Khotbah Minggu Pagi Maret - April 2003 ~ Pdt JE AwondatuGereja Pentakosta di Indonesia - CianjurJl. K.H. Hasyim Asyari no. 75 Cianjur 43214 - Indonesia. Telp. (62-263) 261161 |
Minggu pagi, 09 Maret 2003
BENIH dan TANAH!
Matius
13:1. Pada hari itu keluarlah Yesus dari rumah itu dan duduk di tepi danau.
13:2 Maka datanglah orang banyak berbondong-bondong lalu mengerumuni Dia, sehingga Ia naik ke perahu dan duduk di situ, sedangkan orang banyak semuanya berdiri di pantai.
13:3 Dan Ia mengucapkan banyak hal dalam perumpamaan kepada mereka. Kata-Nya: "Adalah seorang penabur keluar untuk menabur.
13:4 Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis.
13:5 Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itupun segera tumbuh, karena tanahnya tipis.
13:6 Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar.
13:7 Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati.
13:8 Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat.
13:9 Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!"
13:18 Karena itu, dengarlah arti perumpamaan penabur itu.
13:19 Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan.
13:20 Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira.
13:21 Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itupun segera murtad.
13:22 Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.
13:23 Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat."
Dalam setiap pemberitaan Firman Tuhan, jemaat itu terbagi dalam 4 bagian tanah.
Senang atau tidak senang, sadar atau tidak sadar, tahu atau tidak tahu - tapi
jemaat itu terbagi dalam 4 bagian tanah. Satu, tanah yang keras seperti jalan;
dua, tanah yang berbatu; tiga, tanah yang bersemak duri; ke-empat, tanah yang
baik.
Bukan saya yang cerita, bukan saya yang terangkan .. tetapi Yesus sendiri berkata : 'Ada seorang penabur menaburkan benih'. Jaman dulu orang itu menabur, ada benih yang jatuh diatas jalan, ada benih yang jatuh pada tanah tapi yang berbatu, ada benih yang jatuh pada semak belukar tapi ada benih yang jatuh pada tanah yang baik.
13:18 Karena itu, dengarlah arti perumpamaan penabur itu.
13:19 Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan.
Sampai di sekolah alkitabpun, tanah terbagi empat. Dia dengar Firman Tuhan di kebaktian tapi dia tidak mengerti. Firman Tuhan yang dia terima jatuh pada tanah yang keras; tanah dia itu keras seperti dipinggir jalan.
Kenapa jalan itu keras? Dulu belum ada aspal tapi jalan itu jadi keras karena diinjak-injak orang jadi padat .. itu tanah terik matahari, diinjak lagi orang .. sampai tanah itu jadi keras dan benih apapun juga tidak bisa menembus tanah itu, dia hanya ada dipermukaan.
Hujanpun belum, tanah itu belum apa-apa, datanglah burung mengambil benih-benih itu. Penabur itu Yesus dan burung itu selalu bicara dari kuasa kegelapan yang mau mencuri mengambil benih Firman Tuhan. Jadi kalau kita ke gereja itu, kita perang sebetulnya. Jemaat itu perang. Perang. Satu dengan iblis, karena iblis mau merampas Firman Tuhan waktu kita dengar Firman Tuhan; dua, dia berperang dengan dirinya sendiri, perang dengan ngantuk, perang dengan melamun, perang dengan ngobrol, ya. Paling tidak boleh kita ngobrol di gereja waktu Firman Tuhan diberitakan waktu kebaktian.
Bahkan sekarang jemaat di Jakarta lebih senang kebaktian di Cianjur karena tenang, tidak ada anak-anak yang menjerit-jerit, tidak ada yang ribut, tidak ada yang ngobrol. Tidak tahu saya bilang, kalau saya lagi nggak ada. Itu kalau saya lagi ada tenang, kalau saya lagi nggak ada nggak tahu bagaimana. Tidak ada yang batuk wah puji Tuhan.
Tetapi saudaraku, kita sedang berperang. Itu sebabnya jangan sampai hati kita jadi keras. Kalau hati keras itu saudaraku, Firman tidak bekerja, sama sekali tidak bekerja. 0%. Karena benih tidak jatuh ditanah yang baik, diambil semua oleh burung, diambil semua dicuri. Oke, ini tanah yang paling jelek.
Tapi 3 macam tanah berikutnya .. ini tumbuh benih ini.
13:20 Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira.
Kata menerima, itu bukan menerima asal-asalan; dia menerima dengan sepenuh hati. Begitu benih itu jatuh ditanah yang berbatu, dia terima keadaan benih itu, dan apa yang terjadi? Tumbuh, tapi tergencet oleh batu. Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan dan penganiayaan, orang itupun segera murtad. Dalam bahasa Inggris, orang itu bukan murtad tetapi stumble. Artinya seperti tijolonjong, begitu bahasa Sunda, seperti orang kena batu tidak jatuh tapi tijolonjong. Ini batu saudara, diatasnya ada tanah, benih itu tumbuh jatuh diatas tanah tapi yang berbatu. Dia tumbuh tapi akarnya dia tidak bisa masuk kedalam karena ada batu, ada sesuatu yang keras, jadi dia cuma tahan sebentar saja. Angin datang apapun datang, ini terangkat .. tercabut. Belum berbuah, baru tumbuh .. sudah tercabut.
Ini yang paling banyak orang kristen ini yang nomor dua. Uh, kalau kebaktian dia terima Firman Tuhan, uh senang, aduh resep haleluyah puji Tuhan, luar biasa Firman Tuhan, puas .. senang .. resep. Saya nggak puas kalau ada jemaat bilang sama saya : 'Duh ko Yoyo, Firman Tuhan betul luar biasa, aduh haleluyah puji Tuhan, senang lah .. saya kena, puji Tuhan .. haleluyah .. luar biasa'. Saya mah nggak puas dengar itu, saya mah diam. Nggak akan saya ada reaksi apa, puji Tuhan, nggak, karena itu kita belum tahu akarnya itu sampe kedalam atau nggak. Yang suka berdoa-berdoa didepan belum tentu, yang suka nyanyi didepan belum tentu saudara.
Di Jakarta ada satu jemaat kami hobi bersaksi saudara. Hampir tiap kebaktian dia bersaksi. Wah, bersaksinya semangat. Anaknya ribut di gereja. Saya lagi nggak ada. Pendeta yang wakilin saya bilang : 'Coba anak itu dibawa keluar!' Ngambek, marah, unjuk rasa. Dua bulan tidak ke gereja. Jadi si pendeta itu nggak enak : 'Gimana pak Awondatu?' Biarin.
Lihat. Domba yang hilang dicari .. jiwa baru. Dinar yang hilang dicari .. jiwa baru. Tapi anak yang hilang ditunggu, jangan dicari. Tunggu aja. Udah dua bulan, wah, dia ngomel kesana kemari. Awondatu aja nggak begitu, ini pendeta, berani-berani ngusir anak saya. Udah dua bulan, datang dia : 'Pak Awondatu baik?' Kita terima.
Anaknya itu nakal. Digereja dikebaktian itu kaki orang diinjak-injak. Orang lagi kebaktian. Jadi ini yang dibelakang bilang : 'Hus .. jangan begitu dong'. Marah. Kalau bersaksi hobi. Inilah yang saya bilang tidak dalam. Sampai saya ngomong sama dia, saya ngomong sambil peluk : 'Kamu itu nggak dalam. Begini-begini aja unjuk rasa. Jadi sekarang jangan pake unjuk-unjuk dah, kamu kan bukan mahasiswa, bukan buruh yang unjuk rasa'.
Lihat, saudara, polisi unjuk gigi, itu perempuan gadis-gadis unjuk puser, kamu mau unjuk apa lagi? Udah lah stop. Dia he .. he .. he, ketawa. Puji Tuhan. Sekarang dia nggak unjuk rasa lagi, dan aneh begitu dia stabil, bersaksinya juga kurang. Mungkin dia mikir. Bukan nggak boleh bersaksi. Saya senang kok dia bersaksi tapi kalau tiap kebaktian bersaksi terus dia lagi, tiap kebaktian dia lagi bersaksi. Lama-lama orang-orang?
Saya katakan yang bisa berdoa, itu lain dengan yang suka berdoa. Banyak yang pandai berdoa, susunan kata-kata berdoa bagus enak didengar tapi camplang, tidak ada Roh tidak ada kuasa, kenapa? Karena dia tidak suka berdoa, hanya bisa berdoa. Maka Firman tidak berakar dalam.
Semua bisa menyembah. Mari saudara kita menyembah Tuhan, kasih waktu 4-5 menit menyembah semua. Tapi lain yang suka menyembah. Biar nggak digereja dirumah dia berlutut. Dia menyembah Tuhan. Nggak ada yang lihat, dia menyembah Tuhan, dia berdoa, dia membesarkan Tuhan. Beda yang bisa menyembah dan yang suka menyembah.
Contoh. Seekor anjing menggonggong karena dia lihat pencuri. Tapi 9 ekor anjing yang lain menggonggong karena ikut-ikutan menggonggong. Nah, banyak yang 9 ekor ini saudara. Yang 9 ekor itu tidak lihat Tuhan. Puji Tuhan .. haleluyah, dia tidak lihat itu rahasia Firman Tuhan yang besar. Dia bilang haleluyah, puji Tuhan, dia nggak lihat berkat Tuhan yang besar sampai dia berani tinggalkan Tuhan seperti Yudas karena tidak berakar.
Ketika penindasan atau penganiayaan tribulation ini kesukaran timbul karena Firman, orang ini segera murtad. Disini dipake murtad. Murtad itu terlalu keras. Tetapi bahasa Inggris tijolonjong .. stumble. Titajong, nah itu lebih tepat. Dia jalan nggak jatuh tapi titajong. Kaki bengkak.
Kita lihat yang
ketiga.
13:22 Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak
berbuah.
Ini yang ketiga ditaburkan
ditengah semak duri. Bukan ditaburkan memang sengaja disitu, tidak. Memang benih
itu kebetulan jatuh disitu tapi tanah itu ada semak-semak duri ya, lalu apa?
Dikatakan yang pertama ayat ke 7 :
makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati.
13:22 artinya lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.
Duri itu bahaya saudara kalau dia memang selalu dia duri itu bercabang kiri kanan. Dan saya baru baca satu buku bahwa lalang, sebelum jadi lalang itu, waktu kecil dia itu duri. Nanti besar dia jadi lalang. Nah, duri saudara, itu selalu bercabang kiri kanan atau atas bawah. Kalau duri itu satu saja begini .. ini cabang, lalu duri itu hanya satu sisi saja, itu tidak bahaya. Karena dia tidak mungkin dia bisa berdiri begini karena tidak ada yang menopang, ia akan miring, orang jalan nggak akan apa-apa. Tapi duri itu selalu bercabang dua.
Nah, disini betul tipu daya kekayaan dan kekuatiran dari dunia. Tapi kekuatiran disebut lebih pertama. Mari saya kasih ilustrasi. Dulu kita ada satu jemaat yang sejak dengar kebaktian sampai meninggal, dia tidak pernah nggak kebaktian. Namanya tante Enny. Tante Enny dipercaya oleh ayah saya jadi bendahara gereja. Dia setia rabu kebaktian, minggu kebaktian, sabtu besdstone. Dia sejak pertama dia dengar khotbah pertama dari oom De Boer, fellowship di Cianjur sini, itu tiga hari fellowship. Terus dia kebaktian sampai dibaptis, setia sampai meninggal berapa tahun lalu. Itu dia setia ikut kepada Tuhan.
Dia itu ada penyakit maag, tidak boleh telat makan sedikit jadi suka bawa biskuit di tas. Sekarang papa saya bilang belajar puasa, jemaat belajar puasa. Saat itu belum ada seperti sekarang rabu itu puasa, tidak. Saat itu cuma belajarlah puasa.
Saudaraku, dia mau puasa, kekuatiran dari dunia ini mulai bicara : 'Kan kamu ini maag, nggak boleh telat makan. Masa kamu puasa'. Nah, ini saya bilang kekuatiran. Geus nyaho maag, tong neangan panyakit puasa-puasa. Bahkan kalau memang kalau sudah bicara puasa saudara, jemaat yang tidak maag juga jadi maag. Aduh, ko Yoyo teu bisa milu puasa, ieu sok maag. Akhirnya dia putuskan mau belajar puasa. Waktu puasa, dia tunggu-tunggu kapan pedihnya, nggak pedih-pedih. Sampai jam 12 nggak pedih, sampai jam 3 nggak pedih, sampai jam 6 dia buka, sampai dia sukacita setengah menangis : 'Aduh tante .. sama mama saya, saya bisa puasa'.
Kadang disisi lain dia bedstone tiap sabtu, dia pakai kain berlutut satu jam. Datang lagi kekuatiran : 'Kan kamu rematik, berlutut gitu nanti'. Tapi dia lakukan. Tidak pernah ada rematik.
Inilah. Jadi kalau kita sudah mau sembahyang, itu kekuatiran dunia akan ditiup-tiupkan oleh iblis. Kan kamu lagi sakit, kan kamu lagi pilek, kan kamu lagi cape. Kalau bilang cape, saya itu yang diserang terus. Saya itu cape. Dan memang betul saya cape. Siapa bilang saya nggak cape. Cape. Kadang-kadang pulang dari Jakarta, masih mau suka doa malam. Ayo mau ngadu siapa yang cape. Itu selalu akan ditiupkan kenapa sih kamu berdoa, kenapa bedstone, kenapa maju, kenapa ke gereja. Kan kamu sakit, kan kamu ini, kan kamu itu, itu kekuatiran juga. Kenapa ke gereja lagi rame, ieu teh keur marema, bulan puasa warung keur rame, kunaon make tutup-tutup. Ini kekuatiran dari hal dunia.
Yang kedua, tipu daya kekayaan. Yang suka antri-antri di Pusaka itu apa sih lupa lagi. Pera-Pera. Itu saya bilang belum antrikris saudara, belum. Emas ditawarkan. Siapa mau tinggalkan Yesus, ikut kepada kami .. bukan lagi ember plastik saudara tapi dia akan kasih ember emas. Siapa yang mau tinggalkan Yesus, saya kasih ember emas. Waduh, saya bilang, nanti akan pada banyak yang antri. Aduh, pikir aja ikat pinggang aja bisa menyembuhkan 68 macam penyakit, coba. Sekarang kamana euweuh?
Sebetulnya itu sekolahnya Tuhan. Dilihat anak Tuhan teh, nu mana nu sungguh-sungguh, nu mana nu kabawa arus, nu mana anu maju tak gentar lah membela Pera-Pera. Itu tipu daya kekayaan dunia. Sampe ka urang teh geuring. Kenapa nggak ke gereja? Istri saya nggak ke gereja teh karena batuk terus. Kenapa batuk? Ka Pera-Pera, oom. Buka soal Pera Pera, da nggak dosa atuh ka Pera-Pera, kenapa sih musti dosa. Tapi eta unggal-unggal aya Pera-Pera terus antri, terus antri - itu yang salah.
Demas meninggalkan Paulus karena kekayaan. Yudas menyerahkan Yesus karena uang. Ananias dan Safira mati karena kekayaan. Gehazi kena kusta karena kekayaan. Dan akhir jaman saudaraku, antikris tidak akan kasih bertaring panjang, tidak. Nah, banyak pendeta-pendeta sekarang jatuh oleh karena kekayaan ini. Tinggalin GPdI pindah ke gereja lain karena dikasih fasilitas mobil, karena kekayaan .. karena uang.
Ayat yang terakhir dari 22 itu 'sehingga tidak berbuah'. Dia cuma tumbuh saja. Dia seorang kristen yang bertumbuh. Pak, Bu, dia seorang yang bertumbuh. Kaum muda .. oh, dia lagi bertumbuh. Siswa-siswa .. dia bertumbuh tapi tidak pernah berbuah.
Saya punya 3 pohon mangga dirumah. Tiap tahun berbuah bahkan kadang-kadang dua kali berbuah tiap tahun. Yang satu itu karena terlalu rimbun, saya tebang. Saya tebang saya kaget tumbuh lagi cabang-cabang, keluar lagi buah. Dan memang kalau yang berbuah mah edek ditebang edek dikerasan edek dibentak mau digimanain, memang berbuah kok. Tapi kalau kerupuk mah memang kalau masuk angin peot mah peot we, da kurupuk.
Datang aja teman saya dari Jakarta : Pak Awondatu mau duren bangkok? Boleh. Saya tidak akan kasih durennya, saya kasih pohonnya. Dibawalah pohon duren, pake setengah drum tanah teh, dia bawa tanah yang pake kotoran ayam itu, supaya segar supaya jadi. Jadi saudara itu daun pohon mangga hijau-hijau pendek wah besar, ketika angin ribut hujan roboh. Saya bilang, tanam lagi ditunjeul pake bambu sampe delapan. Begitu lihat daunnya hijau-hijau, batangnya sudah gede tapi tidak pernah berbuah. Udah setahun .. udah 2 tahun, saya bilang, ini nggak berbuah nih. Wah, nggak lama lagi pak, mungkin sebulan lagi. Udah tiga tahun nggak berbuah nih. Udah jalan 3 tahun, ah saya bilang, ambil gergaji dah, tebang aja. Nggak berbuah. Sedangkan yang diluar udah digergaji berapa kali, keluar lagi buah, keluar lagi buah.
Yang terakhir. 13:23 Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat."
Bayangkan ayat yang ke 19
13:19 Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak
mengerti - Itu yang jatuh dipinggir jalan.
Ayat 23.
13:23 Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan
mengerti.
Mengerti. Susah untuk mengerti. Saya sih pake contoh pengerja saya saja. Susah, bikin mereka ngerti itu susah. Coba kamu empat orang duduk disitu, perhatikan ini. Tiga memperhatikan, yang satu tidur. Dalam jangka lima menit. Saya bilang, ada dua pengerja yang kurang dengar, saudara. Yang kurang dengar mah mengerti. Nih, yang dengar, yang kupingnya itu normal, lima menit tidur. Siapa yang nggak marah. Disuruh jaga tidur. Lima menit. Nggak ngerti.
Ada akuarium saya. Isi air. Bawa air bersih. Saya bilang tolong sedot nih. Ada dua ember, saya mau ambil kotorannya. Disedot itu air. Dijatuhinnya kemana? Ke air yang bersih. Mari kita berdiri.
Minggu pagi, 13 April 2003
Jangan nyelonong!
Selamat pagi selamat bertemu berbakti lagi dalam nama Tuhan Yesus Kristus.
1 Samuel 13
13:5 Adapun orang Filistin telah berkumpul untuk berperang melawan orang Israel. Dengan tiga ribu kereta, enam ribu orang pasukan berkuda dan pasukan berjalan kaki sebanyak pasir di tepi laut mereka bergerak maju dan berkemah di Mikhmas, di sebelah timur Bet-Awen.
13:6 Ketika dilihat orang-orang Israel, bahwa mereka terjepit--sebab rakyat memang terdesak--maka larilah rakyat bersembunyi di gua, keluk batu, bukit batu, liang batu dan perigi;
13:7 malah ada orang Ibrani yang menyeberangi arungan sungai Yordan menuju tanah Gad dan Gilead, sedang Saul masih di Gilgal dan seluruh rakyat mengikutinya dengan gemetar.
13:8. Ia menunggu tujuh hari lamanya sampai waktu yang ditentukan Samuel. Tetapi ketika Samuel tidak datang ke Gilgal, mulailah rakyat itu berserak-serak meninggalkan dia.
13:9 Sebab itu Saul berkata: "Bawalah kepadaku korban bakaran dan korban keselamatan itu." Lalu ia mempersembahkan korban bakaran.
13:10 Baru saja ia habis mempersembahkan korban bakaran, maka tampaklah Samuel datang. Saul pergi menyongsongnya untuk memberi salam kepadanya.
13:11 Tetapi kata Samuel: "Apa yang telah kauperbuat?" Jawab Saul: "Karena aku melihat rakyat itu berserak-serak meninggalkan aku dan engkau tidak datang pada waktu yang telah ditentukan, padahal orang Filistin telah berkumpul di Mikhmas,
13:12 maka pikirku: Sebentar lagi orang Filistin akan menyerang aku di Gilgal, padahal aku belum memohonkan belas kasihan TUHAN; sebab itu aku memberanikan diri, lalu mempersembahkan korban bakaran."
13:13 Kata Samuel kepada Saul: "Perbuatanmu itu bodoh. Engkau tidak mengikuti perintah TUHAN, Allahmu, yang diperintahkan-Nya kepadamu; sebab sedianya TUHAN mengokohkan kerajaanmu atas orang Israel untuk selama-lamanya.
13:14 Tetapi sekarang kerajaanmu tidak akan tetap. TUHAN telah memilih seorang yang berkenan di hati-Nya dan TUHAN telah menunjuk dia menjadi raja atas umat-Nya, karena engkau tidak mengikuti apa yang diperintahkan TUHAN kepadamu."
13:15. Kemudian berangkatlah Samuel dan pergi dari Gilgal ke Gibea Benyamin. Tetapi Saul memeriksa barisan rakyat yang ada bersama-sama dengan dia
itu : kira-kira enam ratus orang banyaknya.
Sampai disitu dulu. Sebelum ayat 5, Saul dan Yonatan baru mengalami kemenangan yang besar. Dalam ayat 5, datang satu ancaman. Perangnya belum tapi datang ancaman, bagaimana orang Filistin datang dengan 3.000 kereta perang.
Saudara-saudara bisa bayangkan, dari kidul, dari haji adil itu kalau disusun dibariskan, 3.000 itu saudaraku, tidak muat sampai diujung ayam goreng jakarta itu tidak muat. 3.000 kereta perang! Mungkin 200 kereta saja sudah penuh sampai disini dari sana. Ini 3.000, saudara bisa bayangkan besarnya seperti apa. Dikatakan lebih lanjut, enam ribu orang pasukan berkuda, belum tentara darat yang disebut disini, banyaknya seperti pasir di pinggir pantai.
Ayat 1 sampai ayat 4 baru dapat kemenangan, ayat 5 datang ancaman. Inilah hidup kita. Bisa saja minggu lalu kita memang, lalu minggu ini kita dapat ancaman. Bisa saja minggu lalu kita baru dibaptis, hari ini kita dapat ancaman. Bisa saja minggu lalu kita baru dapat kemenangan, kekuatan, hari ini kita dapat tantangan. Dan tantangannya nggak kurang-kurang luar biasa, ribuan tentara. Sampai dikatakan : rakya Israel orang Ibrani itu sembunyi di gua sampai ke sumur .. sembunyi karena takut.
Lalu Saul menunggu seminggu.
Perang belum. Saul menunggu seminggu karena orang Israel biasa sebelum perang
itu berdoa dulu sama Tuhan, mohon petunjuk .. mohon belas kasihan Tuhan. Tetapi
karena sampai 7 hari, ini Samuel belum datang-datang juga, maka Saul
mempersembahkan korban ayat ke 9
13:9 Sebab itu Saul berkata: "Bawalah kepadaku korban bakaran dan korban keselamatan itu." Lalu ia mempersembahkan korban bakaran.
Seolah-olah rohani, dia mempersembahkan korban bakaran dihadapan Tuhan. Padahal bukan tugas dia. Dia tidak dipercaya untuk itu. Dia cuma raja. Dia dipercaya untuk memerintah rakyat, bukan untuk mempersembahkan korban. 13:10 Baru saja ia habis mempersembahkan korban bakaran, maka tampaklah Samuel datang.
Lalu biasa basa-basi, ini karena rakyat sudah takut begini, lalu saya mendahulukan membuat korban persembahan .. memberanikan diri. Ayat 13, jadi saudara tidak akan bisa lupa 1 Samuel 13:13, perbuatanmu sangat bodoh. Perbuatanmu itu bodoh. Bahasa Inggris berkata : 'Engkau mengerjakan hal yang bodoh'. Apakah sembahyang itu hal yang bodoh? Apakah bekerja mempersembahkan korban itu hal yang bodoh? Tidak. Bukan itu. Tetapi mengerjakan yang tidak disuruh, yang tidak diperintah .. bukan pada waktunya.
Nah, kadang-kadang kita ini serakah. Ingin mengerjakan ini, ingin mengerjakan itu .. semuanya harus lewat kita. Kita merasa tahu, kita merasa senior seperti anak yang sulung. Dia bicara kepada bapanya. Saudara ingat anak yang sulung ngomong apa sama bapanya, waktu anaknya yang bungsu itu pulang? : 'Berapa lama, berapa tahun aku bersama-sama dengan bapak, tapi tidak pernah aku berbuat salah kepada bapak, tidak pernah bapa mengasih kepada saya sapi atau pesta domba. Coba si adik ini, yang baru saja pulang membelanjakan memboroskan harta dengan pelacur-pelacur, sekarang bapak bikin pesta'.
Seolah-olah dalam bahasanya itu, sang anak sulung berkata : 'Kenapa nggak ngomong dulu sama saya. Saya kan anak sulung'. Ini sindrom anak sulung. Kenapa papa ngambil keputusan begitu? Saya ini orang senior, sama dengan Saul. Saul menganggap dia bisa kok, dia raja. Soal sembahyang, apa susahnya sih. Dia berdoa, dia ngadakan korban. Samuel, seorang hamba Tuhan, tidak bisa dibengkok-bengkok, dia bilang : 'Perbuatanmu sangat bodoh'!
Saya nggak mau saudara-saudara
melakukan hal yang bodoh, karena apa? Ini resikonya sangat besar. Kalau saya
baca ayat 13
13:13 Kata Samuel kepada Saul: "Perbuatanmu itu bodoh. Engkau tidak mengikuti perintah TUHAN, Allahmu, yang diperintahkan-Nya kepadamu; sebab sedianya TUHAN mengokohkan kerajaanmu atas orang Israel untuk selama-lamanya.
Tuhan punya rencana itu, Saul itu akan jadi raja Israel, nggak akan ada Daud. Engkau saja raja untuk selamanya di Israel itu. Nggak akan ada raja Salomo. Saul saja cukup untuk raja Israel. Gara-gara ini, gara-gara selonong boy, gara-gara nyelonong, nyanyahoanan, Tuhan sudah mempunyai gantinya, katanya. Kok begitu cepat?
Ayat 14. Tetapi sekarang kerajaanmu tidak akan tetap. TUHAN telah memilih seorang yang berkenan di hati-Nya dan TUHAN telah menunjuk dia menjadi raja atas umat-Nya, karena engkau tidak mengikuti apa yang diperintahkan TUHAN kepadamu."
Masa sih hanya salah begitu saja sampai keputusan Tuhan supaya Saul jadi raja itu dibatalkan. Tapi ini Firman Tuhan. Mari kita belajar. Kesalahan orang kristen itu ada dua. Yang pertama kalau Tuhan suruh, dia lambat benar, dia susah mengerjakannya, letoi, lelet. Disuruh baptis, lelet nggak mau. Belum. Ayo cepat. Pelan. Yang kedua, nggak disuruh .. nyelonong. Nggak disuruh sama Tuhan, belum disuruh nyelonong. Sok, saya tahu ini sudah waktunya untuk pimpin pujian. Salah. Nah, kalau nggak dibenarkan dari sekarang, sampai kapanpun kita nanti biasanya begitu.
Istri nyelonong nggak minta keputusan suami, ambil keputusan. Anak nyelonong, nggak minta keputusan orang tua, ambil keputusan sendiri. Pegawai nyelonong, ambil keputusan jual barang dengan harga sekian, tidak tanya dulu sama taoke. Begitu terus. Nah, ini membuat kita nanti kita punya kans kesempatan untuk diberkati sama Tuhan itu lenyap hilang. Mustinya kita dapat kangtau besar karena nyelonong nggak jadi. Mustinya kita punya keluarga bahagia karena nyanyahoanan nyelonong, nggak ada bahagia. Ayolah taruhan sama saya orang yang nyeleweng dalam perkawinan, taruhan sama saya kalau dia bisa ngomong saya bahagia. Ayo yang nggak setia sama suami, yang nggak setia sama istri, yang nggak setia sama keluarga, yang nggak setia sama kekasih, dia bisa ngomong saya bahagia?
Tadi malam saya diundang malam oleh satu saudara di Cipanas. Dia pernah ikut sekolah alkitab. Biasa orang bisnisman. Cukup besar, fotonya ada dimajalah-majalah. Tetapi waktu dia sudah besar, dia janji mau ajak saya ke Rusia karena dia biasa ekspor ke Rusia, dia jatuh. Waktu jatuh dia janji : 'Tuhan, berkati lagi saya supaya saya janji saya akan jadi hamba Tuhan'. Diberkati lagi sama Tuhan. Begitu dia diberkati, nggak lagi. Jadi tadi malam dia berlutut .. didepan saya itu berlutut, pedagang besar, bisnisman besar : 'Bagaimana ini saya pak, apa saya musti kerja buat Tuhan, apa saya tetap dagang sambil dagang saya kerja buat Tuhan, apa bagaimana saya ini?' Dua anaknya sekolah di Tiongkok. Saya harus bagaimana? Papa mama saya kepala kelenteng tapi tidak keberatan saya jadi pendeta. Istri saya tekan terus supaya saya ini jadi hamba Tuhan. Tapi saya bagaimana ini, saya bimbang. Saya bilang, urus saja dulu sama istri. Kalau sama istri belum sehati, nggak akan jadi apapun juga. Ayo, siapa yang nyolong uang perusahaan, nggak jujur di perusahaan, ayo dia bisa ngomong saya bahagia?
Maka Saul saudaraku, dia pura-pura
waktu dimarah begitu, dia bikin tentara : 'Ayo kita perang'. Saudara nanti kita
buktikan, Saul nggak punya senjata. Kita baca :
13:16 Saul dan Yonatan, anaknya, dan rakyat yang ada bersama-sama dengan mereka, tinggal di Geba-Benyamin, sedang orang Filistin berkemah di Mikhmas.
13:17 Maka keluarlah orang-orang penjarah dari perkemahan orang Filistin dalam tiga gerombolan: gerombolan yang satu mengambil jalan ke Ofra, ke daerah Syual;
13:18 gerombolan yang kedua mengambil jalan ke Bet-Horon, dan gerombolan yang satu lagi mengambil jalan ke perbatasan yang menghadap ke lembah Zeboim arah ke padang gurun.
13:19 Seorang tukang besi tidak terdapat di seluruh negeri Israel, sebab orang Filistin berkata: "Jangan-jangan orang Ibrani membuat pedang atau tombak."
13:20 Jadi semua orang Israel harus pergi kepada orang Filistin untuk mengasah mata bajaknya, beliungnya, kapaknya atau aritnya masing-masing--
13:21 adapun bayarannya ialah dua pertiga syikal untuk mata bajak dan beliung, dan sepertiga syikal untuk mengasah kapak dan untuk memasang kusa--
13:22 sehingga pada hari pertempuran itu sebilah pedang atau lembingpun tidak terdapat pada seluruh rakyat yang ada bersama Saul dan Yonatan. Tetapi Saul dan Yonatan, anaknya itu, masih mempunyainya.
Mau perang bagaimana lawan 3.000 kereta, 6.000 pasukan berkuda, rakyat yang begitu banyak, dengan tanpa senjata? Ayo, tadi dia sembahyang udah siap mau perang tanpa senjata. Ini gara-gara nyelonong. Saya kasih contoh siapa yang suka nyelonong.
Abraham. Udah dikasih tahu sama Tuhan : 'Bram, tahun depan kamu akan punya anak'. 100 tahun lho dia. Sarah 90 tahun. Tahun depan, kata Tuhan, kamu akan punya anak. Sehari, dua hari, seminggu, dua minggu. Ketawa si Sarah. Kok, nggak ada perubahan ini. Udahlah, panggil fan poh aja, babu dari Mesir, orang hitem, budak, namanya Hagar. Udahlah, coba sama kamu. Mungkin sama aku mah nggak mungkin 90 tahun, ini mah masih belasan tahun, silahkan saja.
Nyelonong, nggak nanya sama Tuhan. Lahirlah Ismail. Dari Ismail datang orang Arab : Irak, Iran, Palestina - itu dari Ismail semua. Sebetulnya kalau Abraham itu nggak nyelonong, nggak ada perang Irak. Orang Arabpun nggak ada. Tetapi karena nyelonong.
Sampai Abram bilang : 'Ini anak saya Tuhan, ini anak saya, berkati dia'. Nggak. Aku nggak janji sama dia, aku janji sama istrimu. Kenapa kamu nyelonong? Dan Alkitab katakan, dari anaknya Ismail ini, bikin pusing sama Abraham, bikin pusing sama Sarah. Bahkan bukan sama Sarah sama Abraham saja, sampai sekarang saja keturunannya bikin pusing. Karena nyelonong!
Siapa lagi nyelonong? Anak terhilang! Papanya sudah siap, udah ada uang. Warisan ada untuk koko, untuk dede ada udah, jangan pergi. Pergi. Pah, mana duit? Saya mau jalan sendiri. Papa-papa, saya-saya, koko-koko. Saya bisa, kok. Papanya kasih. Dia pergi. Sampai gembel, sampai makan ampas makanan babi saja nggak bisa. Kenapa? Nyelonong. Siapa lagi yang suka nyelonong?
Petrus. Nggak disuruh, nggak apa, dia angkat tangan di Matius 17 : 'Ya Tuhan Yesus, biarkan saya membuat 3 pondok : satu untuk Musa, satu untuk Elia, satu untuk Tuhan Yesus. Saya senang ada disini'. Padahal dia mah tukang tangkap ikan. Nelayan. Nggak pernah bisa bikin rumah. Yesus bilang : 'Tiga hari lagi Aku akan diserahkan. Berapa hari lagi Aku akan disalib'. Wah, angkat tangan lagi Petrus. Orang lain akan menyerahkan Engkau, murid-murid lain meninggalkan Engkau, tapi Aku aku Petrus bin Petbun, aku tidak akan meninggalkan Engkau. 'Ya Petrus, sebelum ayam berkokok satu kali, kamu sudah menyangkal Aku tiga kali'. 'Oh tidak, aku tetap rawe-rawe rangtas malang-malang putung, ... satu kali Yesus tetap Yesus, satu kali pantekosta tetap pantekosta, satu kali ke gereja tetap ke gereja'. Auo ...
Dan apa yang terjadi saudara? Jatuh dia. Kenapa? Nyelonong. Baru terima Roh Kudus, sebelum doa penuh Roh Kudus, dia mulai bikin : 'Ayo kita ganti Yudas, Yudas sudah mati'. Ini Petrus. Mari kita ganti. Cari Rasul pengganti. Dipilihlah Matias. Kocrok .. kocrok .. kocrok .. keluar Matias, nggak dipake sama Tuhan. Nyelonong!
Maka kalau Petrus saja ditegur sama Tuhan, anak terhilang saja melarat, siapa kita kalau kita juga nyelonong, kalau ini peraturan Tuhan dirobohkan. Sudah tahu itu salah, ayo saja dilakukan. Sudah tahu itu keliru, ayo saja dilakukan. Sekarang yang saya keluarkan murid-murid, pake 1001 macam cara minta mau kembali. Minta maafpun nggak sama saya, sekarang udah mau minta kembali. Perginya pun nggak ijin sama saya .. pulangnyapun, sekarang mau minta kembali. Suruh pendeta di Bangka. Saya udah KKR selesai :'Itu brur, gimana dia, masih dirumah saya, apa nggak bisa pulang?' Saya bilang, saya nggak pernah ngusir, yang usir dia kelakuan dia. Nyelonong. Ini aturan sekolah. Ini aja ada satu nih, kalau nggak lihat bapanya saya, saya nggak akan terima lagi. Pengen langsung masuk, langsung belajar. Enak aja. Nyelonong. Memangnya sekolah nenek moyangnya. Jangan nyelonong. Tong nyanyahoanan. Ini bukan tugas kita, jangan dilakukan.
Tabrakkan bis, itu berkali-kali saya baca. 40 orang mati, saudara, termasuk supirnya. Ketika diperiksa, bukan supirnya, itu keneknya yang bawa, karena supirnya belum datang. Dari Wonosobo ke Jakarta, supir yang seharusnya itu belum datang, padahal dia datang agak lambat 5 menit. Kenek sok tahu udah tahu treknya ke Jakarta. Stir. Dia kira stir bus itu gampang. Tabrakan, mati. Kenek nggak disuruh. Siapa yang suruh kamu stir bus? Namanya juga kenek, mustinya gugulantungan aja : 'Jakarta ... Jakarta ... ', itu aja kerjaan dia, kenapa stir? Mati. Bukan satu bus. Saya pernah baca 3-5 bus di koran. Kenek stir, pekerjaan yang bukan dia punya.
Yang biasa tukang kue disuruh main badminton. Nggak bisa saya mah ngawakilan Rudy Hartono. Tukang kue mah tukang kue aja. Makanya dalam bisnispun ada pameo 'kalau udah biasa kita jual beli emas, jangan main kayu'. Kalau udah jual emas udah hebat pintar, wah, main kayu tebang pohon, rugi .. jatuh. Kalau kita udah biasa main kayu, jangan coba-coba main jual emas.
Di Jakarta ada satu restoran, saya nggak sebut deh. Kalau saya makan kesitu saudara, aduh, musti tutup kuping. Ribut orang. Kalau sudah keluar dari restoran itu, sampai rasanya tenang malam kudus sunyi senyap. Ribut luar biasa. Keuntungannya ya, bukan pemasukan, keuntungannya satu hari 25 juta. Berapa orang makan ini. Orang Tionghoa bilang itu sampai anak cucu nggak habis dimakan, dia nggak usah dagang lagi. Eh, sekarang sudah digade sama orang lain. Kenapa? Tupok. Judi. Lagi judi, dia lupa .. dia gadaikan dia punya restoran. Kalah 50 M. Restoran digade hanya 20 M, namanya retoran itu digade hanya 2 M, jadi 22 M. Dia masih harus bayar 28 M. Itu restoran bukan dia punya lagi. Kenapa jadi bodo begitu? Nyelonong! Rasa jago, rasa kaya. Disambut pake kapal ke pulau Seribu, judinya di pulau Seribu. Dijaga tentara. Judi. Pulang pake kolor. Untung nggak bunuh diri juga.
Sekarang mau bisnis apa? Nama paling terkenal itu nggak boleh pake. Sudah dibeli sama yang piutangnya, yang ngutangin. Maka janganlah nyelonong. Anak-anak tanya sama orang tua : 'Pa, Ma, kalau ini baik nggak buat saya?' Jangan : 'Ah, nasehat papa, nasehat mama ... urang ge nyaho lha, pokokna mah asal buuk F4, kasep'. Nanti dulu, dong. Pikir. Pikir 1 .. 2.. 3 .. tahun kedepan. Kawinnya mah gampang. Pestanya mah gampang, setelah itu bagaimana? Pikir! Ah, anak muda mau bikin acara sendiri, pemuda-pemudi mau bikin acara sendiri, nggak usah tanya sama yang tua, nggak usah tanya sama engko-engko, yang tua-tua, lha tahu apalah, kurang semangat mereka mah. Nanti dulu, jangan nyelonong. Supaya apa? Maksud saya supaya yang sudah ditentukan sama Tuhan milik kita 'kerajaan', itu jangan diambil lagi.
Dulu gereja sebelum begini masih sebelah, masih gereja dulu, saya suka pagi-pagi suka sapu-sapu didepan. Sendiri pake celana pendek. Masih tinggal disini bukan di kapten Musa. Nggak tahu dari mana, ada datanglah setengah enam itu kira-kira, pendeta turun pake beca turun, saya tahu dia pendeta. Turun pake tas, dia nggak lihat saya, dia lihat saya sebentar, dia terus pukul itu pintu garasi dari besi itu : 'Permisi, selamat pagi. Permisi, selamat pagi'. Saya nggak ditanya, diam aja. Keluar pembantu : 'Ada apa pak?' 'Bapak pendeta Awondatu ada?' Tuh, lagi jongkok. Dia udah nggak bisa nyanyi, nggak bisa ngomong, dia udah gagah benar dia, pendeta Awondatu pake celana pendek lagi sapu-sapu. He .. he .. he .., selamat pagi brur. Oh, selamat pagi. Saya dari sana. Oh, iya. Jangan nyelonong!
Saya tutup dengan satu kesaksian, terjadi yang benar. Full Gospel Businessman mengadakan saudaraku, World Convension, konvensi dunia di Amerika. Satu kawan saya itu, bisnisman Jakarta, baru jatuh. Tapi mulai Tuhan berkati sedikit-sedikit. Tapi masih ada hutang. Dia datang saudaraku, dia lebih tinggi dari saya orangnya, ada kumis. Sekarang sudah meninggal. Dia datang ke Amerika, dia yang cerita. Dia duduk di meja, wah, kira-kira ada 10 orang di meja. Disebelah kanan dia, ada bapak tua orang Amerika .. orang Barat. Bongkok-bongkok, kecil .. dia duduk. Kenalin. Saya dari Indonesia. Jas oke, kumis baplang.
Lalu pembawa acara memperkenalkan : 'Saudara, kami akan memperkenalkan penyumbang-penyumbang yang sudah menyumbang kepada Full Gospel'. Disebutlah satu nama, Mr ini, menyumbang 25 juta dolar. Dia ternyata wakil kepala Boeing, pabrik pesawat terbang. 25 juta dolar kalikan 9.000, itu kurang lebih ya, 225 milyar dia sumbang. Kalau dibeliin kwaci, berapa truk dari Jakarta sampai Cianjur mungkin saudaraku nggak cukup.
Lalu dibilang begini, bapak yang bersangkutan tolong berdiri. Saudara tahu, itu bapa tua yang diam gini, yang dianggap remeh, pake kemeja juga tangan pendek, dia yang berdiri, angkat tangan. Ini yang dari Indonesia, petantang-petenteng hutang loba keneh, down. Dia bilang : 'Tuhan, saya minta ampun. Aduh, sombongnya saya. Pake dasi gede-gede, pake jas hebat, aduh'. Beli tiket pesawat juga pinjam dulu sama teman. Saya itu nganggap remeh yang disebelah saya ini. Padahal dia nyumbang 225 M.
Jangan nyelonong. Tanya .. tanya .. tanya. Raja Daud itu jago perang, saudara. Satu kali dia perang sama orang Filistin. Orang Filistin datang di lembah Kertau sampe ada nyanyiannya. Itu dari peperangan raja Daud. Raja Daud nanya sama Tuhan. Dia jenderal, dia jago perang, dia nanya : 'Tuhan, saya dihadapi musuh kaya begini, bagaimana Tuhan?' Tuhan ngomong : 'Serang, kamu akan menang, maju terus. Berhadapan'. Menang. Diserang menang, kalah saudaraku ini musuh.
Besoknya ini musuh datang lagi dengan cara yang sama, ditempat yang sama, bergerombol ditempat yang sama. Nah, Daud kalau lihat begitu, ini cara yang sama, tempat yang sama, orangnya sama, .. dia akan bisa wah, kemarin juga begini, gua hantam lagi tengah-tengah. Nggak. Daud nanya lagi, nggak nyelonong : 'Tuhan, saya ini dapat lagi musuh. Kaya kemarin lagi. Ditempat yang sama. Bagaimana Tuhan, saya boleh serang apa nggak?' Tuhan bilang : 'Jangan. Putar kebelakang. Serang dari belakang'. Dan mereka putar dari belakang. Menang lagi.
Jadi tiap hari nasehat Tuhan itu beda. Walaupun problemnya sama, nasehat Tuhannya itu beda. Jangan nyelonong. Jangan begini : 'Tuhan, saya mau doa untuk toko saya saminggueun nya. Tuhan, Engkau berkatilah toko saya, warung saya, saya mau buka sebentar pagi ini. Berkati, kirimlah langganan-langganan semua. Haleluyah. Dalam nama Yesus. Haleluyah. Buat satu minggu ya Tuhan. Amin'. Enak aja. Tiap hari kita doa. Jangan saudara, ada haleluyah? Saudara bilang, halelu ... YAH, 3 bulaneun nya Tuhan, dari Januari sampai April. Jangan. Tapi tiap hari kita mau dipimpin sama Tuhan.
Minggu pagi, 27 April 2003
Minggu pagi, 16 Februari 2003
BERHALA
Yesaya
48:1. Dengarlah firman ini, hai
kaum keturunan Yakub, yang menyebutkan dirinya dengan nama Israel dan yang
adalah keturunan Yehuda, yang bersumpah demi nama TUHAN dan mengakui Allah
Israel--tetapi bukan dengan sungguh-sungguh dan dengan tulus hati -
48:2 bahkan mereka menyebutkan dirinya menurut kota kudus dan mereka bertopang
kepada Allah Israel, TUHAN semesta alam nama-Nya;
48:3 firman TUHAN: "Hal-hal yang terjadi di masa yang lampau telah
Kuberitahukan dari sejak dahulu, Aku telah mengucapkannya dan telah
mengabarkannya. Kemudian dengan sekonyong-konyong Aku melaksanakannya juga dan
semuanya itu sudah menjadi kenyataan.
48:4 Oleh karena Aku tahu, bahwa engkau tegar tengkuk, keras kepala dan
berkepala batu,
48:5 maka Aku memberitahukannya kepadamu dari sejak dahulu; sebelum hal itu
menjadi kenyataan, Aku mengabarkannya kepadamu, supaya jangan engkau berkata:
Berhalaku yang melakukannya, patung pahatanku dan patung tuanganku yang
memerintahkannya.
48:6 Engkau telah mendengar semuanya itu dan sekarang engkau harus melihatnya;
tidakkah kamu sendiri mau mengakuinya? Aku mengabarkan kepadamu hal-hal yang
baru dari sejak sekarang, dan hal-hal yang tersimpan yang belum kauketahui.
Yesaya 48 ini berdiri diantara masa lalu dan masa depan dari Israel. Israel itu disebut umat pilihan Tuhan, disebut umat Allah tetapi ditegur oleh Tuhan didalam ayat 1 bagian akhir, 'tetapi bukan dengan sungguh-sungguh dan dengan tulus hati'. Menyebut dirinya Israel tapi tidak dengan sungguh-sungguh dan dengan tulus hati. Bahkan didalam ayat 4, Tuhan menegur lebih jauh orang Israel : 'Oleh karena Aku tahu, bahwa engkau tegar tengkuk - lehernya itu keras kaku, keras kepala dan berkepala batu'. Tuhan sampai marah begini pasti ada sebabnya. Pasti ada sebabnya.
Enam garong ditembak mati di Bandung. SCTV meng-close up dikamar mayat, 6 garong itu. Garong itu pakai tanda salib disini, semua enam-enamnya. Berarti orang kristen. Jadi banyak orang saudara, cuman ngaku beragama, ngaku berTuhan tetapi tidak dengan sungguh -sungguh dan tidak dengan tulus hati.&
Kita diselamatkan oleh Tuhan bukan karena kita masuk keluar gereja, cin cau gereja, tidak! Tapi kalau kita melakukan Firman Tuhan. Dan sudah dikatakan dengan jelas, katanya oleh Firman Allah, sudah dari jauh. Apa sebabnya ini orang Israel, sudah punya Tuhan yang hebat, sudah punya Tuhan yang luar biasa masih lagi bikin berhala.
Didalam ayatnya yang kelima
48:5 maka Aku memberitahukannya kepadamu dari sejak dahulu; sebelum hal itu
menjadi kenyataan, Aku mengabarkannya kepadamu, supaya jangan engkau berkata:
Berhalaku yang melakukannya, patung pahatanku dan patung tuanganku yang
memerintahkannya.
Tuhan wanti-wanti sudah beritahu jauh dulu-dulu, bahwa engkau itu akan diberkati oleh Aku, supaya kamu jangan nganggap ini patung berhalaku, ini patung sembahanku yang memberkati aku. Kenapa? Nah, inilah soalnya. Banyak orang kristen mengaku kristen dimulut tapi masih punya patung. Patung itu macam-macam, berhala itu macam-macam.
Apa yang dimaksudkan berhala? Ini adalah kita, ini Tuhan. Segala sesuatu yang berdiri antara Tuhan dengan kita, itu berhala. Apa saja yang berdiri diantara Tuhan dengan kita, itu berhala. Dia bisa patung, dia bisa uang, dia bisa rumah, dia bisa anak, dia bisa pabrik, maaf, dia bisa toko, dia bisa perusahaan - segala sesuatu yang berdiri menghalangi kita dari Tuhan, itu berhala. Atau lebih tepat lagi, segala sesuatu yang kita cinta lebih dari Tuhan, itu berhala! Jadi Tuhan sudah wanti-wanti bilang, jauh-jauh Aku pasti memberkati engkau. Tapi jangan engkau menganggap itu datang dari berhala.
Ayat 4. Oleh karena Aku tahu, bahwa engkau tegar tengkuk.
Saudara tahu tegar tengkuk ini begini. Kalau saya berdiri begini terus ada yang panggil, saya nengok, itu tidak tegar tengkuk. Tetapi kalau tegar tengkuk susah. Ini siapa yang panggil .. ah, itu tegar tengkuk. Baru dipasang besi dilehernya. Jadi nengok harus sama badan semua. Siapa tuh? Sukar. Kalau orang Israel bukan mau nengok, badan nggak mau nengok .. kepala juga nggak mau nengok. Tegar tengkuknya. Dikatakan keras kepala dan berkepala batu. Ini orang Yahudi sampai sekarang ini nggak mau percaya Yesus. Keras kepala. Tegar tengkuk, tidak mau dirubah, tidak mau diarahkan. Jadi sekarang saudara-saudara punya latar belakang bahwa ada umat Tuhan yang cuma ngomong saja Tuhan, Tuhan, Tuhan tetapi kelakuannya itu tidak sesuai.
Ayat 7
48:7 Baru sekarang hal-hal itu diciptakan dan bukan dari sejak dahulu - sekarang
Tuhan bicara hal-hal yang akan datang -,
dan sebelumnya engkau tidak mendengarnya, supaya jangan engkau berkata: Memang
aku telah mengetahuinya!
Tiba-tiba Tuhan berkata : 'Sekarang, hari ini, Aku mau memberitahukan apa yang akan terjadi dihadapanmu'. Tadi dia bilang dulu Aku sudah mengatakan apa yang akan terjadi hari ini. Tapi sekarang Aku akan akan memberitahukan apa yang akan terjadi nanti, supaya kamu jangan bisa ngomong memang aku sudah tahu, aku sudah tahu, geus nyaholah. Aku akan memberitahu sesuatu yang kamu belum tahu.
Sekarang orang Jakarta semua lagi nunggu-nunggu nubuatan saya terjadi apa tidak. Antara bulan tiga, bulan empat akan ada satu kejadian yang besar terjadi didunia, bersamaan dengan itu akan terjadi perkara juga yang menguntungkan gereja Tuhan. Sekarang orang mulai oh, oh, oh .. mungkin ini, mungkin ini .. itu perang Irak, sekarang sudah Februari. Kalau setelah lebaran haji nanti saudaraku awal Maret diserang, mungkin itu yang dimaksud oleh Tuhan. Tapi kita yang tunggu ini bukan perang Iraknya, tapi kejadian yang Tuhan akan memberkati umat Tuhan. Kejadian yang Tuhan akan mengerjakan umat Tuhan.
Ayat 8
48:8 Engkau tidak mendengarnya ataupun mengetahuinya, juga telingamu tidak
terbuka dari sejak dahulu; tetapi Aku telah mengetahui, bahwa engkau berbuat
khianat sekeji-kejinya, dan bahwa orang menyebutkan engkau: pemberontak sejak
dari kandungan.
48:9. Oleh karena nama-Ku Aku menahan amarah-Ku dan oleh karena kemasyhuran-Ku
Aku mengasihani engkau, sehingga Aku tidak melenyapkan engkau.
48:10 Sesungguhnya, Aku telah memurnikan engkau, namun bukan seperti perak,
tetapi Aku telah menguji engkau dalam dapur kesengsaraan.
48:11 Aku akan melakukannya oleh karena Aku, ya oleh karena Aku sendiri, sebab
masakan nama-Ku akan dinajiskan? Aku tidak akan memberikan kemuliaan-Ku kepada
yang lain!"
Disini Tuhan mengatakan Aku akan ... sederhananya 'memutihkan pengkhianatanmu'. Banyak orang tidak bayar pajak bertahun-tahun, ketahuan. Ayo bayar, pemutihan. Tidak bayar full tapi ada bayar sejumlah uang untuk memutihkan. Dikatakan disana, 'oleh karena namaKulah, Aku menahan marah'.
Jangan saudara sangka Tuhan itu baik terus, baik terus, Tuhan itu baik, dan Dia tidak pernah marah. Harus bisa katanya seperti Tuhan, panjang sabar. Tidak. Tuhan itu pemarah. Dia tidak bisa lihat dosa, Dia tidak bisa lihat penyelewangan. Tapi karena Aku sayang kepadamu, kata Tuhan, Aku mengasihani engkau, karena kemasyhuranKu, Aku menahan amarahKu. Kalau menahan itu, marahnya belum hilang. Baru ditahan.
48:10 Sesungguhnya, Aku telah memurnikan engkau, namun bukan seperti perak, tetapi Aku telah menguji engkau dalam dapur kesengsaraan.
Saya mau berhenti sebentar disini. Saya mau ketuk hati saudara yang paling dalam. Coba buang kecurigaan-kecurigaan. Tenang, pikirkan dan perhatikan kata-kata saya. Kadang-kadang kita mengalami percobaan yang menyengsarakan kita. Kadang-kadang Tuhan mengijinkan, membiarkan kita lewat api pencobaan menurut Petrus, yang kita sendiri merasa aneh, kok saya sebagai orang kristen kok begini. Mana Tuhan itu? Mana Dia itu? Apa Tuhan lupa sama saya? Apa Tuhan marah sama saya? Beribu-ribu pertanyaan.
Dengar baik-baik. Tuhan tidak marah. Dia sudah menahan amarahNya. Tapi Tuhan mau 'memurnikan' kita. Dan Dia hanya punya satu dapur, yaitu dapur kesengsaraan. Dapur kesengsaraaan ini bukan menyengsarakan saudara, .. bukan. Kalau toko emas, dia lihat emas ini kotor, dia bakar sama api. Bukan dia tidak suka emas, justru karena dia suka emas dia bakar sama api supaya anasir-anasir pasir, besi yang bukan emas itu keluar dan dia cuma punya emasnya.
Taruhlah emas itu ada 3.3 gram. Tetapi waktu setelah dibakar tinggal 3 gram. Dia lebih untung dapat 3 gram yang emas semuanya daripada 3 gram dengan 3 itu yang pasir dan macam-macam. Itu tukang emas. Tukang perakpun demikian. Nah, Tuhan bilang umatNya : Aku mengasihani engkau. Bukan berarti kita bebas dari salah, tidak. Kita salah, kita harus dimarah. Israel itu salah. Tapi Aku menahan amarahKu karena Aku mengasihani engkau.
Jadi kalau saudara sedang didalam 'kesengsaraan, problem, percobaan', ingat, itu tidak terus. Tidak terus begitu didalam sengsara, tidak terus begitu didalam kesulitan, tidak! Hanya mungkin Dia ingin merubah perhatian kita kepada Dia. Asalnya kita hanya memperhatikan perusahaan, uang, dunia terus. Coba sekarang perhatikan Tuhan. Karena manusia kalau tidak dikasih problem, kalau tidak diijinkan mengalami itu, kita suka lupa sama Tuhan.
Di Bekasi kemarin eks Cianjur, 150 gembala mengundang saya. Setelah selesai kita makan sama-sama lalu ada satu cucu namanya Ronaldo, dia cucu dari keluarga Nemo : 'Opa Yoyo .. opa Yoyo'. Ayo sini. Cium opa. Jadi dibanyak orang, dia malu-malu dia takut takut. Saya cium dia. Begitu saya naik mobil mau pergi, dia panggil lagi : 'Opa Yoyo .. opa Yoyo'. Ah, saya tergerak, keluarin uang 10 ribu. Dia masih kecil. Nih, buat kamu uang buat jajan. Dia pegang itu uang. Ayo dong cium opa lagi. Dia nggak jawab. Nggak terima kasih, nggak jawab, dia tinggalin saya.
Kira-kira seperti itulah kita
kadang-kadang. Kita memerlukan Tuhan. Kita panggil : Tuhan .. Tuhan, Yesus ..
Yesus. Tuhan lihat kita. Dia simpati. Dia sayang, Dia kasih berkat sama kita ..
10 M. Begitu kita dapat 10 M .. Ayo dong, berterima kasih sama Aku, Aku yang
kasih 10 M kepada kamu. Lupa. Orang tuanya bilang : ayo, bilang terima
kasih. Dia nggak peduli. Cuma 10.000 doang. Setelah itu .. setelah dialami,
'kesengsaraan' dalam tanda kutip tadi. Tuhan memberi hari depan yang luar biasa.
48:12 "Dengarkanlah Aku, hai Yakub, dan engkau Israel yang Kupanggil!
Akulah yang tetap sama, Akulah yang terdahulu, Akulah juga yang terkemudian!
48:13 Tangan-Ku juga meletakkan dasar bumi, dan tangan kanan-Ku membentangkan
langit. Ketika Aku menyebut namanya, semuanya bermunculan.
48:14 Berhimpunlah kamu sekalian dan dengarlah! Siapakah di antara mereka
memberitahukan semuanya ini? Dia yang dikasihi TUHAN akan melaksanakan kehendak
TUHAN terhadap Babel dan menunjukkan kekuatan tangan TUHAN kepada orang Kasdim.
48:15 Aku, Akulah yang mengatakannya dan yang memanggil dia juga, Akulah yang
mendatangkan dia, dan segala usahanya akan berhasil.
48:16. Mendekatlah kepada-Ku, dengarlah ini: Dari dahulu tidak pernah Aku
berkata dengan sembunyi dan pada waktu hal itu terjadi Aku ada di situ."
Dan sekarang, Tuhan ALLAH mengutus aku dengan Roh-Nya.
48:17 Beginilah firman TUHAN, Penebusmu, Yang Mahakudus, Allah Israel:
"Akulah TUHAN, Allahmu, yang mengajar engkau tentang apa yang memberi
faedah, yang menuntun engkau di jalan yang harus kautempuh.
48:18 Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku, maka damai
sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan kebahagiaanmu akan
terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti,
48:19 maka keturunanmu akan seperti pasir dan anak cucumu seperti kersik
banyaknya; nama mereka tidak akan dilenyapkan atau ditiadakan dari
hadapan-Ku."
Sekarang bahasa Tuhan itu jadi lain. Dari pahit menjadi manis, dari mahoni
menjadi anggur, dari kecut menjadi madu yang manis. Apa katanya? Aku tidak
berubah, dulu, sekarang bahkan sampai selama-lamanya. Ada amin, saudara-saudara?
Kalau Tuhan tidak berubah, FirmanNya pun tidak berubah, rencanaNya pun tidak
berubah, cara Dia memperlakukan umatNyapun tidak berubah dan cara Dia menghukum
kesalahanpun tidak berubah. Ternyata Dia ini gandrung kalau dikelilingi oleh
umatNya.
48:14 Berhimpunlah kamu sekalian dan dengarlah!
48:16. Mendekatlah kepada-Ku, dengarlah!
Sudah dua kali : 'berhimpun, dengar!', 'mendekat, dengar!'. Saya tidak tahu yang paling jauh hari ini dari mana. Tapi saya lihat keluarga ko Tiong An dari Sukabumi bangun jam 4.00, 30 km kesini. Sampai sini kebaktian untuk berhimpun mendengar Firman. Kemarilah, kata Tuhan, mendekatlah kepadaKu. Nanti kapan-kapan saudara kerumah saya, saudara saya kasih lihat foto saya foto the best tahun 2002, foto saya ditunggangi cucu saya.
Tapi itulah Tuhan, 'Ayo mendekat
kemari, mendekat kepadaKu, dengarlah!'. Dari dulu tidak pernah Aku berkata
dengan sembunyi. Artinya apa? Dia mau bicara terang-terangan. Dan pada waktu hal
itu terjadi, Aku ada disini. Begini kataNya, isi hatiNya Tuhan bagi kita.
48:17 Beginilah firman TUHAN, Penebusmu, Yang Mahakudus, Allah Israel:
"Akulah TUHAN, Allahmu, yang mengajar engkau tentang apa yang memberi
faedah
Dalam bahasa Inggris .. Who
teaches you to profit .. Yang mengajar engkau to profit. Kalau saya dengar
bisnisman di Singapur orang dagang, dengar dikuping ngomong : 'I have little
profit lah'. Ini modalnya segini, saya punya untung sedikit. Jadi profit itu
untung. Yang mengajar engkau untuk untung. Saya yakin satu hal. Kalau saudara
setia kepada Tuhan, mengutamakan kebaktian, mengutamakan Firman, Tuhan akan
mengajar to profit. Dia akan mengajar kita untuk beruntung dalam toko, usaha,
mata pencaharian, pekerjaan, studi .. segala bidang, Dia akan mengajar kita to
profit, untuk mendapat keuntungan. Amin, saudara?
Yang menuntun engkau di jalan yang harus kau tempuh. Saya juga harus baca bahasa
Inggris. To lead you by the way you should go. Ini salinannya agak lain. Kalau
saya salin begini : Yang menuntun engkau dijalan yang seharusnyalah kau tempuh.
Jadi sebetulnya tanpa Tuhan, kita musti pilih itu jalan. Walaupun Tuhan tidak menuntun, kita seharusnyalah memilih itu jalan. Cuman kita suka klemar-klemer, suka kakidul-kakaler. Maka Tuhan menuntun, ini lho jalan yang seharusnya engkau tempuh. Artinya apa? Kita bisa tahu jalan baik, kita tahu itu jalan baik .. tapi kita tidak mampu memiliki kekuatan untuk menjalaninya. Kita tahu sembahyang itu baik, berapa orang dari kita yang suka sembahyang? Kita tahu puasa itu baik, berapa orang dari kita suka puasa? Ada siswi yang puasa lima hari, ada siswa yang 7 hari.
Dirumah saya ada bisnisman yang asal datang gemuk, sekarang sudah kurus, dia puasa. Dan bukanya aneh saudara. Dia buka satu loyang martabak. Habis sudah 7 hari dia puasa. Karena apa? Karena sedang mengalami kesengsaraan. Tuhan mah baik. Karena kalau Dia lagi senang terus, kaya .. boro-boro dia mau puasa. Sekarang mah dia parkir mobilnya, dia pinjam kamar dirumah, dia puasa. Celana udah merosot. Kita tahu puasa baik, tapi apa kita puasa? Kita tahu menolong orang itu baik, tapi apa kita suka menolong orang? Maka itu Tuhan menuntun kita, 'inilah jalan yang seharusnya kamu tempuh!'
Sampe Tuhan itu sampe nyeselin, ayat 18 : 'Sekiranya ...'. Nah, didalam bahasa Inggris, ayat ini dimulai dengan kata Oh, .. tapi dalam bahasa Indonesia nggak ada. Hanya dipakai, sekiranya. Kalau saya salin saya pakai juga : Aduh, sekiranya ... karena dalam bahasa Inggris, Oh, ...
Aduh, kalau dulu itu kamu memperhatikan saja perintah-perintah-Ku, maka damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti. Perkataan 'tidak pernah kering', itu tidak ada dalam bahasa Inggris. Yang ada : engkau punya damai sejahtera akan seperti sungai.
Nah, kalau sungai kan ngalir
terus, tidak pernah kering .. namanya saja sungai. Apa artinya sungai? Sungai
itu ada airnya, sungai itu mengalir, sungai itu tidak kering, itu artinya
sungai. Damai sejahtera kita biar apapun terjadi, kita akan seperti sungai.
Damai sejahtera kita mengalir terus!
Dan kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang
tidak pernah berhenti. Bahasa Inggris, kebenaranmu : 'Kebenaranmu seperti
gelombang dilaut'.
48:19 maka keturunanmu akan seperti pasir dan anak cucumu seperti kersik
banyaknya.
Ini kepada Abaraham. Tetapi 17, 18 adalah janji Tuhan yang luar biasa. Aduh, kalau saja kamu, kataNya, memperhatikan kata-kataKu, memperhatikan FirmanKu.
Sekarang kita tes. Apa yang kita lakukan ini sekarang? Kita ngalami damai? Untuk mentes apa kita ada didalam jalannya Tuhan atau bukan jalannya Tuhan, itu damai. Apa sekarang saya sedang ada didalam perasaan damai itu? Saudara jangan bilang begini : 'Saya pokoknya tidak berbuat dosa'. Tapi ayat Firman Allah berkata : 'Kambing disebelah kiri, domba disebelah kanan'. Kambing yang disebelah kiri itu, dia tidak bebuat dosa, tapi dia tidak berbuat baik. Jadi saudara tidak cukup, saya tidak berdosa tapi tidak berbuat baik.
Yakobus 4
4:17 Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak
melakukannya, ia berdosa.
Dosa itu bukan karena kita membunuh, kita berjinah, kita mencuri, kita ngomongin orang, tidak. Bukan itu saja! Tapi kita tidak berbuat baik juga berdosa. Saya non-aktif. Digereja saya penonton. Orang lain nyumbang natal, saya nonton; orang lain aktif kerja buat Tuhan, saya nonton; orang lain bedstone, saya nonton; orang lain sembahyang, saya nonton; orang lain kerja, saya nonton; orang lain doa malam, saya tidur malam. Pokoknya saya cohosim, liang sim saya baik, makan cay sim, tidak kua bo orang, tidak nipu sama orang. Betul. Bagus. Tapi kita tidak berbuat baik. Sama .. dosa. Itu Firman Allah yang berkata, bukan saya.
Kita kembali kepada Yesaya 48.
Hatinya Tuhan itu sebetulnya mau memberkati kita. Cuman kitanya kayak yang nggak
mau diberkati gitu. Maka obatnya ayat 20
48:20 Keluarlah dari Babel, larilah dari Kasdim! Beritahukanlah dengan suara
sorak-sorai dan kabarkanlah hal ini! Siarkanlah itu sampai ke ujung bumi!
Katakanlah: "TUHAN telah menebus Yakub, hamba-Nya!"
48:21 Mereka tidak menderita haus, ketika Ia memimpin mereka melalui
tempat-tempat yang tandus; Ia mengeluarkan air dari gunung batu bagi mereka; Ia
membelah gunung batu, maka memancarlah air.
48:22 "Tidak ada damai sejahtera bagi orang-orang fasik!" firman
TUHAN.
Maka dikatakan oleh saya tadi, inilah check-up nya itu begini. Kalau saya sekarang hari ini berbuat ini, damai nggak saya. Kalau saya bertindak seperti ini, sejahtera tidak saya. Itu saja. Kalau saya tidak sejahtera, kita fasik, kita ini salah. Tapi kalau kita didalam segala musim tandus sekalipun Tuhan menolong kita, Tuhan memelihara kita melewati tempat-tempat tandus, apa maksudnya? Ekonomi diluaran susah, saudara mah nggak, Tuhan pelihara. Orang lain aduh sudah semua susah, demonstrasi unjuk rasa aduh, susah untuk cari sesuap nasi saja susah.
Kemarin hujan-hujan ada satu bapa tua di Jakarta pakai selendang, pakai gendang. Udah tua. Saya bilang sama istri saya, kasih duit. Maksud saya kira-kira seribu lah. Dikasih cepe. Tapi coba saudara perhatikan masih ada di Indonesia ini yang katanya penduduknya 210 juta, punya ketua DPR yang nggak mau mundur-mundur, sudah ketahuan juga salah, 40 milyar uang nggak tahu kemana, nggak mau mundur nggak mau dihukum. Tetap aja. Udah nggak ada muka, mukanya udah pada tebal semua. Negara kaya seperti ini sekarang, masih banyak jutaan orang yang sedang susah, saudara tidak susah. Bukankah itu Tuhan, bukankah itu berkat dari Tuhan pemeliharaan.
Itu sebabnya engkau akan dikasih air dari batu. Orang lain : 'Wah, ini padang pasir, ini susah, nggak ada air'. Tuhan pukul batu, keluar air. Tukang sulap mana yang belah batu keluar air? Nggak ada! Nggak ada tukang sulap saudaraku, biar dia David Copperfield, dia bilang batu lihat tuh dipukul, bek, keluar aqua, nggak bisa. Hanya Tuhan yang bisa bikin sesuatu pancaran air dari batu yang keras. Hanya Tuhan. Ditengah tandus ditengah susah, Dia pelihara.
Satu-satunya ini waktu saya SMP, saya sudah belaja. Baru saya lihat itu saudaraku di daerah Mara di Mesir, didaerah Afrika, ini padang belantara. Coklat .. panas .. ada memang jalan kita naik bis. Panas saudara, bis pakai AC saja kita masih keringatan. Nggak ada apa-apa. Tapi tiba-tiba ada pohon kelapa, tiba-tiba ada hijau-hijau, oh itu oase, itu wadi, rafidim, namanya. Ada pohon korma. Rakyat ada kumpul disana. Ada padang rumput sedikit. Ada air. Itu oase!
Tuhan memelihara kita seperti
oase. Ditengah padang gurun yang panas, saudara dijaga, dipelihara oleh Tuhan.
Mari kita berdiri bersama-sama.
Minggu pagi, 27 April 2003
TAHU BERTERIMA KASIH
Selamat pagi, selamat bertemu dalam nama Tuhan Yesus. Sebentar Perjamuan Kudus akan dipimpin oleh Pdt. Nathan Sore dari gereja Pentakosta Tabernakel Ujung Pandang. Dan saya akan bawa Firman Tuhan dan setelah itu saya akan ke Jakarta.
Kita akan buka Alkitab kita didalam injil Lukas:
17:11. Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem Yesus menyusur perbatasan Samaria dan
Galilea.
17:12 Ketika Ia memasuki suatu desa datanglah sepuluh orang kusta menemui Dia.
Mereka tinggal berdiri agak jauh
17:13 dan berteriak: "Yesus, Guru, kasihanilah kami!"
17:14 Lalu Ia memandang mereka dan berkata: "Pergilah, perlihatkanlah
dirimu kepada imam-imam." Dan sementara mereka di tengah jalan mereka
menjadi tahir.
17:15 Seorang dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil
memuliakan Allah dengan suara nyaring,
17:16 lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya. Orang
itu adalah seorang Samaria.
17:17 Lalu Yesus berkata: "Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah
menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu?
17:18 Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain
dari pada orang asing ini?"
17:19 Lalu Ia berkata kepada orang itu: "Berdirilah dan pergilah, imanmu
telah menyelamatkan engkau."
Ayat 11 mulai dengan 'dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem'. Bahasa Inggris berkata: 'Hal ini terjadi ketika Ia pergi ke Yerusalem'. Jadi, dalam perjalanan Yesus banyak hal yang terjadi. Kitapun harus sadar bahwa perjalanan hidup kita, adalah suatu perjalanan. Kadang-kadang kita melewati jalan yang berbatu, kadang-kadang kita melewati jalan yang beronak duri.
Dikatakan 'menyusur perbatasan'. Bahasa Inggris bukan menyusur tapi pass through, melewati perbatasan. Melewati perbatasan Samaria dan Galilea. Sebagai dasar, didalam Yohanes pasal 4, orang Samaria itu tidak bisa ngobrol baik-baik dengan orang Yahudi, tetapi Yesus dalam perjalanannya itu pergi justru melewati jalan Samaria. Kalau orang lain dia berkeliling tapi Yesus melewati mengambil jalan potong, melewati daerah Samaria dan Galilea.
Ketika Ia memasuki satu desa, datanglah 10 orang kusta menemui Dia, mereka tinggal berdiri agak jauh. Mungkin kita sudah terlalu biasa dengan mendengar kata' orang kusta' didalam Alkitab. Tetapi kita mau tahu bahwa orang kusta, kusta didalam Alkitab itu bicara 'dosa' bagi kita tetapi saya kenal seorang juru rawat dari Finlandia, sekarang sudah jadi isteri dokter di Sumatera Utara. Dia kerja sebagai sukarelawati di Rumah Sakit Laus Simongo.
Dan pada tahun 1982 saya mengadakan KKR di Pematangsiantar. Saudara Mariata Harkala, namanya. Mariata Harkala ini adalah panitianya. Lalu saya diajak makan siang bersama panitia lain, saya bertanya: 'Kalau orang kusta itu seperti apa?' Dia bilang, dikulit itu seperti panu, dia berwarna putih. Lalu saya bilang, bagaimana kita bisa bedakan ini panu atau kusta? Bedanya ditusuk jarum dia tidak terasa. Ambil puntung rokok bakar, dia tidak dirasa, kasih sambel panas, afitson .. dia tidak rasa panas. Ambil es, dia tidak rasa dingin. Api saja itu rokok, dia tidak akan rasa. Tanda pertama dari kusta itu ia mati rasa, dia tidak bisa ada apa-apa.
Maka kusta rohani, tanda yang pertama adalah, 'orang itu tidak merasa', bahwa itu dosa bahwa itu salah. Ia tidak rasa, dia rasa itu betul, dia tidak rasa salah .. dia tidak rasa keliru, dia tidak rasa. Ditegur dia tidak rasa, dinasehati .. dia tidak merasa. Ini tanda pertama orang yang kusta. Dikasih tahu, dia tidak merasa. Nanti ada hubungannya dengan kata-kata Yesus dibawah. Ini tandanya dari kusta. Lama-lama ia akan meleleh.
Tahun 1979 saya di Filipina, naik bus untuk ke Ilocos Norte di utara, daerah Ilocano. Busnya memang daerah panas, tidak pake AC, tapi angin ya dari luar. Naiklah seorang yang kusta. Saya tidak tahu itu kusta dia pegawai untuk memperbaiki jalan. Dia duduk persis didepan saya. Maaf bicara, agak bau, baunya itu nggak enak, seperti bau bangkai, seperti bau busuk. Saya lihat dikupingnya ini meleleh. Orang Cianjur tahu itu gulali. Ini, telinga itu sudah turun. Seperti kaya ada nanah, berkeringat, turun. Jadi saya tanya sama Pdt. Cruckshank, ini apa didepan ini? Dia bilang, leprosy, itu adalah lepra. Lalu saya lihat, saudara, bahwa bagian hidungnya sudah copot, bagian tangan sudah copot.
Memang kalo seorang kena kusta hari ini, 7 tahun kemudian baru ketahuan. Jadi, dia itu silent operation, pelan tapi pasti dia kena kusta. Jadi penyakit kusta jaman dahulu itu menjadi gambaran yang sangat tepat dari keadaan dosa. Dosa itu silent operation, tahu-tahu dia sudah didalam. Tahu-tahu dia sudah ada didekat kita, tahu-tahu dia sudah jadi racun didalam diri kita sehingga kita tidak bisa ambil putusan apa-apa lagi. Jadi, maka urusan dosa itu harus di cut sejak dia masih telur. Kalau itu telur ular, bunuh itu telur ular. Jangan dipelihara .. jangan sampai menetas. Begitu dia menetas ular masih kecil, satu jam dia patuk sama kita, kita mati. Biar kecil bagaimana, biar urusannya seperti tidak membahayakan, itu ular harus dibunuh.
Maka tanda didalam Kejadian 3:15 benih ular akan diinjak oleh benih wanita. Iblis, dosa selalu digambarkan oleh ular yang membunuh. Aku datang, Yesus bilang, untuk supaya domba-domba punya hidup yang berkelimpahan.
Jadi, kalau dikatakan oleh Firman Allah itu salah, itu dosa. Kalau kita ada didalam dosa, kita tidak berasa, kita tidak berasa salah, kita tidak berasa itu keliru, kita tidak berasa itu mempermalukan .. tidak berasa, karena itu kusta. Sampai nanti akhirnya ya mati. Maka dijaman dulu ketika orang dicurigai kena kusta, itu dibawa sama imam. Jadi, imam disini berlaku sebagai seorang dokter. Imam itu akan memeriksa, apa kamu kusta apa tidak. Begitu dia bilang kusta, harus dia dipisahkan diluar kota, dipisahkan jauh dari keluarga. Jadi 10 orang kusta dari 10 keluarga yang berlainan ditaruh ditempat yang jauh. Kalau keluarga mau membawa makanan, tidak sengaja dia harus menaruh ditempat yang jauh, jaraknya kira-kira 5-60 meter. Dan orang itu kalau terlalu dekat sama daerah kusta, orang kusta harus berkata: 'Najis .. najis .. najis ..' Coba saudara bayangkan, dia berteriak najis bukan kepada orang lain, dia berteriak najis untuk kasih tau orang bahwa ini ada orang najis.
Setelah diperiksa oleh imam bahwa dia ini kusta, saudaraku, dia menjadi golongan orang najis. Dia harus berkata: 'unclean .. unclean .. aku tidak bersih .. aku najis'. Jadi, orang tidak akan tersinggung orang itu berkata najis najis. Dia harus berkata saya ini orang berdosa, jangan dekat-dekat. Maka saya pikir kusta akhir jaman lebih bahaya karena orang yang kena kusta akhir jaman nggak akan berkata: 'Najis, saya ini orang dosa jangan dekat-dekat saya'. Nggak ada, itu perjanjian lama.
Kusta di perjanjian baru nggak ada yang berkata, saya ini banyak salah, saya ini dosa, nggak. Jangan dekat-dekat saya. Nggak ada. Nah, Allah membela dia. Dikasih nasehat marah, merasa nggak bersalah. Saya paling kesel kalau ketemu siswa-siswi sudah salah, udah ketahuan, udah ada bukti - nggak pernah minta maaf sama saya. Nanti maafnya kalo ketahuan, nanti maafnya kalau mau dikeluarkan. Nggak pernah bilang: 'Aduh, saya udah salah, aduh oom, saya udah menyesal, saya salah oom, memang wajib saya dikeluarkan'. Nggak ada, minta ampun .. minta maaf. Maka saya katakan kusta diakhir jaman lebih bahaya. Nggak ada yang bilang najis, kan. Jadi ketika Yesus lewat situ, mereka berdiri agak jauh, ini ada satu kelainan, ada satu kejutan. Mereka nggak bilang najis. Mereka berteriak: 'Yesus, Guru, kasihanilah kami ...'
Saudara-saudara, asalnya tidak ada jalan keluar, hanya najis .. najis, tapi ketika ketemu Yesus, mereka tahu ini jalan keluar. Yesus .. Guru, ada haleluyah saudara-saudara? Kasihanilah kami. Pertama dia bilang Yesus .. jalan keluar, kedua dia bilang Guru .. ajarilah kami, kasihanilah kami memberi kemurahan kepada kami. Luar biasa jeritan mereka.
Nampaknya kesepuluh orang kusta ini sudah mendengar tentang Yesus, sudah tahu tentang Yesus sebagai Guru. Nah, maaf, banyak kali kita ini mau ketemu Yesus sebagai jalan, Tuhan kasihanilah saya - tapi nggak mau kita diajar sama Dia, nggak mau kita dididik sama Tuhan sebagai guru. Maunya kalo ada kepepet ada jalan keluar, Tuhan musti siapkan. Kalau lagi salah, kasihanilah kami Tuhan, maunya gitu. Tapi nggak mau diajar, nggak mau belajar mengenai jalanNya. Ah, seminggu sekali saja cukup. Bayangkan 7x24 jam, saudara bilang duduk dikebaktian 1 jam - 1.5 jam sudah cukup. Tetapi kalau ada percobaan, minta Tuhan jawab. Kalau mentok, minta Tuhan buka jalan .. ku tau Tuhan pasti bukan jalan, tetapi nggak pernah mau diajar oleh Tuhan sebagai Guru.
Jadi orang kusta ini, kusta badannya, tetapi kerinduannya kepada Tuhan patut diacungi jempol. Lalu Yesus memandang mereka dan berkata: 'Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam-imam'. Saya katakan tadi imam-imam sebagai dokter, dia yang akan periksa pasien, kamu kena kusta, tapi dia juga yang akan periksa, kamu sudah sembuh. Saudara lihat Tuhan tidak tumpang tangan, Tuhan tidak usir setan, Tuhan tidak berkata Aku berkehendak hendaklah engkau tahir, tidak. Dia bilang pergi kepada imam-imam, perlihatkanlah dirimu.
Tadi mereka bilang ya Yesus, Guru, kasihanilah. Maka sekarang Sang Guru Besar ini mengajar, Master ini mengajar. Pergi. Nurut dong. Kalau Guru bilang pergi, nurut; kalau Guru bilang tutup mulut, tutup mulut; kalau Guru bilang setia, setia; kalau Guru bilang diam, diam; kalau Guru bilang jangan kasih tahu Aku Mesias, jangan kasih tahu. Sekarang Guru ini berkata: 'Pergi, perlihatkan dirimu kepada imam'.
Heran, sepuluh-sepuluhnya ini ngerti .. pergi. Nah, disini ada kalimat yang indah sekali. Dikatakan, sementara mereka ditengah jalan. Bahasa Inggris tidak begitu bunyinya. Dalam bahasa Inggris berbunyi: 'ketika mereka berjalan'. Ketika mereka berjalan melakukan perjalanan itu, apa yang terjadi? Ketika mereka berjalan, mereka menjadi tahir. Bahasa Inggris: 'mereka ditahirkan'. Jadi bukan tahir begitu saja, ditahirkan oleh Tuhan oleh karena mereka berjalan. Ada satu jalan yang ditunjukan oleh Tuhan, Guru, Yesus memang jalan, jalani ini, pergi kepada iman. Mereka berjalan. Ketika mereka berjalan, mereka ditahirkan.
17:15 Seorang dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring.
Seringkali kalau kita nyanyi di gereja aduh, lobang mulut kita kaya lobang celengan. Coba aja saudara nyanyi Tuhan Yesus Tidak Berubah, tapi mulut saudara jangan di buka lebar-lebar, kaya lobang celengan aja, nggak akan ada suara yang keluar. Seringkali kita bermulut besar kalau ngerumpi, bermulut besar kalau ngomongin orang, bermulut besar kalau mengeluh, bermulut besar kalau kecewa .. tapi bermulut kecil kalau memuji Tuhan! Mustinya terbalik. Mulut kita musti tertutup dari ngomongin orang, mulut kita harus tertutup dari kecewa sama Tuhan, mulut kita musti tutup daripada bersungut-sungut sama Tuhan, tetapi mulut kita harus terbuka waktu memuji Tuhan.
Satu dari sepuluh, itu lihat dia sembuh, nggak disebut orang namanya siapa, cuma bangsanya orang Samaria. Dia berbalik, memuji-muji Allah dengan suara keras, memuliakan Tuhan. Apakah hanya berkata: 'Tuhan, Engkau heran, Tuhan, Engkau luar biasa, Tuhan Engkau besar'. Memuji Tuhan, berterima kasih.
Kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring lalu tersungkur didepan kaki Yesus. Bahasa Inggris: And fell down on his face at His feet. Jadi, tersungkur tuh mukanya tuh sampai ke tanah saudara, tiarap .. didepan kaki Yesus. Satu pemandangan yang indah. Orang yang baru disembuhkan Tuhan, tersungkur dikaki Tuhan sambil memuliakan namaNya. Orang itu adalah seorang Samaria.
Lalu Yesus berkata: Bukankah sepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? mana yang sembilan orang itu? tidak adakah diantara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah, selain daripada orang asing ini?'
Jadi ada dua golongan, golongan sembilan .. golongan satu. Saya kemarin dikelas dua mengajar mengenai angka satu dan angka sembilan. Tetapi sekarang saya bongkar dengan hal yang lain. Ada dua golongan asalnya sepuluh-sepuluhnya bareng, tetapi ditengah jalan yang satu ini balik kepada Yesus. Jadi, rombongan besar sembilan orang ini, pergi kepada imam dan mau periksa. Begitu imam bilang sembuh, karena sudah dikatakan sembuh, mereka langsung ketemu keluarga, mereka reuni dengan keluarga, kasih lihat bahwa mereka sudah sembuh, dapat tanda dari imam bahwa mereka sudah disembuhkan, tanda bahwa mereka sudah tahir, lihat tangan yang sudah copot sudah kembali.
Wah, mungkin langsung pesta. Mari kita dengan kepala bening, kita merenungkan satu hal. Ada orang kristen yang minta tolong sama Tuhan, tapi nggak ada terima kasihnya. Saya kasih contoh, kecil saja. Saya dengar, aduh, ada jemaat, ini kejadian betul saudara, .. di Cianjur, mau cerai mau diceraikan sama suami. Uh, .. kita teh sembahyang, Tuhan, nggak doa malam nggak bedstone, Tuhan, tolonglah jangan sampai dia diceraikan sama suami. Memang suaminya ini tukang main, tukang maciok, tukang pokokna mah tupok we. Isterinya kebaktian rajin setia. Kalau disuruh maju kedepan, isterinya maju kedepan, nangis. Aduh, Tuhan tolong. Dia ditolong Tuhan, nggak jadi cerai.
Udah dong, saya mah nggak minta dia terima kasih sama saya, nggak. Itu dia punya anak disekolahkan disekolah lain, bukan di Yayasan Kabar Baik. Jadi, saya teh mikir, pan yang ngedoain teh saya, udah jaya, udah aman kenapa anaknya disekolahkan di sekolah lain? Apa Sekolah Yayasan Kabar Baik teh jelek? Da juara, ranking nya - ranking luar biasa disekolah swasta, negeri pun hampir dikalahkan. Anak Wakapolres saja sekolah disana. Wakapolres begitu lihat sekolahnya, ah, saya saya mau disini .. anak saya musti sekolah disini.
Naha jemaatnya sendiri nggak yah. Padahal udah didoakan sama saya teh. Saya teh nyebut nama kalau doa jemaat, Tuhan tolong si anu, Tuhan tolong si ini. Dan begitu saya dengar, oh tertolong, tapi keukeuh we da anakna sakola teh disakola laen. Apa nggak pernah mikir nanti orang lain teh akan mentertawakan sama saya? Tuh Pendeta Awondatu khotbah, boga sakola gede, tapi jemaatna mah nyakolaken budak disakola saya.
Jadi kita teh nggak ada rasa memiliki, nggak ada rasa kebanggaan punya Yayasan Kabar Baik paling besar di Cianjur, paling besar di Indonesia sekolah diantara GPdI, nggak ada kebanggaan itu. Orang lain teh kalo kawin teh nyewanya teh Yayasan Kabar Baik, nggak ada kebanggaan itu. Ah, sakolakeun anak saya mah kudu di pendeta saya, gereja saya, yayasan saya, harus disana. Jauh itu mah bukan alasan, kan ada mobil antar jemput. Bukan soal jauh, nggak cinta, saudara. Maka Yesus bilang: 'Bukankah yang sembuh itu sepuluh?'
Dia udah tolong saudara, Dia nggak akan tarik pertolonganNya, tapi cing atuh aya pikiran, kalo sudah ditolong teh apa nggak ada kembali kesini untuk berterima kasih. Cuma satu orang ini saja orang Samaria. Atuh boro-boro kita teh ngomong sama orang lain, da saya mah rasa ditempeleng tuh pasang iklan dibawah. Mestinya mah jemaat mah nggak usah dipasangin iklan, anak-anak Sekolah di Yayasan Kabar Baik. Mestinya orang luar yang baca, mestinya kita teh jadi terompet: Eh, sekolah kita teh terbuka. Ayo sekolah diditu. Semanget kita teh dan mau membales cinta Tuhan yang baik sama kita. Euweuh nu kitu teh, euweuh. Mengeluh aja adanya. Malahan sakola kita digoreng-gorengken, bukan dengan mulut tapi dengan kelakuan. Jadi, saya teh bingung, saya teh betah di Cianjur, mun menggembalakan dimana-mana, saya bela, saya mah membanggakan jemaat saya di Cianjur, nurut, pek teh teu nurut.
Saya teh mulai berpikir, apa saya musti pindah. Udah masanya saya pindah dari Cianjur? Da kalau kita jemaat yang militan mah, yang kompak, aduh, masa kita teh musti dipasangan iklan? Dibuka TK .. SD Kabar Baik, di jemaat dipasangin iklan. Apa rasa nggak ditempeleng. Kita teh kurang terima kasih, bukan kurang terima kasih lagi .. kurang tarima. Udah ditolong Tuhan, didoakan sama hamba Tuhan. Apa yang saya nggak doakan, saya doain. Saya bangun jam 2, jam 3 pagi, jam 4, hanya untuk siapkan khotbah. Sebentar saya musti ke Jakarta, saya balik lagi .. untuk Cianjur.
Saya baru ngomong sekarang ini jelas, belum di kebaktian ke dua sore. Nggak ada jemaat teh itu. Militan gitu. Da incu saya harus kesana, incu kabeh tatangga diajak hayo sakola kaditu. Itu militan, cinta Tuhan. Tapi ayeuna mah sembilan satu, satu banding sembilan. Dari sepuluh orang, tuh satu yang militan, berbalik sama Tuhan .. tahu berterima kasih, tahu pulang tarima, sampai muka kena tanah, tuh cuma satu.
Nah, saya mau jadi yang satu. Saya pernah mau berlutut dikaki papa saya dulu, udah berhadapan saya mau berlutut, saya mau bilang, 'terima kasih pah, saya itu sudah jadi hamba Tuhan'. Lulus sekolah alkitab tahun 1969 saya pulang. Didapur saya ketemu papa pakai piyama, saya tuh udah mau berlutut, pah .. mau pegang kakinya, terima kasih. Jangan ngomong sama saya kalau nggak perlu. Karena saya tahu dia bangga saya jadi hamba Tuhan, dia bangga saya dengar-dengaran sama Tuhan. Dia bilang kamu cuci piring. Jangan dulu khotbah. Saya kelas 2 saudara. Kamu cuci piring.
Saya yakin papa saya bangga, tapi saya juga puas dihati saya karena saya udah nyenangin mama. Walaupun saya nggak bisa nyenangin papa dalam hal kebendaan tapi saya sudah nyenangin mama. Dan tinggal sekarang saya satu, saya ingin nyenangkan istri, nyenangkan anak, yang terutama saya ingin nyenangkan Tuhan. Mulai dari hal-hal yang kelihatan, da Tuhan mah belum kelihatan. Jangan ngomong saya cinta Tuhan, da belum kelihatan Tuhan mah. Coba kasih lihat sama yang kelihatan. Dukung sekolah anak. Keuangan Yayasan Kabar Baik itu saudara, kalau saya mau jujur, itu kan saya yang cari. Saya yang khotbah. Khotbah saya itu dibagi dua, 50% Yayasan kabar Baik, 50% untuk saya, kalau saudara mau tahu. Saya mah nggak minta banyak dari saudara, sakolakeun anak di Yayasan Kabar Baik, puas hati saya teh, bangga begitu lihat anak-anak ribut teh, bangga da anak-anak Pentakosta.
17:19 Lalu Ia berkata kepada orang itu: "Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau."
Saya juga nggak tahu ini kenapa ayatnya 19 lagi. Satu Sembilan. Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau. Dua kali Yesus suruh dia pergi. Yang pertama pergi kepada imam-imam lalu dapat kesembuhan, tetapi sekarang disuruh pergi lagi 'imanmu telah menyelamatkan engkau'.
Nah, jadi yang sembilan, yang nggak ada pulang tarima, yang mau terima sembuh saja, dia cuma terima kesembuhan tapi tidak keselamatan .. tidak Yesus! Tapi orang yang tahu pulang tarima .. tahu terima kasih, tahu membalas budi dia berbalik, saudara-saudara, kepada Yesus dan Yesus berkata: 'Imanmu telah menyelamatkan engkau'. Tinggal saudara-saudara saja sekarang, mau terima hanya kesembuhan atau keselamatan dan kesembuhan. Saudara jawab saja kepada Tuhan.
--<><--
________________________________________________________________________
Situs ini bersifat informasi umum, khususnya bagi saudara-saudara seiman,
berisi tentang sejarah singkat Gereja Pentakosta di Indonesia - Cianjur,
Yayasan Kabar Baik, Sekolah Umum, Jadwal Ibadah serta Berita Aktual.
Perubahan terakhir situs ini tanggal : 30 April 2003