan itu tidak ada. Ciptaan memberitahu bahwa Dia ada. Tetapi begini, saudara. Ada yang menganggap Dia ada, tetapi Dia sangat Mahabaik. Kita berbuat dosa sajapun tidak apa-apa. Sangat baik. 

Allah yang kita sembah yang memperkenalkan satu keluarga yang baru adalah Allah yang harus kita taati. Jadi dengan pikiran, saudara-saudaraku, kita mengenal Dia. Dengan perasaan kita mulai belajar  mencintai Tuhan. Kenapa kita nyanyi kadang-kadang keluar air mata? Kenapa kita berdoa, tidak ada nyubit, kok kita keluar air mata? Kenapa kita sembahyang, bahkan mungkin saudara dengar sabda Tuhan, bisa meneteskan air mata? Karena saudara tersentuh oleh kasihnya Tuhan. Disentuh oleh kasihnya Allah. Sadar akan kasihnya Tuhan. Aduh, betapa besar dosaku. Dan betapa sayangnya Dia kepadaku. Kita merasa seperti anak terhilang yang berhadapan dengan Tuhan yang besar. 

Kita ini punya perasaan karena Tuhan juga punya perasaan. Dia bisa disakiti. Dia bisa dikasihi. Dia bisa dihormat. Dia punya perasaan. Saya kan bisa tahu, saya bisa rasa, orang memusuhi saya. Saya bisa rasa. Orang tidak senang sama saya, antipati sama saya, saya bisa rasa. Karena saya punya perasaan. Walaupun dia tidak tunjukkan, tetapi kan saya punya perasaan? Oh, orang ini tidak suka sama saya. Orang ini menyukai saya. Saya punya perasaan. Maka Tuhan itu punya perasaan. Dia tahu kalau kita cuma basa basi datang sama Dia. Ya Bapa, Bapa, Aku ini anak-Mu. Dia tahu. Saya baru dari Pontianak, disana ada satu pendeta. Aduh oom, untung oom bilang itu bapa karena kami suka nyanyi itu bapa, bapa. Sampai restoran Padang, disebelah, persis ruko sih, jadi sebelahnya restoran Padang. Bubar udah gereja, restoran Padang pada nyanyi semua, sabari ngelayani. Ya Bapa, Bapa, itu aja karena cuma satu dinding saja. Yang satu nyanyi betul-betul sungguh sama Tuhan, yang satu lagi nyanyi ngenye. Kan kita tahu, saudara-saudara, bahwa Tuhan itu punya perasaan. Kita datang basa basi, kita datang setor muka, kita datang, ah, asal datang. Dia tahu. Ini membawa kita kepada kehendak bebas, will. Maka waktu Hawa ngobrol sama ular yang sudah dirasuk sama iblis, Tuhan diam aja. Karena Dia sudah kasih free, kehendak bebas. Kejadian 3:1

3:1. Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. -

Maaf, mungkin kata cerdik ini agak sedikit menyesatkan, kalau disini. Dalam bahasa Inggris dipakai kata cunning, itu licik. Licik artinya, bukan cerdik. Jadi ular adalah binatang yang lebih licik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh Tuhan.  

- Ular itu berkata kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?" 

Iblis memakai ular ini. Dan dengar, yang dia pakai Firman Tuhan. Bukankah Tuhan berfirman, tentulah Allah berfirman: semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan? Saudara lihat apa saudara, dalam kata-kata itu? Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan? Apa itu Firman Tuhan? Apa Tuhan bicara begitu? Saya mau tanya dulu. Tidak. Tuhan nggak ngomong begitu. Karena iblis bilang begini, tentulah Allah berfirman semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan? Tuhan nggak ngomong begitu. Semua buah yang ada dalam taman ini boleh kamu makan, betul? Tuhan bilang boleh. Iblis bilang tidak. Dibalik sama dia. Dan inilah iblis punya cara menipu Hawa.  

3:2 Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, 

Ini kesalahan Hawa, dia ngobrol sama iblis. Kenapa? Karena sebetulnya Tuhan punya acara khusus dengan Adam dan Hawa. Setiap angin sepoi-sepoi basah bertiup, Tuhan datang dan Dia berbicara. Maaf saudara, kadang kita nggak mau ngobrol, bicara sama Tuhan. Kita senang ngobrol dengan "suara dari iblis," suara dari yang lain. Hampir tiap hari tuh iblis tuh berbisik sama saya, suruh saya tinggalkan pekerjaan saya, suruh saya berhenti, suruh saya pergi. Berkali-kali. Dan alasannya masuk akal. Tinggalkan saja pekerjaan Tuhan. Berhenti saja. Sudah cukup, tinggalkan saja. Tidak lebih baik, berhenti saja. Punya alasan dia ngomong. Bukankah Allah berfirman - dia puter balik - semua buah nggak boleh makan. Eh, kepancing ini Hawa, ngobrol. Tidak, Tuhan bicara kok, boleh kami makan. Ayat ke 3,

3:3 tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati." 

Ini keliru dari Hawa. Tuhan tidak pernah melarang Hawa meraba buah. Yang Dia bilang, jangan makan buah. Tapi Hawa ini sudah kepancing cerita asal aja. Tuhan bilang jangan diraba, jangan dimakan. Berikut:

3:4 Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan mati, 
3:5 tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat." 

Saudara, mulai serangan ini adalah dimasukkan kedalam perangkapnya iblis. Tuhan salah, Dia tidak bicara begitu. Dengan lain kata iblis bilang, Tuhan itu bohong. Tapi siapa Alkitab berkata, siapa pendusta, saudara? Iblis! Yohanes 8:44, karena iblis itu pendusta. Tapi dengan dustanya dia bisa putar balik begitu rupa dan dia bilang sama Hawa, Tuhan itu bohong, Tuhan itu pendusta. Siapa lagi yang terpancing? Istri Ayub. Kamu mah taat sama Tuhan, Ayub? Kamu sudah jadi miskin. Kamu sudah bisulan. Kamu sakit. Kamu taat saja sama Tuhan. Muji-muji sama Tuhan. Terus tawakal sama Tuhan. Terus beriman sama Tuhan. Sudah kutuk saja Tuhan, lalu mati. Dengan lain kata, iblis punya tusukan membikin susah istri Ayub, itu gol. Sampai istri Ayub bilang, sudah kutuk Tuhan lalu mati. Siapa lagi yang kena? Istri Lot. Dia nengok kebelakang. Dia keluar dari Sodom Gomora, tapi Sodom Gomora tidak keluar dari hatinya. Menengok ke belakang. 

Jadi kalau kita lihat berkali-kali, kejatuhan orang kristen bukan dengan peperangan frontal. Kejatuhan orang kristen dengan tipu daya. Lihat Simson. Filistin datang dengan frontal, dia cuma pakai tulang rahang keledai. Kalah semua. Dia pakai juga satu kali 300 serigala. Dia tangkap, ekornya diikat, dibakar ekornya. Kalah semua. Dikunci di Gaza, pintu Gaza dicopot. Simson. Kalahnya sama apa? Sama Delilah. 

Jadi nampaknya waktu saya di sekolah Alkitab, guru saya pernah ngajar begini, iblis memakai "kecantikan" untuk menghancurkan anak-anak Tuhan. Tuhan itu bohong. Siapa bilang nggak boleh makan? Karena kalau kamu makan, kamu akan jadi seperti Tuhan, mengetahui yang baik dan yang jahat. Jadi, saudara, iblis tahu Firman Tuhan, tapi dia putar balik. Disinilah test case nya kehendak bebas. Mentaati Tuhan - Sang Pencipta, atau tidak. Ketika saudara tersendiri, ditawarkan oleh setan, ditawarkan oleh dunia untuk berdosa apa saja, disitu dites kehendak saudara untuk taat atau tidak, untuk melanggar atau taat, untuk menurut atau tidak taat, untuk marah atau memaafkan, untuk mengerti atau tidak mau mengerti. 

Ok, saya masuk lebih dalam. Untuk bercerai atau tidak bercerai. Kalau mau dicari salah pasangan kita, banyak. Banyak salah. Untuk bahan perceraian, banyak salah kita dengan pasangan kita. Yang pasangan kita bisa pakai, kalau pasangan kita bosen sama kita. Kenapa bosen? Karena tidak ada kasih, bosan sama kita. Dia bisa pakai segala macam untuk menceraikan kita. Saya ingat kesaksian dari Lippo, ini siapa yah namanya? James Riady. Saya bawa Firman Tuhan, dia bersaksi, Full Gospel. Dia bilang, saya sama istri saya tidak bercerai. Tapi pernah terjadi bahwa hati dia dengan istrinya itu seperti ada gap yang jauh. Kami tidak bercerai di pengadilan. Kami masih satu rumah, tapi seperti ada gap. Saya dengan istri saya tuh rasanya jauh. Bercerai juga, nggak bisa nyambung pikiran. 

Ya kalau istri rohani, suami senang dosa - nggak bisa nyambung. Suami rohani, istri senang dunia - nggak bisa nyambung. Lot naik kegunung, istri Lot nengok ke belakang, nggak nyambung. Satu jadi tiang garam. Nggak bisa nyambung. Maka hati-hati dengan perceraian yang tidak ada di pengadilan. Perceraian yang tidak terlihat di kertas. Perceraian yang ada dalam satu rumah. Maka saya mau kasih tahu kepada saudara, hubungan Hawa dan Adam bersama dengan Tuhan terputus ketika Hawa mengambil itu buah. Ketika dia berdosa, maka ada perintah daripada Tuhan, dalam kejadian yang sebelumnya, ketika kamu makan buah itu kamu akan mati. Ketika kamu makan buah itu, kamu akan mati. Saya ingin bicara tentang kematian ini. Tidak mati dalam artian mati yang dikubur itu. Tidak mati. Tetapi dia masih hidup. 

Nah saudara-saudara, ada dua macam kematian. Yang pertama adalah kematian rohani, yaitu terpisah dari Tuhan. Ketika Hawa mengambil buah lalu memakannya, belakangan dia kasih sama Adam, Adam memakannya. Keluarga yang dibina oleh Tuhan, keluarga yang dibentuk oleh Tuhan dengan fasilitas yang besar, dia pakai keliru, saudara-saudara. Lalu "matilah" Adam dan Hawa, dalam arti terpisah dengan Pencipta, terpisah dari sumber kehidupan, terpisah dari sumber berkat, terpisah dari sumber damai, terpisah dari sumber ketenangan, terpisah dari sumber segala sesuatu. 

Siapa malam hari ini merasa tidak sejahtera? Itu arti saudara terpisah dari sumber sejahtera. Karena kalau kita, saudaraku, sesuai dengan kehendak Tuhan, tidak mungkin ada tidak sejahtera. Kita akan senantiasa mengalami sejahtera. Amin, saudara-saudara? Tetapi kalau kita mati terpisah dari Tuhan, terpisah dari sumber, terpisah dari fasilitas. Karena mereka diusir keluar dari taman ini.

Ternyata Tuhan yang penuh kasih juga tahu disiplin. Allah yang kita sembah bukan hanya penuh kasih tetapi Dia itu kudus, suci. Dia tahu disiplin. Garis batasnya diterabas, dilanggar, go out, boleh keluar, check out, diusir, keluar. Menangis, meratap. Tapi rencana Tuhan tidak berhenti. Nanti kita akan belajar. Tetapi saudaraku, diusir keluar. Nah, disini malam hari ini kita mau belajar, kehendak kita untuk mentaati Tuhan. 

Ada tiga kehendak: Satu, kehendak iblis. Dua, kehendak kita. Tiga, kehendak Tuhan. Mari kita belajar membuat kehendak kita, taat dan tunduk kepada kehendak Tuhan. Contoh, hai istri tunduklah kepada suami dalam segala sesuatu. Kalau saudara taat, mentaatkan diri, menundukkan diri kehendak saudara kepada kehendak Tuhan, gampang istri-istri tunduk sama suami itu gampang. Bukan hal yang berat. Karena saudara mau taat. Hai suami, kasihilah istrimu, bela dan rawati dia seperti dirimu sendiri. 

Kalau kita mau taat kepada Tuhan sebagai pencipta, Dia yang kasih undang-undang ... ini tidak berat bagi kita mengasihi istri. Tidak, tidak berat. Karena kita punya kehendak sudah ditundukkan kepada ketaatan kepada Tuhan. Kenapa jadi berat? Karena kita ada roh berontak. Kita nggak terima otoritas dari atasan. Kita nggak terima otoritas Tuhan. Kita terima masukan dari iblis. Makan ini buah, kamu jadi seperti Tuhan. Padahal Adam dan Hawa sudah seperti Tuhan. Digambar dalam peta dan teladannya Dia. Sudah seperti Tuhan. Diciptakan, direncanakan, dibuat, lalu diberkati. Sudah. Tapi iblis ini memang kurang ajar. Dia putar, kamu belum seperti Tuhan. 

Eh, kenapa kita pakai input-input dari iblis? Seringkali kita terima input yang keliru. Sehingga apa yang positif di dalam kita, jadi kabur, jadi keruh. Coba saja saudara ambil segelas susu sapi, kasih aja kopi sedikit. Warnanya nggak putih lagi. Kasih dua sendok, udah tambah nggak putih. Kasih satu gelas, jadi kopi susu. Saya sudah mau protes, kenapa khotbah saya ini nggak ada kopi susu? Tapi nggak apa-apa, nggak apa-apa. Ini hanya ilustrasi saja. 

Kita mau belajar taat kepada Dia. Anak-anak taatilah orangtua. Nggak susah, kalau dia memakai kehendak untuk mentaati Tuhan. Karena yang kasih ayat ini Tuhan. Hai, orang tua belalah anak-anakmu, pelihara, jangan kasari dia. Nggak sukar kita, karena apa? Karena kita mau belajar taat kepada Dia. Tidak ada Kerajaan Surga di dalam rumah tangga kalau tidak ada ketaatan. Kenapa? Karena justru karena tidak taat, Adam dan Hawa check out dari Taman Eden. Memasuki, istilahnya Departeman Agama Bandung, dalam sambutan di Sekolah Alkitab, taman edan sekarang. Keluar dari Taman Eden memasuki Taman Edan. Anak umur 15 tahun, gadis, perempuan, sudah jadi kurir ganja dari Aceh ke Bali. Ditangkap di Jawa Barat. Ketika ditangkap ini gadis, 15 tahun. Diperiksa, interograsi. Masih SMP, anak pendeta. Kalau saudara dari Cianjur ke Bandung, di daerah Cibogo itu suka ada tempat untuk jaipongan. Itu pelacuran terselubung. Digerebeg sama polisi Cimahi. Digerebeg. Maka anak-anak gadis tanggung, 15-16 tahun, pakai seragam sekolah ditangkap disitu. Dibawa. Meraka menjual diri. Periksa, periksa, periksa. Anak orang kristen, anak majelis gereja. 

Apa ini nggak membangunkan satu bel, ring ..., tanda bahaya dalam hati kita! Semua ketidak taatan akan menghasilkan kehancuran. Lambat atau cepat, sadar tidak sadar, mau atau tidak mau, akan jadi hancur kita. Jadi dengan pikiran mengenal Allah, masih bisa gampang. Dengan perasaan mencintai Dia, itu terlalu umum. Sedikit saja disentuh dengan persoalan, percobaan, kembali sama Tuhan. Tapi untuk taat, memerlukan ini kehendak ditundukkan, mematahkan keakuan untuk taat. 

Dan nampaknya, taat kepada Tuhan ini lebih gampang, karena belum kelihatan ... daripada taat kepada pimpinan. Siapa pimpinan rumah tangga? Suami. Aduh, sering banyak istri mau ngelawan. Dia mau protes. Karena dia rasa kebijakan suami nih terlalu otoriter. Begitu saudara protes, saudara sudah melanggar. Hai istri, tunduk sama suami. Ada istri bilang, aduh, ini mah barangkali salah nih ayat. Mustinya, hai suami, tunduklah sama istri. Itu namanya Alkitab bahasa ilmu kudu, kudu nurut (harus nurut). Sudah diumumin, handphone jangan dihidupin, masih aja ada yang hidup. Memang susah taat itu, saudara. Susah. Didalam ayatnya yang ke 6, 

3:6. Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya. 
3:7 Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat. 

Nampaknya dulu mereka telanjang dalam "kemuliaan Tuhan". Mereka nggak sadar bahwa mereka tuh telanjang. Ditutupi oleh Kemuliaan Tuhan. Dulu saya pikir, Adam ini jauh, berpisah sama Hawa, Hawa jalan sendiri ketemu ular. Nggak tahunya disini, ada Adam dibelakangnya. Sudah Hawa makan buah, lalu dikasihkan kepada Adam yang bersama dengan dia. Dikatakan disana, diberikannya juga, ayat 6, kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia. Ini sudah terbalik. Mustinya istri itu diam. Tadi Timotius berkata, tunduk, diam, jangan bicara. Paulus berkata, aku tidak ijinkan wanita berbicara kalau semasa ada suami. Ini suaminya diam. Adamnya diam. Istrinya ngomong terus sama ular. Sudah terbalik. 

Saudara-saudara, kalau susunan didalam keluarga ini terbalik. Saya kalau ngobrol sama suami istri aja, saya sudah tahu siapa yang boss. Suami istri ngobrol sama saya. Ngobrol aja sebentar. Saya sudah tahu yang boss siapa? Kalau yang bossnya tetap brurnya, suaminya, puji Tuhan. Berkat Tuhan ada disana. Tapi kalau yang bossnya, yang nyerocos ini istrinya terus. Asal suaminya ngomong, entar dulu, ike dulu, entar dulu. Suaminya mau ngomong, iya, entar dulu. Kita sudah tahu siapa yang boss, siapa yang bis ... yang dikendarain. 

Waktu saya di Manila, saudara-saudara, ada penginjil wanita disana. Saya ketemu, kami menginjil sama-sama. Saya ikut bedstone dia, dia ikut kebaktian saya. Tapi dia punya suami, suaminya ini jadi manajer dia, penginjil wanita ini. Diwawancara sama televisi Filipina, tahun 79. Saudara, kalau saya ini pewawancara, ini istrinya, ini suaminya di televisi. Dia bilang, bagaimana pendapat bapa? Karena manajer dia. Dia bilang, bagaimana pendapat bapa? Ini istrinya ambil ini mikrofon, tarik sama dia, menurut saya begini, gini, gini, gini. Iya, ya. Tanya lagi, bapa sebagai manajer, bagaimana pendapat penginjilan sebentar? Ditarik lagi sama istrinya, begini, begini, begini, kami akan mengadakan penginjilan. Akhirnya kesal, menurut bapa bagaimana? Ditaruh didekat mulutnya. Menurut bapa bagaimana? Karena sudah kesal, ditarik terus, ditarik terus. Kita sudah tahu siapa yang jadi boss. 

Coba dengar, saudara-saudaraku, wayang golek. Indosiar kalau malam minggu suka ada wayang golek. Keluarlah Gatot Kaca wong pringgadani kancing coplok kuplak-kaplek. Hai Gatot Kaca, ... Seram dengan kumis baplang. Gatot Kaca wong pringgadani kancing coplok, kancing cetet, banyak namanya dia. Ada kancing jaya, ada kancing apa, kancing coplok, kancing cetet, semua. Keluarlah Subadra. Dewi Subrada, istri Arjuna. Dewi Subrada keluarlah. Musikpun lain. Ning, nang, ning, geung. Keluarnya juga pelan. Sampurasun nun. Itu perempuan itu harus begitu, saudara. Ayatnya yang berikut, saudara-saudara. Ayat 8,

3:8 Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman. 

Dulu taman ini tempat jalan-jalan. Sekarang taman ini jadi tempat ngumpet, tempat sembunyi. Seringkali fasilitas Tuhan, yang Tuhan suruh kita pakai untuk berjalan, hidup, berniaga, kita pakai untuk tempat sembunyi. Kenapa nggak ke gereja? Sembunyi. Sibuk. Toko sibuk. Pekerjaan sibuk. Saudara perhatikan itu ayat. Ketika mereka dengar Tuhan melangkah. Saya pikir, apakah langkah Tuhan itu keras, sampai terdengar? Tidak. Langkah Tuhan biasa. Telinga mereka masih peka. Masih bisa dengar suara Tuhan. Tapi reaksi sudah lain. Dulu kalau Tuhan datang, mereka lari-lari. Ngobrol sama Tuhan. Sekarang, lari juga. Tapi larinya menjauhkan diri. Bersembunyi diantara pohon-pohon. Pohon yang dia kasih nama, sekarang dia sembunyi. Ketika ada dosa, ketika ada ketidaktaatan, saya tidak akan bicara akibat, saya bicara akarnya. Ketika ketidaktaatan ada. Bahkan didalam surat Yohanes dikatakan, semua ketidaktaatan adalah dosa. Ketika kita tidak taat, kita tidak ada sejahtera. Kita tidak akan ada damai. Tidur, susah merem. Bangun, susah tidur. Kalau melek, susah tidur. Kalau sudah tidur susah bangun. Kalau sudah bangun, susah tidur. Takut. Kalau ngomong takut terus, takut terus. 

Ada satu korban hotel Marriot, itu adalah pelayan restoran. Sampai sekarang, dia sadar, tidak ada luka, dia sadar. Tapi dia tidak ingat orang. Diusap saja, diusap sama temen-temennya. Kadang-kadang meleleh air mata, karena takut. Dilanda oleh kaget dan ketakutan yang luar biasa. Dia tidak ngerti siapa ini papa-mamanya, umur masih 22 tahun. Ditanya, kenal saya nggak? Kenal saya nggak? Dia nggak ngomong iya, nggak, nangis saja. Dokter jiwa berkata, jiwa anak ini hancur, kaget dan takut. 

Saudara, Tuhan tidak pernah membuat ketakutan. Ketakutan itu dibikin oleh karena kita bersalah. Oleh karena kita melanggar perintahnya Tuhan. Ketakutan. Maka permainan pertama di dunia adalah permainan umpet-umpetan. Coba saudara lihat anak saudara, cucu saudara, masih kecil. Coba saudara main begini kuk baaa, oh ketawa itu anak. Kuk baaa, ketawa. Kenapa? Karena nenek moyangnya begitu juga, di Taman Eden. Tuhan bilang, dimana kamu? Kan Tuhan tuh Mahatahu, Dia tahu dimana sembunyi. Tuhan tahu kan? Daud berkata, kami telanjang dihadapanMu. Sampai di ulu hati, Dia, Tuhan tahu pikiran hati kita. Dia tahu. Masa Tuhan nggak tahu Adam dan Hawa ngumpet. Hai Adam, dimanakah? Sembunyi mereka. Lalu ayat 9,  

3:9. Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: "Di manakah engkau?" 
3:10 Ia menjawab: "Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi." 
3:11. Firman-Nya: "Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?" 
3:12 Manusia itu menjawab: "Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan." 
3:13 Kemudian berfirmanlah TUHAN Allah kepada perempuan itu: "Apakah yang telah kauperbuat ini?" Jawab perempuan itu: "Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan." 
 
Sindrom kambing hitam. Maka manusia itu jarang terima salah, menerima, mengaku, ya saya sudah salah. Nggak. Bela diri dulu. Jeleknya, Adam, kenapa kamu makan? Tuhan, perempuan yang Engkau kasih sama saya, yang duduk disisi saya, itu yang suruh saya makan. Jadi saya makan. Dia nggak ngomong, saya salah Tuhan, saya makan. Nggak. Dia nyalahin istrinya. Dia sih nih yang kasih makan sama saya. Hawa, apa yang kamu perbuat? Ular. Saya ingat ada satu anak di Cianjur, nggak bisa bilang ular, ulel. Mungkin itu Hawa juga karena umurnya baru berapa hari. Ulel ini Tuhan yang suruh saya makan. Tuhan ngomong sama ular, iblisnya sudah lari. Ular nggak jawab, diem. Kamu akan jalan dengan perutmu. 

Tapi mari kita lihat. Ini keluarga contoh, percontohan pertama. Keluarga bahagia, dibikin sama Tuhan, cocok modelnya. Kenapa begitu yah? Kok, punya adatnya jelek. Nggak bisa terima salah. Nyalahin orang lain. Dia sih. Ditanya istri, Hawa. Si ular sih. Nggak mau dong ngomong, saya salah. Nggak mau. Dia sih. Sindrom kambing hitam. 

Kalau anak kita nakal, ini sih gara-gara dia bergaul sama anak tetangga. Nggak mau ngakui, kita ini gagal mendidik anak. Keliru. Ini gara-gara dia. Dengar Firman Tuhan, pendeta mah nggak tahu apa-apa. Firman Tuhan kena sama anak itu. Dimusuhin pendetanya. Dimusuhin. Istri saya suka jadi kena getahnya. Pasti ci Yang Yang ngadu sama Ko Yoyo. Pasti ci Yang Yang ngadu. Sampai istri saya ngomong sama saya. Tuh yah, Yang Yang udah disalahin lagi. Kenapa? Ko Yoyo khotbah ini tadi tuh, kena tuh sama si ini tuh. Dianggapnya kita yang ngadu. Susah kita terima. Susah. Karena mental kita sudah dari sononya sudah begitu. Suka nunjuk orang. Nah, kita belajar sekarang. Satu jari nunjuk orang, tiga jari nunjuk kita sendiri. Dia sih. Satu nunjuk, tiga nih nunjuk kita. Apalagi saya di Cianjur, orang sunda kalau nunjuk pakai jempol. Dia sih. Empat jari. Yang paling ningrat, kalau nunjuk dua jempol, dia sih. Delapan jari nunjuk kita. Mulai hari ini kalau nunjuk orang sudah aja lima-limanya, dia sih. Sindrom kambing hitam. Satu, sindrom kambing hitam. Yang kedua, sindrom kambing congek. 

Sindrom kambing congek itu bandel. Dibilangin dia congek, dia diem aja. Bandel aja. Dibilangin bagaimana, eh... bahasa sundanya bilang nurus tunjung. Bahasa Yunaninya, nggak tahu saya. Bahasa Inggrisnya juga nggak tahu. Bahasa Indonesianya juga saya nggak tahu. Nurus tunjung itu apa. Tolo heor. Kalau kaya babi, kalau udah lari, terus aja lari. Makanya kalau di hutan saudara dikejar babi, diam aja dekat pohon. Dia akan tabrak, saudara nyingkir. Itu babi pasti nabrak pohon. Sudah nabrak pohon, mati pasti. Sudah tarik, jual. 

Ada orang seperti itu, kalau sudah salah, sudah dibilangin salah. Terus aja salah terus. Dengar khotbah mah dengar khotbah, tapi salahnya salah terus. Dengar khotbah mah dengar khotbah, piaraannya terus aja piaraan. Piaraan apa, pak? Ya, piaraan anjing mah nggak apa-apa. Piara perkutut, minta sama pak Awondatu, nggak apa-apa. Ini piaraannya yang lain. Maka orang kristen itu bukanlah kristen kalau dia belum sampai kepada ketaatan yang total kepada Sang Pencipta. 

Nanti besok pagi kita teruskan yah. Sekarang jamnya sudah jam makan. Sudah jam 7. Kita teruskan besok pagi. Tapi sampai sini dulu Firman Allah. Dan karena ini bukan studi tetapi kebaktian, tidak ada pertanyaan. Puji Tuhan. Kita berdiri bersama.   

16-18 Agustus 2003  

Kebaktian V, Senin Pagi.

Doa & Pemberian

Selamat pagi, selamat bertemu lagi, berbakti di dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Biasakanlah menjawab kalau ada orang yang memberi salam. Dalam setiap family camp akan ada beberapa akibat. Ada orang yang tidak merasa apa-apa sama sekali. Tidak merasa berkat, tidak merasa ada perubahan. Monoton saja. Dia datang dengan keadaan yang A. Selama tiga hari dua malam, dia tidak merasa apa-apa. Dia tidak merasa ada perubahan. Dia tidak merasa ada berkat. Dia rasa monoton saja. Dia datang dengan keadaan A, dia pulang dengan keadaan A. Ada yang datang kepada family camp, mungkin dia rasa tidak perlu. Ada yang kecewa di family camp. Dan itu sesuatu yang wajar. Tetapi saya yakin, ada juga yang merasa diberkati oleh Tuhan, merasa dipulihkan. Kalau tiap tahun kita merasa dipulihkan, kita nggak maju-maju. Tiap tahun kita merasa dipulihkan, tahun depan dipulihkan lagi. Jadi selama family camp ini, pada family camp itu, kita ngaco. Sudah ngaco dipulihkan, ngaco lagi. Family camp, dipulihkan, ngaco lagi.

Jadi, tadi Tuhan berbisik, jadi bukan hanya dipulihkan ... karena ada orang yang sudah dipulihkan, tidak dipulihkan lagi dong. Tetapi ditingkatkan. Keluarga ditingkatkan didalam pelayanan mereka sebagai suami atau istri atau pemuda, remaja. Ini akan berjalan terus kalau Tuhan kehendaki. Dan tahun depan pembicaranya sudah disiapkan juga, tinggal tempatnya dan waktunya karena ada usul dari satu ibu dari Jakarta, kalau bisa tidak dibikin 17 Agustus. Tapi dibikin pada hari libur yang lain. Silakanlah, silahkan. Karena pikiran saya sudah terlalu mumet memikirkan hal yang lain. Jadi kalau mau cari hari libur yang lain, silakan. Apa setelah Agustus? Apa sebelum Agustus, hari libur sekolah? Silahkan. Silahkan direnungkan. Nanti rapatlah di Cianjur, Cirebon, di Krawang sama Jakarta rapatlah, bertemu apa kita mau tetap 17 Agustus apa mau yang lain, terserah. Tapi selama 6 tahun ini kita pake 17 Agustus terus. 

Kita akan buka Kisah Para Rasul pasalnya ke 10. Kita membaca, pertama apa yang terjadi disana, saudara-saudara, yaitu keluarga Kornelius.

10:1. Di Kaisarea ada seorang yang bernama Kornelius, seorang perwira pasukan yang disebut pasukan Italia. 
10:2 Ia saleh, ia serta seisi rumahnya takut akan Allah dan ia memberi banyak sedekah kepada umat Yahudi dan senantiasa berdoa kepada Allah. 
10:3 Dalam suatu penglihatan, kira-kira jam tiga petang, jelas tampak kepadanya seorang malaikat Allah masuk ke rumahnya dan berkata kepadanya: "Kornelius!" 
10:4 Ia menatap malaikat itu dan dengan takut ia berkata: "Ada apa, Tuhan?" Jawab malaikat itu: "Semua doamu dan sedekahmu telah naik ke hadirat Allah dan Allah mengingat engkau. 
10:5 Dan sekarang, suruhlah beberapa orang ke Yope untuk menjemput seorang yang bernama Simon dan yang disebut Petrus. 
10:6 Ia menumpang di rumah seorang penyamak kulit yang bernama Simon, yang tinggal di tepi laut." 
10:7 Setelah malaikat yang berbicara kepadanya itu meninggalkan dia, dipanggilnya dua orang hambanya beserta seorang prajurit yang saleh dari orang-orang yang selalu bersama-sama dengan dia. 
10:8 Dan sesudah ia menjelaskan segala sesuatu kepada mereka, ia menyuruh mereka ke Yope. 

Pagi hari ini kita akan melihat satu keluarga, karena dasar-dasar keluarga saudara sudah lihat dalam dua hari berturut-turut. Keluarga ini adalah kelurga seorang perwira. Bahasa Inggris menggunakan kata 'centurion.' Centurion ini adalah seorang perwira yang membawahi ribuan pasukan. Seorang jendral. Nah, kalau kita bicara jendral, bicara penghulu laskar tentara Roma jaman dulu, itu rajanya dunia, tentaranya dunia. Kalau sekarang, Amerika. Amerika seenaknya saja nyerang ke Irak, nyerang kesana, nyerang kesini. Irak gugur 21 hari. Ada yang tanya sama saya, kalau Indonesia diserang Amerika, kita bisa bertahan berapa hari yah? Ini marsekal angkatan udara yang bicara, saudara. Dia bilang, dua hari diserang, Indonesia lumpuh. Amerika ini tentara dunia. Nah, jaman dulu tuh Roma. Roma itu tentara dunia. Dia menjajah seluruh dunia. Jadi kenapa? Karena tentara-tentaranya itu keji, kejam dan jago membunuh, tidak ada belas kasihan. Semua film-film yang cerita tentang tentara Roma, ada gladiator, bertanding membunuh sampai mati, yah saudara. 

Tapi tentara ini aneh. Keluarga ini dikatakan, ia saleh. Ia saleh. Bahasa Inggris pakai kata devout, orang yang penuh penyerahan. Bapa-bapa, kepala keluarga, apakah kita ini penuh penyerahan kepada Tuhan? Karena kata saleh itu dipakai hanya untuk memudahkan kita mengerti kata devout, penuh penyerahan. Saudara tahu tingkat iman yang tertinggi itu apa? Menyerah. Tadi ada satu bapa dari Cianjur, yang kedua bersaksi, bapak Maladi. Dia itu tukang cukur. Siswa biasa dicukur. Dia juga bisa menjahit. Dia mau ikut family camp nggak minta bebas. Dia mencicil. Betul ya, pa? Mencicil, 70 ribu. Ada uang sedikit, dia mencicil. Itu orang yang penuh penyerahan. Tingkat iman yang terdalam, yang tertinggi itu .... kalau kita sudah menyerah. Yesus bilang sama Petrus, waktu kamu masih muda, kamu ikat pinggangmu sendiri dan kamu berjalan kemana engkau mau, waktu muda. Tapi kalau engkau sudah tua, dewasa rohani, engkau tidak akan sembarangan ikat pinggang. Engkau akan mengulurkan tangan, menyerah. Orang lain akan ikat pinggangmu dan membawa kamu ke tempat yang engkau tidak mau. Tapi kenapa nurut? Karena menyerah. Menyerah itu tandanya angkat tangan. Kita nggak bisa apa-apa. Hands up. 

Didalam kekeluargaan kita, kita harus menyerah, khususnya bapak-bapak pemimpin ini, menyerah. Tuhan saya nggak bisa pimpin rumah tangga. Saya terlalu kerok. Ngeri saya, nggak tahu bagaimana saya harus berbuat. Banyak salah saya, banyak lemah, banyak kurang. Menyerah. Dan ketika kita angkat tangan menyerah, Tuhan turun tangan, menolong. Itu sebabnya yang pertama, tentara ini aneh. Sampai ditulis, saudaraku, kita sudah tahu ada Oktavianus nggak ada di Alkitab. Ada Hannibal, nggak ada di alkitab. Spartakus, jago perang dari Roma, tidak ada di alkitab. Tapi yang ada justru ini, Kornelius. Yang tidak ada didalam sejarah, tapi ditulis oleh alkitab. Karena apa? Tandanya yang pertama adalah saleh. 

Banyak suami-suami, dia tidak saleh tapi salah. Tapi ini saleh, devout, penuh penyerahan. Nampaknya kita kalau masih keukeuh memakai kekuatan kita sendiri untuk mengatasi problem, persoalan ... justru persoalannya tambah panjang urusannya. Tapi ketika kita menyerah, dan kita berkata, memang Yohanes 15:7 itu betul, Tuhan ... Tanpa Engkau, satupun tidak ada yang bisa aku buat, Aku menyerah kepadaMu, Tuhan. Nanti pencipta kita, pencipta keluarga yang pertama, Dia beri jalan keluar. 

Ketika Dia lihat, Adam, Hawa, dimana engkau? Kami sembunyi. Begitu lihat, yah, ambil daun ara, buat cawat. Daun sambung daun, sambung daun, sambung daun, pakai cabang tutup cawat. Ketika kemuliaan Tuhan tidak ada, mulailah mereka mengerti apa artinya rasa malu. Mulai mereka mengerti rasa takut. Karena sudah tidak ada lagi dengan Tuhan. Tetapi Tuhan penuh dengan rahmat, kemurahan. Dia beri jalan keluar. Saudara-saudara, saya ingin sebelum saudara keluar berjalan, nanti pulang, temui dulu Yesus yang memberi jalan keluar. Kalau saudara sudah ketemu Yesus yang memberi jalan keluar, silahkan saudara keluar, jalan. Tuhan memberkati. 

Saleh artinya penuh dengan penyerahan. Kalau begitu, buang itu cawat dari daun ara yang berlambang kebenaran diri sendiri. Saya mau pakai kebenaran diri sendiri, kepinteran diri sendiri, tekad diri sendiri. Mau tutup kekurangan saya dengan cawat dari daun ara ini. Pagi dipakai, sore sudah peot. Harus ganti lagi daun. Pagi dipakai, sore sudah peot. 

Petrus berkata, kemuliaan manusia seperti rumput. Segar pada waktu pagi, layu pada waktu sore. Saya pernah ke perbatasan Libanon dan Israel. Disana saya lihat ada satu rumput dan bunga rumput yang warnanya merah sekali. Merah terang luar biasa. Kita lihat dari bus, tidak boleh turun ... takut ada ranjau. Lihat. Aduh, bagus sekali itu bunga. Waktu pulang, sore, itu bunga yang sama sudah luruh. Itulah manusia punya kemampuan. Itulah manusia punya kebisaan, hanya sampai disana. Bisa pagi, tidak bisa sore. Bisa sore, tidak bisa pagi. Maka saya ulangi, sebelum saudara keluar jalan untuk pulang, temuilah dulu Yesus yang akan memberi jalan keluar. Ayat ke 2, ia saleh. Inilah yang menjadi kebanggaan Kornelius. Ia serta seisi rumahnya takut akan Allah. Nampaknya kita lebih takut manusia daripada takut Tuhan. Lebih takut raja daripada takut Tuhan. Yesus bilang, jangan takut pada mereka yang bisa membunuh tubuh, tapi tidak bisa membinasakan nyawa, jiwa. Takutlah kepada Dia yang bisa membunuh tubuh dan bisa membinasakan nyawa juga. 

Mari kita belajar takut akan Tuhan. Kalau takut akan Tuhan ada, tidak perlu pengawas, tidak perlu mandor, apalagi mandor kawat, kerja kendor makan kuat. Wah, itu saudara. Ini mandor tidak perlu kalau kita punya takut akan Tuhan, kita tidak perlu pengawas. Kita akan kerja dengan pekerjaan yang sistematisnya, sistematis Tuhan. Ini istimewa dari Kornelius. Seisi rumahnya takut akan Allah. Kalau di Manado, menghitung anggota itu dihitung per keluarga. Jadi ditanya, bapak, jemaat bapak berapa kk? Berapa kepala keluarga? Selalu kesaksian pendeta-pendeta disana selalu kalau datang di Jawa, saudara-saudara, kemurahan Tuhan jemaat saya ada seratus kk. Dua ratus kk. Dan kita sudah bisa bayangkan kali 3 atau kali 2. 200 kk, 50 kk. Nah, kalau di Jawa, bersaksi disana, ditanya, di Sulawesi. Bapak pendeta, jemaatnya berapa kk? Saya suka jawab, sepotong-sepotong. Kenapa sepotong? Ada ibu sudah ke gereja, bapak belum. Ada bapak sudah ke gereja, istri belon. Ada yang suka bilang belum, ada yang suka bilang belon.

Saudara, ada anak sudah sekolah minggu, papa mama masih cung-cung cep, ngacung-ngacung tancep. Ada orang tua sudah, anaknya sibuk dengan dagang. Koko sudah, dede belum. Dede sudah, koko belum. Sepotong-sepotong. Tapi ini Kornelius luar biasa. Ia bisa memimpin, meyakinkan seisi rumahnya takut akan Allah. Saya bisa samakan Kornelius ini dengan Nabi Nuh. Nabi Nuh bisa yakinkan tiga anak, tiga mantu, satu istri, ditengah-tengah penolakan orang yang tidak percaya kepada bahtera. Masa bikin bahtera di atas gunung? Tapi Nuh bisa yakinkan seisi rumah tangganya percaya bahwa Tuhan akan hukum dunia, lalu masuk dalam bahtera. Saudara saya mau kasih tahu, kalau kita nggak bisa yakinkan orang lain, kalau kita nggak bisa bersaksi sama orang lain, kalau kita nggak bisa selamatkan orang lain, minimal selamatkan keluarga kita.

Saudara, saya selalu ingat itu penghulu tentara yang mau bunuh diri waktu gempa bumi di penjara, Kisah Rasul. Paulus sudah terlepas, semua lepas. Gempa bumi, semua copot rantai. Kepala penghulu penjara mau bunuh diri. Jangan, kami tidak lari, kami ada disini. Mereka berlutut, apa yang wajib kami perbuat? Percayalah kepada Tuhan Yesus, maka engkau akan selamat. Engkau dan seisi rumah tanggamu. Ada amin, saudara-saudara? Dan mereka dibaptis malam itu juga. Seisi rumah tangganya menerima keselamatan. Waktu Zakheus, Lukas 19, menerima Yesus di rumahnya, dia bilang, setengah dari harta hamba, aku berikan kepada orang miskin. Dan kalau kami sudah menipu orang, kami kembalikan empat kali lipat. Yesus bilang, hari ini keselamatan masuk kepada rumah ini. Bukan kepada Zakheus saja. Rumah. Berarti memang Tuhan kita, Yesus kita, Juru selamat kita adalah Allahnya, Tuhannya dari rumah tangga. Dia menghitung kita dalam rumah tangga. 

Maka saya yakin, gereja tidak akan disempurnakan sebelum Yesus menyempurnakan rumah tangga. Ia menyempurnakan rumah tangga kita. Jadi jangan kita minder. Kalau Dia janji akan menyempurnakan rumah tangga kita, pasti rumah tangga kita akan jadi baik. Ada haleluyah? Jadi saudara musti pulang dengan positif thinking. Keluarga saya akan baik. Suami saya akan lebih baik, lebih baik, lebih baik, lebih baik. Istri saya akan lebih baik, lebih baik, lebih baik. Anak saya akan lebih baik. Saudara kira yang nyanyi-nyanyi tadi, anak muda itu anak muda slebor? Oh tidak. Itu ada calon dokter gigi. Ini gigi saya yang ngatur, saudara, yang perbaikin sudah empat minggu, lima minggu belum baik-baik. Ini adalah satu dokter gigi yang saya baptis. Beberapa tahun lalu, saya baptis, sekarang sudah dokter gigi. Hebat, saudara-saudara. Dia perbaiki gigi saya, saya nggak rasa sakit, nggak rasa malu, karena nggak bayar. Nggak bayar. Jangan oom, nggak usah bayar. Pokoknya kita rawat dulu. 

Saudara-saudara, saya nggak ngerti, siapa yang saya baptis dulu, sekarang sudah dokter gigi. Sekarang masih teplok-teplokan begini, keplok-keplok anak muda. Saudara itu lagi ngetes, siapa yang bakal jadi jodoh? Saudara-saudara, sekarang mereka nyanyi, kaum muda, lima tahun lagi family camp, kita sudah punya cucu dari mereka. Mereka sudah jadi dokter. Banyak, banyak sekali. 

Kembali lagi kepada Firman Allah, bahwa ia bisa memimpin seisi rumahnya takut akan Allah. Ada yang tanya, oom, ada nggak anak pendeta yang kena narkoba? Yah, banyak, banyak. Teman saya sendiri di Jakarta, bukan kena narkoba lagi, jadi pengedar narkoba. Anak pendeta. Tapi kita bukan hanya ck...ck...ck...ck.... Bukan begitu, kita, kita mesti doakan. Anaknya nggak banyak, tapi jadi pengedar. Sekarang sudah lepas, sudah dilepaskan Tuhan. 

Saya punya kesukaan, saya punya terima kasih sama Tuhan, anak saya tiga tapi satu sudah di surga. Dua, tapi nggak adalah yang kena narkoba. Satu sudah jadi hamba Tuhan. Satu lagi belum. Siapa tahulah. Saya tuh sudah cape, badan udah 55 tahun tuh sudah cape. Kadang-kadang, aduh. Tadi aja saya dibawain bubur tuh saya baru ngeuh setelah makan selesai, apa ya yang saya makan tadi? Itu bubur, katanya. Bubur, yah? Iya. Sampai saya pake jaket, kemaren ketinggalan. Buku hari pertama ketinggalan. Sudah 55 tahun ini, aduh. Suka lupa. Sudah musti ada yang ganti saya nih. Cuma belum ada yang mau ganti saya. Heran. Heran. Nggak ada yang bilang haleluyah? 

Yang ketiga, saudara, ia memberi banyak sedekah. Bahasa Indonesia memakai kata orang Yahudi. Bahasa Inggris, nggak. Nggak ada kata Yahudi. He gave alms generously to the people. Soal memberi, kita bisa memberi. Tapi ada kata generously, yang tidak disalin. Didalam bahasa Indonesia hanya, banyak sedekah. Generously itu dengan royal, dengan limpah. Generous, suka memberi. Berapa sih nih family camp satu orang? 320 ribu. Ah sudahlah, saya kasih 350, nggak usah dikembaliinlah, panitia nggak usahlah, bantu-bantu yang lain. Itu generous. 

Di Surabaya ada yang masukin kantong kolekte, begitu mau kolekte, lampu gelap. Begitu terang lagi, kolekte diteruskan, ada satu ibu datang sama pendetanya, oom, saya mau minta maaf. Tadi waktu saya kolekte itu gelap lampu. Ternyata saya salah masukan, oom. Saya mau masukan seribu, yang saya masukan tuh sepuluh ribu. Jadi oom, minta kembali sembilan ribu. Ini tidak bisa dikategorikan generous. Ini masih keturunan Yahudi. Hitungan terus. Saudara tahu orang Yahudi, yah. Pernah orang Yahudi naik taksi di London. Ngebut taksinya. Ditikungan menghindarkan tabrakan, terlempar orang Yahudi keluar, terguling-guling di taman. Lompat supir taksinya, are you allright, sir? Are you allright? Baik? Nggak apa-apa? Aku mah baik-baik aja. Lu matiin dulu itu argo, katanya. Yahudi mah biar udah celaka, masih ingat argonya masih jalan. Nah, ini Yahudi. Ada orang Perancis, orang Inggris, orang Palestina dan orang Yahudi minum kopi. Orang Perancis itu sangat, sangat resik. Dia minum kopi, kok di kopinya ada lalat. Dia panggil pelayan, ganti kopi. Itu orang Perancis, resik. Orang Inggris lebih sederhana. Dia usir lalatnya, minum kopinya. Orang Palestina, agak jorok. Dia minum kopinya sekalian lalatnya. Orang Yahudi begitu lihat begitu, dia tangkepin lalat, dia jual sama orang Palestina. 

Inilah Yahudi, saudara-saudara. Dia suka berdagang. Kopet, medit, skaker pelit. Satu kali pastor, sama pendeta pantekosta, sama rabi orang Yahudi bertemu muka. Ditanya pastor, Pastor, keuangan anda bagaimana? Wah, saya punya keuangan mah di gaji sama organisasi. Bagaimana organisasi kasih keuangan sama saya. Pendeta pantekosta, oh saya mah dengan iman. Jemaat saya kalau dia memberi persepuluhan, itulah yang diberikan sama Tuhan kepada saya. Jadi saya hanya ambil 10% dari jemaat. Kalau bapak? Dari Yahudi, rabi. Saya mah begini, semua yang saya dapat dari Tuhan, saya kasih semua sama Tuhan, saya lempar ke atas. Sisanya, biar buat saya. Yah, uang yang dilempar semuanya jatuh, kan? Nah, itulah Yahudi. Selalu memikirkan untuk dia. Saya sudah ke Israel sekitar 15 kali. Dan satu kali pernah ke Getsemani. Di Getsemani saya melihat, saya suka tidak terlalu lama di satu tempat. Saya keluar mendahului. 26 orang pengikut masih lihat di Getsemani, bikin photo. Saya sudah turun. 

Disana ada orang Yahudi jual orange jus. Waktu itu 1 dolar satu gelas tinggi begini. Orange jus nya enak. Dia bilang, are you father? Dia bilang, bapak pendeta? Ya. Saya kasih satu dolar dua gelas tapi dengan syarat. Syaratnya apa? Pokoknya oke dulu. Oke, saya bilang. Satu dolar dua gelas, memang enak. Gelas pertama saya minum, gelas kedua mau minum. Dia bilang, ini syaratnya, minum pelan-pelan. Saya nggak tahu, nggak ada salahnya saya minum pelan-pelan. Minum pelan. Slowly, dia bilang. Slowly, father ... slowly. Pelan. Nah, semua rombongan saya, orang Indonesia, lihat saya minum, itu kelihatannya nikmaaaaaatttt, katanya. Jadi semua rombongan saya itu beli orange jus semua, saudara. Ini Yahudi. Tapi heran ini tentara, saudara. Dia suka memberi, generous. Suka memberi. Di jemaat kami ada yang suka mengirimkan makanan. Ada yang suka mengirimkan nasi uduk. Ibunya tidak ikut family camp. Ada yang suka ngirimkan ikan. Ibu ini tidak kaya, susah. Tapi dia kirim ikan, sebulan sekali. 

Ada yang setiap senin kirim sms sama saya. Oom, mau dibikinkan ayam arak? Mungkin dia tahu, satu hari minggu itu kerjanya cape saya, udah teler, senin dikasih. Mau ayam arak? Jemaat saya ini baik, di Jakarta juga. Selalu kalau hari minggu itu, saudara. Atau kalau hari selasa saya ke sana. Minuman itu macem-macem. Ada satu anak yang saya suka bilang, tolong dong bantuin oom. Bikinin permen karet, dibukain dong, karena saya main gitar. Dia bukain. Ada satu ibu, dia lihat itu, dia mau juga. Dia beliin permen. Ko Yoyo, saya juga beliin permen. Dia bukain. Saya bilang, nggak usah dah, saya buka sendiri. Nggak usah, saya mau bukain juga buat Ko Yoyo. Saking cintanya sama gembala. Jadi yang satu permen karet, satu disini, saya disini. Padahal saya shio tikus bukan shio monyet. Banyak orang suka memberi. Ini baju yang saya pakai, ini dari ibu itu. Selama tiga-empat tahun saya tidak pernah beli baju. Selalu dikasih oleh ibu itu. Kalau ibu itu ke Singapura, selalu kembali dengan membawa baju. Untuk koko Yoyo. Dia agak sulit berbicara, saudara, mungkin pernah stroke ringan. 

Saudara belajarlah memberi dengan generous. Setelah nanti perjamuan kudus kita akan jalankan korban. Kolekte lagi. Untuk menolong panitia yang sedang seperti ayam keteleug karet. Nggak tahu harus cari dana dimana. Mari kita bantu dengan generous. Saya juga membayarkan orang, lebih dari lima-enam orang. Saya bayarkan mereka. Yang saya tawarkan karena memang susah. Bapak Yanto tidak datang, tidak hadir. Kembali lagi kita lihat dari ayat ke 2 ini. Ia memberi banyak sedekah kepada orang.  

Yang keempat, dan berdoa kepada Tuhan senantiasa. Kok ini tentara seperti pendeta yah, saudara? Tentara ini seperti pendeta, seperti orang kristen. Padahal dia belum kenal Yesus, belum ketemu Yesus. Dia belum ketemu Yesus, dia belum kenal. Tapi dia sudah percaya dan berdoa kepada Tuhan. Nah, pagi hari ini mari kita renungkan, apa rumah tangga kita, keluarga kita ini : 1. Penuh penyerahan, 2. Takut akan Allah, 3. Suka memberi, 4. Berdoa kepada Allah. 

Ayatnya yang ketiga, dalam satu penglihatan kira-kira jam tiga petang - kalau jam tiga subuh, itu mimpi. Ini jam tiga sore, ini penglihatan, yah saudara. Kalau jam tiga subuh itu mimpi. Ini penglihatan. - Jelas tampak kepadanya seorang malaikat Allah masuk ke rumahnya dan berkata kepadanya, "Kornelius". Dalam bahasa Alkitab, malaikat Allah adalah utusan dari Tuhan dan saya mau kasih tahu kepada saudara, bahwa Dia tahu nama kita. Ada amin, saudara-saudara? Dia tahu nama kita. Tahun 72, banyak orang ganti nama. Bapak Oey Kam Caw dikasih nama sama papa saya Matius Oey, ada Oey nya. Tapi Rudy Hartono itu ganti nama. Saya tidak tahu nanti di surganya apa didaftar sama Tuhan tuh Rudy Hartono atau apa. Tapi Tuhan tahu nama saudara. Dulu waktu sekolah saya punya nama, punya temen, punya nama, jelek. Namanya Ikur. Ikur, di Gang Bombay dia tinggal. Dia minder namanya Ikur. Dia punya akal, dia balik namanya, Ruki. Jadi gagah sedikit. 

Saudara-saudaraku, orang berkata, apa sih artinya nama? Tapi saya mau kasih tahu, Tuhan tahu nama kita. Dia panggil Adam dan Hawa. Dia tahu, Marta, Marta. Dia tahu nama kita. Saudaraku, nama kita tersirat dalam Kitab Alhayat. Nama yang sudah dikenal oleh Kristus. Dan dikatakan disini, Dia memanggil dengan nama Kornelius. Ia menatap malaikat itu, dan dengan takut ia berkata, ada apa, Tuhan? Kaget. Jawab malaikat itu, semua doamu dan sedekahmu telah naik ke hadirat Allah, dan Allah mengingat Engkau. 

Dari empat ini, saudara-saudara, satu: penyerahan, dua: takut akan Tuhan, tiga: suka memberi, empat: berdoa. Dua yang naik dihadapan Tuhan, yaitu doa dan sedekah. Bahasa Indonesia, doa dan memberi. Doa dan memberi. Your prayers dan pemberian. Bahasa Inggris, doa-doamu dan pemberian-pemberianmu telah naik dihadirat Tuhan. Dengar baik-baik, saudara, mungkin saudara sudah lupa yang saudara beri, kapan dan berapa jumlahnya saudara sudah lupa. Tapi Tuhan tidak lupa. Naik itu menjadi satu dupa yang berbau harum. Doa dan, saudara-saudaraku, pemberian. 

Kita bisa memberi barang, kita bisa memberi waktu, kita bisa memberi senyum. Maaf saudara, tidak dihitung yang meminta. Yang dihitung itu, yang naik ke surga itu yang saudara beri. Yang saudara beri. Bukan yang saudara minta. Semua permintaanmu telah naik, tidak - doamu dan pemberianmu! Dia selalu berdoa. Seisi rumah tangga dia pimpin, saudara-saudara. 

Nah, yang saya bingung tuh satu, saudara. Ada orang berdoa, berdoa, berdoa, tapi karakternya nggak berubah. Judge mental, menghakimi orang. Menggeneralisir orang. Dia salah, dia bener, dia salah, dia bener. Tapi dia berdoa. Saya bingung. Baca alkitab, nonggeng, baca. Tapi adat nggak berubah. Maka yang dia lihat bukan malaikat, tukang pacul yang datang. Karena tidak ada perubahan. Tapi ini yang saya katakan tentara, membawahi ribuan tentara, penghulu laskar, centurion, itu kok saudara-saudara, sampai didatangin sama Tuhan. Biasanya dia datang sama Tuhan. Sekarang Tuhan kirim orang, Dia kirim malaikat untuk datangin. 

Apa nggak bisa dalam mimpi seperti sama Yususf? Hai Yusuf, terimalah Maria sebagai istrimu. Kenapa ini siang-siang, jam tiga sore, didatangi sama malaikat? Karena dia berubah. Maka saya katakan tadi, bukan hanya dipulihkan keluarga tapi marilah kita tingkatkan keluarga kita. Supaya setiap family camp, nah saudara yang dari Cirebon sudah minta kemarin, kalau bisa katanya, family camp tahun depan itu leafletnya dibawa, diumumkan, karena mau diumumkan di Cirebon. Supaya banyak keluarga-keluarga dari Cirebon itu bisa ikut. Kalau untuk pengetahuan, pengetahuan mau ke Israel bisa ikut ke Israel. Nanti bulan Nopember ada perjalanan kami ke Israel. Pas waktu lebaran, kami akan ke Israel lagi. Jadi, saudara mau ikut, bisa. Tapi bayar. Tapi tahun depan juga akan kita bikin lagi. Dan perjalanannya bisa sampai ke Pulau Patmos, dan sebagainya. Tetapi saudaraku, kalau mau dapat berkat rohani, bukan di Israel, di family camp. 

Saya bergumul terus, nanti saya akan cari pembicara-pembicara supaya setiap tahun saudara ketemu pembicara baru. Berbicara dan sebagainya, nanti anak-anak bagaimana, mengatasi anak nakal bagaimana, nanti ada lagi. Kita undanglah. Tapi semuanya kan memerlukan dana. Biarlah saudara suka memberi, generous. Yang sekarang saudara beri, yang saudara bayar, itu ongkos tidur saudara sama ongkos makan saudara, kembali sama saudara. Saudara bayar 320 itu untuk ongkos makan, untuk ongkos tidur, balik sama saudara. Nah, ini kolekte ini juga nanti bukan untuk pembicara tapi untuk kembali kepada lagi kepada keuangan yang diperlukan. Begitu maksud saya. Supaya saudara ngerti. Supaya saudara tahu. Kami malah nombok, pembicara-pembicara itu tanggung jawab saya. Tiket pesawat terbang itu tanggung jawab saya. Karena saya yakin, ketika saya memberi, tingkap-tingkap surga dibuka, pintu terbuka jalan, rejeki dibukakan. Semua rejeki jadi gampang. Semua urusan jadi mudah. Itu keyakinan saya. 

Maka janganlah saudara takut memberi. Karena apa? Dua ini akan naik. Doa. Saya lebih senang dengan naik, karena ada yang suka berkata, ya Tuhan, kami sudah panjatkan doa ini. Doa itu tidak bisa dipanjatkan. Karena kalau yang dipanjatkan itu monyet. Monyet disuruh manjat pohon, metik kelapa. Kalau doa nggak bisa dipanjatkan, biar dia naik. Ada haleluyah, saudara-saudara? Dia naik ke hadirat Tuhan. Doa dan pemberian saudara-saudara. Apapun juga korban persembahan saudara, akan diingat sama Tuhan. Dikatakan disana, semua doamu dan sedekahmu telah naik kehadirat Allah, dan Allah mengingat engkau. Saudara, bahasa Inggris indah sekali, dia pakai kata come up for the memorial before God. Saya ulangi, come up for the memorial before God. Kalau nanti saudara ada berkat, bisa ke New York ditempat bom meledak disana, dibangunlah satu tugu, nama-nama korban ditulis disitu, memorial, peringatan. Supaya semua orang lewat situ, ingat. Waduh, ini orang-orang nih korban. Begitu saudara ke monas, ada tugu monas. 

Tadi pagi saya dengar di radio, kalau saya dengar itu pidato Bung Karno di Tugu Monas, merinding, katanya. Baru-baru ini di Jakarta dibikin patung Jendral Sudirman. Memorial. Mengingatkan Jendral Sudirman. Saya pernah ketemu Bapak Haji Malik di Depok. Di belakang rumahnya dua patung, Bung Karno dan Bung Hatta. Untuk mengingat dia, katanya. Memorial. Presiden lima, berganti-ganti. Tapi proklamator cuman Soekarno-Hatta. Memorial. Jadi setiap orang lewat, wah, ini tugu peringatan. Memorial. Tahu nggak, saudara punya doa dan persembahan saudara itu jadi seperti memorial. Setiap kali Tuhan lihat, dengar doa saudara, Dia ingat saudara. Setiap kali saudara, Tuhan tahu saudara berkorban, membawa persepuluhan, membawa persembahan untuk Tuhan ... Tuhan ingat saudara. Kata mengingat dalam bahasa asli dipakai kata Inggris memorial itu adalah kenangan yang tidak bisa hilang. Karena sudah di ukir namanya. Memorial. Disini sudah ditaruh nama. Bagi kita, Yesus memorial, salib. 

Maka kita pakai kalung salib. Ada yang pakai anting salib. Ada di mobil dikasih gantungan salib. Ada di rumah pakai salib. Ada di gereja pakai salib. Ada pemisah alkitab pakai salib. Bikin kue juga, yang ulang tahunnya pendeta, bikin bentuk salib. Kalau bikin Paskah, salib. Memorial. Tapi tahu nggak bahwa kita juga memorial dihadapan Tuhan, waktu saudara berdoa. Waktu saudara berdoa, itu doa saudara-saudara itu, yang tidak serakah, yang tidak memikirkan diri sendiri, tetapi memikirkan keluarga, mendoakan istri, mendoakan anak, mendoakan suami, mendoakan menantu, mendoakan opa, oma, mendoakan mertua - doa yang naik itu menjadi memorial, juga persembahan, karakter saudara, mempersembahkan apa yang saudara bisa beri, persembahan hati yang hancur dalam doa, mempersembahkan tubuh saudara, mempersembahkan hati saudara, mempersembahkan apa yang saudara bisa berikan. Itu jadi memorial. 

Ada jemaat kami suka jual nomor cantik. Kemarin malam dia bawa, oom ini dari koko buat oom. Berapa? Buat oom. Buat saya itu memorial. Bukan harganya, bukan. Tapi pemberiannya. Oh, anak rohaniku bisa memberi. Bisa mengingat aku. Apa kira-kira tidak demikian dengan hati Yesus? Ketika saudara memberi hati saudara kepada Tuhan. Maka dalam family camp ini, masuklah dalam hati saya, Tuhan. Masuk dalam keluarga saya. Masuk dalam bisnis saya. Tuhan, bukan saya direktur, bukan. Engkaulah direktur, Tuhan. Bukan saya kepala rumah tangga, tetapi Engkau jugalah pemimpin kami, Tuhan, dalam rumah tangga. 

Dan ketika saudara memberi kepada Tuhan. Memberi. Bukan harganya, saudara. Karena pemberi yang sesungguhnya, Dia, Tuhan yang beri kepada kita. Kita nggak bisa beri apa-apa. Tapi ketika kita belajar memberi, seperti Pencipta kita memberi. Dia menciptakan matahari, memberikan kehangatan dan terang, sinar. Menciptakan bulan, memberikan keindahan dan terang pada waktu malam. Menciptakan bintang, Dia memberikan keindahan dan hiasan waktu malam. Dia menciptakan mata air, Dia memberikan air. Menciptakan laut, Dia memberikan garam. Menciptakan pohon-pohon, Dia memberikan buah. 

Apa saja yang diciptakan oleh Tuhan itu memberi. Dan kita adalah ciptaan Dia. Keluarga kita adalah ciptaan Dia. Marilah kita memberi. Memberi yang menyenangkan hati Tuhan. Yang membuat hati Tuhan jadi bangga. Bukan harganya. Aku lihat, kamu lihat, perempuan janda ini memberi dua peser. Murid-muridnya bilang, ya Tuhan, dia sudah memberi lebih daripada orang-orang itu. Kenapa Tuhan? Karena dia memberi dari kekurangannya. Dia memberi dua peser itu, uang terakhir. Hidupnya dia beri. Orang lain memberi banyak dari kelebihannya. 

Maka dalam soal memberi bukan banyaknya yang kita beri. Tapi banyaknya yang masih sisa di dalam kita. Itupun diperhitungkan. Beri kepada Dia, jadi dupa. Ini yang akan membuat Tuhan mengingat keluarga saudara. Atasilah rumah tangga, problem rumah tangga keluarga dengan doa dan persembahan saudara kepada Tuhan.

Ayat terakhir, Ibrani 13. Dalam Ibrani pasalnya yang ke 13 disana saudara-saudara, ada satu ayatnya yang ke 15,

13:15 Sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya. - Ini termasuk doa -
13:16 Dan janganlah kamu lupa berbuat baik dan memberi bantuan, sebab korban-korban yang demikianlah yang berkenan kepada Allah. 

Doa dan pemberian. Doa ucapan bibir yang menyenangkan hati Tuhan. Pemberian juga menyenangkan hati Tuhan. Mari pemain musik, pelayan perjamuan yang sudah ditentukan maju kedepan. 
 

   -- <>< --

______________________________________________________________________

(kembali ke halaman utama)

Situs ini bersifat informasi umum, khususnya bagi saudara-saudara seiman,

berisi tentang sejarah singkat Gereja Pentakosta di Indonesia - Cianjur,

Yayasan Kabar Baik, Sekolah Umum, Jadwal Ibadah serta Berita Aktual.

Perubahan terakhir situs ini tanggal: 06 November 2003