Khotbah Minggu Pagi Januari - Februari 2004 ~ Pdt JE AwondatuGereja Pentakosta di Indonesia - CianjurJl. K.H. Hasyim Asyari no. 75 Cianjur 43214 - Indonesia. Telp. (62-263) 261161 |
Minggu pagi, 04 Januari 2004
Merasa Berhutang!
Roma
1:14 Aku berhutang baik kepada orang Yunani, maupun kepada orang bukan Yunani, baik kepada orang terpelajar, maupun kepada orang tidak terpelajar.
1:15 Itulah sebabnya aku ingin untuk memberitakan Injil kepada kamu juga yang diam di Roma.
Ayat 14, rasul Paulus berbicara tentang dia merasa ia berhutang. Ayat 15, dia berbicara dia membayar hutang. Kehidupan manusia adalah kehidupan antara merasa berhutang atau merasa dihutangi atau tidak. Apakah saudara merasa hidup berhutang kepada Tuhan atau sebaliknya saudara merasa Tuhan
berhutang kepada saudara?
Dalam minggu yang pertama tahun baru ini, mari kita segarkan pikiran kita dan mulai merenungkan di dalam diri kita, apakah kita begitu penting sehingga kita merasa Tuhan berhutang kepada kita? Ataukah kita sebaliknya merasa Tuhan yang begitu penting sehingga kita merasa kita yang berhutang kepada Dia?
Saya akan bagi khotbah ini dalam 2 bagian, yaitu bagian yang pertama adalah orang yang merasa Tuhan berhutang kepada dia. Dan yang kedua, seperti yang kita baca tadi orang yang merasa berhutang, bukan hanya kepada Tuhan tetapi juga kepada sesama.
Kita lihat yang pertama, yaitu di dalam kitab nabi Yunus. Dalam kitab nabi Yunus di dalam perjanjian lama pasalnya yang pertama. Kita melihat bahwa Yunus disuruh pergi ke Niniwe.
Yunus
1:2 "Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, berserulah terhadap mereka, karena kejahatannya telah sampai kepada-Ku."
-
Ini yang menyuruh Tuhan bukan raja.
1:3 Tetapi Yunus bersiap untuk melarikan diri ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN; ia pergi ke Yafo dan mendapat di sana sebuah kapal, yang akan berangkat ke Tarsis. Ia membayar biaya perjalanannya, lalu naik kapal itu untuk berlayar bersama-sama dengan mereka ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN.
1:4. Tetapi TUHAN menurunkan angin ribut ke laut, lalu terjadilah badai besar, sehingga kapal itu hampir-hampir terpukul hancur.
1:5 Awak kapal menjadi takut, masing-masing berteriak-teriak kepada allahnya, dan mereka membuang ke dalam laut segala muatan kapal itu untuk meringankannya. Tetapi Yunus telah turun ke dalam ruang kapal yang paling bawah dan berbaring di situ, lalu tertidur dengan nyenyak.
1:6 Datanglah nakhoda mendapatkannya sambil berkata: "Bagaimana mungkin engkau tidur begitu nyenyak? Bangunlah, berserulah kepada Allahmu, barangkali Allah itu akan mengindahkan kita, sehingga kita tidak binasa."
1:7 Lalu berkatalah mereka satu sama lain: "Marilah kita buang undi, supaya kita mengetahui, karena siapa kita ditimpa oleh malapetaka ini." Mereka membuang undi dan Yunuslah yang kena undi.
1:8 Berkatalah mereka kepadanya: "Beritahukan kepada kami, karena siapa kita ditimpa oleh malapetaka ini. Apa pekerjaanmu dan dari mana engkau datang, apa negerimu dan dari bangsa manakah engkau?"
1:9 Sahutnya kepada mereka: "Aku seorang Ibrani; aku takut akan TUHAN, Allah yang empunya langit, yang telah menjadikan lautan dan daratan."
1:10 Orang-orang itu menjadi sangat takut, lalu berkata kepadanya: "Apa yang telah kauperbuat?" --sebab orang-orang itu mengetahui, bahwa ia melarikan diri, jauh dari hadapan TUHAN. Hal itu telah diberitahukannya kepada mereka.
1:11. Bertanyalah mereka: "Akan kami apakan engkau, supaya laut menjadi reda dan tidak menyerang kami lagi, sebab laut semakin bergelora."
1:12 Sahutnya kepada mereka: "Angkatlah aku, campakkanlah aku ke dalam laut, maka laut akan menjadi reda dan tidak menyerang kamu lagi. Sebab aku tahu, bahwa karena akulah badai besar ini menyerang kamu."
Saya berhenti dulu disini. Cerita ini cerita yang sangat klasik, yaitu Yunus tidak menurut perintah Tuhan. Laut
selalu bicara tentang hidup di dalam dunia ini. Lambang oikumene adalah perahu dengan salib sedang berlayar di lautan. Jadi kalau saudara baca dengar laut
didalam firman Tuhan, itu gambaran yang sangat tepat, yang sangat dekat tentang dunia. Ada lagi satu di dalam Yesaya dikatakan orang fasik seperti laut yang bergelora. Jadi
memang laut dibicarakan dengan kefasikan keadaan dunia ini.
Siapa pada pagi hari ini yang tidak akan mengakui bahwa keadaan dunia di sekitar kita ini seperti laut yang bergelora, seperti laut yang tidak bisa tenang. Sehingga orang mulai bertanya-tanya Indonesia ini kapan tenggelamnya? Bukan kapan bangkitnya tetapi kapan tenggelamnya. Karena orang naik haji ratusan ribu tiap tahun, yang korupsi tambah banyak. Ya, yang ke Israel ribuan tiap tahun tapi yang korupsi tambah banyak, yang hidup selingkuh yang nggak jujur tambah banyak.
Bukankah hidup ini adalah hidup di dalam dunia yang sangat rapuh, dunia yang sedang bergelora. Nah, datanglah firman Tuhan kepada Yunus. Ini Tuhan yang bicara: Yunus pergi ke Niniwe. Niniwe ini adalah satu kota di Israel Utara yang sangat-sangat jahat kelakuannya. Dari raja sampai rakyat semua berkelakuan jahat. Sudahlah saya tidak usah terangkan, jahat pokoknya.
Tetapi datang firman Tuhan melalui Yunus. Dan firman Tuhan ini adalah firman Tuhan seolah-olah saudara-saudaraku adalah penghukuman tetapi adalah sebetulnya keselamatan. Kasih tahu sama orang Niniwe kalau mereka tidak bertobat empat puluh hari lagi Niniwe akan di bongkar-balikkan, itu beritanya. Tapi kalau bertobat kan jadi cerita lain. Tapi karena Yunus ini merasa Tuhan berhutang sama dia, dia langsung menolak.
Ayat ke-3, Yunus bersiap untuk melarikan diri ke Tarsis. Kalau dalam peta saudara-saudara memang saya pelajaran pertama yang saya ajar di Sekolah Alkitab adalah pelajaran peta zaman. Saya tidak sadar bahwa ternyata dengan peta zaman saya banyak menguasai pengetahuan Alkitab. Di sebelah Utara itulah Niniwe, Israel Utara. Memang Yunus ini nabi untuk Israel Utara, Niniwe. Disuruh ke Utara. Tarsis itu di Selatan, seratus delapan puluh derajat kebalikannya.
Baru pasal satu, udah pergi seratus delapan puluh derajat kebalikan dari suara Tuhan. Jangan sampai baru tanggal satu baru minggu pertama, baru bulan yang pertama, baru masuk tahun baru - kita sudah jalan berbalik dengan kehendaak Tuhan. Mungkin kita belum berjalan tapi pikiran kita sudah seratus delapan puluh derajat berlawanan dengan pikiran Tuhan - pergi ke Tarsis ... ke Selatan.
Ayat 3b, Ia membayar biaya perjalanannya, lalu naik kapal itu untuk berlayar bersama-sama dengan mereka ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN.
Ini pelajaran sangat besar bagi saya pribadi dan hamba-hamba Tuhan bahwa seorang nabi bisa hidup jauh dari Tuhan dan berlayar menikmati satu pelayaran di atas laut dunia ini. Bisa menikmati satu pelayaran kapal jauh dari Tuhan.
Ayat ke-3 mulai dengan kata melarikan diri, disambung dengan kata jauh dari hadapan Tuhan, disambung dengan kata berangkat, disambung dengan kata berlayar, disambung dengan ayat terakhir dari ayat 3, jauh dari hadapan Tuhan.
Sudah dua kali kata 'jauh' dari hadapan Tuhan. Saya suka pikir begini saudara. Kalau Tuhan itu nggak acuh, dia acuhkan saja Yunus ... mampus Yunus, mati dia. Jauh dari hadapan Tuhan, dibiarkan saja. Ada satu pendeta khotbah begini, ada jemaatnya tanya: Apa perbuatan apa yang menyebabkan kami masuk neraka? Pak pendeta, perbuatan apa yang menyebabkan kami masuk neraka? Pendeta itu bilang, nggak usah berbuat apa-apa, kamu masuk neraka.
Tanpa Yesus kita masuk neraka, amin? Tanpa Kristus, ini Yunus ini hamba Tuhan tapi tanpa Tuhan. Dia tinggalkan Tuhan. Jauh dari hadapan Tuhan. Namanya masih hamba Tuhan, nabi Yunus tapi hidupnya sudah jauh dari hadapan Tuhan. Wai bagi kita, kalau kita masih ke gereja, masih jemaat GPdI tapi hati kita sudah jauh dari hadapan Tuhan. Kebaktian sudah tidak hangat lagi bagi kita. Doa sudah tidak menarik hati lagi. Membaca Alkitab sudah tidak ada lagi kerinduan di dalam hati kita. Nyanyi seperti sudah cemplang bagi kita - hati-hati dalam kondisi itu! Karena kita sudah jauh dari hadapan Tuhan. Kebaktian sudah tidak rasa lagi kontak dengan Tuhan. Nyanyi tidak ada rasa lagi kontak dengan Tuhan, sembahyang boro-boro ada kerinduan tapi toh masih menganggap Tuhan berhutang kepada kita.
Orang Sunda bilang beubeulieun, pergi meninggalkanNya. Tapi
dalam ayat 4, Tuhan itu penuh sayang.
1:4. Tetapi TUHAN menurunkan angin ribut ke laut, lalu terjadilah badai besar, sehingga kapal itu hampir-hampir terpukul hancur.
Ada angin ribut karena alam. Ada tiga macam angin ribut saudara: Satu, ada angin ribut karena alam, memang alam. Kadang-kadang angin topan, angin ribut. Ada yang kedua, ada angin ribut karena iblis, karena setan. Ingat Yesus diatas perahu lagi tidur, angin ribut mau menenggelamkan perahu - itu dari iblis. Masa angin Dia yang ciptakan, alam sendiri mau tenggelamkan Dia, nggak mungkin. Tapi, yang ketiga, ada angin ribut yang Tuhan bisa bikin.
Semua kita punya percobaan, semua kita ada problem tapi problem itu dari mana? Apa datang dari salah kita, apa datang dari iblis, apa memang disengaja oleh Tuhan? Semua kita ada problem. Siapa hidup orang, manusia nggak ada problem? Ada problem, semua ada persoalan. Tapi pikir coba, apa datang dari Tuhan, apa datang dari iblis, apa dari salah kita sendiri?
1:4. ... , sehingga kapal itu hampir-hampir terpukul hancur.
Saya tidak usah baca lagi, pokoknya kapal ini digoyang sampai barang-barang mulai dibuang, saudara-saudara. Itu barang-barang, harta semua itu mau dibawa dari satu pelabuhan ke pelabuhan yang lain, dari Yafo ke Tarsis untuk dibawa dalam perdagangan. Kalau Tuhan udah mulai marah, apa yang kita punya bisa hilang dalam satu hari. Dibuang, sudah ... karena nyawa lebih berharga dari harta.
Kebakaran di Jakarta. Satu keluarga baik-baik. Dari tidak ada sampai ada, dari ada sampai punya motor, dari punya motor punya mobil, punya mobil punya rumah. Dalam satu hari habis kebakar. Tinggal suami hidup sendiri. Semua anak istri terbakar dengan mobil dengan harta. Itu sebabnya kita nggak boleh sandar sama harta, saudara-saudara, nggak boleh sandar sama uang, nggak boleh sandar nggak boleh percaya kepada kekayaan, itu bisa habis.
Tapi peganglah, kita milikilah harta iman karena iman bisa memelihara kita didalam segala situasi kehidupan. Dan ini seorang yang bernama Yunus, dia menyalahkan Tuhan berhutang kepada dia. Lalu dia masuk ke kapal itu tidur nyenyak, ya nakhoda. Eh, orang yang tidur nyenyak belum tentu dia ada shalom, belum tentu dia ada damai, belum tentu dia ada airene, belum tentu dia ini tenang, ya.
Ada pendeta di Tondano dulu, oom almarhum Tito Alu. Itulah yang menubuatkan saya akan jadi penginjil dulu tahun tujuh puluh empat, ya. Dia datang sama satu orang: Brur ayo kebaktian. Kebaktian ... kebaktian, nantilah gampang. Banyak doa. Dulu oom kok gemuk? Iya saya banyak percobaan makan percobaan, saya banyak doa juga. Oh, saya juga gemuk, katanya orang ini, saya tidak ke gereja tidak suka doa, saya juga gemuk tuh. Memang lebih gemuk itu orang. Lalu pendeta ini bilang, saya juga di rumah ada yang lebih gemuk dari brur, tidak pernah sembahyang dari lahir sampai mati. Siapa? Babi! Babi tidak pernah sembahyang ... gemuk juga.
Saudara-saudara, orang tidur nyenyak belum tentu dia punya shalom. Orang bisa tidur, belum tentu dia punya damai. Daniel tidak bisa tidur memikirkan Israel. Yeremia menangis bermalam-malam memikirkan Israel. Banyak hamba-hamba Tuhan tidak bisa tidur malam mendoakan jemaat, mendoakan persoalan di dalam jemaat. Ada orang yang bisa tidur belum tentu dia ada shalom, belum tentu dia ada damai.
Nah, apa yang terjadi?
1:6 Datanglah nakhoda mendapatkannya sambil berkata: "Bagaimana mungkin engkau tidur begitu nyenyak? Bangunlah, berserulah kepada Allahmu, barangkali Allah itu akan mengindahkan kita, sehingga kita tidak binasa."
1:7 Lalu berkatalah mereka satu sama lain: "Marilah kita buang undi ...
Setelah diundi, Yunus yang kena. Nah, setelah Yunus kena, ditanya, siapa kamu? Yunus ini bersaksi.
1:9 Sahutnya kepada mereka: "Aku seorang Ibrani; - Ngomongnya itu manis
sekali - aku takut akan TUHAN, Allah yang empunya langit, yang telah menjadikan lautan dan daratan."
Waduh, dia bersaksi luar biasa ... aku takut akan Tuhan. Tapi ayat dua tadi, ayat 3 dia sudah lari
dari hadirat Tuhan, dia tidak takut sama Tuhan.
Kalau orang takut sama Tuhan, dia merasa berhutang sama Tuhan, dia merasa berhutang. Aku takut akan Tuhan ... lips service. Sekarang ini musimnya lips service. Takut akan Tuhan yang empunya langit. Tahu pengetahuan tentang Tuhan, hapal ... nyaho ... ce tao - tapi tidak pernah menurut sama Tuhan. Tahu tentang Tuhan, takut akan Tuhan. Siapa yang tidak takut sama Tuhan? Tapi hidup sehari-hari jauh dari hadapan Tuhan!
Lemparkan saja saya ke laut, pasti laut ini reda. Angkatlah, campakkan aku, ayat 12, ke dalam laut. Tetapi ayat 13 mereka tidak
mau
1:13 Lalu berdayunglah orang-orang itu dengan sekuat tenaga untuk membawa kapal itu kembali ke darat, tetapi mereka tidak sanggup, sebab laut semakin bergelora menyerang mereka.
1:14 Lalu berserulah mereka kepada TUHAN, katanya: "Ya TUHAN, janganlah kiranya Engkau biarkan kami binasa karena nyawa orang ini dan janganlah Engkau tanggungkan kepada kami darah orang yang tidak bersalah, sebab Engkau, TUHAN, telah berbuat seperti yang Kaukehendaki."
1:15 Kemudian mereka mengangkat Yunus, lalu mencampakkannya ke dalam laut, dan laut berhenti mengamuk.
1:16 Orang-orang itu menjadi sangat takut kepada TUHAN, lalu mempersembahkan korban sembelihan bagi TUHAN serta mengikrarkan nazar.
1:17 Maka atas penentuan TUHAN datanglah seekor ikan besar yang menelan Yunus; dan Yunus tinggal di dalam perut ikan itu tiga hari tiga malam lamanya.
Lalu di dalam pasal 3, Yunus bertobat nurut sama Tuhan minta ampun minta keluar. Lalu di dalam pasal 4, kita lihat lompat
kepada pasal 4, Yunus ya. Pasal 3 dulu, ayatnya yang ke-8,
3:8 Haruslah semuanya, manusia dan ternak, berselubung kain kabung dan berseru dengan keras kepada Allah serta haruslah masing-masing berbalik dari tingkah lakunya yang jahat dan dari kekerasan yang dilakukannya.
3:9 Siapa tahu, mungkin Allah akan berbalik dan menyesal serta berpaling dari murka-Nya yang bernyala-nyala itu, sehingga kita tidak binasa."
3:10 Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah karena malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka, dan Iapun tidak jadi melakukannya.
Saudara ada pelajaran besar di sini. Ketika Yunus berkhotbah di Niniwe tiga hari tiga malam dia khotbah berjalan non stop empat puluh hari empat puluh malam
maaf, dia jalan berkhotbah, bertobat. Ini tiga hari tiga malam perjalanan, bertobat, satu hari perjalanan. Bertobat orang Niniwe
ini saudara-saudara. Dia bertobat percaya. Setelah bertobat dari raja sampai
binatang puasa. Pakai baju karung. Tidak boleh makan, kata raja. Kita ini mau
dihukum. Menyesal sekarang atas perbuatannya.
Mari saudara, saya anggap ini Indonesia. Jahat. Mau dihukum sama Tuhan. Beberapa waktu yang lalu seorang haji datang di rumah saya dan kami ngobrol 2 jam. Saya bilang sama pa haji: Pa haji, tahu nggak itu nama Allah, huruf Allah yang ada diatas mesjid itu, kalau dibalik itu jadi Yehowa, dalam bahasa Ibrani? Dia kaget: Oh ya? Iya. Jadi huruf Auloh (Allah) dalam bahasa Arab, kalau dibalik, itu jadi Yehowa dalam bahasa Ibrani. Tapi itu kakak beradik itu ribut terus itu Israel sama Palestina, padahal Tuhannya sama. Cuman yang satu main pedang seperti Esau, yang satu seperti Yakub pakai otak.
Dan apa yang terjadi saudara? Dia bilang begini, sekarang ini Indonesia lagi dihukum Tuhan. Kenapa, pak? Jaman dulu jaman Arab, katanya, itu perempuan dikubur hidup-hidup dipadang pasir sama lalaki-lalaki Arab. Dipancung kepalanya diperkosa dikubur hidup-hidup. Baru lahir, dibuang itu bayi. Nggak ada rasa salah, nggak ada rasa takut. Ketangkap diadili ditanya nggak ada rasa salah. Maka ini sekarang Indonesia lagi dihukum Tuhan. Tapi kita pikir, kok dihukumnya kok lama amat?
Niniwe bertobat 3 hari berdoa puasa, langsung Tuhan ampuni. Maka saya beri nama khotbah-khotbah saya selama bulan Januari ini minggu pagi minggu sore adalah tahun keberhasilan. Nanti kita akan lihat bagaimana satu negara yang menghadapi hukuman Tuhan, itu berhasil mendapat pengampunan dari Tuhan. Kenapa? Karena mereka tahu mereka berhutang sama Tuhan. Aduh, saya ini hutang saya punya kelakuan terlalu jahat, ... ayo kita puasa semua. Dari raja sampai binatang mereka merasa berhutang. Berpuasa.
Eh, satu orang Yunus diluar lagi tunggu-tunggu 40 hari 40 malam kapan Niniwe ini dibongkar?
4:1. Tetapi hal itu
- hal pengampunan - sangat mengesallkan hati Yunus, lalu marahlah ia.
4:2 Dan berdoalah ia kepada TUHAN, katanya: "Ya TUHAN, bukankah telah kukatakan itu, ketika aku masih di negeriku? Itulah sebabnya, maka aku dahulu melarikan diri ke Tarsis, sebab aku tahu, bahwa Engkaulah Allah yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia serta yang menyesal karena malapetaka yang hendak didatangkan-Nya.
4:3 Jadi sekarang, ya TUHAN, cabutlah kiranya nyawaku, karena lebih baik aku mati dari pada hidup."
Seorang hamba Tuhan, Yunus, marah sama Tuhan: Tuhan, tahu nggak kenapa saya ini marah sama Engkau? Karena saya sudah tahu dari dulu kenapa saya nolak pergi ke Niniwe? Karena saya tahu Engkau itu baik, Engkau itu suka ngampuni dosa, Engkau itu suka menolong orang yang menyesal. Engkau tidak melakukan penghukuman kepada orang yang minta ampun. Makanya saya ini marah sekarang. Orang Niniwe merasa berhutang sama Tuhan, kok Yunus merasa Tuhan berhutang sama dia. Sampai musti marah segala. Minta dicabut nyawanya. Hak prerogatif Tuhan itu. Soal mati itu soal hak Tuhan. Cabutlah nyawaku. Lho. Kenapa maksa-maksa. Sebetulnya kita nggak perlu bunuh orang, nggak dibunuh juga mati sendiri orang. Nggak usah sampe pake pisau pake golok nusuk bunuh orang - nggak usah. Ditembak segala - nggak usah.
Kita tunggu aja mati manusia. Tetapi inilah manusia, seringkali mengambil haknya Tuhan. Tuhan nggak boleh mengampuni. Ingat Petrus. Dia angkat tangan: Yesus jangan ke salib! Dijauhkan kiranya Tuhan. Siapa Petrus? Orang Tuhan mau mengampuni orang yang berdosa, jangan ke salib. Artinya jangan ada yang diampuni. Seringkali kita keliru menempatkan diri kita.
4:4 Tetapi firman TUHAN: "Layakkah engkau marah?" -
Apakah kamu itu betul kamu marah?
Apakah dengan marah itu kamu betul?
4:5. Yunus telah keluar meninggalkan kota itu dan tinggal di sebelah timurnya. Ia mendirikan di situ sebuah pondok dan ia duduk di bawah naungannya menantikan apa yang akan terjadi atas kota itu.
4:6 Lalu atas penentuan TUHAN Allah tumbuhlah sebatang pohon jarak
Bahasa Indonesia memakai pohon jarak. Bahasa Inggris tidak pakai nama jarak. Hanya disebut satu tanaman. Bahasa Indonesia lama, allah haraini ... satu kehidupan. Ceeppp ... ada, dari tidak ada. Orang Arab bilang kun fayakun - dari tidak ada jadi ada. Menudungi Yunus kepanasan. Yunus kepalanya kepanasan. Bersukacitalah, terhibur dari kekesalan hatinya. Ayat 6
4:6 ... melampaui kepala Yunus untuk menaunginya, agar ia terhibur dari pada kekesalan hatinya. Yunus sangat bersukacita karena pohon jarak itu.
4:7 Tetapi keesokan harinya, ketika fajar menyingsing, atas penentuan Allah datanglah seekor ulat, yang menggerek pohon jarak itu, sehingga layu.
Tuhan yang bikin pohon, Tuhan yang bikin ulat. Mau-maunya Tuhan. Hari ini Dia kasih pohon sama Yunus. Dia teduh dia sukacita. Besok Dia kirim ulat, bikin gundul itu pohon. Marah Yunus.
4:8 Segera sesudah matahari terbit, maka atas penentuan Allah bertiuplah angin timur yang panas terik, sehingga sinar matahari menyakiti kepala Yunus, lalu rebahlah ia lesu dan berharap supaya mati, katanya: "Lebih baiklah aku mati dari pada hidup."
4:9 Tetapi berfirmanlah Allah kepada Yunus: "Layakkah engkau marah karena pohon jarak itu?" Jawabnya: "Selayaknyalah aku marah sampai mati."
4:10 Lalu Allah berfirman: "Engkau sayang kepada pohon jarak itu, yang untuknya sedikitpun engkau tidak berjerih payah dan yang tidak engkau tumbuhkan, yang tumbuh dalam satu malam dan binasa dalam satu malam pula.
4:11 Bagaimana tidak Aku akan sayang kepada Niniwe, kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, yang semuanya tak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri, dengan ternaknya yang banyak?"
Disini saya belajar satu hal. Tuhan sangat sayang kepada manusia. Betapa pun
manusia itu jahat berdosa, Dia memberi jalan keluar. Tetapi jalan keluar
keselamatan itu hanya bisa didapat oleh manusia kalau dia merasa berhutang
kepada Tuhan. IsaHu yang ajaib ... Kuberhutanglah ... Kuberhutang jiwa ... Lagi
s'lamatHu. Saya yakin mereka yang merasa berhutang kepada Tuhan, dia tidak berat
untuk bersaksi. Saya bisa sampe di tahun 2004 ini karena Tuhan. Saya hampir mati
tahun 2003 tapi saya sampe-sampe 2004 in karena Tuhan. Betapa saya berhutang
kepada Tuhan. Saya tidak punya apa-apa dulu tapi sekarang saya bisa punya rumah
saya bisa dipelihara oleh Tuhan, sungguh saya sangat berhutang kepada
Tuhan.
Saudara, apakah kita merasa berhutang kepada Dia? Bagian yang kedua, apakah hutang itu saudara mau bayar? Hutang kepada Tuhan tidak bisa dibayar tetapi Paulus berkata aku terhutang kepada orang Yahudi dan Yunani - kepada orang yang belum kenal kepada Tuhan dia berhutang.
Mungkin Firman Tuhan ini tidak ada harganya untuk saudara, tetapi buat saya sangat berharga. Karena saya merasa sangat berhutang kepada Tuhan. Untuk saudara yang merasa tidak berdosa, saudara tidak merasa hutang apa-apa. Dia yang merasa tidak bersalah, saudara rasa tidak ada dosa di hadapan Tuhan. Saudara tidak akan ngerti apa artinya itu hutang kepada Tuhan. Tapi bagi kita yang merasa orang berdosa, yang sudah mendapatkan pengampunan Tuhan, mendapatkan kebaikan Tuhan, saudara akan mengerti betapa besarnya kasih sayang Tuhan kepada kita sehingga Dia mengorbankan diriNya diatas bukit Golgota untuk membayar segala hutang kita.
Ketika Dia mati diatas Golgota dan berkata: Sudahlah genap, artinya Dia sudah membayar semua hutang kita. Dalam surat Korintus, Paulus berkata kepada jemaat Korintus, kamu sudah dibayar dengan harga yang tunai, kontan ... bukan kredit. Lunas sudah dibayar dengan darah Anak Domba. Itu sebabnya kita saudaraku, dihadapan Tuhan sekarang menjadi orang-orang yang bebas. Oleh karena itu kita harus merasa berhutang budi, berhutang kebaikan Tuhan dan kepada sesama. Jangan terbalik. Kalau saudara merasa Tuhan berhutang, saudara menuntut Tuhan berbuat ini berbuat ini kepada saudara. Saya mau simpan ingatkan saudara dengan kata-kata Presiden Kennedy almarhum;, dia berpidato, jangan kamu berpikir apa yang Amerika bisa bikin kepada kamu tapi pikirkanlah apa yang kamu bisa bikin untuk Amerika. Kepada rakyatnya.
Saya mau pinjam kata-katanya. Jangan saudara pikir tahun 2004 apa yang Tuhan bisa kasih kepada saudara tapi cobalah renungkan mulai hari ini apa yang kita bisa beri kepada Tuhan. Kita berdiri bersama-sama.
Minggu pagi, 01 Februari 2004
Kita akan membuka Alkitab kita di dalam kitab Wahyu
1:3. Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat.
Bagian pertama dari ayat itu berbunyi “Berbahagialah orang yang membacakan firman Tuhan.” Banyak kali orang kristen ini lupa atau mungkin kurang diajar bahwa ada satu kebahagiaan yang luar biasa ketika mereka membaca firman Tuhan. Kelirulah saya kalau saya membaca firman Tuhan untuk bikin khotbah. Kita harus membaca firman Tuhan sebagai satu keadaan yang harus bagi kita karena tanpa kita membaca firman Tuhan, kita tidak akan mengerti apa, bagaimana dan siapa, dengan apa kehidupan kekristenan kita ini. Itu sebabnya kita perlu membaca.
Pagi hari ini saya hanya ingin membicarakan betapa berbahagianya, betapa senangnya kita membaca firman Tuhan. Di dalam Kisah Para Rasul, di sana kita membaca satu hal pasal yang ke 17.
Kisah Para Rasul
17:12 Banyak di antara mereka yang menjadi percaya; juga tidak sedikit di antara
perempuan-perempuan terkemuka dan laki-laki Yunani.
17:13 Tetapi ketika orang-orang Yahudi dari Tesalonika tahu, bahwa juga di Berea
telah diberitakan firman Allah oleh Paulus, datang jugalah mereka ke sana
menghasut dan menggelisahkan hati orang banyak.
Jadi saudara, kalau seorang dia percaya kepada firman Tuhan, ada kuasa-kuasa iblis mau membuat atau menghasut kita supaya kita tercabut dari iman percaya kita kepada Tuhan. Nah, salah satu kita caranya untuk berakar di dalam Kristus saudara-saudara adalah keadaan kita harus banyak membaca di dalam firman Allah. Saya akan memberikan tujuh hal bagaimana caranya kita membaca sabda Tuhan supaya kita tidak salah, supaya kita tidak keliru dalam mempelajari firman Tuhan. Supaya kita tidak salah, supaya kita tidak keliru ya karena di dalam kekristenan juga ada pelajaran sesat. Nampaknya ada yang sesat sehingga ... Alkitabnya, tetapi kenapa bisa sesat? Karena mereka membaca dengan keliru, mereka membaca dengan keadaan yang salah. Yang pertama kita akan lihat, kalau kita membaca firman Tuhan.
Yang pertama, jangan mengambil ayat keluar dari konteksnya. Jadi kalau saudara baca satu ayat firman Allah jangan ditarik, diambil dari ceriteranya. Saya kasih contoh. Di dalam II Korintus 12:9, dia berbunyi demikian, 'tetapi jawab Tuhanku kepadaku: “cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” Kalau saudara ambil ayat ini keluar dari konteksnya maka saudara senang menjadi lemah. Ah, saya nggak apa-apalah jatuh dalam dosa, nggak apa-apa saya banyak kelemahan, karena ayat ini berkata waktu saya lemah Tuhan memberi kekuatan kesempurnaan, kekuatannya terjadi dalam kelemahanku. Ah, nggak apa-apa saya mencuri, nggak apa-apa saya korupsi, nggak apa-apa saya sedikit-sedikit nyeleweng karena itu kelemahan saya, Tuhan tahu. Karena gitu kekuatan Tuhan, kuasa Tuhan dinyatakan dalam kelemahan, menurut ayat ini. Nah, ini ayat yang salah kalau saudara mengambil ayat ini keluar dari konteks.
Seharusnya kita baca dari sebelumnya. Sebelumnya rasul Paulus sedang bercerita bagaimana dia minta tiga kali kepada Tuhan ia sedang ditusuk oleh satu utusan iblis satu duri di dalam tubuhnya. Dia minta dicabut, tapi Tuhan bilang Aku tidak akan cabut karena kuasa-Ku disempurnakan di dalam kelemahan waktu itu oleh kelemahannya tubuh rasul Paulus. Ini salah satu contoh yang pertama bagaimana kalau baca Alkitab tidak boleh mencabut dari konteksnya.
Yang kedua. Syarat yang kedua membaca Alkitab jangan terlalu hurufiah, letter lek, jangan terlalu hurufiah ya letter lek. Contohnya, ini penting sekali. Tuhan Yesus mengajar begini: Kalau matamu yang kanan salah, cabutlah matamu. Lebih baik kamu masuk ke sorga dengan sebelah mata daripada masuk ke neraka dengan dua mata. Apa saudara mau cabut mata saudara karena melihat yang salah? Hurufiah. Ada ayat yang berbunyi “bencilah orang tuamu.” Wah, ini bahaya kalau saudara ambil letter lek, kalau saudara tidak mengerti apa maksud firman Allah. Jadi, jangan saudara-saudara. Kalau tangan kananmu mencuri, putuskanlah tanganmu, ya. Lebih baik kamu masuk sorga dengan sebelah tangan daripada masuk neraka dengan tangan komplit. Apa saudara mau putuskan tangan? Ini berbahaya sekali. Jadi jangan terlalu hurufiah kalau mempelajari sabda Tuhan.
Yang ketiga, jangan melalaikan sejarah dan kebudayaan atau spesifikasi dari ayat itu. Jangan melalaikan. Jadi kalau saudara membaca satu keadaan Bartimeus yang buta, dia ada di pinggir pintu Yerikho minta-minta. Kita harus baca apa sejarahnya. Apa dia betul-betul minta-minta karena dia miskin, apa dia minta-minta karena memang sejarah menyatakan kalau ada orang satu keluarga punya anak buta, dia dibawa ke satu pintu gerbang lalu ditutupi dengan selimut, selimut itu dipakai nama Bartimeus anak Timeus untuk meminta-minta?
Kata meminta-minta disana bukan minta duit tetapi minta belas kasihan, mohon doa supaya bisa matanya melihat. Kita mengerti tentang spesifikasi. Kenapa perempuan Samaria mengambil air jam dua belas, tengah hari? Karena dia malu, dia seorang perempuan yang berdosa. Dan orang Yahudi dengan perempuan Samaria tidak bicara. Jadi kebudayaannya saudara mesti mengerti, ya. Kebudayaan satupun mesti mengerti, kita harus mengerti baru kita mempelajari Alkitab.
Yang keempat, jangan
sampai kita tidak memakai salinan yang baik. Kita harus mempunyai Alkitab dengan
salinan yang baik. Kita lihat Mazmur
37:37 Perhatikanlah orang yang tulus dan lihatlah kepada orang yang jujur, sebab
pada orang yang suka damai akan ada masa depan;
37:38 tetapi pendurhaka-pendurhaka akan dibinasakan bersama-sama, dan masa depan
orang-orang fasik akan dilenyapkan.
Saudara-saudara, dalam salinan Inggris ayat 37 di katakan mark the blameless. Tadi ada satu ibu datang sama satu pendeta, dia bilang saya tahu bahwa ada satu orang yang sama seperti Yesus, tidak berdosa, tidak ada cacat celanya. Pendeta ini bingung, siapa? Oh, saya tidak tahu, dalam Alkitab tertulis? Ya, tertulis dalam Alkitab. Bingung ini pendeta karena pendeta di sekolah Alkitab nggak pernah diajar ada orang yang sama seperti Yesus tidak ada dosa. Lalu ini ibu kasih lihat ini Mazmur 37:37. Karena kalimat pertama dari bahasa inggris mark the blameless. Mark itu tandai. Tetapi dalam bahasa Inggris Mark itu nama dari Markus, Markus yang tidak ada salah. Jadi dia tidak mengerti maksud ayat ini. Jadi kita harus mempunyai salinan yang baik. Salinan dari Alkitab yang baik.
Yang kelima, jangan membaca apa yang kita inginkan. Jangan membaca apa yang kita inginkan. Lalu kita pilih ayat, wah kalau ini saya mau, wah kalau iman saya mau, tentang kasih mengasihi mengampuni saya mau. Tapi tentang dosa saya nggak mau, tentang perpuluhan saya nggak mau baca, tentang sabar, tentang korban saya tidak mau. Kalau ini mau, kalau itu nggak mau. Kita memilih apa yang kita mau, tapi bahaya.
Ada satu pendeta dari Kanada, dia pergi enam ribu lima ratus mil dari Kanada itu pergi ke Mesir, menginjil di sana. Tetapi tidak ada hasil. Setelah tiga bulan dia pulang. Gereja yang ngirim dia bilang kenapa, saudara berani nekad ke sana. Oh saya ikut firman Allah, saya dapat dari sabda Tuhan, buktinya apa? Ini ayatnya. Dia bacakan waktu Yusuf dan Maria ketemu dalam mimpi dengan malaikat, pergilah ke Mesir, mengungsilah ke Mesir. Dia anggap itu ayat untuk dia sendiri, oh kalau begitu saya di suruh pergi ke Mesir. Nggak di suruh juga, karena dia baca ayat, Yusuf Maria pergi ke Mesir, dia pergi ke Mesir enam ribu lima ratus mil dari Kanada pergi ke Mesir. Nggak tahu dia bahasanya, nggak tahu apanya. Tiga bulan dia belanjakan uang, dia balik lagi ke Kanada. Karena apa? Karena dia hanya baca apa yang dia inginkan.
Di Surabaya ada satu ibu, selalu pakai lima koin uang, uang ratusan. Jadi dia kalau baca Alkitab begini, dalam nama Yesus buka taruh duit, dalam nama Yesus buka taruh duit, dalam nama Yesus buka taruh duit, dalam nama Yesus buka taruh duit, lima koin. Lalu satu koin dibaca. Itu salah! Lalu berikutnya dia baca lagi, Maleakhi 3:10 “bayarlah persepuluhan,” aduh salah, lupa. Dia buka lagi yang terakhir, maka Yudas menggantung diri. Ayo, mau ngomong apa lagi? Jadi saudara-saudara, kita tidak boleh membaca seenak perut kita apa yang kita mau baca. Kita tidak boleh!
Yang ke enam. Ini yang penting dan ini yang saya bergantung seratus persen dalam ayat ke-6 ini. Jangan membaca tanpa bimbingan dari Roh Kudus. Mungkin yang ke enam dan ke tujuh ini saling penting. Tapi jangan membaca tanpa bimbingan dari Roh Kudus. Jadi sebelum saudara baca, saudara berdoa dulu “Tuhan saya mau baca firman Allah”. Nggak usah panjang, bagian-bagian pendek saja “dimohon bimbingan dari Roh Kudus, pimpinlah saya.”
Jangan merasa pintar, jangan merasa saya sudah hebat, saya sudah jadi pendeta besar, saya sudah jadi tua-tua jemaat, saya bisa buka Alkitab tanpa bimbingan Roh Kudus - tidak bisa! Kita perlu bimbingan Roh Kudus. Dialah Guru Besar diatas segala guru besar. Roh Kudus adalah guru kita. Menurut suratan Yohanes, Dia kalau mengajar kita, kita tidak usah diajar oleh orang lain lagi, Dia adalah Guru Besar kita.
Maka saudara-saudara, jangan berani-berani baca mencoba mengerti firman Allah tanpa bimbingan Roh Kudus. Karena kalau tidak bahaya. Kita baca Hosea, lalu Hosea mendapatkan firman Allah “pergilah kamu mencari seorang perempuan sundal, jadikanlah istrimu.” Apa saudara akan lari cari perempuan sundal, pelacur, baru jadikan istri. Datang sama saya, om saya sudah menurut kitab nabi Hosea, inilah pelacur yang saya sudah dapat di Bojongmeron. Dan saya mau jadikan dia istri saya. Dulu ada satu jemaat kita tinggal di Bojong meron, ada yang tulis surat dari Bandung salah tulis, Jalan Jobongmeron, sampai juga saudara-saudara. Memang Bojongmeron terkenal dulu tempat perempuan tidak baik. Apa begitu? Tidak! Karena kitab nabi Hosea sedang bercerita tentang Israel yang berkhianat. Jadi Tuhan berfirman.
Itu sebabnya kita perlu
bimbingan dari Roh Kudus. Amin? Kita jangan merasa pintar, jangan merasa hebat.
Tidak ada pendeta di dunia yang jago bagaimanapun juga, bisa berhasil tanpa
bimbingan ROH KUDUS. Roh Kudus akan membawa kita kepada Yesus. Dan Yesus berkata,
belajarlah kepadaKU. Itulah sebabnya kita mesti duduk di kaki Tuhan dan minta
bimbingan dari Roh Kudus. Tanpa Dia kita tidak artinya apa-apa.
Coba kita baca dulu
II Timotius
2:7 Perhatikanlah apa yang kukatakan; Tuhan akan memberi kepadamu pengertian
dalam segala sesuatu.
Ada haleluyah? Siapa
memberi pengertian, saudara? Tuhan. Dalam hal ini Roh Kudus, Dia memberikan
pengertian kepada kita, ya. Dia memberikan pengertian kepada kita.
II Timotius
3:15 Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat
memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada
Kristus Yesus.
3:16 Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar,
untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang
dalam kebenaran.
3:17 Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk
setiap perbuatan baik.
Demikianlah saudara yang ke enam adalah jangan kita membaca firman tanpa bimbingan Roh Kudus.
Ada satu keluarga selalu suruh anak-anaknya sebelum pergi sekolah, baca dulu firman Tuhan satu ayat. Sebelum pergi, waktu mereka makan roti, waktu mereka sarapan, papa mamanya buka Alkitab, baca ini dengan suara jelas, satu ayat saja. Sudah baca ayat, baru dia sekolah. Sebelum baca ayat tidak boleh sarapan. Orang Inggris bilang 'No Bible No Breakfast,' kalau tidak ada Alkitab, jangan sarapan. Kebiasaan ini sangat baik. Jadi orang itu, kalau anak itu kalau sekolah tidak ditanya sama mamanya, udah bawa uang jajan belum? Sudah baca Alkitab belum? Sudah sembahyang belum? Sudah berdoa belum? Itu mama saya paling ketat sekali sampai saya sudah SMA kalau mau sekolah, udah sembahyang belum? Sudah berdoa belum? Baca Alkitab, satu atau dua ayat.
Yang
terakhir yang
ketujuh, ini
yang paling berat. Belajarlah menerapkan atau mempraktekkan firman Allah yang
kita sudah
baca. Dia menulis surat Yakobus
1:23 Sebab jika seorang hanya mendengar firman saja dan tidak melakukannya, ia
adalah seumpama seorang yang sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di
depan cermin.
Saya bingung kalau ada siswa udah lulus kelas satu, nggak ada satu pun yang nempel sama dia, nggak ada takut sama Tuhan, nggak ada hormat sama pimpinan, nggak ada takut berdusta, nggak ada takut berbohong, itu saya bingung. Ribuan ayat yang dia belajar di sekolah Alkitab itu kemana? Mau dicatat tapi tidak simpan di dalam hati. Maka raja Daud berkata dalam Mazmur “Maka perkataanMu telah ku taruh dalam hatiku ... Supaya jangan ... Supaya jangan ... Aku berdosa padaMu”. Dia terapkan di dalam hati. Apa Daud tidak ada salah? Ada salah. Tapi dia belajar menerapkan. Dia begitu takut sama Tuhan: Tuhan jagalah, taruh penunggu di depan mulutku supaya aku tidak salah bicara, tidak berdusta. Susah menerapkannya.
Buat saya, jemaat satu minggu cuma tahu satu ayat tapi diterapkan, lebih baik dari satu minggu punya tujuh puluh ayat nggak ada satu yang di terapkan. hafal tapi tidak ada yang diterapkan. Jangan kau takut, jangan bimbang, Aku besertamu sampai kesudahan alam - tapi takut terus. Nah, itu nggak diterapkan. Jangan kamu khawatir apa yang kamu makan dan yang kamu minum dan yang kamu pakai karena Aku tahu segala keperluanmu. Cari dulu Kerajaan Allah maka segala sesuatu akan ditamnahkan bagimu - hafal. Tapi khawatir terus tiap hari. Itu nggak diterapkan.
Maka khotbah saya minggu yang lalu ... kalau awalnya baik, kalau gumpalannya baik, kalau akarnya baik - kesananya sampai Desember baik. Kalau Januarinya saja baik maka sampai bulan Desember saudara akan baik. Itu sebabnya yang paling berat adalah yang ke tujuh ini, terapkan. Menerapkan kebenaran firman Allah di dalam kehidupan kita. Melakukan kebenaran.
Saudara mungkin pernah ke dokter. Biasanya kalau ke dokter ... waktu istri saya sakit, karena dokternya kenal saya, waktu lihat bon, gratis, nggak perlu bayar. Dokter itu prakteknya hampir-hampir dua belas jam penuh. Di rumahnya sampai di rumah sakit. Nah, saudara-saudara, kalau saudara ke dokter, saudara lihat nama dokter itu dr. Budiman, praktek jam enam belas sampai jam dua puluh. Ditulisnya praktek, apa yang dia udah belajar di sekolah kedokteran, dia sekarang praktek. Saya ketemu satu dokter wanita, dia bilang mayat itu guru saya. Kalau ada tabrakan, orang mati, itu dibawa dulu ke Rumah Sakit Cipto Mangungkusumo, untuk diotopsi. Nah, itu sekolah-sekolah kedokteran dipanggil, ayo belajar, dibuka belajar ... ini jantung, ini ini, dibuka. Mayatnya ditaruh di air dulu ... ini ini begini. Maka di situ mayat itu guru mereka.
Sekarang begitu sudah menyandang dokter, dia harus praktek. Sekarang saudara dengar firman Allah, saudara sekolah, saya sekolah, saudara sekolah, kita sama-sama sekolah. Keluar dari gereja, kita mesti praktek. Amin saudara-saudara? Kita menerapkan apa yang diajarkan. Kalau diajarkan oleh firman Allah, maka saya itu tadi bilang, saya bingung kalau ada siswa belajar sembilan bulan tapi bisa bohong, bisa nggak ada takut sama Tuhan, bisa lupa tentang kekudusan. Aduh, aduh bingung saya. Tidak ada satupun yang nempel di dalam pikirannya karena dia tidak mempraktekkan apa yang dia belajar. Dia tidak melakukan ya apa yang dia belajar. Itu sebabnya kita harus saudara-saudaraku belajar mempraktekkan apa yang kita pelajari di dalam Tuhan, apa yang kita pelajari di dalam Kristus Yesus, apa yang kita belajar di dalam firman.
Sebagai ayat terakhir, kita lihat
kembali Kisah Rasul 17, terakhir saya membuktikan bahwa membaca Alkitab itu ada
dampak yang luar biasa. Kisah Rasul 17, kita mulai baca ayat 11. Bersama-sama
kita membaca ayat 11 ini.
17:11 Orang-orang Yahudi di kota itu lebih baik hatinya dari pada orang-orang
Yahudi di Tesalonika, karena mereka menerima firman itu dengan segala kerelaan
hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah
semuanya itu benar demikian.
Pulanglah saudara sebentar dengan satu keyakinan, saudara membaca firman Allah! Gereja boleh sama - Pentakosta, suku bangsa boleh sama - Indonesia ... tapi kalau saudara membaca firman Allah tiap hari, saudara akan lebih baik hatinya daripada mereka yang tidak pernah membaca firman Tuhan. Mari kita berdiri bersama-sama.
Minggu pagi, 22 Februari 2004
Tekun!
Ibrani
10:36 Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak
Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu.
Dalam bahasa Inggris dikatakan, engkau memerlukan daya tahan, sehingga sesudah kita mengerjakan kehendak Allah, kita bisa mendapatkan janji-janji yang dijanjikannya itu. Ada 3 hal yang kita akan belajar pada pagi hari ini. Yang pertama adalah ketekunan. Tekun itu lebih dari rajin. Dalam bahasa Indonesia dipakai istilah rajin dalam ayat yang lain tekun itu berarti lebih dari rajin.
Mari kita ingat cerita dari Rut ketika dia memungut jelai di ladangnya Boaz. Dia memungut ... memungut ... lalu datanglah Boaz ke ladang itu. Dia bertanya sama pegawai-pegawai: Ini perempuan siapa punya? Dia adalah Rut orang Moabi, katanya, dan dia mengumpulkan jelai dari pagi sampai petang dan belum berhenti dan tidak istirahat sedikitpun. Berarti, saat itu waktu Boaz datang, semua pegawai musti berhenti dari bekerja, harus beristirahat. Ada masa untuk pegawai beristirahat. Biasanya siang untuk makan minum. Tetapi mungkin yang diperlukan Rut ini sangat besar maka dia bekerja begitu rupa sampai di akhir sore petang dia tidak berhenti sedikit juga.
Saya mau bedakan 2 orang ini. Karyawan-karyawannya itu rajin. Tapi Rut itu tekun. Rajin ada masa istirahat dia pakai. Kalau tekun, dia tidak pakai masa istirahat walaupun diberi hak untuk istirahat. Ini supaya saudara mengerti seperti apa gambaran tekun itu. Dalam bahasa Inggris dipakai kata daya tahan. Ternyata kita ikut Tuhan itu diperlukan tekun. Bukan rajin. Kalau rajin, hujan besar kita bisa tidak datang. Tapi kita masih kategori rajin. Tapi orang yang tekun ... saya pakai ilustrasi lagi. 19 Mei 1963 Cianjur itu jadi lautan api. Selalu sakit hati saya memikir itu, itu persis hari minggu saya baru mengantar anak-anak murid sekolah minggu ... ada demonstrasi. Televisi hanya punya toko Go Su Gwe satu-satunya yang punya televisi, dilempar dari atas; mobil-mobil diterbalikkan. Dirusak toko-toko sampe sore. Jam 5 kebaktian. Ayah saya berdiri di depan pagar karena tidak ada kebaktian gereja sudah penuh orang yang mengungsi. Orang yang beragama Budha di depan mengungsi di gereja semua bawa pakaian. Lucu juga gereja ini seharusnya haleluyah tapi semuanya berdoa amitabha amitabha ... itu doa orang Budha tapi di gereja sembahyang.
Bayangkan dari jam 10 pagi itu mulai lemparan batu sampai malam. Tapi jam 5 sore datang satu pemuda bawa perjanjian baru, Tan Han Liong. Oom, ada kebaktian? Nggak ada kebaktian. Dia pulang. Hati-hati, ya. Sampai ditikungan, ayah saya bilang, itu orang akan jadi orang besar. Jemaat tidak datang karena ada demonstrasi. Siapa, gila ada orang mau datang kebaktian lagi ada demonstrasi begini.
Supaya saudara bisa tahu antara tekun dengan rajin ini bedanya. Rajin, sakit sedikit bisa tidak kebaktian. Tekun, kalau belum dia nambru dia belum berhenti. Saya bangga sama satu murid saya namanya Linda Sutanto. Ketika saya mengajar di Beiji ketahuan dia di payudaranya ada kanker. Sakit luar biasa. Saya dipanggil sama tante Brodland, mendoakan dia. Tapi dia tidak mau pulang. Dan dia bilang, biar saya mati di sekolah. Kadang-kadang dia nyandar ditiang, paksakan diri. Apa terjadi? Dia disembuhkan oleh Tuhan dengan mujijat, sekarang gembala sidang.
Yang lain rajin tapi dia
tekun. Saya rasa 3 contoh itu bisa menggambarkan kepada kita seperti apa tekun
itu. Tanpa ketekunan kita tidak mampu mendapat perjanjian. Kita akan lihat lebih
dahulu injil Lukas
8:11 Inilah arti perumpamaan itu: Benih itu ialah firman Allah.
8:12 Yang jatuh di pinggir jalan itu ialah orang yang telah mendengarnya;
kemudian datanglah Iblis lalu mengambil firman itu dari dalam hati mereka,
supaya mereka jangan percaya dan diselamatkan.
8:13 Yang jatuh di tanah yang berbatu-batu itu ialah orang, yang setelah
mendengar firman itu, menerimanya dengan gembira, tetapi mereka itu tidak
berakar, mereka percaya sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad.
8:14 Yang jatuh dalam semak duri ialah orang yang telah mendengar firman itu,
dan dalam pertumbuhan selanjutnya mereka terhimpit oleh kekuatiran dan kekayaan
dan kenikmatan hidup, sehingga mereka tidak menghasilkan buah yang matang.
8:15 Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar
firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam
ketekunan."
Betapa pentingnya ketekunan
karena ketekunan hanya dimiliki oleh orang yang berbuah 100 kali ganda, yang
berbuah lebat. Kembali kepada Ibrani
10:36 Sebab kamu memerlukan ketekunan, ...
Jadi sekarang saudara mengerti apa artinya ketekunan.
Kita lihat yang kedua. Yang kedua adalah 'sesudah kamu melakukan kehendak Allah.' Saya punya kunci mobil. Saya duduk di belakang stir. Tapi mesin tidak akan hidup sebelum saya masukkin kunci dan start mobil itu. Saya balik sekarang. Mesin mobil akan hidup sesudah saya memasukkan kunci dan start mobil itu. Tapi kalau hanya saya pegang kunci, saya memperlihatkan sama saudara saya punya kunci mobil, begitu duduk di belakang stir mobil saya punya kunci mobil tapi tidak pernah saya masukkan di ignition saya tidak pernah start ... mesin tidak akan hidup.
Demikian juga saudara, tidak ada pilih kasihnya Tuhan. Tuhan nggak lihat muka orang Tuhan nggak lihat kedudukan orang, apa pendeta apa jemaat biasa, lelaki atau perempuan, pandai atau bodoh, berpendidikan atau tidak, dokter atau pasien, Dia nggak mau tahu. Dia bilang, kamu memerlukan ketekunan sesudah nyalakan mesin ... sesudah kamu melakukan kehendak Allah ... sesudah kita menyalakan mesin, ... kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu.
Saya lapar, saya perlu makan, saya duduk di meja makan. Ada nasi goreng di depan saya tapi rasa lapar itu tidak akan hilang hanya dengan saya melihat nasi goreng itu, hanya dengan saya mencium-cium wanginya nasi goreng. Oh, ini nasi goreng ikan asin, oh, ini nasi goreng pakai ham, oh ini nasi goreng pake ayam, oh ini nasi goreng pake ini ... tidak. Tetapi sesudah saya makan.
Hari Jumat saya kirim sms sama semua jemaat dan teman-teman, yang perlu didoakan dalam doa malam. 2 orang tidak memerlukan doa tapi mau mengucap syukur sama Tuhan. Satunya adalah jemaat saya di Cianjur ini, dia punya peternakan ayam. Dia bilang, puji Tuhan saya mau bersyukur sama Tuhan, tidak ada ayam saya yang kena flu burung. Saya tidak heran. Dia bawa persepuluhan tiap bulan. Dan apa janji Tuhan kepada orang yang bawa persepuluhan? Tuhan akan melindungi dari segala kehancuran - itu janji Tuhan! Jadi sesudah dia melakukan persepuluhan, Tuhan nyatakan buktikan bahwa Tuhan itu membela dan tidak ada satu flu burung. Bayangkan di Cianjur saja sudah ratusan ribu yang dibunuh.
Nah, kata sesudah ini, membuat kita sadar bahwa sesudah ini ada satu proses di dalam kehidupan kita karena yang ketiga dikatakan kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu tetapi kita harus ada kata pengertian ini, kita mengerjakan dulu. Penuh daya tahan ketekunan, kita mengerjakan dulu. Saya pernah bilang sama saudara, bekerjalah dengan cinta sampai saudara tidak merasa kerja itu. Tapi saudara mencintai pekerjaan itu.
Ayat 36, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu. Bahasa Inggris, you may receive, kamu bisa mendapat apa yang dijanjikan. Bahasa Indonesia bahasa Inggris sama. Saudara membaca, kamu memperoleh apa yang dijanjikan. Tetapi dalam bahasa asli, kamu akan dapat tiket ... baru mendapat tiket, kamu mendapat karcis, mendapat tiket ... untuk apa yang dijanjikan. Jadi belum kita dapat juga, selain kita menukarkan tiket itu, selain kita masuk ke dalam ruangan berkat itu, membawa tiket ini saya masuk.
Kemarin saya ke kedutaan besar Belanda, saya akan menginjil kesana, Perancis, Jerman. Bapak sudah sering ke Belanda? Kenapa bolak-balik begini, saya kasih 2 tahun. Dikasih saya 2 tahun untuk pulang pergi visa. Istri saya sebulan. Tapi saya dikasih tiket. Ambil seminggu kemudian. Tiketnya kelihatannya cuma kertas begini saja. Ini tiket. Ambil seminggu kemudian. Saya mau tanya, apa saya sudah dapat visa? Sudah. Dikasih tahu 2 tahun saya dapat visa. Sudah. Tapi paspornya harus diambil ... di kasih tiket. Sudah dapat visa. Ambil tiketnya, ambil paspornya nanti satu minggu. Saya dikasih tiket.
Nah, tiket untuk masuk menerima berkat itu adalah iman! Jadi setelah kita tekun, Tuhan nilai. Tekun dalam apa? Sesudah melakukan kehendak Allah dan kehendak Allah saya nggak usah ngomong. Persepuluhan kehendak Allah. Rendah hati kehendak Allah. Mengalah kehendak Allah. Taat kehendak Allah. Tunduk kepada suami kehendak Allah. Mengasihi istri kehendak Allah. Sayang anak kehendak Allah. Hormat kepada orang tua kehendak Allah. Banyak kehendak Allah, saya bisa ngomong.
Tapi dikatakan kalau kamu
sudah mengerjakan, sesudah melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh tiket.
Dikatakan, you may ... kamu boleh ... menerima. Belum menerima, bagaimana?
Dengan iman. Karena Allah kita adalah Allah dari iman. Ibrani
6:9. Tetapi, hai saudara-saudaraku yang kekasih, sekalipun kami berkata demikian
tentang kamu, kami yakin, bahwa kamu memiliki sesuatu yang lebih baik, yang
mengandung keselamatan.
6:10 Sebab Allah bukan tidak adil, sehingga Ia lupa akan pekerjaanmu dan kasihmu
yang kamu tunjukkan terhadap nama-Nya oleh pelayanan kamu kepada orang-orang
kudus, yang masih kamu lakukan sampai sekarang.
6:11 Tetapi kami ingin, supaya kamu masing-masing menunjukkan kesungguhan yang
sama untuk menjadikan pengharapanmu suatu milik yang pasti, sampai pada akhirnya,
6:12 agar kamu jangan menjadi lamban, tetapi menjadi penurut-penurut mereka yang
oleh iman dan kesabaran mendapat bagian dalam apa yang dijanjikan Allah.
Jadi hanya dengan iman. Tuhan tidak lupa keringat saudara. Jangan anggap remeh saudara punya kegiatan, jangan anggap remeh saudara pel gereja, jangan saudara anggap remeh menerima tamu - karena Tuhan bayar kelelahan saudara. Apalagi nanti bangun gereja. Apalagi beli tanah.
Minggu pagi, 29 Februari 2004
Kebajikan yang Ikhlas
Surat II Petrus
1:3 Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang
berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah
memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib.
1:4 Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang
berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam
kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia.
1:5. Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk
menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan,
1:6 dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan,
dan kepada ketekunan kesalehan,
1:7 dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan
saudara-saudara kasih akan semua orang.
1:8 Sebab apabila semuanya itu ada padamu dengan berlimpah-limpah, kamu akan
dibuatnya menjadi giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Yesus Kristus, Tuhan
kita.
1:9 Tetapi barangsiapa tidak memiliki semuanya itu, ia menjadi buta dan picik,
karena ia lupa, bahwa dosa-dosanya yang dahulu telah dihapuskan.
1:10 Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya
panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak
akan pernah tersandung.
Didalam bahasa Inggris, kata tersandung disalin dengan kata yang sama, tersandung. Tapi dalam bahasa asli, tersandung disini berarti gagal, berarti bantut, berarti tidak lulus, dan sebagainya. Jadi ada satu kehidupan yang tidak gagal, ada satu hidup yang tidak gagal, ada satu kehidupan yang tidak akan pernah gagal. Lalu kita ukur dengan diri kita. Kita banyak gagal, kita banyak salah, kita banyak gagal lagi, gagal lagi. Bahkan yang kita berbuat tidak pernah orang berdosa berbuat - kita berbuat sebagai orang kristen.
Mana mungkin ayat ini benar 'tidak pernah gagal?' Kalau ayat ini nggak benar artinya Tuhan kita bohong. Tapi dalam ayat 10 dikatakan, sebab jikalau kamu melakukannya ... mungkin ini kurang berat. Bahasa Inggris, jikalau kamu melakukan semua hal ini, yaitu ayatnya yang ke 5-8, jikalau kamu melakukan semuanya ini. Jikalau saya melakukan semuanya. Jadi setelah kita melakukan, baru akan ada satu kehidupan yang tidak akan gagal.
Nah, maaf, banyak kali kita orang kristen ini tidak mau maju didalam kekristenan. Hari minggu kita jadi orang rohani, hari lain kita jadi orang berdosa. Berapa banyak orang kristen masih ngomongin pendetanya di belakang-belakang. Itu satu dosa yang sangat keji dihadapan Tuhan, tapi kita masih lakukan. Ini contoh saja. Kenapa? Kita melakukan sesuatu yang orang dunia saja tidak melakukan. Karena kita tidak hidup serius dengan Tuhan. Kekristenan kita, kita anggap sebagai agama. Dan saudara anggap kalau kita beragama kristen, kita masuk surga, kalau saya sudah dibaptis kita masuk surga. Enak benar.
Baptisan air bukannya paspor untuk kita masuk surga - tidak. Walaupun kita anggota gereja belum tentu lho, kalau kita tidak melakukan segala sesuatu yang diceritakan dari ayat 5 tadi. Maka kita akan tersandung. Dan kalau orang tersandung, tidak mungkin dia masuk surga.
Nah, sekarang orang tersandung ini dikatakan gagal, tidak akan gagal. Ada satu hidup yang tidak akan pernah gagal. Luar biasa. Ditantang betul. Petrus sendiri yang menulis ini pernah gagal. Tapi sekarang dia sudah menemukan rahasianya tidak pernah gagal. Ada satu nyanyian berbunyi: Dia tak pernah gagal. Kita suka kalau Dia tak pernah gagal tapi kalau Dia yang tak pernah gagal ada didalam kita, kita juga tak akan pernah gagal. Tapi karena kita tak ijinkan Dia berkarya berfungsi di dalam kehidupan kita - kita gagal.
Kita akan lihat yang pertama di dalam ayatnya yang ke-5,
1:5. Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk
menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan,
Karena itu kamu harus dengan rajin berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan. Sebelum kebajikan tambah dulu kebaktian saudara. Jangan bertahun-tahun kebaktian satu minggu cuma satu kali. Bertahun-tahun mengikut Yesus sudah rasa cukup ... satu kali satu minggu. Sudah rasa rohani betul. Saya nggak bisa jamin. Tambah. Saudara yang datang seminggu sekali datangnya terlambat lagi. Udah terlambat, ngantuk lagi di gereja tidur. Udah tidur, batuk lagi bangunnya. Sekali seminggu mau beli surga. Mau masuk surga seminggu sekali ke gereja. Dia rasa sudah cukup Yesus bisa dibebenjokeun dengan ke gerejanya saya seminggu sekali. Nggak cukup saudara. Tambah kepada imanmu kebajikan.
Kebajikan ini bahasa Inggrisnya virtue, bahasa Yunaninya 'kebaikan yang ikhlas.' Saya pernah melihat satu Mercedes, orang minta-minta menggosokkan badan di badan Mercides itu. Kaca keluar lalu dikasih uang 5 ribu. Uh, hebat benar. Itu baru saya tahu teman saya bilang, dia kasih 5 ribu supaya pengemis itu jangan menggosok-gosokkan badannya kepada mobil. Dia baik tapi tidak ikhlas. Iya Ci ... iya Ko ... iya Oom, tersenyum di depan tapi di belakang ngomongin. Itu bukan kebaikan yang ikhlas. Tambah kepada imanmu kebaikan yang ikhlas, kebajikan yang ikhlas.
Ada siswa-siswi yang kerja karena terpaksa, karena sudah ditugaskan kerja dia bekerja tapi hatinya terpaksa dia kerja. Takut ditegur takut dimarah takut dikeluarkan dia bekerja tapi tidak ikhlas ... terpaksa. Kita ini main agama, mempermainkan agama. Agama dipermainkan menurut maunya kita. Orang yang harus menambahkan kepada iman itu kebaikan yang ikhlas, dia itu seperti orang yang jatuh cinta. Orang yang jatuh cinta akan mencari tahu apa yang dia bisa buat untuk menyenangkan kekasihnya. Orang jatuh cinta itu bukan satu perempuan dua lelaki, bukan. Bukan satu lelaki tiga perempuan. Itu bukan jatuh cinta, itu mata keranjang. Yang saya sedang ngomong ini cinta yang sejati.
Sepasang suami istri di dataran Cina. Suaminya seorang pemusik, istrinya bekas bintang film, saling jatuh cinta. Setelah menikah beberapa waktu, suaminya pengarang lagu pencipta lagu pemain musik yang handal setelah punya anak satu dua orang, suaminya buta karena satu dan dua hal. Dia merasa minder kepada istrinya karena dia tahu istrinya cantik. Dia suruh istrinya meninggalkan dia, ceraikan saja saya karena kamu tidak baik punya suami yang buta. Itu istrinya bilang, tidak, saya menikah sama kamu dalam keadaan apapun juga. Keadaan normal atau buta, tetap kamu suami saya. Ini kasih yang ikhlas. Kebajikan yang ikhlas itu, yang jaman sekarang sudah susah dicari. Urusan kecil saja cerai, urusan kecil dibikin besar cerai.
Sekarang remaja saja punya pacar lebih dari satu, dua tiga itu bangga dia. Jadi Madonna, Lady Di. Apalagi laki-laki. Kalau dia bisa punya pacar 2-3 itu bangga dia. Dan tidak sadar dia kena masuk perangkap kebajikan yang tidak ikhlas. Pantas kalau kamu melakukan semuanya ini dari hati, kamu tidak akan gagal. Pantas saya bilang. Pantas. Ada orang mencintai suami tapi dengan mencintai juga dia ikuti juga dengan curiga. Curiga kan sama dengan tidak percaya. Dan tidak percaya sama dengan kebaikan yang tidak ikhlas.
Orang Farisi datang di gereja di Bait Allah. Dia mengangkat tangannya kepada Tuhan dan dia berkata: Ya Tuhan, ... - Sampai saat itu yang dia kerjakan sangat betul. Dia datang di kebaktian dia datang di tempat Bait Allah dan dia berdoa kepada Tuhan dan dia mengangkat tangannya - betul. Dan dia berkata: Ya Tuhan, ... - betul. Aku bersyukur ... - betul. Tapi langsung berikutnya mulai kelihatan tidak ikhlasnya. Aku bersyukur karena aku bukan seorang pembunuh, bukan seorang lalim, bukan seorang yang keji, bukan pemungut cukai.
Lalu mulai dia kasih tahu sama Tuhan: Aku berpuasa dua kali seminggu - kan Tuhan tahu. Aku membawa persepuluhan - kan Tuhan tahu. Semua yang kita kerjakan untuk Tuhan, Tuhan tahu. Tersembunyi ataupun tidak - Tuhan tahu yang kita kerjakan untuk Tuhan. Lihat didalam 7 sidang jemaat di Wahyu: Aku tahu segala perbuatanmu, aku tahu kelelahanmu, aku tahu pekerjaanmu, aku tahu kekuatanmu, aku tahu ... aku tahu ... aku tahu.
Tapi kita seringkali bertindak kepada Tuhan seperti Tuhan itu Si Buta dari Gua Hantu, nggak tahu apa-apa. Lalu kita berbuat baik tapi tidak ikhlas. Kita anggap kebaktian ini hanya apel, hanya kebaktian yang bisa kita tinggalkan kapan saja bagaimana saja. Padahal kebaktian adalah pertemuan kita dengan Tuhan.
Dalam ayat 3. Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh.
Jadi fasilitas sudah diberikan. Telah memberikan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk kita untuk hidup benar, untuk hidup saleh, untuk hidup tidak jatuh, untuk hidup tidak gagal. Sudah dikasih tapi tidak dipakai.
1:4 Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia.
Jadi saudara-saudara, kalau kita gagal, kalau kita jatuh mengikut Kristus, itu ada satu kejatuhan yang lain, yaitu kita akan dihancurkan dibinasakan bersama dengan dunia. Tidak ada tempat di tengah. Ah, saya nggak ke surga saya nggak ke neraka, saya nggak ke Yesus, saya nggak ke dunia - tidak. Saudara nggak benar di dalam Tuhan, saudara pasti dibinasakan bersama dengan dunia.
Didalam Alkitab ada 3 istilah: Orang benar, orang berdosa, dan orang fasik. Sudahlah jangan dianggap, orang benar kita sudah tahu siapa dia, orang berdosa sudah tahu. Tapi orang fasik, itu di dalam alkitab berkata, orang fasik itu orang yang teorinya tahu Tuhan, kenal Tuhan tapi tindakannya kelakuannya perbuatan sehari-harinya itu seperti orang berdosa, maka diistilahkan dia orang fasik. Teorinya tahu Tuhan tapi dia bertindak sebagai orang berdosa.
Maka dalam Matius 7 Tuhan berkata bukannya yang berseru kepadaku Tuhan Tuhan akan diselamatkan tapi yang melakukan kehendak Bapa-Ku. Lalu protes orang itu, bukankah dengan nama Tuhan aku mengusir setan, dengan nama Tuhan aku membuat mujijat, dengan nama Tuhan aku bernubuat atau mengajar? Bahkan dalam injil Lukas, dengan nama Tuhan kami makan perjamuan bersama-sama. Biar dia makan perjamuan bersama-sama tapi kalau tindak-tanduknya tidak sama dengan ajaran firman Allah, dia dibuang, dibinasakan.
Sampai Paulus wanti-wanti, dia berkata, jangan sampai aku yang mengajar orang ... aku yang khotbah, aku sendiri akan binasa, aku sendiri terbuang. Kenapa? Karena keselamatan itu sangat mahal harganya. Maka jadilah kita seorang kristen yang sungguh-sungguh rajin, kristen tenanan, kata orang jawa. Bukan kristen-kristenan asal ke gereja asal nongol, asal kebaktian, asal nyanyi. Kolekte asal, sembahyang asal. Apalagi tadi siswa berdoa hanya 10 detik sudah amin, itu doa apa? Mau doa untuk firman Allah kaya begitu. Calon hamba Tuhan doa apa, saya nggak pernah ajar. Nggak ada rasa urapan, nggak ada rasa itu kerinduan kepada Tuhan, itu doa macam apa. Mau jadi pendeta. Pake dasi itu bukan tandanya kita pendeta. Ada di sekolah alkitab belum tentu saudara jadi pendeta. Banyak yang keluar dari sekolah pendeta jadi setan di dalam pekerjaan Tuhan. Bukan jadi pendeta, lebih brengsek dari pendeta setelah keluar dari sekolah pendeta. Banyak.
Nah, itu harus kita lakukan ini yang kita kerjakan ini. Mengambil bagian dalam kodrat Ilahi. Berarti kita nggak ambil semua. Mari saya kasih ilustrasi. Gedung ini full AC. Ada yang senang dengan AC, ada yang tidak suka dengan AC. Yang tidak suka dengan AC, dia akan duduk jatuh dari tempat AC itu bertiup. Maka saya juga aneh kenapa orang tidak mau duduk di depan sini, padahal urapan itu disini. Kenapa orang mau duduknya dibelakang. Kalau naik bus ingin duduknya di depan kalau di gereja duduknya ingin di belakang, saya juga nggak ngerti. Tapi kalau di Cianjur mungkin ada yang senang AC, dia pasti duduk di depan. Tapi yang nggak suka dia akan duduknya jauh. Ada yang lebih tidak suka lagi dia akan duduk di balkon karena di balkon tidak terlalu dingin, bahkan agak sedikit panas.
Nah, kodrat Ilahi itu kaya AC. Ada yang senang dengan kodrat Ilahi, oh dia bersuka cita dengan kodrat Ilahi, dia ada di tengah-tengah hadirat Allah, dia menikmati. Tapi ada yang nggak suka, dia jauh-jauh. Maka ada kristen satu minggu sekali, ada kristen satu bulan sekali, ada kristen satu bulan dua kali, ada kristen satu minggu dua kali, ada kristen satu minggu 3 kali dengan bedston, ada kristen yang mulai belajar puasa, ada kristen nambahin dengan doa malam, ada kristen mulai sudah bawa persepuluhan, sudah mengerti, ada kristen tambah lagi dengan yang lain dan banyak lagi tambah dan tambah. Ingin belajar ingin belajar.
Saya dapat sms dari satu orang yang tidak mau menyebut nama tapi dia buka internet dari gereja kita. Dia bilang, saya suka baca khotbah oom dari internet. Bagaimana oom bisa mengupas Firman Allah begitu bagus. Beritahu sama saya rahasinya. Saya tahu dia kasih nama namanya nama palsu jadi saya tau dia bukan nama itu. Tapi saya jatuh dalam roh perjinahan, saya jatuh dalam roh percabulan. Bagaimana saya bisa mengatasi ini? Orang itu cinta Firman Allah, dia buka internet tiap hari. Dia lihat khotbah saya. Dia belajar khotbah saya. Dia mengagumi Firman Allah. Tapi dia tidak bisa mengatasi diri sendiri dari dosa berjinah.
Dia kristen. Saya sekarang sedang ada tidur di gereja mau menebus dosa, mau menebus dosa bukan tidur di gereja. Nah, inilah yang disebut fasik tadi. Dia senang dengar khotbah, dia senang belajar khotbah, waduh Firman Allah begitu rupa bagus wuih luar biasa. Dia mengagumi pendeta tapi dia tidak bisa mengatasi. Tolong kalau boleh oom kasih nasehat saya. Saya bilang, anda belum lahir baru, harus bertobat. Orang yang lahir baru tidak akan begitu. Kenapa, kata Yesus dalam Yohanes 3? Tidak lahir baru, tidak ada surga. Bertobat. Ah, tambahkan kepada iman itu kebajikan yang ikhlas. Para pelayan perjamuan maju ke depan.
-- <>< --
________________________________________________________________________
Situs ini bersifat informasi umum, khususnya bagi saudara-saudara seiman,
berisi tentang sejarah singkat Gereja Pentakosta di Indonesia - Cianjur,
Yayasan Kabar Baik, Sekolah Umum, Jadwal Ibadah serta Berita Aktual.
Perubahan terakhir situs ini tanggal: 08 Maret 2004