Khotbah Minggu Pagi Juli - Agustus 2004  ~ Pdt JE Awondatu     

Gereja Pentakosta di Indonesia - Cianjur

Jl. K.H. Hasyim Asyari no. 75 Cianjur 43214 - Indonesia. Telp. (62-263) 261161

Minggu pagi, 11 Juli 2004

TINGGAL DI DALAM  KASIH-NYA

Mari kita buka Alkitab kita dalam Injil Yohanes 
15:9. "Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu.
15:10 Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya.
15:11 Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh.
15:12 Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.
15:13 Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.
15:14 Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu.
15:15 Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku.
15:16 Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.
15:17 Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain."

Dalam perikop yang pendek ini, kita melihat kehidupan kekristenan, kehidupan kekristenan yang memiliki banyak facet, seperti berlian. Satu berlian tapi bermacam-macam wajah. Demikian juga hidup kekristenan. Kita akan lihat yang pertama, bahwa di dalam hidup kita mengiring Yesus adalah kasih. Di dalam ayat 9
15:9. "Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu.

Nampaknya saudara yang ada di dalam kasih Bapa kepada Yesus itu sekarang diundangkan oleh Yesus: Tinggallah di dalam kasih! Ada orang yang masuk dalam Yesus keluar lagi; ada orang masuk dalam Yesus mundur lagi. Tapi ada orang yang masuk dalam Yesus, Tuhan Yesus bilang, tinggal di dalam kasih-Ku, tinggal di dalam Tuhan. Dan saya harap saudara masuk menerima Yesus dan tinggal di dalam kasihnya Tuhan.

Kalau saudara memiliki kasih, tidak ada kesukaran untuk menuruti Firman Tuhan. Karena kalau kita ada kasih, kita tidak akan membunuh, kalau ada kasih kita tidak akan berzinah, kalau ada kasih tidak akan mencuri, kalau ada kasih kita tidak akan mengatakan hal-hal yang tidak baik, kalau ada kasih kita tidak akan berdusta, dan seterusnya. Itu sebabnya Tuhan Yesus berkata: Tinggallah di dalam kasih, tinggallah di tempat ini, di dalam kasih. Maka tempat yang paling aman di seluruh dunia adalah pada waktu kita tinggal di dalam kasihnya Tuhan. Haleluyah.

Di dalam kasihnya Tuhan itulah saudara, ayat 10 berkata 
15:10 Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya.

Betapa mudahnya kita menurut Firman Allah, kalau kita tinggal di dalam kasih Tuhan.

Yang kedua, di dalam mengiring kepada Tuhan Yesus, kita memiliki sukacita. Dalam ayat 11
15:11 Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh.

Yang kedua adalah sukacita. Ini adalah tanda yang kedua dari seorang pengikut Kristus. Dia memiliki sukacita, dia memiliki nyanyian di dalam hatinya di tengah-tengah persoalan, ditengah-tengah problem. Tekanan boleh ada, persoalan boleh ada, kesulitan boleh datang, percobaan tidak berhenti tetapi sukacita yang ada di dalam hatinya tidak bisa terkubur. Rasul Petrus berkata dalam surat Petrus, kita mengalami sukacita yang tiada terkatakan, lebih daripada sukacita pada waktu kita dapat gandum atau anggur, menurut Mazmur; lebih dari sukacita pada waktu kita dapat keuntungan, lebih dari sukacita pada waktu kita mendapatkan satu anggota keluarga baru, punya anak atau punya cucu. Lebih dari sukacita inilah yang tidak ada di toko yang tidak ada di toko serba ada. Saudara tidak bisa mendapat sukacita ini di tempat lain, kecuali di kaki Tuhan.

Musuh, yaitu iblis, dia berusaha supaya sukacita saudara itu bocor, sukacita saudara itu hilang. Iblis mau supaya saudara dalam setiap hidup sehari-hari penuh dengan keluh kesah, penuh dengan kesusahan, penuh dengan beban yang berat, penuh dengan luh leh, penuh dengan omelan, penuh dengan cemoohan, penuh dengan sungutan, itu maunya iblis. Karena begitu saat kita bersungut-sungut, sukacita akan hilang dari kita. Tetapi menurut satu nabi Nehemia berkata, kesukaan dari Tuhan itu kekuatan kita. Itu sebabnya di dalam Kristus dikatakan: Supaya sukacita-Ku - sukacitanya Yesus ada di dalam kamu, dan sukacitamu - Asalnya sukacita-Ku, sukacita Yesus, sekarang menjadi sukacitamu. Asalnya sukacita itu ada di dalam Yesus sukacita-Ku, sekarang ada di dalam kita, sukacita-Mu ... menjadi pol - menjadi penuh. 

Berarti ukuran sukacita seorang dengan yang lain bisa saja berbeda. Ada orang yang sukacitanya setengah gelas, ada orang yang sukacitanya seperempat gelas. Tetapi yang dimaksud oleh Yesus, biarlah kita memiliki sukacita yang pol, yang penuh, yang luber keluar, menurut Lukas 6 ... yang keluar yang melembah sampai kepada orang lain, mengalir keluar, itulah sukacita yang dirindukan oleh Tuhan ada di dalam kita sekalian.

Yang ketiga. Di dalam hidup kekristenan adalah satu persahabatan. Di dalam ayatnya yang ke 14,  
15:14 Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu.

Mari kita pakai tali alkitab, pegang Yohanes 15. Kita buka dulu Amsal 17 ayat 17
17:17. Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran.

Saya mau baca dalam salinan Inggris. Salinan Inggris berbunyi begini: Seorang sahabat mengasihi setiap waktu dan menjadi seorang saudara yang dilahirkan untuk kesukaran. Seolah-olah dia itu dilahirkan untuk menemani kita dalam kesukaran. Maksudnya gini: Kalau kita mengalami kesukaran, kita lari kepada sahabat kita. Udah refleks. Kalau kita dalam kesukaran, kita sudah tahu itu sahabat kita itu akan pasti memberikan kepada kita nasehat, memberikan kepada kita kekuatan. Jadi ini sahabat seperti dilahirkan untuk kita waktu menghadapi kesukaran, itu harganya seorang sahabat. Sahabat yang betul sejati itu seperti peribahasa a friend in need is a friend indeed, sahabat di dalam kesusahan adalah sahabat yang sebenarnya, sahabat sesungguhnya.

Kalau saudara lagi ada uang, saudara lagi banyak uang, orang tahu saudara banyak uang, lalu saudara banyak teman, itu tidak aneh. Tidak aneh. Saudara sedang punya makanan lalu banyak laler hijau, itu tidak aneh. Tapi pada waktu saudara sendiri, pada waktu saudara susah, pada waktu saudara tertekan, pada waktu saudara disepelekan orang, pada waktu saudara dilupakan, ada yang mau nemenin saudara? Itulah sahabat saudara. Sahabat mah nggak ada urusan sama uang, sahabat mah nggak ada urusan waktu kita cantik atau peot. Sahabat mah nggak ada urusan waktu kita maju atau nyuksruk; sahabat mah nggak ada urusan waktu kita terkenal atau waktu kita terpuruk - dia tetap menemani kita.

Siapa lagi sahabat di dalam dunia yang bisa menandingi Tuhan Yesus? Yesus bilang, kamu adalah sahabatku, ada haleluyah saudara? Dialah Yesus yang senantiasa mau menemani kita di dalam keadaan pada waktu kita susah, pada waktu kita di dalam keadaan yang aniaya, pada waktu kita di dalam keadaan ketakutan, Dialah sahabat kita.

Saya sudah saksikan bahwa di Australia di Melbourne ada seorang gadis orang Indonesia umur 20 tahun dibunuh oleh pacarnya sendiri. Pacarnya ini singer di gerejanya. Nyanyi haleluyah, gimana dia mau jadi sahabat, bagaimana dia mau ngomong saya cinta Yesus, pacar sendiri dibunuh? Betapa lain dengan Yesus. Pada waktu seorang perempuan Samaria yang mau ambil air sumur aja musti siang-siang bolong karena sudah dicap dia nggak baik ini perempuan, ditemeni sama Yesus sampai dia dapat keselamatan. Ketika satu perempuan yang harus mati dirajam karena dia berzinah udah nggak ada pengharapan lagi, dibawa sama Yesus, Yesus temeni sampai orang yang mau merajam itu nggak jadi. Dia memang sahabat kita.

Pada tahun 91 saya dapat lagu, Tuhan Yesus setia ... Dia sahabat kita. Jadi jangan takut dalam percobaan. Kita punya Sahabat di atas segala sahabat. Ada Tuhan Yesus.

Berikutnya. Yang keempat. Di dalam Kekristenan, di dalam ikut kepada Yesus ada pilihan, yaitu ayatnya yang ke 16.  
15:16 Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu.

Tanggal 5 Juli yang lalu kita baru memilih presiden. Sekarang nampaknya tinggal dua yang akan diulang, yaitu SBY dan Megawati. Nah, selama 83 tahun usianya gereja kita, belum pernah gereja kita ini ada satu kebaktian dibuka oleh presiden. Tiga senin yang lalu di Manado, Presiden Megawati membuka Kemah Pemuda Gereja Pentakosta yang diikuti 20.000 kaum muda seluruh Sulawesi Utara, itu dibuka oleh Presiden. Maka kalau presiden saja mau datang ke gereja kita membuka satu acara, maka ceng li kalau semua jemaat GPdI gereja pentakosta memilih ibu Megawati. Tetapi kalau toh saudara tidak mau memilih dia, apapun nanti yang jadi presiden, bukan Megawati tetapi SBY atau es teler, saya ingin kasih tahu, siapapun presidennya, itu bukan urusan kita. Urusan kita, kita tetap dipilih oleh Tuhan, kita tetap menjadi anak-anak kesayangan Tuhan yang dipilih oleh Tuhan.

Nah, itu sebabnya di dalam ayatnya yang ke 16, Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Pada waktu mau memilih presiden, saya dapat banyak sms bodong. SMS bodong itu sms gelap. Tidak tahu siapa yang kirim. Nomor ada tapi saya nggak kenal siapa. Siapapun yang jadi presiden, itu bukan urusan kita. Urusan kita, kita tetap dipilih oleh Tuhan. Kalau saudara milih Tuhan, itu agama ... saya mau pilih agama ini. Tapi kalau Tuhan terbalik - Dia pilih kita. Dia memilih kita menurut Petrus, sebelum dunia dijadikan. Sebelum dunia ada, Dia sudah pilih. Sebelum kita ada, papa mama kita belum ada, duniapun belum ada, Dia sudah pilih. Ini luar biasa.  

Jadi saudara dan saya jangan terlalu menganggap kita ini merendahkan diri sampai derajat kita direndahkan begitu rupa: Saya mah orang biasa ... saya mah orang bodoh!  Jangan! Kita ini orang pilihan Tuhan. Menurut 1 Petrus 2:9, kita ini umat yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang terpilih. Kita bukan hanya pribadi yang terpilih, tapi kita disebut bangsa yang terpilih. Haleluyah.  

Yang kelima, kita dipilih ..., supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.

Supaya saudara mengeluarkan buah. Ini maksudnya dipilih saudara supaya mengeluarkan buah. Jangan jadi orang kristen udah 2 tahun udah 3 tahun 4 tahun ... nggak ada buahnya. Yang merokok tetap merokok, yang pemarah tetap pemarah, yang malas tetap malas, musti ada buahnya. Setelah kenal Yesus, dulu malas umpamanya sekarang rajin; dulu pemarah, sekarang peramah; dulu takut, sekarang berani; dulu banyak susah aja, sekarang bersukacita; dulu nggak ngerti soal Tuhan Yesus, sekarang sudah jadi pimpinan, menjadi pimpinan ini pimpinan itu. Sudah berkembang. Kan nanti berputar. Pimpinannya kan berputar terus. Yang pimpinan ini bagus, naik pangkat lagi jadi ini. Yang di bawah belum apa-apa karena dia rajin pendeta lihat oh rajin setia, ah naik kamu pimpin jadi ini. Begitu. Lihat. Harus ada buah.

Dalam Matius 7, Tuhan Yesus berkata, dari buahnya kamu tahu pohonnya. Jangan seperti lagu yang dinyanyikan oleh Broery, daun sirih berbuah apa? Jangan. Tidak mungkin. Kalau kita lihat pohon pepaya, buah pepaya pasti. Tidak mungkin pohon tomat berbuah cabe, yang cabe keluar cengek, yang cengek keluar tomat. Nggak mungkin. Jadi kalau kita baik, buahnya pasti baik. Maka dikatakan buahmu itu tetap. Bahasa aslinya berkata constant, tiap tahun berbuah. Tiap tahun berbuah. Musim berbuah dia berbuah. Tiap tahun berbuah. Kita buka dulu Mazmur 

1:1. Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,
1:2 tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.
1:3 Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.

Jadi maksud Tuhan Yesus supaya kita berbuah, itu untuk keuntungan kita. Setiap apa pekerjaan kita, berhasil. Tangan kita kaya tangan emas. Dagang ini berhasil, kerjain itu berhasil. Itu tanda bahwa kita berbuah. Karena itu janji Tuhan. Kalau kamu berbuah pada musimnya terus, memang harus musim berbuah, berbuah, berbuah ...

Saudara, kalau kita berbuah, Tuhan ganti berbuah. Saya ke Ngadirejo. Saya baru pulang dari Salatiga. KKR. Selesai jam 8. Harus ke Ngadirejo, satu jam setengah naik mobil. Dijemput setengah empat subuh karena kebaktiannya jam 6 pagi. Teler kita. Di sana banyak saudagar tembakau. Gembalanya kebetulan sekelas sama saya, bekas kelas satu angkatan. Habis kebaktian, dikasih amplop, nih buat pak Awondatu. Itu hak saya. Saya bilang, jangan terima. Wah, didorong-dorong. Karena dia rasa malu ngundang saya minta kebaktian subuh tapi kok saya nggak terima. Dipaksa saya. Saya nggak terima. Tuhan ganti lebih besar dari apa yang saya beri. Belajar berbuah. Nanti Tuhan ganti dengan yang tidak pernah kita pikir. Berbuah supaya tangan kita berhasil. Dengan ini berhasil, dengan itu berhasil. Ah, eta toko teh teu laku wae tapi ketika si engko itu pegang jadi laku. Itu bukan karena dia hoki bukan; bukan karena dia hokian, bukan - tapi karena Tuhan, membuat tangan kita berhasil. Ada haleluyah?       

Yang keenam. Supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. Ini aneh Tuhan itu. Saudara lihat buktinya sekarang yang keenam. Yesus ingin supaya doa kita dijawab, Yesus ingin supaya permintaan kita diberi oleh Bapa. Jadi yang keenam itu, doa yang dijawab. Yang keenam itu permohonan yang dikabulkan. Saudara lihat sesudahnya ya. Satu mengasihi; dua, ada sukacita; tiga, sahabat; empat, ada pilihan; lima, ada berbuah; enam sekarang, itu doa dikabulkan.

Kan kita datang ke gereja berdoa, kita bedston berdoa ... kan udah permohonan, permintaan. Betapa senangnya. Sebab itu doa kita dikabulkan. Menurut Salomo, doa yang dikabulkan adalah pohon alhayat, pohon kehidupan. Pohon kehidupan itu buahnya saja buah kehidupan. Doa yang didengar adalah saudaraku pohon kehidupan. Sebaliknya, kita mau lihat apa yang ditulis oleh Amsal  
15:29. TUHAN itu jauh dari pada orang fasik, tetapi doa orang benar didengar-Nya.

Ada haleluyah? Jadi sebelum kita berdoa, benar dulu kita. Kalau kita benar, berdoa didengar Tuhan. Kalau kita betul jujur, betul baik, hati kita motivasi kita benar jujur, baik, tidak selingkuh. Beberapa waktu yang lalu ada satu bapak di Jakarta dia punya perpuluhan 5 juta satu bulan. Satu kali dia bawa mobil ke airport. Dia bawa ngebut, nggak tahu kenapa dia bisa tabrakan. Padahal satu arah. Heran, setelah tabrakan tidak apa-apa. Dia saksikan.Hanya itu kesaksiannya. Nanti sudah satu bulan, baru dia menyatakan: Oom, sebetulnya saya mau bersaksi cuman saya malu. Waktu mobil saya tabrakan itu, saya baru selingkuh. Saya sudah ngaku sama istri saya, sekarang saya bawa istri saya. Saya selingkuh sama satu janda. Dia buka satu bengkel, janda itu tinggal hanya beberapa rumah, dia selingkuh. Ah. Betul oom, itu suara Tuhan paling keras. Saya mohon ampun, saya ngaku sama Tuhan, saya bertobat tidak akan lagi. Saya ngaku sama istri saya. Sebab dia tahu, Tuhan jauh dari orang fasik. Doa orang benar didengar. Maka pernah perpuluhannya itu menurun. Saya juga bingung. Menurun ... sampai satu juta. Sekarang mulai lagi tinggi lagi. Berkat Tuhan itu nggak akan salah. Tuhan itu nggak akan salah. Maka yang keenam, doa dijawab oleh Tuhan.

Terakhir, yang ketujuh, adalah perintahnya Tuhan.
15:17 Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain."

Mengulangi ayat 12, inilah perintahku, yaitu supaya kamu saling mengasihi seperti Aku telah mengasihi kamu. Saling mengasihi. Satu kali ada orang yang kopet medit skaker pelit ... mati. Dia masuk neraka. Di neraka itu banyak makanannya, meja panjang. Di tes dulu, katanya. Ah, kalau neraka kaya gini mah resep. Tapi tangannya nggak bisa ditekuk begini. Dia mau ngambil makanan, nggak sampe-sampe. Nengok di sebelah, surga. Di surga dia lihat orang-orang sedang makan. Mejanya juga banyak makanan. Makanannya kurang lebih sama. Eh, tangan orang di surga, karena ini masih tes belum masuk, tangan orang yang di bagian surga itu juga begini, nggak bisa ditekuk. Tapi karena sudah biasa di dunia suka memberi, dia saling suap. Yang ini nyuapin yang sana, yang sana nyuapin yang ini. Jadi yang sana kenyang, yang sini kenyang. Karena sudah terlatih. Saling mengasihi.

Kalau kita mengasihi orang, orang itu nggak mengasihi kita, itu bukan urusan kita. Berkatnya tetap kita. Kita mengasihi orang itu, kita mengampuni orang itu, kita mengasihi orang itu. Orang itu nggak mengasihi kita balik, itu bukan urusan kita - urusan sama Tuhan. Kalau kita muridnya Yesus, kita akan saling mengasihi. Kalau saling mengasihi, itu saling menahan kalau ada salah kita. Ditahan. Saling mengingatkan. Sekian renungan.         

 

Minggu pagi, 01 Agustus 2004

 MENDUA HATI

Selamat pagi, selamat bertemu berbakti lagi dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Kita akan membuka renungan kita pada pagi hari ini dalam kitab nabi Yesaya

59:1. Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar;
59:2 tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.
59:3 Sebab tanganmu cemar oleh darah dan jarimu oleh kejahatan; mulutmu mengucapkan dusta, lidahmu menyebut-nyebut kecurangan.

Saudara, ini adalah bagian-bagian terakhir dari nubuatan nabi Yesaya kepada umat Tuhan - orang-orang Israel, yang bertanya-tanya di dalam hati mereka bahkan sedikit menggerutu, kenapa Tuhan yang disebut berkuasa itu tidak menolong mereka, kenapa Tuhan yang mereka anggap sangat berkuasa itu kok tidak menjawab mereka? Janji yang Tuhan sudah berjanji ... sebagai catatan, di dalam alkitab ada 9.000 perjanjian Tuhan. Dari 9.000 perjanjian Tuhan, ada 3.000 perjanjian tentang hidup berkelimpahan. Tetapi kenapa umat Israel hidup dalam kemelaratan, hidup dalam kekurangan, tutup lobang gali lobang; yang satu baru tertutup, lobang yang lain sudah terbuka? Jadi mereka bertanya-tanya, kenapa Tuhan tidak menjawab? Lalu melalui nabi Yesaya, datanglah firman Allah yang barusan kita baca. Dan kita akan belajar beberapa hal pada pagi hari ini.

59:1. Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan,

Ini istilah agak kurang enak dibaca, karena dalam bahasa Inggris tidak berbunyi seperti itu. Dalam bahasa Inggris dikatakan: Sesungguhnya, tangan TUHAN itu tidak dipendekkan.

Jadi tangan Tuhan itu tidak dipendekkan adalah istilah, kira-kira, kuasa Tuhan itu nggak dikurangi. Pertolongan Tuhan itu nggak pernah ditarik dari orang Israel; janji Tuhan nggak pernah diangkat. Tuhan tidak berubah dulu besok dan selamanya, amin? Dia tidak pernah menarik janji-Nya, Dia tidak pernah mengurangi, memendekkan tangan-Nya. Dia tidak pernah seperti kita punya tangan terulur kena api yang panas lalu ditarik - tidak pernah! Tangan Tuhan tidak pernah dipendekkan, tangan Tuhan tidak pernah ditarik kembali. Kalau begitu, apa yang menyebabkan kalau tangan Tuhan tidak ditarik kembali, tangan Tuhan tidak pernah dipendekkan? Apa yang menyebabkan tidak pernah ada keselamatan? Kita lihat dulu yang lain.   

... dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam.

Bahasa Inggris bukan kurang tajam, pendengarannya tidak berat. Dia tidak berat untuk mendengar. Kata berat untuk mendengar di sini berarti malas untuk mendengar, tidak mau lagi  ... ya sudahlah. Tidak. Dia tetap suka mendengar. Tuhan yang kita sembah tetap suka mendengar doa-doa kita, tetap suka mendengar jeritan hati kita, tetap suka mendengar apa yang dikatakan oleh mulut kita waktu kita berdoa, waktu kita menyembah.

Saya paling senang salah satunya kalau nonton televisi adalah dunia binatang. Dan ada satu binatang yang saya paling kagumi alat pendengarannya adalah burung hantu. Burung hantu itu ternyata bermacam-macam. Ada yang burung hantu yang terbang malam, ada yang bisa berburu pada waktu siang. Ternyata burung hantu pada waktu siang matanya itu kurang tajam, tidak terlalu tajam. Tapi dia dilengkapi sama Tuhan pendengaran yang luar biasa. Pada musim salju, ini burung hantu di daerah salju, dia bisa mendengar tikus yang ada di bawah es sedang makan rumput. Dia tarik rumput dari bawah sehinggu lucu kelihatannya rumput-rumput pada masuk ke es itu dimakan sama tikus. Jadi kita tidak bisa dengar tapi burung hantu bisa dengar. Jadi matanya tidak bisa lihat tapi mukanya yang bundar itu seperti parabola, dia bisa dengar suara tikus. Tidak bercicit, dia sedang makan dan jarak kurang lebih 30 meter, dia bisa tahu dan dia bisa tangkap; cakarnya dimasukkan ... bisa tepat mendapat tikus itu. Berkali-kali diperlihatkan.

Saya yakin yang bikin burung hantu - Tuhan, jauh lebih tajam telinganya. Dia bisa mendengar jeritan hati yang mungkin kita sedang terkubur di tempat yang seperti es dinginnya, terkubur, suara kita bisa dengar; Dia bisa dengar. Jadi Tuhan punya tangan tidak pernah dipendekkan, telinga Tuhan tidak pernah berat tidak pernah kurang tajam di sini. Tetapi kenapa, katanya orang Israel, ongkoh Tuhan itu hebat ... tangan tidak dipendekkan, tangan selalu terulur; ongkoh katanya orang Israel, Tuhan itu pendengarannya tajam, Dia bisa mendengar doa orang yang bulus, katanya dalam Mazmur 102, bisa Dia dengar. Orang yang bulus itu sudah nggak bisa ngomong. Boro-boro menjerit, sudah nggak bisa ngomong tapi Dia bisa dengar. Dia mengerti bahasanya air mata tetesan air mata bahkan hati, kenapa? Apa sebabnya doa saya tidak dijawab, apa sebabnya Tuhan tidak menyelamatkan saya dari urusan rumah tangga, dari urusan keluarga, dari urusan hutang piutang, dari urusan keuangan, dari keperluan, apa yang menyebabkannya?

Ternyata ada beberapa sebab, yang ayat ke 2    

59:2 tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.  

Kita tidak adil kalau kita baca cuma ayat ini saja. Mari kita lihat Roma
8:38 Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang,
8:39 atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.

Ada haleluyah? Jadi tidak bisa susah, miskin, kekurangan, kelaparan, maut, malaikat, kuasa ... nggak bisa memisahkan kesetiaan Tuhan, cintanya Tuhan, kasih Tuhan dari pada kita. Jadi cuma satu yang memisahkan. Kalau kita kembali kepada ayat Yesaya tadi, hanya satu yang memisahkan kita, Yesaya

59:2 tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.

Nah, kalau ada dosa, kalau ada kejahatan dari pihak kita, Tuhan nggak bisa mengangkatnya. Kita sendiri yang ngalingin, kita sendiri yang bikin pemisah. Dan Tuhan tidak mau angkat karena Dia tidak ada urusan dengan dosa. Kita yang harus mengangkat, kita yang harus membuang, kita yang harus mencabut halangan itu. Mari saya kasih ilustrasi.   

Ada satu pendeta sedang berdoa. Pada waktu berdoa, Tuhan merubah doanya menjadi sebuah visi. Visi itu bukan mimpi tapi penglihatan. Dia melihat satu penglihatan bahwa dia dikejar-kejar oleh bala tentara yang mengerikan, naik kuda hitam semua. Tentara itu berpakaian hitam dan mukanya nggak karuan; ada yang bertaring, ada yang bertanduk di kepalanya. Dia tahu dalam doa itu, ini kuasa setan, kuasa kegelapan mempunyai alat perlengkapan senjata yang komplit, dengan tombak dengan pedang, mereka menyerang mengejar-ngejar pendeta ini. Tambah lama tambah dekat ... tambah lama tambah dekat ... Si pendeta ini refleks; setelah dekat, dia panggil nama Yesus. Dia panggil nama Yesus, ini tentara berhenti. Dia panggil nama Yesus yang kedua, ini kuda seperti gelisah, tentara itu gelisah. Dia panggil nama Yesus ketiga kali, larilah ini tentara ini. Hilang lenyap. Lalu terdengarlah suara: Anakku, kalau kamu tidak mengusir tentara itu, Aku tidak akan mengusir - kamu yang harus mengusir tentara itu!

Dalam kejadian yang lain waktu yang lain, dia berdoa lagi ... dia melihat penglihatan. Dia seperti melihat wajah Yesus tapi seperti kabur. Ada kabut lama-lama kabut tipis mulai jadi tebal. Wajah Yesus kelihatan tambah nggak kelihatan, tambah kabur. Lama-lama wajah Yesus ini ketutupan dengan awan yang gelap. Karena kesal karena dia ingin lihat wajah Yesus, dia mengusir "Dalam nama Yesus hai awan pergi." Tiba-tiba awan itu naik dan dia bisa lihat wajah Yesus jelas. Yesus berkata: Kalau kamu tidak usir itu awan, Aku tidak usir. Yang memisahkan kamu, yang menjadi pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu. Yang ngalingin kita dari Tuhan itu bukan Tuhan tapi kita yang menghadap kejahatan kita. Lalu ayat berikutnya 

... dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu.

Ini kita harus belajar. Dia tidak pernah menyembunyikan diri; Dia selalu memperlihatkan diri; Dia selalu menyatakan diri. Dia cari Adam dan Hawa di Taman Eden: "Adam dan Hawa, di manakah engkau?"

Tapi apa maksudnya di sini menyembunyikan diri? Dia tidak bisa kompromi dengan dosa! Dia tidak bisa begini ... saudara berdosa, Tuhan tetap berkati - Dia nggak bisa! Saudara berdosa, Dia memperlihatkan diri ... Ini Aku! Dalam keadaan dosa. Tidak bisa. Kita harus keluar, kita harus buang dosa, baru kita bisa melihat bahwa Dia nampak.

Jadi kata menyembunyikan diri juga agak kurang tepat. Tapi yang membuat Dia tidak terlihat, yang membuat Dia nggak kelihatan. Seperti tadi saya cerita. Dikatakan di sana, dosa kita, kesalahan kita yang membuat Tuhan jadi kabur. Kemalasan kita. Kita punya obstacle ... errornya kitalah, yang membuat Tuhan tidak terlihat. Saya baru dapat satu laptop baru dari jemaat di Jakarta. Laptop ini dilengkapi dengan batre supaya kita bisa pake batre. Di situ ditulis, pakailah batre setelah mau habis barulah setrum lagi. Saya pake batre supaya awet batrenya. Saya itu nggak sadar, saya lihat layarnya itu kok agak buram ... tambah buram ... tambah buram. Gambar yang diperlihatkannya tambah nggak kelihatan ... tambah nggak kelihatan. Saya tidak tahu saya lihat di situ bahwa batre sudah tinggal 10 persen mungkin. Udah saya ambil kabel masukkan itu ke strum. Begitu masuk, terang kembali seperti sedia kala. Terang. Karena saya sudah pake listrik, sudah ada sumbernya kekuatannya dari dalam.

Jadi saudara, kalau kita terputus dari sumber, mungkin untuk beberapa waktu kita bisa pake kekuatan kita, kita bisa pake kemampuan kita. Untuk melihat mengatasi segala problem, mengurus mengatasi urusan-urusan keluarga, kita nggak akan kuat. Tetapi kembali ke hubungan dengan sumber ini. Saya mempunyai kesaksian. Kesaksian ini sudah saya lihat dalam kurun waktu 2-3 tahun. Tidak semua jemaat ikut bedston hari sabtu, tidak semua jemaat ikut doa semalam suntuk. Tapi kesaksian saya, saya lihat mereka yang tahu berdoa, jemaat yang tahu mengambil waktu ikut bedston hari sabtu apalagi mau korbankan waktu ikut doa semalam suntuk, ngantuk-ngantuk sampai setengah sakit ikut doa, doanya itu konstan, selalu ikut, ada apa tidak ada gembala, dia selalu ikut - itu saya lihat hidup rohaninya itu steady, mantap, tenang, teduh, kuat.

Sebaliknya, saya lihat yang tidak ikut berdoa itu naik turun. Itu Firman Tuhan tidak bisa dibohongi ... karena kita tidak kontak dengan sumbernya. Ketika kita tidak kontak dengan sumber yang gambarnya itu di komputer kita tambah kabur. Jadi bukan gambarnya menyembunyikan diri tapi karena kita tidak kontak hubungan dengan main power dan power supply, gambar ini kurang jelas.  

Jadi sebetulnya tangan Tuhan tidak pendek, nggak dipendekkan, nggak pernah dia tarik lagi, nggak. Aku nggak tarik tangan lho, Tuhan bilang, Aku tidak menarik tangan pertolongan. Tapi Kamu tidak bisa Aku tolong karena kamu sendiri tutup diri dengan dosamu, dengan kesalahanmu, dengan dosamu. Engkau sembunyikan dosa sih, engkau berwajah dua bermuka doa. Nanti di gereja seperti orang suci, di luar gereja kamu berdosa. Aku tidak bisa berkati kamu karena kamu menutup diri. Bahkan ayat 3 berkata       
59:3 Sebab tanganmu cemar oleh darah dan jarimu oleh kejahatan; mulutmu mengucapkan dusta, lidahmu menyebut-nyebut kecurangan.

Dulu kita kira kalau ngomongin orang itu nggak ada akibatnya, kita suka ngomongin orang ngerasanin orang bikin gosip tentang orang lain ... sepertinya ngggak ada akibatnya. Kalau kita baca ayat ini, sama dengan dosa pembunuhan. Ada yang tangannya bergelimang dengan darah, jari-jari bergelimang dengan kejahatan tapi berikutnya berkata, mulutmu, katanya, mengucapkan dusta. Dalam bisnis kita ngebohong, dalam bisnis kita berdusta, dalam keluarga kita berdusta, kepada sesama kita berdusta, kepada Tuhan kita janji kita berdusta. Kita janji tahun ini saya mau dibaptis tapi nggak - berdusta; kita janji sama Tuhan saya mau setia tapi tidak ... berdusta. Waktu kawin kita sumpah aku akan mengasihi, aku akan setia sampai mati tapi tidak ... berdusta.

Lalu dikatakan di sana, lidahmu menyebut-nyebut kecurangan; bahasa Inggris dikatakan kejahatan. Ngedumel. Kita nggak teriak-teriak mungkin menggumam di rumah ngarasulah apa namanya ... ngomel bersungut-sungut, nggak puas dengan situasi, nggak puas dengan keadaan, luh leh, berkeluh kesah, kita rasa tidak ada akibatnya. Tapi kalau kita baca ayat ini, saudara menutup diri dari berkat Tuhan, saudara menutup diri dari tangannya Tuhan. Tangan Tuhan mau menolong, saudara bilang jangan, saya nggak mau; Tuhan mau lihat, saudara bilang nggak.

Jadi pelajaran yang pertama kita belajar, Tuhan nggak pernah narik diri. Yang kedua, yang menutupi Tuhan dari kita adalah kelakuan kita sendiri. Saya kasih ilustrasi. Satu kali saya di Manado KKR. Setelah KKR di Langoan, tapi saya tidur di daerah Tomohon, itu jarak ada sekitar 45 km. Tapi di Manado itu jalannya kecil seperti kita, jadi sampai dari Tomohon ke Kawangko, di situ ada warung kopi yang jual bakpao, itu enak sekali. Satu jemaat di Manado kasih pinjam mobil dengan supirnya. Jadi saya bilang, berhenti dulu disini, makan bakpao. Makan bakpao selesai saya naik mobil, bapak Erwin Pohe di depan, saya dengan istri. Saya bilang, kok bau ya mobil ini, kenapa bau ya. Nanti juga sama AC, katanya, hilang baunya. Coba berhenti dulu. Karena gelap sudah malam berhenti, nyalakan lampu dalam. Bapak Erwin Pohe dia lihat di sepatunya, dia injak kotoran anjing. Oh ini .. ini .. dia bersihkan dia bersihkan tahi anjing. Begitu naik bau tidak hilang. Kenapa ini bagasi bau juga. Dia bilang, saya sudah bersihkan kaki saya, pak Awondatu. Sudah bersih. Tapi kenapa masih bau? Maka berhenti lagi, terangkan lampu. Ternyata di kaki saya juga ada. Jadi kotoran anjing itu persis di pintu masuk mobil, kita injak nggak sengaja.

Jadi kita seringkali nyalahkan, kenapa saya doa tidak didengar, kenapa? Padahal persoalannya sama diri kita sendiri, persoalannya ada di dalam diri kita sendiri, persoalannya diri kita sendiri. Kadangkala, kita mencari kambing hitam di tempat lain, kita mencari kambing hitam di luar, padahal yang salah diri kita sendiri, padahal yang keliru diri kita sendiri, padahal yang ada kekurangan diri kita sendiri.

Nah, pada pagi hari ini, kita mau belajar bagaimana kita diminta oleh Tuhan untuk seperti ditulis ayat terakhir Yakobus    
4:8 Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu. - Tetapi ada syaratnya - Tahirkanlah tanganmu, - Bahasa Inggris, bersihkanlah tanganmu -  hai kamu orang-orang berdosa! dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati!

Sucikan hatimu. Bukan berarti kita ini pembunuh, kita ini penzinah, kita ini penjahat - tidak. Cuma mendua hati! Bercabang. Apa betul Dia Tuhan bisa tolong? Kita mendua hati. Saya pakai iman atau pakai dukun? Sudah mendua hati. Mau pakai doa atau mau pakai dukun? Sudah mendua hati. Betul apa tidak? Sudah mendua hati.

Nah, pada pagi hari ini, jangan mendua hati. Dekatkan diri kita kepada Tuhan. Sudah dapat jaminan, Aku nggak pernah menjauhkan diri, kok. Kalau kamu mendekat, Akupun mendekat. Tapi cuci dulu tanganmu. Tahirkan dulu, sucikan tanganmu hai orang berdosa dari perbuatan yang tidak baik. Dan sucikan hatimu kamu yang suka mendua hati.

Mendua hati itu begini. Masa sih saya kalau hidup benar ini diberkati Tuhan? Musti dong sedikit-sedikit nipu, musti dong sedikit-sedikit bohong, baru kita bisa dapat duit. Itu mendua hati! Saudara, saya pernah khotbah berkali-kali, kita nggak usah pindah ke Jakarta, nggak usah pindah ke Bandung, nggak usah pindah ke luar kota untuk diberkati Tuhan. Kita bisa tinggal tetap di Cianjur dan tetap Tuhan bisa memberkati. Asal kita tahu rahasianya - mendekatkan diri kepada Tuhan! Mari kita berdiri bersama-sama.    

 

Minggu pagi, 15 Agustus 2004

MERITOCRACY

Selamat pagi, selamat bertemu berbakti lagi dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Kalau kita pada pagi hari ini ada dalam keadaan sehat, tidak kurang satu apa - ini terjadi semata-mata oleh karena berkat kasih sayang dari Tuhan. Kita akan buka Alkitab kita pada pagi hari ini dalam kitab nabi Hosea
10:12 Menaburlah bagimu sesuai dengan keadilan, menuailah menurut kasih setia! Bukalah bagimu tanah baru, sebab sudah waktunya untuk mencari TUHAN, sampai Ia datang dan menghujani kamu dengan keadilan.

Bahasa Inggris berkata, taburlah bagi dirimu sendiri kebenaran dan tuailah di dalam belas kasihan! Bukalah bagimu tanah yang baru, sebab sudah waktunya untuk mencari Tuhan, sampai Ia datang dan menghujani kamu ke atasmu dengan kebenaran dari Tuhan.

Di dalam pemerintahan dunia, ada dua macam pemerintahan dunia. Yang pertama adalah pemerintahan yang mendasarkan kedudukan seseorang dengan kenal atau tidak kenal, keluarga atau bukan keluarga. Kalau yang terpilih nanti presiden Megawati, maka siapa yang dekat dan kenal dengan Presiden Megawati, dia bisa dipilih jadi menteri A, menteri B. Kalau nanti yang terpilih Bambang Yudhoyono, siapa yang dekat dengan dia kenal sama dia, terpilih.

Tapi ada pemerintahan yang berdasarkan meritocracy. Meritocracy adalah tidak peduli siapa tetapi kalau dia mempunyai jasa, dia mempunyai satu prestasi yang tidak bisa dibantah oleh orang, maka baginya terbuka kedudukan yang baik. Nah, Tuhan yang kita sembah itu adalah Tuhan yang tidak pernah berat sebelah. Dia tidak pernah saudara, melebihkan satu orang dari pada yang lain. Tetapi semuanya itu tergantung meritocracy - siapapun dia, suku apapun dia, laki-laki atau perempuan, siapapun dia, dan dia memperlihatkan bukti bahwa dia mengasihi Tuhan mencintai Tuhan tidak banyak hitungan dengan Tuhan, tidak menjadi, saudara, ukuran cape mengikut Tuhan - maka Tuhan akan lihat dari surga dan mellihatnya dengan belas kasihan kepada kita.

Ayat yang kita barusan baca sebetulnya kalau kita baca dari perikop ini, Tuhan kecewa kepada Efraim. Kalau kita baca dari ayat 9, sejak 10:9. Sejak hari Gibea engkau telah berdosa, hai Israel;

Jadi Dia kecewa kepada umat Israel yang seharusnya rajin, yang seharusnya maju kepada Tuhan tetapi berdosa. Di sana mereka bangkit melawan. Tidakkah perang melawan orang-orang curang akan mencapai mereka di Gibea? Dan sebagainya.

Terus sampai kepada ayatnya yang ke 10. Tetapi tiba-tiba di dalam ayatnya yang ke 11, Ia cerita bagaimana Efraim dulu. 
10:11 Efraim dahulu seekor anak lembu yang terlatih - berarti suka kerja -, yang suka mengirik, dan Aku ini menyayangi tengkuknya yang elok, Aku memasang Efraim; Yehuda harus membajak, Yakub harus menyisir tanah baginya sendiri.

Disebut 3 macam orang, yang tidak dibeda-bedakan. Semuanya kerja: Ada yang mengirik, ada yang membajak, ada yang bekerja, ada yang menyisir tanah baginya sendiri. Nah, di dalam hidup kekristenan kita saudara, walaupun kita suami istri, tetapi Tuhan menilai iman kita itu masing-masing. Saudara masih ingat Ayub dengan istrinya? Begitu beda imannya, begitu beda cintanya kepada Tuhan, begitu beda penilaiannya kepada Tuhan. Ayub menilai Tuhan nggak pernah salah, istrinya menilai Tuhan banyak salah; Ayub mau setia sampai mati, istrinya bilang, buat apa setia, kutuklah Tuhan dan kamu mati. Ayub mau menerima setiap keadaan, istrinya tidak mau menerima setiap keadaan; Ayub tidak bersungut-sungut, istrinya bersungut-sungut. Padahal percobaan yang mereka hadapi sama. 

Apa yang terjadi di dalam kehidupan kita saudara? Ada 2 pemikiran di dalam kehidupan kita, apakah kita ini hanya menerima begitu saja dari Tuhan berkat? Kalau anugerah memang begitu, semua kita dapat anugerah. Nggak usah kerja untuk anugerah, semua kita dapat anugerah. Yesus mati di salib kita dapat anugerah dosa kita yang banyak sudah diampuni oleh Tuhan. Tetapi kemajuan rohani kita, berkat-berkat materi, berkat-berkat jasmani - itu tergantung atas meritocracy tadi. Apa yang kita kerjakan untuk Tuhan, apa yang kita kerja untuk Dia? Kita malas, nggak mungkin Tuhan memberkati orang malas. Kalau Tuhan memberkati orang malas, Dia melawan firman-Nya sendiri, karena firman-Nya Tuhan berkata: Siapa mencari Aku dengan rajin, dia mendapat Aku.  

Jadi kalau kita tidak mencari Tuhan dengan rajin, kita tidak akan mendapat Dia. Siapapun saudara - di manapun saudara kerja, apapun jenis pekerjaan saudara, kalau saudara membuktikan diri saudara ini seorang pekerja keras, seorang yang seperti tadi membajak, mengirik ya, dikatakan menyisir tanah. Apa yang didapat dari Tuhan? Aku ini menyayangi, kata-Nya. Jadi Tuhan itu sayang kalau kita ini rajin. Di dalam ayatnya yang ke 11, Efraim dulu seekor anak lembu yang terlatih, yang suka mengirik, artinya membajak. Aku ini menyayangi tengkuknya yang elok. Aku akan memasang Efraim, Yehuda harus membajak, Yakub harus menyisir tanah bagimu sendiri.

Jadi Tuhan nggak punya suku bangsa yang spesialis: Kamu nggak usah kerja, semuanya nggak usah. Tidak. Kita harus rajin, kita harus mencari hadirat Allah. Siapa yang rajin mencari Tuhan, dia akan mendapatkan Aku, dia akan menerima berkat dari Tuhan. Aku ini menyayangi. Kalau Tuhan sudah sayang sama saudara, kalau Tuhan sudah sayang sama kita, aduh saudara, belum kita minta, belum kita mohon, semuanya sudah disediakan Tuhan.

Saya paling kesal kalau dengar orang, apalagi hamba Tuhan, berbicara mengenai apa yang dia perlu. Saya paling kesal. Karena sebetulnya Tuhan tahu apa keperluan kita. Seharusnya kita banyak berbicara apa yang kita kerjakan untuk Dia. Tanya kepada diri kita, apa yang sudah kita kerjakan untuk Dia. Apa saudara pernah dengar saya ngomong apa yang saya perlu? Saya tidak pernah ngomong apa yang saya perlu. Karena saya yakin Tuhan tahu keperluan saya. Jangan kamu kuatir dari hal apa yang kamu makan, apa yang kamu minum, apa yang kamu pakai, itu dituntut oleh orang yang tidak kenal Tuhan. Tetapi bapamu di Surga lebih tahu bahwa kamu memerlukan semuanya, ada haleluyah?

Tuhan tahu keperluan kita! Jadi nggak usah kita bicara keperluan kita sama manusia. Apalagi bersaksi di depan orang bahwa dompetnya dicopet. Pendeta sampai dompetnya dicopet dia bersaksi, musti periksa diri kenapa sampai dicopet dompetnya. Kita buka Matius 6, kita lihat betapa Tuhan itu sangat memperhatikan kita. 

6:25 "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?
6:26 Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?
6:27 Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?
6:28 Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal,
6:29 namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu.
6:30 Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya?
6:31 Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?
6:32 Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.
6:33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
6:34 Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."

Setiap mulai saya punya murid sekolah alkitab praktek, di jemaat saya suka umumkan sama jemaat: Hati-hati saya tidak bertanggung jawab kalau ada pengerja pinjam uang sama jemaat, kalau ada pengerja mengeluh sama jemaat: Perlu ini ... perlu itu. Karena kami tidak ajar di sekolah begitu. Itu roh minta-minta itu harus dikikis habis. Kita harus belajar mendidik hamba-hamba Tuhan mencukupkan dengan apa yang ada. Saya kecewa kalau ada eks Cianjur sekolah masuk keluar rumah jemaat tanpa saya tahu. Itu kelakuan yang tidak terpuji. Jadi siswanya sudah pergi, baru ngomong sama saya: Oom, dia pinjam uang sama saya 2.5 juta. Itu di mana orangnya. Lah, kenapa dikasih? Biasanya yang lelaki pinjam sama yang perempuan.

Saudara, jemaat harus ikut mendidik sama-sama dengan gembala. Jangan dibiasakan, tuman, kalau ada pengerja staff pinjam uang. Bukan satu kali dua kali terjadi. Apa saya pernah pinjam uang sama saudara? Dari waktu saya menderita apa saya pernah pinjam uang? Karena saya punya Tuhan lebih tahu apa keperluan saya! Apa katanya Tuhan? Meritocracy! Cari dulu Kerajaan Surga. Buktikan sama Aku, kamu itu mencari Kerajaan Surga. Buktikan kamu itu mencari Aku. Buktikan kamu rajin kebaktian. Buktikan kepada-Ku, bukan kepada manusia, bukan kepada pendeta. Buktikan kepada-Ku, kata Tuhan, bahwa kamu berdoa; buktikan kepada-Ku bahwa kamu setia; buktikan kepada-Ku bahwa kamu mencari Aku dengan setia dengan rajin. Nanti semuanya yang kamu perlu, Aku tambahkan kepadamu. Ada haleluyah?

Tapi banyak orang tidak ngerti termasuk murid sekolah alkitab. Saya sekarang paling sering pakai contoh Rut. Khotbah apa saja sama Rut cocok. Aneh saya juga. Rut itu belangsak. Dibawa sama mertuanya, bangkrut dari Moab ninggalin Tuhan 10 tahun. Ah, saya ninggalin gereja nggak kebaktian ini ... tidak ada gereja di Moab. Saya nggak ke gereja nggak apa-apa. Setahun itu nggak apa-apa, 2 tahun nggak apa-apa. Lalu cie fen kawin sama orang Moab nggak apa-apa. Lama-lama suami mati, anak laki mati, anak laki mati ... jadi trio janda. Pulang, saudara. Di tengah jalan yang satu balik ke Moab tinggal berdua. Mertua sama menantu. Naomi sama Rut. Begitu sampai di Bethlehem ... di Bethlehem diberkati Tuhan tapi mereka pulang belangsak. Miskin. Kosong. Bangkrut.

Lihat Tuhan buktikan meritocracy. Rut bilang: Saya mau kerja, ma. Kerja apa? Saya kerja mungut. Bukan kerja untuk dapat gaji, mungut saja jelai. Itu untuk musafir-musafir, peminta-minta, orang miskin. Saya mau kerja. Dan dia kerja. Mungutin jelai. Jadi orang kalau metik jelai sama metik gandum kan ada yang jatuh, itu nggak boleh diambil ... dibiarkan untuk orang miskin. Pas tengah hari istirahat. Istirahat semua karyawan karyawati mesti istirahat, minum dulu istirahat. Biasanya setengah jam sampai satu jam. Tapi Rut tidak istirahat, dia terus cari, dia terus memungut.

Jadi dalam pikiran saya, itu ladang yang luas sekali, pegawai sudah ada di satu tempat sedang minum istirahat, kelihatan cuman satu orang terbungkuk-bungkuk. Jadi menyolok sekali. Lewatlah pemiliknya, Boaz. Ini jam istirahat, siapa itu yang masih kerja? Ditanya. Itu perempuan siapa punya? Yang lucu nanyanya nggak begini: Itu siapa? Nggak. Itu perempuan siapa punya? Sudah tertarik Boaz. Karena rajinnya ini Rut! Dan dia janda, saudara. Apa nggak kurang di Bethlehem gadis-gadis cantik. Orang Israel mah paling banyak gadis cantik. Saya yakin saudaraku, segudang gadis cantik. Kenapa Boaz, orang paling kaya di Bethlehem, tertarik sama Rut? Karena meritocracy. Dia perlihatkan bahwa dia ini rajin. Tentu dia nggak sengaja. Dia rajin dia kerja. Kali yang kedua dia tidak lagi di ladang Boaz, dia di gudang Boaz. Ketika Boaz tidur, selimutnya panjang jaman dulu, dia pakai tidur di bawah selimut. Itu adalah ungkapan bahasa halus seorang budak minta dibeli. Dia belum ada pembeli. Begitu Boaz terbangun malam, dia kaget di selimutnya ada ... siapa kamu?

Bayangkan saudara, zaman dulu belum ada listrik, belum ada lampu. Siapa kamu? Saya ini Rut, minta dibelas kasihani sama tuan. Apa kata Boaz? Diberkatilah anakku karena kamu memperlihatkan kasih lebih dari semula. Jadi kasihmu kepadaku diperlihatkan lebih tinggi dari semula. Tuh, meritocracy dia meningkat saudara; asalnya dia kerja umpamanya 60%, sekarang dia sudah naik 70% kerajinannya.

Pasal 4, Boaz tidak ada pilihan lain, dia tebus dia beli. Karena itu ladang dimiliki oleh beberapa tua-tua dia tebus ini Rut. Karena tidak ada yang menebus, Boaz tebus. Akhirnya, cerita berakhir happy ending, dia jadi istri dari Boaz. Modalnya apa? Bukan cantik. Modalnya itu rajin. Modalnya setia, rajin. Meningkatkan ...

Saya sudah jadi saksi hiduplah, jemaat yang rajin yang setia itu pada akhirnya diberkati Tuhan. Nggak percaya saudara? Ada satu jemaat di Jakarta. Saya kenal dia 5 tahun lalu. Suami istri dari Jawa Tengah tapi betul-betul rajin setia sama Tuhan. Ketika dia dengar pertama kali berita tentang persepuluhan, mereka langsung berbuat. Persepuluhan pertama 400 ribu sebulan. Terus naik sampai 800 ribu sebulan. Sekarang kalau saudara mau tahu, untuk satu tahun terakhir dia yang bayar kiriman sms. Jadi kalau saudara sms dapat ayat, itu dia yang bayar sendiri. Bayangkan 3.000 sms perhari dia musti bayar. Tapi dia bilang, saya bayar untuk pekerjaan Tuhan. Kalau kurang, nanti saya minta sama oom Awondatu. Nggak pernah dia minta. Terimakasih oom, Tuhan memberkati luar biasa.

Terakhir kali dia bawa keluarganya dibaptis di Krawang. Cuman berdua. Dia paksa karena mau bunuh diri karena istrinya nyeleweng. Tapi dia paksa supaya terima Yesus. Akhirnya dia terima Yesus. Dibaptis di Krawang, di satu kolam renang. Habis dibaptis sudah, saya mau pulang. Dia kasih bungkusan: Ini persepuluhannya. Waktu saya buka saya kaget, 25 juta. Waktu saya di Surabaya kemarin, dia kirim sms dari Malaysia: Oom, ini saya menghadapi satu berkat luar biasa besar. Saya cuma minta doa supaya saya tidak lupa sama Tuhan dan dengan berkat yang besar ini, saya tidak mundur dari Tuhan. Jangan sampai uang membutakan saya. Karena perpuluhannya sekarang seminggu 5 juta.

Siapapun terbuka kok untuk Tuhan. Kasih lihat dulu dong, kau rajin; kasih lihat dulu, kamu itu maju. Sekarang dia sampai ketakutan melihat berkat berkelimpahan. Minta-minta ampun. Di satu pihak sekarang, ada satu keluarga diberhentikan sama saudara. Nggak pernah bawa perpuluhan. Sekarang dia mau ikut family camp. Saya mau pertemukan ini. Karena dia nganggur, saya mau pertemukan dengan yang diberkati. Bisa nggak diterima kerja? Masih muda saudaraku tapi cinta Tuhan sampai saya mau nangis sama Tuhan. Itu begitu dia diberkati banyak dia kirim sms, supaya saya tidak lupa sama Tuhan. Langsung saya balas: Sejauh hati kita dekat sama Tuhan, Tuhan nggak sayang memberkati kamu, asal hatimu tidak berubah. Tetap setia sama Tuhan! 

Saya bisa bayangkan berapa berkat dia. Di Telkomsel dia ada, dia punya saham. Di Mentari ada. Di Pro XL ada. Mungkin nanti di family camp akan dibagikan pembagi alkitab ini, di mana harus kirim sms, dan sebagainya. Dari soal kecil tapi dia setia. Nah, saya suka ngomong begini dalam hati: Kenapa nggak dia ya yang diberkati, ... kenapa nggak dia? Tuhan bilang, meritoracy! Aku tidak pernah pilih kasih. Siapa yang melakukan Firman Allah, cari dulu kerajaan surga maka semuanya akan ditambahkan kepadamu. Berkat Tuhan akan berkelimpahan. Kalau saya mau bicara soal materi sekarang saudaraku, tidak akan habisnya. Tapi saya hanya mau saksikan, betapa Tuhan itu nggak lihat orang. Siapapun kita. Kasih lihat dong sama Tuhan, jangan sama saya. Kasih lihat sama Tuhan, saya ini setia. Kasih lihat sama Tuhan, aku mau kerja untuk engkau tanpa pamrih Tuhan. Tuhan kasih bukti bahwa Dia memberkati saudara.                

Sebagai yang terakhir, kita buka Mazmur 37
37:25 Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti;
37:26 tiap hari ia menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman, dan anak cucunya menjadi berkat.
37:27 Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik, maka engkau akan tetap tinggal untuk selama-lamanya;
37:28 sebab TUHAN mencintai hukum, dan Ia tidak meninggalkan orang-orang yang dikasihi-Nya. Sampai selama-lamanya mereka akan terpelihara, tetapi anak cucu orang-orang fasik akan dilenyapkan.
37:29 Orang-orang benar akan mewarisi negeri - Bayangkan saudara, yang diwarisi ini negeri, negara - dan tinggal di sana senantiasa.
37:30 Mulut orang benar mengucapkan hikmat, dan lidahnya mengatakan hukum;
37:31 Taurat Allahnya ada di dalam hatinya, langkah-langkahnya tidak goyah.
37:32 Orang fasik mengintai orang benar dan berikhtiar membunuhnya;
37:33 TUHAN tidak menyerahkan orang benar itu ke dalam tangannya, Ia tidak membiarkannya dinyatakan fasik pada waktu diadili.
37:34. Nantikanlah TUHAN dan tetap ikutilah jalan-Nya, maka Ia akan mengangkat engkau - Sekali lagi saudara lihat - untuk mewarisi negeri, dan engkau akan melihat orang-orang fasik dilenyapkan.
37:35 Aku melihat seorang fasik yang gagah sombong, yang tumbuh mekar seperti pohon aras Libanon;
37:36 ketika aku lewat, lenyaplah ia, aku mencarinya, tetapi tidak ditemui.
37:37 Perhatikanlah orang yang tulus dan lihatlah kepada orang yang jujur, sebab pada orang yang suka damai akan ada masa depan;
37:38 tetapi pendurhaka-pendurhaka akan dibinasakan bersama-sama, dan masa depan orang-orang fasik akan dilenyapkan.
37:39 Orang-orang benar diselamatkan oleh TUHAN; Ia adalah tempat perlindungan mereka pada waktu kesesakan;
37:40 TUHAN menolong mereka dan meluputkan mereka, Ia meluputkan mereka dari tangan orang-orang fasik dan menyelamatkan mereka, sebab mereka berlindung pada-Nya.

Dua kali disebut mewarisi negeri. Mewarisi negeri. Saudara tidak usah pindah ke kota besar, Jakarta atau Bandung untuk diberkati Tuhan. Saudara bisa diberkati Tuhan di Cianjur. Siapa bilang tidak bisa? Bisa. Asal harganya dibayar. Meritocracy. Buktikan kepada Tuhan bahwa kita ini mencari Dia lebih dulu. Setelah 10 tahun ikut Tuhan, bagaimana kita ikut Tuhan. Kita tidak hidup untuk uang - tidak. Tapi bukti bahwa Tuhan menjaga memelihara kita, bukti bahwa Tuhan itu sangat mempedulikan saudara, saudara tidak akan sulit dalam kehidupan, saudara tidak akan mendapatkan kesulitan, asalkan hidup saudara sepenuh-penuhnya, dikatakan, Tuhan memberkati kepada kita. Mewarisi negeri. Bahasa Inggris, land - tanah. Di mana saudara ada, mewarisi tanah. Nanti saudara akan lihat. Saya bisa sebut 2-3 orang jemaat Cianjur yang masih dalam ukuran 30%, 30 kali ganda, tapi sudah mulai mewarisi negeri, anak cucu diberkati, suka cita ada dalam rumahnya. Mewarisi negeri dari Tuhan.

Tuhan nggak pernah pilih kasih. Tuhan nggak pernah bohong. Kalau orang Amerika pasti diberkati, kalau orang Tionghoa diberkati juga cuman kurang, kalau orang Yahudi paling diberkati - Nggak! Rajin diberkati; malas ... Nyatakan diri kita kerja rajin setia nanti saudara lihat Tuhan buka bukan jendela, pintu gudang surga untuk saudara sampai saudara ampun-ampunan. Maksudnya ampun-ampunan, melihat itu berkat yang luar biasa. Saudara pasti minta ampun nanti kalau saudara sudah lihat berkat Tuhan yang luar biasa. Lukas    

5:5 Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga."
5:6 Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak.
5:7 Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam.
5:8 Ketika Simon Petrus melihat hal itu iapun tersungkur di depan Yesus dan berkata: "Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa."
5:9 Sebab ia dan semua orang yang bersama-sama dengan dia takjub oleh karena banyaknya ikan yang mereka tangkap;

Ada haleluyah? Begitu dapat ikan banyak bukannya menghitung ikan, bukan - nangis Petrus! Aduh Tuhan, begini besar berkat-Mu, saya tidak pernah menyangka, tidak pernah berpikir, sedikitpun tidak pernah terpikir seperti ini karena sudah semalam suntuk aku mencari ikan tidak dapat satu ekorpun. Sekarang begini banyak. Bukan dihitung ikan - dia lari sama Yesus. Aduh Yesus, tinggalkan aku, aku orang berdosa. Ini yang saya maksud kita akan ampun-ampunan. Tuhan memberkati kita. Apa maksud saya saudara? Sekarang ini ikan. Uuiiihhh begitu lihat ikan begini banyak, berkat Tuhan begini banyak, ini Petrus, dia belakangin ikan, dia datang sama Yesus, dia minta ampun: Aduh Tuhan, terima kasih Tuhan, ampuni saya Tuhan, tinggalkan saya, aku orang berdosa. Karena dia kagum lihat ikan begitu banyak. Tapi ikannya tidak dihitung, tidak dihadapi. Banyak begitu dapat berkat dari Tuhan, udah nggak ke gereja lagi, udah nggak kebaktian. Berkat aja toko ... toko ...; berkat pabrik ... toko terus ke luar negeri jalan-jalan ... lupa sama Tuhan dibelakangi. Kalau Petrus nggak. Begitu dia diberkati, dia tinggalin itu, dia tetap sama Tuhan. Bahkan dia menangis: Aduh Tuhan, tinggalkan saya ... saya oang berodsa. Aduh Tuhan, ampun saya berpikir salah tentang Engkau. Meritocracy. Kenapa? Sudah semalam-malaman saya bekerja. Jadi dia rajin bukan malas. Semalam-malaman aku kerja tapi nggak dapat.    

Saya tahu ada yang jam 4 pagi sudah bangun untuk ke gereja. Itu Tuhan catat. Ada yang jam 5 bangun duh cepat-cepat mungkin nggak mandi, mungkin mandi superman. Tapi Tuhan juga tahu. Tetapi hati saudara dihargai oleh Tuhan karena pagi hari ini saudara mencari Tuhan lebih dahulu, saudara meninggalkan segalanya, saudara mencari Tuhan, Tuhan hitung. Nanti Tuhan balik kepada saudara dengan berkat yang berlipat kali ganda. Kita akan berdoa bersama-sama.    
 

Minggu pagi, 29 Agustus 2004

SETIA

Selamat pagi, selamat berbakti, bertemu dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Injil Lukas.  

16:10 "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.
16:11 Jadi, jikalau kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya?
16:12 Dan jikalau kamu tidak setia dalam harta orang lain, siapakah yang akan menyerahkan hartamu sendiri kepadamu?
16:13 Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon."

Bagian yang akhir dari ayat ke 13, kamu tidak dapat melayani Allah bersama-sama dengan Mamon. Saudara-saudara, saudara mungkin mau tahu dulu apa yang disebut Mamon? Mamon adalah dewa uang. Dewa uang atau berhalanya uang dari jaman dulu, itu disebut Mamon. Dewa, ada yang dewa Dagon namanya. Ada yang dewa Baal. Itu musuh-musuhnya Tuhan. Salah satunya adalah dewa Mamon. Dari ketiga dewa itu yang paling sukar diatasi oleh umat Tuhan adalah dewa Mamon, yaitu uang. Bukannya tidak bisa diatasi, tetapi sukar. Karena tidak mengerti, apa yang dimaksud dengan Mamon di sana. Tuhan Yesus berkata dalam ayat 10, siapa yang setia dalam perkara yang kecil, itu akan setia dalam perkara yang besar.

Dipakai kata setia di sana, adalah kata bahasa Inggris, faithful. Siapa yang setia. Jadi ayat 10 sampai ayat 13 menerangkan bahwa bagaimana kita harus setia dengan hal yang kecil. Atau saya balik sekarang. Kenapa orang tidak setia? Karena dia mulai dari yang kecil dia tidak setia. Kalau saudara tidak setia dengan hal yang besar, itu karena dulunya saudara tidak setia dengan perkara yang kecil. Mari kita mulai dengan Mamon. Mamon adalah uang. Dan uang, harta itu Tuhan kasih kepada kita. Dia jadi Mamon kalau kita mulai melayani. Dia jadi berkat, kalau kita tidak melayani. Dia berkat Tuhan kalau kita anggap itu adalah pinjaman dari Tuhan. Baju yang saudara pakai dan yang saya pakai itu pinjaman dari Tuhan. Sepatu yang saudara pakai dan saya pakai, itu pinjaman.

Seperti nyanyian dulu berkata, Apa padaku ... Kudapat dari Bapa ... Keadaanku juga dari Tuhan. Kenapa orang susah korban? Susah memberi? Susah bawa perpuluhan? Kenapa? Karena dia anggap uang itu dia punya. Nah, itu sudah anggap Mamon. Dia sudah melayani uang: Uang ini saya punya, duit ini saya punya, rumah saya punya, perusahaan saya punya. Tetapi ketika kita sadar bahwa semuanya adalah pinjaman saja, rumah yang kita punya, pinjaman, mobil yang kita punya pinjaman. Bahkan nafas yang kita hirup, masuk keluar kehidupan kita adalah pinjaman. Kalau kita sadar itu, maka apa yang kita miliki bukan lagi Mamon, tetapi jadi berkat Tuhan. Kita tidak berat memberi, tidak berat berkorban, tidak berat membawa persepuluhan, tidak berat menolong orang miskin. Tidak berat menolong orang  susah, tidak berat kalau ada kehilangan. Karena apa? Kita anggap semua hanya pinjaman saja.

Kita akan jadi stress kalau kita anggap semua kekayaan itu adalah milik kita: Toko ini milik saya, sepeda milik saya, makanan milik saya, usaha milik saya, tanah, milik saya. Lupa waktu kita lahir itu telanjang. Tidak bawa apa-apa. Kita buka dulu I Timotius

6:6. Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar.
6:7 Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kitapun tidak dapat membawa apa-apa ke luar.
6:8 Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.
6:9 Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.
6:10 Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.

Mungkin susah dimengerti kalau saya tidak cerita pakai ilustrasi. Hari kamis kemarin, saya berbicara pada delapan tahun ulang tahun dari Yayasan Pondok Bina Kasih di daerah Ciawi ... beli tanah sekitar 9.000 meter untuk korban narkoba. Saat itu menyanyilah beberapa korban narkoba yang sudah sembuh. Salah satunya eks sekolah alkitab Cianjur. Saya tanya, ... siapa itu? Oh, itu bukan narkoba, pak, dia bekas gila. Ya, sudah. Jangan coba aja. Jangan coba sekali pun, jangan aja! Orang yang coba narkoba, dia akan ketagihan. Ingin, karena dia ingin. Pertama di kasih; karena dia ingin, dia harus beli. Beli pakai uang. Uang asalnya dia punya, lama-lama barang, arloji dijual, semua anting dijual, apa semua baju dalam dijual. Sampai akhirnya kadang-kadang diri juga dijual, untuk beli narkoba. Habis, tidak ada lagi. Barang orang di rumah, lemari es hilang, semua, televisi bisa hilang, dijual. Hanya untuk beli narkoba.

Mari saya kasih ilustrasi. Orang itu kejar uang, kejar uang, dia diperbudak. Diperbudak oleh keinginannya akan narkoba. Dia kejar uang. Kalau dia tidak kena narkoba, dia tidak akan kejar uang seperti itu. Dia tahu mencuri salah. Dia tahu mengejar-ngejar uang seperti itu salah. Dia akan kerja baik-baik. Dia akan cari nafkah dengan halal. Dia tidak akan terburu-buru dengan uang. Dia memakai law, dia memakai hukum. Dia membeli barang lalu menjual, dengan untung yang biasa. Dia berniaga untuk mendapatkan uang. Itu normal. Tapi kalau sudah mencuri, menjual apa yang di rumah, hanya untuk narkoba, itu sudah tidak normal. Seperti itulah juga, orang yang mengejar uang untuk menjadi kaya. Dia terbius bukan dengan narkoba, dengan ingin menjadi kaya. Dia kejar uang dengan segala macam cara. Nyelundup, menjual narkoba, berbuat segala macam, untuk supaya dia jadi kaya.

Maka Firman Allah ini luar biasa. Dia katakan, orang yang ingin kaya - ayat 9 - terjatuh ke dalam pencobaan. Bahasa Inggris bukan pencobaan, godaan, ke dalam jerat, dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan. Heran saudara, orang yang ingin uang bisa terjerat kepada godaan dan nafsu - termasuk nafsu seks - yang hampa. Kosong, tidak ada isinya. Apa saudara mau diperbudak seperti itu? Tentu saja kita tidak mau. Kita tidak mau. Maka kalau kita kembali kepada Lukas 16 dengan hati yang bening, kita membaca sekali lagi apa yang dikatakan oleh Tuhan Yesus: Barangsiapa yang setia dalam perkara-perkara kecil. Waktu bisnis kita kecil, kita nggak ingin cepat kaya. Setia dalam perkara kecil. Kita jabanin, orang Jakarta bilang, kita layanin, bisnis kecil. Belum bisnis seperti dia besar.

Saya dapat undangan, supaya awal september ini ketemu dengan Presiden Megawati. Kemaren saya dapat undangan. Ketemu. Dalam satu ulang tahun anaknya. Ketemu. Yah, biasalah. Nggak ketemu juga nggak apa-apa. Tapi, ya sudah biasa. Jangan ngoyo, maksa, minta tanda tangan bahkan nyogok-nyogok supaya ketemu. Bisnis saya belum maju-maju, begini-begini aja. Setia aja. Setia. Nanti juga Tuhan memberkati. Kalau kita jualan kue, setia. Setia. Nanti kita punya toko kue. Kalau kita punya toko kue tetap setia, nanti kita punya pabrik kue. Haleluyah? Asal setia dalam perkara yang kecil. Pada waktu kami di Batu, Malang, saya ketemu dengan satu temen saya dulu. Waktu saya di Beji, sekolah alkitab, itu saya tiap sabtu jalan ke Batu, kirim surat ke pos. Kepala kantor pos nya itu Yan Lumempow, sekarang jadi direktur Sekolah Tinggi Alkitab Cianjur. Saya angkat dia. Kenalan kita. Dia GPdI, dia tahu saya siswa. Di seberang kantor pos ada tukang jualan haici. Tapi kita ini siswa-siswa asal ketemu dia beli haici. Karena dia GPdI juga, ah belum GPdI, karena dia orang gereja, kita bersaksi.

Satu kali pendeta Soriton almarhum, itu masuk ke kantor pos. Dia ketemu sama ini Yan Lumempow. Dia bilang begini, mengapa kamu nggak kirim surat? Apa kamu nggak bosen kirim-kirim surat, stempel-stempel surat? Kenapa kamu nggak kirim surat Galatia, Efesus, Filipi, Kolose. Bingung dia. Sudah, sekolah alkitab, jadi pendeta. Sudah. Itu tahun 68. 2004 sekarang, yang namanya Yan Lumempow sudah gelar Doktor, dia satu-satunya Doktor yang asli. Dapat gelar Doktor Teologi. Dia akan jadi kepala sekolah nanti tanggal 6 september, dia kepala sekolah di Sekolah Tinggi Alkitab Cianjur, itu dia kepala sekolahnya.

Dia sudah sekolah alkitab di Beiji dua tahun, dia gembala sidang dari Comal di Jawa Tengah. Suami istri masuk sekolah alkitab, walaupun tidak jadi hamba Tuhan. Dia jadi bisnisman. Sekarang, dia bukan jualan haici. Dia sampai ekspor kue, kripik, kacang. Coba cari oom punya jemaat di Cianjur yang suka bikin kue, bikin apa. Kirim contohnya sama saya. Kalau memang bisa itu, nanti kita pesan sebanyak-banyaknya. Saya nih masuk di Metro, masuk di Makro. Tahun 68, haici, haici. Sekarang dia jadi tuan tanah. Diberkati Tuhan. Dia jadi majelis jemaat di Gereja Pantekosta Batu. Waktu saya ke sana, diajak makan, diundang pakai mobilnya sendiri, undang makan di luar. Hatinya terbuka. Kenapa berkatnya begitu besar? Karena dia setia dengan perkara yang kecil.

Saya bernubuat sekarang, siapa setia dalam perkara kecil, lima tahun, sepuluh tahun ke depan, dia jadi produsen. Dia jadi pengekspor. Dia jadi hebat, jadi luar biasa. Percaya atau tidak percaya, terserah. Siapa yang setia dengan perkara yang kecil, lambat laun Tuhan memberkati dengan luar biasa. Menjadi orang besar. Itu Yesus yang bicara. Tetapi dari kata setia, datang kata benar. Ayatnya, 10 bagian b,

16:10 "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.

Setia. Setia dalam perkara yang besar. Tapi tidak benar. Kenapa tidak disebut tidak setia? Kenapa? Kenapa kalau kita baca kalimatnya kan lebih baik begini: Barangsiapa setia dalam perkara kecil, ia setia juga dalam perkara besar. Barangsiapa tidak setia dalam perkara kecil, ia juga tidak setia dalam perkara besar. Lebih enak. Tapi Yesus tidak bilang tidak setia kalau dalam soal yang kedua. Dalam soal yang kedua, Dia berkata, barangsiapa tidak benar. Kenapa? Karena semua ketidaksetiaan itu tidak benar. Semua ketidaksetiaan itu tidak benar. Saya pakai contoh, sekolah alkitab ya. Murid sekolah alkitab itu sudah diberikan satu buku waktu pertama masuk. Berjanji akan menuruti segala peraturan sekolah, dan siap dikeluarkan kalau melanggar. Tanda tangan dia. Bagitu sekolah - ini contoh saja -, begitu sekolah, dia pacaran. Dia menghiina, tidak menghargai tanda tangannya sendiri. Tapi tanda tangan, saya siap dikeluarkan, kalau saya melanggar. Begitu saya bilang, pulang. Nangis. Jangan pulangkan saya. Minta ampun. Jangan pulangkan saya. Dari situ gambaran, saudara sudah bisa ngerti. Sehingga kalau dikeluarkan itu, murid itu dikeluarkan, orang akan, konotasinya, wah direkturnya kejam. Tidak ada kemurahan. Padahal bukan itu. Dia tidak menghargai tanda tangannya sendiri. Bagaimana dia bisa menghargai tanda tangan saya? Tanda tangannya sendiri dia nggak hargai. Omongannya, janjinya sendiri dia sudah nggak hargai. Bagaimana dia bisa menghargai omongan Firman Tuhan? Jadi kalau orang, kita, tidak setia, dengan apa saja, itu tidak disebut tidak setia, tapi tidak benar. Itu Yesus sendiri. Di dalam ayatnya yang ke 11, Dia berkata lebih lanjut.

16:11 Jadi, jikalau kamu tidak setia - Dia baru terangkan - dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya?

Soal uang kita tidak setia, siapa yang mau percaya harta yang sesungguhnya? Harta yang sesungguhnya ada dalam nyanyian: Harta disana ... Harta disana ... Harta dunia tidak bisa b'rikan padaku ... Waktu sampai surga ... Pintu terbuka ...  Saya ada harta disana. Dalam Matius 6, Tuhan Yesus berkata: Kumpulkanlah hartamu di surga, di mana tidak ada pencuri, tidak ada gegat, tidak ada ngengat dan karat merusakkan. Jangan mengumpulkan harta di dunia, di mana ada pencuri yang memecah rumah, ada gegat dan ngengat yang merusakkan. Kita perlu terlepas dari ikatan Mamon ini. Maksud saya terlepas ini, pikiran kita, mental kita jangan terikat dengan Mamon, dengan keuangan ini. Kita harus setia. Kalau saya tanya jemaat: Apa saudara yakin, percaya, Tuhan pelihara saudara? Amin. Saudara yakin kalau burung di udara dipelihara, bunga di padang dipelihara? Saudara yakin Tuhan pelihara kita? Amin.

Tapi begitu sampai kepada Mamon, kepada uang, dia nggak bisa memilih. Begitu bicara persepuluhan, dia nggak bisa ngerti. Aminnya, amin apa? Dia nggak mengerti. Tapi orang yang mengerti, sekali lagi, dia tahu bahwa apa yang dia punya, pinjaman. Pinjaman. Cuma pinjaman. Kepintaran kita, dapat gelar, dapat insinyur, dapat doktor, sarjana hukum, sarjana ekonomi - pinjaman! Keahlian saudara menata rambut, nyusun rambut ... pinjaman. Nggak bisa orang penata rambut, punya salon bilang: Itu saya punya kepandaian. Dengar khotbah berikut. Itu anak umur 4 tahun, masih kecil. Dia sudah bisa ngobrol dalam bahasa Inggris. Masuk MURI. Sudah bisa cerita dalam bahasa Inggris. Sudah bisa cari uang. Wuih, kita bilang, pinter bener, ya? Itu pinjaman. Tuhan bisa kasih, Tuhan bisa ambil.

Coba, di Cianjur ada ahli penata rambut. Sekarang umpamanya Tuhan bikin sebulan aja semua orang gundul. Sebulan aja. Kata Tuhan, sebulan ini dari tanggal 1 September sampai 30 September, semua manusia kepalanya gundul. Nggak bisa tumbuh rambutnya. Gundul aja. Tiba-tiba 1 September saudara gundul, apa perlu lagi ke salon? Shampoo ... Sunsilk, nggak laku semua.

Jadi saudara-saudara, nggak ada yang bangga. Orang bisa jago menata rambut, itu pinjaman, karena ada rambutnya. Siapa yang bikin rambut? Jadi semuanya pinjaman. Ini rambut saya juga pinjaman. Saya  ingin rambut saya bagus. Tapi ya sudah pinjaman. Tuhan ambil separo, sudah mulai agak sedikit. Pinjaman. Mobil kita pinjaman. Satu kali nanti kita dipanggil Tuhan; Hei, Awondatu, check out. Kalau di hotel, Jakarta, karena saya sering tidur di hotel yang sama. Pak Awondatu, kita kasih keistimewaan. Bayar harga biasa, tapi saya kasih kamar yang dua tingkat. Kamar mandinya dua, tempat tidurnya ada ruang tamunya. Dengan harga biasa, karena bapa langganan.

Dan kalau bapa check out, orang lain jam 12, bapa jam 6 sore. Silakan. Kalau sama Tuhan check out, nggak bisa. Dia bilang, jam 12 check out. Entar aja jam 6. Nggak, sekarang check out. Check out. Jadi saudara-saudara, kembali lagi kepada Firman Allah. Mari kita setia dalam perkara kecil. Artinya kita nggak ngoyo, nggak ngarasulah sama Tuhan. Dikasih warung kecil, ya puji syukur. Kerjakan dengan penuh sukacita. Nanti Tuhan ganti. Dikasih yang kecil, ah puji Tuhan. Setia, setia. Bisnis kecil, setia. Nanti Tuhan bangga. Setia. Kebaktian setia, doa setia. Jangan saudara kira itu rumah saudara punya. Pinjaman. Pinjaman, bapa. Pinjaman, itu ibu. Pinjaman. Pokoknya setia aja. Sebagai ayatnya yang berikut, ayatnya yang ke-13,

16:13 Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon."

Disini kalimatnya sangat indah luar biasa. Saya bilang: Aduh luar biasa, Tuhan Yesus. Dia bilang begini: Seorang akan setia kepada seorang, dan tidak mengindahkan yang lain. Nah, kita itu harus begitu. Kita setia kepada Tuhan dan tidak mengindahkan Mamon. Jadi Mamon itu sama, uang itu hal kita berniaga, mencari nafkah di dunia. Mencari sesuap nasi untuk hidup. Dan Tuhan janji akan pelihara, akan jaga, burung di udara, semuanya. Kita berniaga cuma biasa saja, akan diberkati oleh Tuhan. Tapi utama kita setia sama Tuhan. Utama kita yang kita indahkan, yang kita sembah, yang kita junjung, yang kita pusti-pusti, yang kita taruh di atas ini ... Yesus. Nggak bisa dipercaya duit ini. Tapi yang menebus dosa kita, yang cinta kita, yang memelihara kita sampai di surga.

Dan yang pagi hari ini saya mau bilang. Bukan suami saudara yang harus jawab. Bukan istri saudara yang harus jawab. Bukan anak saudara. Bukan ayah ibu saudara. Tapi saudara sendiri yang harus jawab. Yesus mati buat anda. Dia mati buat saudara dan saya. Apa kita tidak terhutang kepada Dia? Jadi mari kita setia kepada Tuhan. Aduh, jangan takut soal sekolah, soal hari depan, perjodohan, usaha mata pencaharian. Jangan takut. Setia sama Tuhan, nanti Tuhan atur semuanya bagi kita sekalian. Mari kita berdiri bersama-sama.

 

-- <>< --

 ________________________________________________________________________

(kembali ke halaman utama)

Situs ini bersifat informasi umum, khususnya bagi saudara-saudara seiman,

berisi tentang sejarah singkat Gereja Pentakosta di Indonesia - Cianjur,

Yayasan Kabar Baik, Sekolah Umum, Jadwal Ibadah serta Berita Aktual.

Perubahan terakhir situs ini tanggal: 13 September 2004