Khotbah Minggu Pagi September - Oktober 2004

Gereja Pentakosta di Indonesia - Cianjur

Jl. K.H. Hasyim Asyari no. 75 Cianjur 43214. Telp. (62-263) 261161 ~ Indonesia.

Minggu pagi, 12 September 2004

SAKSI YANG SETIA

Wahyu

1:5 dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini. Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya -- 

Kalau saudara perhatikan batu di mana gereja ini ditandatangani, ini saya tulis Wahyu 1:5 di bawah. Dari ayat ini saya ambil batu prasasti gereja kita waktu diresmikan. Kenapa? Karena ada satu perkataan di sana, yaitu saksi yang setia.

Saksi dalam bahasa Yunaninya itu martur. Kesaksian, marturia; saksi itu sendiri, marturio; kesaksiannya, marturion. Martus itu punya satu konotasi mati sahid. Dalam Kisah Rasul ditulis 

1:8 Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi - menjadi martus , menjadi sahid ... bagi-Ku

Martus atau sahid berarti orang yang berani mati untuk keyakinan. Saya tidak setuju dengan orang yang membom bunuh diri itu, saya tidak setuju. Saya kita semua mengutuk perbuatan yang biadab itu. Tapi perhatikan kok ada orang yang mau mati, rela mati bawa bom. Dan ini sudah antri, katanya, orang yang mau mati ini antri, berani mati. Karena keyakinan yang keliru tetapi mereka berani mati. 

Nah, di dalam ayat ini, Yesus disebut Saksi yang setia. Dia bukan hanya berani mati di atas Bukit Golgota, tetapi Dia juga setia. Faithful. Saudara, kita seringkali lupa bahwa kita ini orang kristen dituntut oleh Firman Allah menjadi Saksi Kristus. Banyak pendeta lebih senang khotbah dari pada bersaksi. Maka ketika ruangan kesaksian dibuka, jarang ada pendeta mau bersaksi; mereka senang berkhotbah tapi bersaksi mereka tidak suka. Padahal sebelum Yesus menjadi Firman, Dia disebut Saksi yang setia. Sebelum Dia mengasihi kita, Dia disebut Saksi yang setia. Maka saya yakin orang kristen kalau belum menjadi saksi, dia sebetulnya belum menjadi kristen. Yang saya katakan saksi, itu bukan untuk maju ke depan bersaksi, itu nomor 17. Tapi saudara dalam hidup sehari-hari menjadi saksi, menjadi seorang yang menyaksikan.

Nah, di dalam satu pengadilan, ada terdakwa, ada pembela, ada penuntut umum, ada hakim tapi ada saksi. Ada saksi yang memberatkan ada saksi yang meringankan. Berbahagialah kalau kita bisa menjadi saksi yang baik, saksi yang bisa menyatakan satu kebenaran.

Di dalam Matius     

10:32 Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di sorga.
10:33 Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di sorga."

Kemarin ada beberapa jemaat dari Gereja Ketapang datang mengunjungi kami, tapi sebelumnya mereka berhenti di tempat buah-buahan, katanya. Jalan Bandung. Lalu mereka bertanya: Ci, di Cianjur ada berapa gereja? Oh, banyak: Ada Katolik, ada GBI, ada Pentakosta, ada GKI, ada Advent. Yang paling maju gereja apa? Oh, GPdI itu, Pentakosta. Awondatu. Enci sendiri? Saya Katolik.

Itu sudah jadi satu tanda dia bersaksi. Kalau dia tidak jujur, dia akan bicara gerejanya yang paling maju. Tapi dia bersaksi apa yang benar, apa yang dia tahu. Dan ini yang saya ngeri, yang saya takut karena banyak orang kristen GPdI ini nggak bersaksi.

Contoh. Kita punya sekolah besar. Orang lain belum bangun, kita sudah bangun dari tahun 85 kita sudah punya. Tapi seolah-olah kita nggak pernah buka mulut sama orang bahwa kita ini ada sekolah, kita punya sekolah umum yang baik, yang menjadi kebanggaan kita. Nggak pernah kita. Seolah-olah kita nggak punya sekolah. Gedung Yayasan Kabar Baik ini Bupati saja membanggakan, jaksa saja membanggakan, kata mereka ... ini belum ada di Cianjur. Tapi jemaat sendiri tidak membanggakan.

Yang saya takut begini: Tuhan kasih kepercayaan tapi kita tidak lihat, Tuhan kasih kebaikan tapi kita tidak lihat. Bahkan kita menyaksikan sekolah yang lain yang lebih bagus dari sekolah kita. Kita tidak menjadi saksi. Boro-boro mati untuk satu keyakinan, boro-boro kita berani mati untuk Kristus. Bersaksi, menyatakan ini berkat Tuhan bagi saya, ini berkat Tuhan bagi jemaat, ini sekolah kami, ini kebanggaan kami ... nggak ada!

Kalau jadi, tahun depan ini akan diadakan satu malam apresiasi lagu-lagu pentakosta ciptaan pendeta Awondatu yang akan diadakan di Hotel Borobudur. Kalau jadi. Tahun depan bulan Februari. Yang adakan Pelprup dari Ketapang. Mereka bersaksi sekarang, ada di gereja kita ini pencipta lagu, yang kita nggak pernah apresiasi. Sekarang kita mau apresiasi, kita mau hargai. Memang tidak semua lagu karena 60 lagu tidak mungkin dinyanyikan dalam satu pertemuan, malam dana. Dan dana yang terkumpul akan dikirimkan untuk gereja-gereja yang memerlukan, untuk hamba Tuhan yang membangun gereja-gereja di desa-desa untuk sekolah-sekolah alkitab, dan sebagainya. Tapi nanti tahun depan. Asalnya november ini tapi nanti bulan februari.

Bersaksi itu banyak. Cara bersaksi. Saudara bawa alkitab ke gereja saja sudah bersaksi ... bahwa saya ini kristen. Pakai kalung salib saja sudah bersaksi. Tetapi yang dimaksud saksi yang sebenarnya ini melalui mulut, melalui kata-kata bahwa saya ini murid Yesus. Ini kekeliruan dari Petrus, dia menyaksikan bahwa dia tidak kenal Yesus, dia bersaksi bahwa dia - sampai tiga kali - dia tidak kenal Yesus. Jadi memang berat untuk bersaksi. Bukankah kamu salah satu murid Yesus? Untung dia ralat di akhir hidupnya, dia ralat - dia kembali kepada Tuhan.

Nah, kita seringkali lupa bersaksi, lupa menyatakan hal ini. Kita akan lihat beberapa saksi yang luar biasa yang Tuhan pakai, justru dengan hal yang luar biasa. Yohanes 4. Saudara yang pertama Tuhan pakai seorang menjadi saksi itu justru seorang perempuan Samaria yang kelakuannya tidak baik tapi Tuhan merubahnya perlahan-lahan. Yohanes   

4:28 Maka perempuan itu meninggalkan tempayannya di situ lalu pergi ke kota dan berkata kepada orang-orang yang di situ:
4:29 "Mari, lihat! Di sana ada seorang yang mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat. Mungkinkah Dia Kristus itu?"
4:30 Maka merekapun pergi ke luar kota lalu datang kepada Yesus. 
4:42 dan mereka berkata kepada perempuan itu: "Kami percaya, tetapi bukan lagi karena apa yang kaukatakan, sebab kami sendiri telah mendengar Dia dan kami tahu, bahwa Dialah benar-benar Juruselamat dunia."

Satu kota, kalau saudara perhatikan, perempuan ini pergi ke kota dan di sana dia berkata kepada orang-orang. Di dalam bahasa Indonesia dikatakan orang-orang tapi dalam bahasa Inggris, kepada laki-laki yang ada di sana. Dia punya kejatuhan karena laki-laki, tapi justru dia bersaksi di mana tempat dia jatuh dia bersaksi; dia membuktikan dirinya dia sudah ketemu dengan Yesus.

Kalau saudara bersaksi, jangan bersaksi tentang gereja, jangan bersaksi tentang pendeta - bersaksilah tentang nama Yesus. Katakan bahwa saudara sudah berubah oleh Nama Yesus. Bersaksi bahwa Tuhan Yesus itu baik bagi saudara, bersaksilah bahwa saudara sembuh oleh Yesus, bersaksilah bahwa rumah tangga saudara di up-grade oleh Tuhan Yesus, bersaksilah bahwa iman saudara dikuatkan oleh Yesus. Karena ketika saudara meninggikan Tuhan Yesus, Yesus nanti menarik hati orang kepada diri-Nya sendiri. Kalau kita bersaksi dari gereja, tidak tahan lama; kalau saudara bersaksi tentang pendeta saudara, tidak tahan lama. Tapi bersaksi tentang raja segala raja, tentang Tuhan di atas sekalian tuan. Bersaksi seperti perempuan ini; dia perempuan berdosa kawin sampai 5 kali, yang keenam kali masih kumpul kebo. Tapi Tuhan Yesus merubah dia perlahan-lahan.

Hari yang sama, nggak tunggu kebaktian ke gereja dulu, hari yang sama ketika ketemu Yesus, dia bersaksi, dia membuka dirinya kepada Kristus dan dia bersaksi kepada laki-laki di satu kota, Sikhar. Dan satu kota Sikhar percaya bukan hanya kata-kata kamu, tapi kamu sudah mrmbuktikan sendiri. Berarti kata-kata perempuan ini dipercaya.

Saudara, saya yakin ketika dia bersaksi, Tuhan beserta dengan kesaksian dia. Tidak mungkin gampang seorang perempuan yang tidak baik bisa meyakinkan satu kota - tidak gampang! Tapi saya yakin kata-kata dari perempuan ini dibantu oleh kuasa Tuhan. Kalau saudara bersaksi saudara lihat diri saudara sendiri minder, kita nggak bisa ngomng, percaya apa nggak dia, bisa nggak dia dibawa kepada Kristus ... jangan pikir itu. Begitu saudara bersaksi, Tuhan beserta atas kata-kata saudara. Dan saudara akan bisa membawa jiwa demi jiwa, jemaat demi jemaat kepada Tuhan, kepada Kristus Yesus.

Jadi Tuhan tidak akan kasih tanah di belakang kalau jemaat kita tidak berubah. Kita bikin kebaktian pagi ini karena yang sore sudah bludak. Tapi Tuhan tidak akan kasih tanah di belakang kalau jemaatnya santai-santai begini saudara. Datang, duduk, dengar, duit kolekte, pulang ... geus cukup. Geus jadi kristen. Sudah cukup. Tuhan tidak akan kasih. Tapi kalau kita militan, nggak usah dah kita berani bunuh diri - nggak usah, walaupun arti dari saksi itu adalah martus, seorang yang berani mati bagi satu keyakinan tetapi saudara marilah kita belajar untuk bersaksi membawa orang kepada Tuhan, membawa jemaat kepada Tuhan. Saudara mau bersaksi bagi Kristus.

Kita buka injil Matius. Dalam injil Matius      

12:15 ... Banyak orang mengikuti Yesus dan Ia menyembuhkan mereka semuanya.
12:16 Ia dengan keras melarang mereka memberitahukan siapa Dia,
12:17 supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya:
12:18 "Lihatlah, itu Hamba-Ku yang Kupilih, yang Kukasihi, yang kepada-Nya jiwa-Ku berkenan; Aku akan menaruh roh-Ku ke atas-Nya, dan Ia akan memaklumkan hukum kepada bangsa-bangsa.
12:19 Ia tidak akan berbantah dan tidak akan berteriak dan orang tidak akan mendengar suara-Nya di jalan-jalan.
12:20 Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya, sampai Ia menjadikan hukum itu menang.

Bahasa Inggris, sampai Dia mengirimkan keadilan kepada kemenangan. Saudara, ini adalah Yesus sendiri, saya baca ini supaya saudara bisa tahu banyak bahan kesaksian kita. Begitu yang pertama saja, kita sudah baca 

12:16 Ia dengan keras melarang mereka memberitahukan siapa Dia.

Itu pertama, karena Yesus belum menjadikan diri-Nya nyata sebagai Mesias tapi kita sudah belajar kepada Dia bahwa dalam perbuatan baik, Dia tidak ingin menonjol dan itu menjadi bahan kesaksian kita. Yang kedua dalam ayat 18: Lihatlah. Yesus itu bisa dipandang Yesus itu bisa dilihat. Ibrani berkata: Sambil memandang kepada Yesus yang mengadakan dan menyempurnakan iman.

Sekarang banyak orang tidak memandang lagi Yesus. Saya ingat ketua I, bapak Max Wakkary, di dalam pembukaan sekolah tinggi kemarin, dia bicara tapi dalam obrolan juga dengan saya dia bicara, dia sedih dengan kebanyakan pendeta GPdI sekarang. Visinya cuma bangun gereja, punya mobil Kijang, sudah ... dia udah rasa senang. Sudah rasa sudah tiba di tempat keberhasilan. Kalau sudah punya jemaat bangun gereja, lalu punya mobil Kijang satu, sudah stop.    

Lihat Yesus, Dia tidak berhenti sampai keadilan menjadi kemenangan. Sampai sekarang Yesus nggak berhenti belum berhenti pekerjaannya. Kita belajar dalam kesaksian kita, kita tidak boleh berhenti bersaksi, kita tidak boleh berhenti memandang Tuhan: Dalam percobaan, dalam segala urusan keluarga, dalam keperluan materi, dalam keperluan apapun juga - kita tidak boleh berhenti memandang kepada Tuhan! Kalau tidak memandang sama Dia, uh sudah lama saya tidak jadi pendeta. Sudah lama. Tahun 73 saja saya sudah nggak mau. Kalau tidak memandang kepada Dia, nggak tahan kita kalau tidak memandang Tuhan. Sudah dua sampai tiga kali hampir saya berhenti menjadi pendeta. Sudah tidak mau lagi. Banyak kalau kita mau bilang kecewa. Manusia sumber kecewa. Saya bisa kecewa sama atasan, saya bisa kecewa sama siapa saja. Tapi mari kita belajar pandang Yesus. Yesus tidak pernah mengecewakan kita, Yesus tidak pernah membuat kita kecewa.

12:18 "Lihatlah, itu Hamba-Ku yang Kupilih, yang Kukasihi, yang kepada-Nya jiwa-Ku berkenan; Aku akan menaruh roh-Ku ke atas-Nya, dan Ia akan memaklumkan hukum kepada bangsa-bangsa.

Saudara, lihat Yesus sebagai acuan kita, sampai Tuhan senang Bapa Allah senang kepada Dia, hati-Nya bisa senang ... Aku berkenan Aku mengasihi kepada-Nya. Jiwa-Ku berkenan. Aduh saudara, kalau kita bisa berkenan kita bisa menyenangkan Tuhan.

Hari Jumat saya ketemu dokter, dokternya orang kristen, dr Bambang. Saya bilang, ini saya mau jatuh saja ini badan. Gimana ini keseimbangan saya, jalan saja nggak berani kaya orang sakit. Jalan nggak berani cepat. Diperiksa sama dia. Terlalu tegang, terlalu banyak kerja. Dia panggil saya oom karena dia masih muda. Nggak bisa oom ambil istirahat? Jangan di Indonesia. Keluar negeri atau ke satu pulau, jangan pegang handphone supaya nggak ditelepon. Satu minggu saja cukup, jangan khotbah. Dia suntik saya di sini. Punggung saya dua ... Jadi saya rasa agak enak kepala saya semua. Agak tegang, katanya. Karena dokternya orang kristen penuh dengan Roh Kudus, jadi dia berdoa dulu sebelum suntik; dia bahasa roh dulu. Jadi saya itu ketawa, saya tersenyum, aduh luar biasa ini. Ini dokter berbahasa roh dulu dia doakan saya dulu, tolong dulu rapi ini obat supaya tolong Tuhan hambamu ini masih banyak pekerjaan ...

12:19 Ia tidak akan berbantah dan tidak akan berteriak dan orang tidak akan mendengar suara-Nya di jalan-jalan.

Paling sukar kita untuk tidak membantah. Karena kita seringkali punya persepsi sendiri, punya penilaian sendiri, punya pendapat kita sendiri. Kita menilai orang. Memang Gunung Gede kalau dilihat dari sini lebar dia tapi kalau saudara lihat dari Puncak, nggak kelihatan itu. Tapi saudara lihat dari Ciloto, dia memanjang. Tapi dia tetap Gunung Gede. Seringkali kita memakai penilaian yang berbeda dengan penilaian Tuhan atas sesuatu hal. Contoh. Yesus berkata sama perempuan Samaria: Panggillah suamimu. Perempuan Samaria langsung bicara: Aku tidak bersuami. Dan Yesus bilang: Betul jawabanmu. Berarti perempuan itu tidak berdusta. Karena lima sudah jadi suamimu sudah jadi mantan, yang keenam memang belum jadi suamimu. Memang betul. Tapi yang Aku maksudkan, ini aku tahu kamu itu pernah kawin 5 kali. Dia mau membantah tapi akhirnya dia bilang: Aku rasa Engkau seorang nabi. Baru akhirnya dia bilang, Dia Mesias; Yesus adalah Mesias. Maunya membantah ... maunya membantah. Tidak bisa kita bantah kebenaran Tuhan.     

12:20 Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya, sampai Ia menjadikan hukum itu menang.

Buluh ini lambang kita. Bambu yang kecil, yang kalau orang Sunda bilang Tamiang, itu buluh. Kenapa saya katakan itu  manusia? Karena Dia juga memberi gelar kepada Yohanes Pembaptis itu ... kamu lihat Yohanes Pembaptis itu seperti buluh yang ditiup angin. Ditiup angin dari kidul ke kaler, ditiup kaler ke kidul; dari kulon ke wetan, dari wetan ke kulon. Buluh. Tapi ini nggak apa-apa kalau nggak apa-apa. Eh, patah juga. Terkulai. Tuhan nggak akan patahkan, Dia akan bangkitkan. Jadi belajar lagi kita bersaksi bahwa kita tidak bisa putus asa: Wah, saya dulu mau putus asa tapi untung saya kenal Yesus. Saya sudah seperti buluh terkulai, usaha saya sudah mau ambruk, sakit saya sudah mau ancur-ancuran tapi puji Tuhan, Tuhan Yesus tolong. Saya diangkat lagi sama Tuhan. Jadi kesaksian bagi saudara-saudara yang lain. 

12:20 Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya, sampai Ia menjadikan hukum itu menang.

Kamu terang dunia, katanya. Jadi ini sumbu terang, kita ini lampu terang dunia. Sudah berasap ini, lep ... lep ... - Tuhan nggak akan padamkan. Pengharapan kita sudah seperti mau mati, Tuhan mau nyalakan kembali. Ini kita bisa bersaksi.

Saudara ini kekeliruan kita yang berikut adalah kita hidup di dunia ini untuk cari uang, ini yang salah. Jadi kita bangun pagi tidur jauh malam ... uang terus. Cari uang ... cari uang ... terus cari uang, bisnis diperbesar, bangun rumah ... bangun rumah, bangun pabrik ... bangun ini ... bangun ini. Coba renungkan kita mau berapa tahun menikmatinya? Apa hanya untuk itu kita hidup? Tidak ada waktu untuk keselamatan jiwa kita? Diperbudak oleh uang, diperbudak oleh harta, diperbudak oleh kesibukan dunia. Kita mustinya musti tidur kita musti bangun musti buka toko. Uang .. uang ... uang ...

Kita ini seperti ikan saudara. Ikan kalau tidak ada air, mati. Tapi kalau kebanyakan air, juga mati. Kita kalau tidak ada uang susah, tapi kalau kebanyakan uang juga susah. Satu orang beli satu lotere di Amerika. Dia dapat hadiah pertama 30 juta dolar. Dia tukang bikin betul listrik, pegawai. Dia beli lotre nggak sengaja sekali saja, bukannya tiap hari. Kena 30 juta dolar. Bingung dia stress masuk rumah sakit. Bingung. Jantungnya berdebar. Kenapa? Telpon berdering terus di rumah. Nanti telpon berdering lagi. Wartawan datang, ada yang minta sumbangan, family dari sini minta ... dari sana minta. Terus. Duitnya belum diambil, dia udah stress. Baru satu tahun kemudian uangnya diambil. Itupun setelah dia aduh, saya bingung ...

Banyak orang dengan tidak ada uang bisa bikin kejutan. Contoh. Albert Einstein itu ahli atom. Dia nggak punya uang, dia bukan orang kaya tapi seluruh dunia berubah karena penemuan dia. Ibu Teresa dia tidak punya uang tapi seluruh dunia seperti bersatu ketika dia meninggal, kenapa? Karena ibu Teresa ini ngumpulin orang susah, ngumpulin orang miskin yang mati di India dikubur. Kerjaannya gitu, pagi-pagi dia lihat ada orang yang mati. Di India itu jutaan orang banyak yang mati, nggak lihat agama apa, dia ambil dikuburin dimandiin ... itu aja pelayanannya. Sampai dunia mengenal dia.

Kemarin saya baca perkawinan anak Raja Brunei Darussalam pakai mobil terbuka mobil Rolls Royce dari emas. Kita mah mau ganti gigi emas juga sudah susah. Itu keran tempat mandinya dari emas juga kerannya; kerannya emas asli murni. Saya tidak tahu apa waktu dibuka itu keluar susu sama kopi untuk mandi. Tapi apa itu bisa memuaskan? Tidak! Salah satu anaknya ditangkap karena korupsi, dilelang barang-barangnya. Berarti mereka tidak dipuaskan dengan apa yang mereka punya.

Bersaksilah tentang Yesus. Hanya Yesus yang bisa memberi kepuasan kepada kita. Hanya Yesus yang bisa memberi kedamaian kepada kita. Kalau saya bilang hanya Yesus, itu betul-betul hanya Yesus. Saudara mau beli rumah. Sudah punya rumah, nggak puas. Buktinya? Saudara pengen beli rumah lagi. Saudara sudah punya mobil, nggak puas, buktinya ingin beli mobil lagi. Punya baju nggak puas, buktinya ingin beli baju lagi. Terus begitu manusia. Kaya minum air laut ... haus terus, haus terus.

Hanya Yesus yang bisa membuat kita: Aduh, aku puas. Sesudah puas, tapi malas ke gereja, ngebohong itu saudara. Kalau kita puas, itu pasti kita akan rajin ke gereja. Kebaktian. Aku yang memuaskan Aku Yesus kok! Kalau bukan Yesus, tidak ada langganan-langganan datang; kalau bukan Yesus, siapa yang kasih rumah ini, siapa yang kasih toko ini, siapa yang kasih umur panjang, siapa yang kasih hidup ini? Yesus!

Nah, saya tidak panjangkan Firman Allah tetapi sekali lagi Yesus disebut Saksi yang setia. Kalau kita bersaksi maka Dia akan bersaksi bagi kita. Kita berdiri bersama-sama.

         

-- <>< --

__________________________________

 

(Kembali ke Halaman Utama)

   

Perubahan terakhir: 30 Oktober 2004

 

__________________________________