Khotbah Minggu Sore Maret - April 2004 ~ Pdt JE AwondatuGereja Pentakosta di Indonesia - CianjurJl. K.H. Hasyim Asyari no. 75 Cianjur 43214 - Indonesia. Telp. (62-263) 261161 |
Minggu sore, 07 Maret 2004
P r o s e s!
Selamat sore, selamat
bertemu,
berbakti lagi dalam nama Tuhan Yesus Kristus.
Pada sore hari ini saya
ingin berbicara mengenai Amsal
4:18 Tetapi jalan orang benar itu seperti cahaya fajar, yang kian bertambah
terang sampai rembang tengah hari.
Dari ayat ini kita mempelajari bahwa hidup kekristenan kita, hidup kita ini adalah satu perjalanan. Dikatakan dalam ayat ini, tetapi jalan orang benar itu seperti cahaya fajar. The path, tidak jalan besar tapi jalan kecil, jalan setapak. Jalan orang benar itu adalah seperti cahaya terang.
Nah, hidup kita tidak jauh berbeda seperti perjalanan. Banyak penyanyi-penyanyi dunia menyanyikan bahwa hidup ini seperti satu perjalanan. Kadang-kadang kita melihat pemandangan yang indah, kadang-kadang kita melihat jalan yang menanjak, kadang-kadang kita lihat jalan yang rata, kadang-kadang kita lihat jalan yang turun berkelok-kelok. Nah, kadang-kadang kita merasa lelah, kadang-kadang kita merasa cape. Kadang-kadang kita, entah dari mana, kuat lagi.
Tapi pada satu ketika, kita merasa lelah, kita merasa jemu. Maka tadi nyanyian tidak salah, jangan jemu. Memang ada kalanya kita jemu. Ada kalanya kita mau minta berhenti dulu, dah. Rasanya cape. Tapi itulah namanya hidup kita ini dalam satu perjalanan. Nah, kata perjalanan itu saya mau ganti pada sore hari ini, sebagai satu proses. Semua di dunia ini adalah satu proses. Saudara mau menjadi dewasa, kan harus lewat proses. Dari bayi jadi anak kecil. Itu otak itu harus develop ... bertambah mekar, bertambah penangkapannya. Mula-mula hanya tahu mama sama papa, lama-lama kita mempunyai pengetahuan.
Nah, ini satu proses yang berkesinambungan. Berjalan berkesinambungan. Untuk kita sampai di gereja saja sudah satu proses. Mulai dengan satu rencana. Ah, kita ke gereja hari ini. Lalu kita lihat jam, sudah waktunya kita mandi. Kita mulai berpikir mau pakai baju apa. Kita lihat di luar hujan, kita sudah merencanakan, panggil beca atau angkot, dan sebagainya. Menjadi satu proses. Begitu sampai di gereja kita harus keset dulu, dan sebagainya. Siap-siap masuk gereja jangan sampai batuk. Semuanya ada di dalam satu proses. Proses demi proses, dari hari datang kepada hari, kita adalah di dalam satu proses. Proses ini mau tidak mau, rela atau tidak rela, ikhlas tidak ikhlas, sadar tidak sadar, kita harus lewati. Kalau kita panjang umur, kita akan melewati proses itu.
Bayi, anak kecil, remaja, pemuda, dewasa, menikah, madya, terus jadi tua. Lalu rambut juga berubah, menjadi abu-abu, ada putih ada hitam lalu akhirnya putih semua. Dan setelah putih semua, akhirnya putihnya hilang, tinggal lapangannya saja. Saudara-saudara, proses ini terus-terus kesana. Mari kita tidak usah memerlukan tukang cukur lagi nanti, karena sudah sampai di akhir perjalanan. Nah saudara-saudara, dalam proses-proses inilah kita musti belajar. Mari saya kasih beberapa ilustrasi.
Ilustrasi pertama dari binatang. Seekor kupu-kupu. Tahukah saudara, dia datangnya belatung, dari satu ulat. Dari satu ulat bulu yang menjijikkan. Dari ulat yang berjalannya saja menjijikkan, berbulu, mukanya saja seram. Tetapi saudaraku, semua wanita tidak ada yang suka dengan ulat. Ulat itu bahasa Ibraninya hileud. Saudara-saudara, tidak ada yang suka dengan ulat ini. Jijik. Ada yang hitam, ada yang macam-macam, tapi jijik. Tapi tahukah saudara, saya rasa, semua wanita suka dengan kupu-kupu. Kalau sudah ada kupu-kupu di rumah, mereka bilang, aya semah, bakal aya tamu. Tapi kalau ada ulat, nggak pernah ngomong, aya semah. Aya hileud yeuh, aya semah yeuh, nggak ada. Mereka ambil sapu, diusir atau dibuang, dikasih sama ayam.
Tetapi ketika sudah jadi kupu-kupu ... peribahasanya jadi manis, akan ada tamu, rek aya semah. Kenapa? Itu ulat sudah melewati satu proses. Dia menjadi kepompong. Dia seperti mati. Ulat itu mati, jadi ada seperti kepompong. Tetapi dari kepompong itu adalah perubahan. Dia menjadi satu kupu-kupu si rama-rama. Berwarna warni, ada yang merah, ada yang kuning, ada yang hitam bercampur dengan merah, ada yang hijau, macam-macam, indah sekali kupu-kupu. Tahukah saudara, bahwa itu asalnya dari satu belatung, asalnya dari satu ulat yang menyeramkan. Ini yang saya katakan satu proses.
Nah, saudara-saudaraku, banyak orang mau jadi kupu-kupu. Tapi tidak mau lewat proses. Banyak orang ingin jadi kupu-kupu tetapi tidak mau lewat proses. Prosesnya ini memang tidak enak. Prosesnya difitnah, prosesnya dicurigai, prosesnya diolok, dihina. Prosesnya ini seperti mati. Seperti ulat itu jadi kepompong, dia mati. Tapi dibalik kematian itu, saudaraku, akan ada satu kehidupan berupa kupu-kupu. Itu ulat tidak bisa terbang, tetapi setelah lewat proses, dia bisa terbang. Itu ulat menjijikkan, tetapi setelah lewat proses, dia mengagumkan. Bagaimana saudaraku, satu ulat yang menjijikkan menjadi satu kupu-kupu yang mengagumkan? Itu semuanya lewat proses. Di dalam Yohanes 12. Dalam Injil Yohanes pasal 12, di sana Tuhan Yesus berbicara satu ayat kepada beberapa muridNya. Yohanes
12:24 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.
Lihat, Yesus memakai biji gandum. Kalau biji gandum ini saya taruh di atas piring emas, dia tetap satu biji gandum. Ditaruh di lemari besi, dia tetap biji gandum. Ditaruh di dompet, dia tetap biji gandum. Tetapi ketika dia jatuh ke tanah, ditanamkan di tanah yang hitam, yang coklat, yang becek, ... dan dia mati. Itu benih itu mengalami proses, dia mati. Justru dari satu benih itu timbul banyak-banyak bulir gandum yang hidup. Bangkit menjadi satu tumbuhan, menghasilkan bukan satu tetapi 30, 60, bahkan ada yang 100 kali ganda. Sekarang kita mulai mengerti sedikit bahwa menjadi orang kristen yang berbuah, menjadi orang kristen yang bercahaya seperti terang, seperti kupu-kupu - itu harus melewati proses. Maaf, kita nih sering kali tidak mau dengan proses.
Nah, kenapa kita ... tidak jadi undang-undang tidak jadi hukum, tapi semua sekolah alkitab gereja pentakosta di seluruh Indonesia, dalam tahun-tahun pelajaran ada dipilih 3 hari, di mana semua murid-murid harus berpuasa 3 hari 3 malam, tidak makan tidak minum. Yang anehnya kalau sudah mau buka puasa setelah 3 hari, banyak orang merasa tidak lapar. Dia rasa ada suka cita rohani, dia rasa ada kesukaan, kenapa? Karena dia mati secara tubuh tapi dalam kematian tubuh ada proses kebangkitan di dalam hal yang rohani.
Engkongnya engkong guru kami namanya pendeta Offler, itu dia puasa 21 hari ... 3 minggu, tidak makan tidak minum. Tidak semua bisa begitu. Di Indonesia saja cuma satu yang bisa begitu, pendeta Sihota. Pada waktu dia tidak makan tidak minum, menurut pengalaman dia, dia merasa jalanpun sudah tidak napak. Dia merasa dekat sekali dengan Tuhan. Dan Tuhan buka - kalau saudara suka ikut PA hari rabu, saya suka gambarkan peta jaman 2.000 tahun, itu adalah pemberian Tuhan kepada pendeta Offler, setelah dia berpuasa 21 hari. Proses.
Di Batu dulu kita punya pendeta namanya pendeta AY Sihota. Salah satu guru yang kita kagumi. 21 hari juga dia puasa. Dalam 4 bulan, dia khotbah pagi sore di radio, setengah jam setengah jam tentang iman, nggak habis-habis. Saya waktu itu masih pengerja. Saya dengar radio mulai jam 6 pagi sampai setengah 7, saya dengar itu firman Allah. Selama 4 bulan 120 hari kali dua pagi sore, 240 khotbah ... tidak pernah sama tentang iman. Tidak pernah bosan. Kenapa? Karena Tuhan sudah memberikan kehidupan. Dia sudah lewat satu proses. Saya tidak suruh saudara berpuasa 21 hari. Sayapun tidak pernah berpuasa lebih dari 3 hari. Belum pernah. Murid-murid saya ada yang 5 hari ada yang 1 minggu. Tetapi saudaraku saya sendiri hanya berani hanya sudah bisa lewat beberapa kali 3 hari 3 malam.
Tetapi yang saya sedang bicarakan bahwa untuk berbuah itu kita harus mengalami satu proses. Memang kalau kita lagi lewat itu proses saudara, kita kadang-kadang "bisa minta mati." Kalau lagi lewat proses rasanya bosan. Aduh Tuhan, sudah nggak tahan. Seperti nabi Elia, pernah minta mati karena lagi diproses. Tinggal sehari lagi, tinggal seminggu lagi kadang kita nggak tahan padahal dibaliknya sebentar lagi itu sudah ada berkat. Tapi kita tidak tahan.
Saudara, kadang-kadang saya juga inginnya aduh Tuhan minta berhenti dulu dah, kaki saya sudah kaya beton. Ini saya berdiri begini ini betis saya sudah kaya beton, keras. Angkat kaki saja sudah berat. Tapi harus. Khotbah tidak boleh pendek musti panjang. Nah, ini juga saya ingin kasih tahu kepada saudara bahwa ini proses. Semuanya sedang di dalam keadaan proses ...
Orang jadi dokter juga nggak ujug-ujug jadi dokter, lewat proses dulu sekolah. Sekolah juga taman kanak-kanak dulu. Waktu dia di taman kanak-kanak, lihat kebunku, nggak ada yang mimpi dia bakal jadi dokter. Waktu kaki saya borok semua, nggak pernah berpikir saya akan jadi pendeta, borok semua saudara. Mama saya nggak punya uang untuk beli salep, salep borok sudah nggak bisa. Nggak punya uang. Hanya disembahyangin, disembahyangin dan dibasuh dengan daun jawer kotok. Saudara mungkin belum tahu ya seperti apa daun jawer kotok itu? Bukan di Cikotok adanya, di Cianjur juga ada daun jawer kotok. Untuk beli aja nggak bisa.
Siapa yang berpikir saya akan jadi pendeta? Siapa berpikir saya bisa keliling dunia? Nggak pernah terpikir. Sekolah cuma sampai SMA. Siapa berpikir saya bisa berbahasa Inggris? Saya bisa menyalin pendeta. Nggak pernah. Tapi semuanya itu melalui proses. Kalau saya bicara ini, saya mau nangis rasanya. Kenapa saudara-saudara? Proses itu sangat berat. Melalui anak saya meninggal. Melalui ayah saya meninggal. Melalui ibu saya meninggal. Melalui perlawanan. Melalui fitnahan. Melalui macam-macam. Dua kali pisau sudah di leher. Dua kali orang bawa golok buat saya. Orang ludahin saya. Orang nggak mau ngomong sama saya empat tahun, jemaat sendiri. Nanti sudah empat tahun, baru dia minta maaf pake surat, bahwa mereka salah. Difitnah. Ditulisin surat kaleng. Di sms, ada sms kaleng juga. Macam-macam.
Tapi ini semuanya proses. Kalau mau berbuah, kalau mau jadi kupu-kupu, kalau mau jadi diberkati, mau jadi gandum yang limpah - kita musti lewat proses. Kita musti berani melewati proses. Di dalam Yakobus pasal 1. Setelah Ibrani, saudara, ada surat Yakobus. Yakobus pasal
1:12
Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan
uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa
yang mengasihi Dia.
Mari saudara lihat. Ada percobaan, ada mahkota kehidupan. Ternyata mahkota
kehidupan nggak diobral. Dulu saya kira diobral. Lagu sekolah minggu
Eee lihat
saya ... Saya pakai mahkota ... Mahkota dari surga ... karna rajin ke g'reja. Ternyata
bukan gitu. Memang masih proses. Setelah di dalam Tuhan, mahkota hayat nggak
sembarangan dikasih. Dikatakan dalam ayat 1:12, Berbahagialah orang yang
bertahan. Bahasa Inggris, endured. Berdiri, jangan sampai kebawa angin. Angin
bertiup keras dia endured, dia tahan. Ada yang mau menjatuhkan, dorong dari
depan, dia tahan. Dia bertahan, dia ulet, dia bertahan. Dalam keadaan kekurangan dia
bertahan. Nanti, ada katanya, apabila ia sudah tahan uji, ada haleluyah?
Inilah bukti. Ini bukti, inilah raportnya. Apabila ia tahan uji - nggak pendeta, nggak jemaat, apabila ia sudah tahan uji, sudah ada buktinya. Dia mau jadi kepompong, sudah ada buktinya. Dia mau mati, sudah ada buktinya. Dia bertahan sampai ke akhir. Sudah ada buktinya dia setia. Dia sudah ada buktinya, dia kerjanya baik. Sudah ada buktinya dia taat. Sudah ada buktinya, ia tahan uji. Baru dikatakan, saudara, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia. Mahkota kehidupan tidak dikasih di surga. Di dunia. Di dunia. Mahkota kehidupan dikasihnya di dunia sebagai piala orang yang lari juara satu. Dapat piala. Bukan di surga nanti. Di dunia, masih di dunia. Bukankah senang, saudara-saudara, kalau saya mau ilustrasikan tentang Yusuf.
Yusuf kan jadi perdana mentri di Mesir. Tapi saudara musti tahu dulu. Waktu dia umur 17 tahun, Yusuf ini, udah difitnah sama koko-kokonya. Kokonya sepuluh orang, fitnah dia. Rencananya mau dibunuh. Tapi satu saudara bilang kasihan, katanya, dia adik kita, jangan dibunuh. Sudah saja masukan di sumur. Pakaian yang mereka iri itu dirobek-robek, masukin di darah kambing, kasih tahu sama papanya, Yusuf diterkam binatang buas. Yusuf menjerit-jerit di lubang, di sumur kosong. Kakak-kakaknya nari-nari, senang-senang. Keluar dari sumur dijual sama orang Ismail. Orang Ismail itu orang Arab. Orang Arab nggak mau beli kalau nggak ada untung; orang Arab dia beli karena dia tahu ada saudagar tuan besar di Mesir namanya Potifar, suka beli budak. Dijual. Eh, dijual disayang sama Potifar. Seluruh juru kunci dipegang sama Yusuf. Tante Potifar bogoh, ngajak nyeleweng, ngajak selingkuh, nggak mau Yusuf. Difitnah dia. Difitnah lagi saudara, dipenjara.
Coba saudara lihat: Difitnah, masuk sumur, dijual, masuk jadi budak, difitnah lagi masuk penjara, dilupain orang. Selama 13 tahun. Sebelum dia jadi perdana mentri. Coba sekarang, saya suka gambarkan gini. Saudara dan saya - kita bareng-bareng, ngalami percobaan 13 tahun nggak berhenti-berhenti. Dari tahun ke tahun ngalami kesusahan kesulitan pencobaan, nggak berhenti berhenti. Mungkin kita sudah ngomong, ah, kalau begitu saya mau berhenti saja ikut Tuhan; kalau begitu saya mau berhenti saja kerja buat Tuhan; kalau begitu saya mau mengundurkan diri. Saya tidak tahan lagi. 13 tahun ikut gereja ikut Tuhan, kok nggak maju maju, kok susah terus begini. Puji Tuhan Yusuf nggak ngomong gitu. Yusuf tahan, Yusuf bertahan, dia bertahan sampai dia duduk jadi perdana menteri.
Setelah kelihatan tahan uji, saudara kira waktu dijebloskan ke sumur Tuhan nggak tahu? Tuhan tahu. Waktu dijual sama orang Arab Tuhan nggak tahu? Tuhan tahu. Saudaraku, semua gerak-gerik kita Tuhan tahu. Tuhan mengenal. Dari jauh dari dekat Dia kenal. Orang bisa salah lihat tapi Tuhan nggak bisa salah lihat. Orang bisa salah nilai tapi Tuhan nggak bisa salah nilai. Ketika Yusuf dilihat tahan, dia bertahan, dia bertahan maka ayat ini terjadi: berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan sebab apabila dia sudah tahan uji, dia akan menerima mahkota kehidupan.
Dan saya ingin kasih tahu pada saudara, kalau Tuhan kasih berkat sama saudara, terima. Karena ayat ini berkata, dia akan menerima. Kadang-kadang saya suka berdiri di pinggir mobil saya. Saya bilang, Tuhan kok rasanya saya nggak layak begini Tuhan. Saya cuma lulusan SMA, mobil kaya begini mahalnya. Tuhan bilang, itu kan hanya sebagai bonus dari kelelahan, bonus dari pekerjaan.
Saudara, Tuhan tahu kelelahan kita, Tuhan tahu pekerjaan kita, Tuhan tahu perbuatan kita, Tuhan tahu kesukaran kita, Tuhan tahu kesusahan kita. Jadi tahan. Tahan. Bertahan. Ibrani
11:23
Karena iman maka Musa, setelah ia lahir, disembunyikan selama tiga bulan oleh
orang tuanya, karena mereka melihat, bahwa anak itu elok rupanya dan mereka
tidak takut akan perintah raja.
11:24 Karena iman maka Musa, setelah dewasa, menolak disebut anak puteri Firaun,
11:25 karena ia lebih suka menderita sengsara dengan umat Allah dari pada untuk
sementara menikmati kesenangan dari dosa.
11:26 Ia menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan yang lebih besar
dari pada semua harta Mesir, sebab pandangannya ia arahkan kepada upah.
11:27 Karena iman maka ia telah meninggalkan Mesir dengan tidak takut akan murka
raja. Ia bertahan sama seperti ia melihat apa yang tidak kelihatan.
Coba saudara lihat ke depan. Yusuf dari budak, dia menjadi perdana menteri oleh karena dia bertahan. Musa anak Firaun, dia malah turun menjadi budak; dia turun menjadi rakyat biasa sebagai orang Israel. Bertahan juga. Karena pandangannya diarahkan kepada upah; dia melihat apa yang tidak kelihatan.
Saya mau minta saudara merenungkan kata-kata saya semenit aja, semenit saya minta saudara merenungkan kata-kata saya berikut ini. Saudara, kita semua akan mati. Kita semua. Bisa nggak dari sekarang sebelum kita mati, kita sudah bisa lihat apa yang kita belum lihat. Mama saya dulu suka nyanyi lagu ini: Harta disana harta disana ... Harta dunia tidak b'rikan senang s'lamat padaku ... Waktu sampai surga pintu terbuka ... Saya ada harta disana.
Coba, papa saya kan sudah ada di sana, saudara. Mama saya sudah disana, anak saya sudah di sana. Masa saya hidup di dunia untuk diri saya sendiri? Saya ada harta disana. Lebih jauh dari itu saya punya Yesus di sana. Dan ingat kita semua akan mati, kita nggak hidup terus disini, nggak. Ada yang mati karena sakit. Ingat saudara, kita akan mati, nggak hidup terus. Baru saya kirim sms kemarin satu hamba Tuhan lagi meninggal di Banten, pendeta Revi. Dulu suka kesini, sering. Dia penasehat MD Banten, meninggal. Sudah. Jadi saudara musti sadar hidup ini satu proses. Satu proses yang tidak ada henti-hentinya sampai kita mati - kalau Tuhan belum datang, sampai kita meninggal, sampai kita menghembuskan nafas - itu adalah satu proses.
Masa kita yang akan mati mau ribut terus, antara kita ... pasea terus. Saya dari saudara saya nggak minta rumah - sudah punya rumah. Nggak minta mobil - sudah punya mobil. Saya minta hadiah dari saudara - jangan ribut, bersatulah, saling menghargai, saling mengasihi, saling menyayangi. Saudara minoritas kelompok kecil. Masa udah kelompok kecil udah minoritas kita ngancurin diri kita sendiri. Ayo kita saling sayang saling hormat, saling dukung saling mendoakan. Jangan saling jatuhkan, jangan saling ngomongin, jangan tapi saling mengangkat. Karena hidup ini tidak lama. Life is short. Tidak lama.
Dulu saya ada kenalan satu emak dari surabaya. Asal ketemu sama saya, brur saya kalau naik pesawat terbang., saya lihat itu langit biru. Tuhan saksinya, saya ini mengasihi saudara itu Tuhan saksinya. Saya tidak boleh pilih kasih sama saudara. Saya musti mengasihi saudara semua, musti sayang sama saudara semua. Cuman sayangnya saya kan nggak bisa gimana dari omongan. Maksudnya, saya cuma bisa ngomong aja gini nih, saya ini sayang. Untuk ungkapkannya itu begitu. Memang saya agak susah ngomong. Sama papa saya sendiri dulu saya mau kui saya mau ngomong, pa, Yoyo ini sayang sama papa - nggak bisa. Padahal kalau dia dengar, senang betul dia. Nggak bisa. Udah kata-kata disini, nggak keluar. Kalau mama mah berkali-kali ngomong.
Tuhan itu menyayangi kita, jauh lebih dari orang tua kita. Yesus itu sayang kepada kita Dia nggak bakalan dah nyelakain kita, nggak bakalan. Jadi Dia mau membuat kita dalam satu proses. Dari ulat belatung jadi kupu-kupu; dari gandum yang satu menjadi 100 kali ganda; dari Yusuf yang difitnah menjadi perdana menteri; dari Musa menjadi nabi. Itu semuanya melewati proses. Selama kita hidup, proses Tuhan belum berakhir; dia tetap berjalan sampai sekarang. Sebagai ayat yang terakhir, kita buka Yeremia
18:1.
Firman yang datang dari TUHAN kepada Yeremia, bunyinya:
18:2 "Pergilah dengan segera ke rumah tukang periuk! Di sana Aku akan
memperdengarkan perkataan-perkataan-Ku kepadamu."
18:3 Lalu pergilah aku ke rumah tukang periuk, dan kebetulan ia sedang bekerja
dengan pelarikan.
18:4 Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu,
rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut
apa yang baik pada pemandangannya.
18:5 Kemudian datanglah firman TUHAN kepadaku, bunyinya:
18:6 "Masakan Aku tidak dapat bertindak kepada kamu seperti tukang periuk ini,
hai kaum Israel!, demikianlah firman TUHAN. Sungguh, seperti tanah liat di
tangan tukang periuk, demikianlah kamu di tangan-Ku, hai kaum Israel!
Saudara dan saya seperti tanah liat. Tuhan itu adalah Tukang Periuk, Penjunan. Kita mau dijadikan apa, kita nggak boleh protes. Dulu ada pabrik genteng Tedja. Itu kalau di Mardiyuana ada pekerjaan tangan, disuruh ke sana beli tanah tanah modelnya tanah liat. Kita beli 1 rupiah kalau nggak salah dulu. Beli, bawa ke sekolah. Jalan dari Mardiyuana. Senang waktu kecil. Lalu kata guru, dari tanah itu kamu bikin apa yang kamu mau. Bikin. Ada yang bikin asbak, ada yang bikin pepestolan, macam-macam. Ada yang bikin seperti kitab seperti buku. Kebanyakan asbak sebab gampang. Tapi ukuran asbak ada yang segitiga, ada yang segi empat, ada yang bagus sekali teman saya bikin asbak. Bagus sekali. Ada yang bikin pistol, dan sebagainya. Itu kadang-kadang sudah mau itu patah, karena apa? Ada kerikil didalamnya. Itu kerikil musti dibuang dihancurin lagi, lembekin pake air, banting-banting lagi ... dibentuk lagi.
Saudara dan saya seperti bejana ... seperti tanah liat. Tuhan mau bikin menurut Dia. Kita nggak bisa bilang, Tuhan saya mau jadi ini - nggak bisa. Seperti saya bilang tadi, saya mau ngomong aduh Tuhan, saya ingin istirahat sebentar - nggak bisa. Gimana Dia. Peribahasa suka ngomong, dia mah tulangnya tulang cape, kerja terus. Dia mah tulangnya tulang senang. Ada yang suka ngomong gitu. Padahal itu bejana kita dibikin sama Tuhan. Proses untuk kita harus dilewati. Mau tidak mau, rela atau tidak rela, sadar tidak sadar - kita harus lewat proses ini. Lewat proses ini lulus, tahan uji, ada mahkota hidup bagi kita, ada pahala bagi kita. Itu sebabnya di dalam percobaan dalam kesulitan, jangan saudara susah, jangan takut, karena ada pertolongan daripada Tuhan.
Entah berapa lama lagi kita bersama-sama, Tuhan tahu. Berapa tahun lagi kita bersama-sama berapa tahun lagi kita senang senang seperti begini, kita tidak tahu - cuman Tuhan yang tahu! Entah berapa lama lagi saya mendidik murid-murid di sekolah alkitab, saya tidak tahu. Berapa lama lagi kita jadi hamba Tuhan, kita nggak tahu. Semuanya bagaimana Boss, Penjunan kita.
Ada nyanyian yang berbunyi Buatlah jalanmu dalam saya ... Tuhan Penjunan ku tanah liat ... Biar Kau kerjakan s'turut mauMu ... Kududuk diam di kakiMu.
Tidak ada kupu-kupu tanpa kepompong. Kalau tidak mau jadi kupu-kupu, kita jadi ulat saja. Mau jadi kupu-kupu? Jadi kepompong. Proses. Pahit, berat, sakit, tapi harus kita lewati. Kita berdiri bersama-sama.
Paskah, Jumat Sore, 09 April 2004
Mencari
Selamat sore, selamat berbakti di dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Sore hari ini kita akan berkumpul untuk memperingati kematian wafatnya Yesus Kristus. Saya mungkin salah satu hamba Tuhan yang tidak percaya Yesus itu mati hari jumat. Saya yakin Dia mati itu hari rabu sore. Karena kalau hari jumat Dia mati, lalu dikubur sabtu, satu hari satu malam, minggu pagi itu baru 1 hari 2 malam atau 2 hari 2 malam. Sedangkan Alkitab bilang Yesus itu di dalam perut bumi 3 hari 3 malam.
Tapi kita nggak usah protes lalu unjuk rasa sama pemerintah untuk minta supaya Jumat Agung itu dimajukan ke Rabu Agung. Nggak. Kita hanya memperingati. Saya yakin menurut Alkitab, Dia meninggal pertengahan hari Sabat ini, 3 setengah hari, maka Dia meninggal pada hari Rabu. Pokoknya Dia sudah mati untuk menebus dosa kita dan Dia sudah bangkit. Jadi saudara, kita tidak usah menangis-menangis lagi memperingati Yesus mati, karena Yesus sudah bangkit. Kita hanya mengingat refreshing karena kita ini suka lupa apa yang Tuhan sudah kerjakan bagi kita sekalian.
Jadi pendeknya dalam kalimat, kita berkumpul bukan untuk diampuni dosa kita tapi kita berkumpul karena dosa kita sudah diampuni. Kita berkumpul untuk mengingat memperingati betapa kasihnya Tuhan itu kepada kita.
Ada golongan di dunia yang menamakan diri golongan Calvinisme. Mereka percaya bahwa orang kristen itu adalah orang yang dipilih Tuhan ... karena tidak semua orang percaya di dunia bisa percaya sama Yesus. Maka menurut Calvinisme, keselamatan itu adalah satu pilihan. Saya agak tidak setuju dengan itu karena saudaraku Yesus mati untuk seisi umat manusia. Dia mati untuk umat manusia. Untuk seluruh umat manusia. Dia mati bukan untuk orang benar, Dia mati untuk orang berdosa, untuk pelacur-pelacur, untuk perampok-perampok, untuk penjahat-penjahat, Dia mati bagi mereka dan semua manusia mempunyai hak - kalau percaya kepada Yesus - untuk menerima anugrah-Nya masuk kerajaan Surga.
Bolehlah saya kritisi ya. Kalau kritisi itu bukan kritik. Boleh saya mengkritisi nyanyian dari kaum wanita. Mungkin tidak disaring dulu nyanyian ini. Berkali-kali saya sudah khotbah, Yesus itu nggak mati dengan hati yang hancur. Yesus itu mati dengan hati yang rela. Alkitab tidak bilang Dia mati hati-Nya hancur, tidak. Yang hancur itu tubuh-Nya. Janggut-Nya ditarik sampai janggut-Nya ini robek tercabik-cabik dagingnya. Mukanya dipukulin. Di belakangnya dipukul dengan cemeti 40 kali. Cemeti ini mempunyai tiga kembang dan setiap cemeti itu seperti jangkar. Jadi kalau dia masuk ke dalam daging ditarik, dagingnya itu kena. Itu dipukul 40 kali, kali 3, 120. Dan datang dari situlah, 120 adalah penghabisan segala daging. Tubuh-Nya hancur. Menurut satu orang ibu yang melihat penglihatan Yesus itu badannya seperti dicincang, tubuhnya hancur. Tapi Dia tidak pernah mati dengan hati hancur, Dia mati dengan hati rela, karena Dia cinta kepada saudara dan kepada saya. Jadi itu nyanyian buang di tempat sampah, atau ganti kata-katanya. Yesus mati dengan hati yang hancur ... Yesus tidak mati dengan hati yang hancur, Dia mati dengan hati yang rela.
Pada sore hari ini, kita akan mendengar Firman Tuhan tentang mencari. Kita
buka Injil Yohanes
1:35 Pada keesokan harinya Yohanes berdiri di situ pula dengan dua orang
muridnya.
1:36 Dan ketika ia melihat Yesus lewat, ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah!"
1:37. Kedua murid itu mendengar apa yang dikatakannya itu, lalu mereka pergi
mengikut Yesus.
1:38 Tetapi Yesus menoleh ke belakang. Ia melihat, bahwa mereka mengikut Dia
lalu berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu cari?" Kata mereka kepada-Nya:
"Rabi (artinya: Guru), di manakah Engkau tinggal?"
Ini ada dua tokoh,
satu Yohanes Pembaptis, satu Yesus, Yohanes Pembaptis punya murid. Lalu ketika
Yesus lewat, Yohanes Pembaptis bicara sama muridnya, sambil menunjuk: Lihatlah,
- dia tunjuk Yesus -, itu Anak Domba Allahh. Kalau saudara baca ayat 29,
1:29. Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia
berkata: "Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia.
Kalau kita mendengar istilah Anak Domba, kita tidak mengerti apa maksudnya. Tetapi untuk orang Israel, untuk orang Yahudi, mereka mengerti maksudnya bahwa Anak Domba itu adalah korban yang harus dibawa untuk pengampunan dosa. Jikalau satu keluarga berdosa, maka dia harus membawa anak domba yang 1 tahun umurnya, tidak bercacat, tidak bercela. Dia bawa kepada imam dan dia korbankan, dia sembelihkan. Darahnya tercurah, maka imam berkata, dosa-dosamu diampuni.
Sekarang, gurunya Yohanes Pembaptis berkata, lihatlah Anak Domba Allah. Begitu dengar anak domba saja mereka sudah ngerti. Tapi ini datang dari Allah, ini Anak Domba dari Allah, yang tersembelih. Yang ditunjuk Yesus. Yang ditunjuk manusia. Tapi Yohanes Pembaptis berkata, lihatlah Anak Domba Allah! Maka dua orang muridnya ini langsung mengikuti Yesus. Dan saya tidak tahu apa yang terjadi, tapi dikatakan disini, mengikuti Yesus. Ayat 37,
1:37. Kedua murid itu mendengar apa yang dikatakannya itu, lalu mereka pergi
mengikut Yesus.
1:38 Tetapi Yesus menoleh ke belakang. Ia melihat, bahwa mereka mengikut Dia
lalu berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu cari?"
Apakah yang kamu cari? Kalau berkata ditanya, apakah ... itu bukan siapakah. Kalau siapakah itu orang, pribadi. Tapi kalau apakah, sesuatu, tujuan yang dicari. Saya suka berkata sama murid sekolah alkitab, pada bulan-bulan pertama, kamu sekolah alkitab ini apa tujuanmu? Apa yang kamu cari di sini? Apa yang anda cari? Apa yang anda pikirkan? Kalau anda cari titel, bukan disini tempatnya. Cari pujian? Bukan disini. Cari jodoh, bukan disini tempatnya. Apa yang kamu cari? Disini dikatakan, apakah yang kamu cari? Mereka menjawab, Guru, dimanakah Engkau tinggal? Yang dicari oleh mereka adalah tempat tinggal dari Yesus. Saudara-saudara, kita cepat saja ambil, Yesus datang dari surga. Dia disebut Anak Domba Allah.
Nah, tempat tinggal Yesus disini, di dunia. Ikutlah Aku, dan lihatlah. Mereka melihat tempat tinggal Yesus, dimana Yesus tinggal. Tapi secara rohani kita tahu Yesus tinggal di dalam Kerajaan Surga. Yesus tinggal di surga. Ada orang mengikut Yesus untuk mencari tempat tinggal Yesus. Dia mau terima Yesus hanya untuk surga. Ini kekeliruan yang pertama. Banyak orang kristen, terima Yesus untuk supaya masuk surga. Keliru saudara. Surga itu terlalu kecil dibanding dengan Yesus. Kenapa? Karena Yesus, saudaraku, yang mempunyai harga dari surga itu. Kalau surga tanpa Yesus tidak ada gunanya, tidak ada artinya. Saya tidak mau masuk surga, tidak ada Yesusnya.
Nabi Musa saja ketika Tuhan berkata, silakan kamu berjalan tapi Aku tidak mau beserta dengan kamu. Musa berkata, saya tidak mau jalan tanpa Engkau. Karena saya tahu, tanpa Engkau saya akan hancur, tanpa Engkau saya kesasar. Tetapi banyak sekarang orang kristen, mau ikut Yesus hanya mencari tempat dimana Yesus tinggal. Hanya mau surga. Keliru. Saudara-saudaraku, Yesus itulah surga. Ada haleluyah, saudara? Saya nggak apa-apa dimasukin ke neraka, nggak apa-apa ... asal bareng-bareng sama Yesus. Karena kalau kita masuk neraka bareng dengan Yesus, neraka berubah jadi surga, ada haleluyah, saudara-saudara? Amin?
Tetapi kalau kita masuk surga tanpa ada Yesus, surga tanpa Yesus jadi neraka. Karena yang menjadi kausa prima, yang menjadi penyebab menjadi surga itu Yesus sendiri. Haleluyah, puji Tuhan. Sekarang kita melihat Yohanes 18. Di dalam Yohanes pasal 18, di sana terjadilah kejadian yang sangat mengerikan ketika Yesus mau ditangkap. Saudara-saudara ayatnya yang ke 1,
18:1. Setelah Yesus mengatakan semuanya itu keluarlah Ia dari situ bersama-sama
dengan murid-murid-Nya dan mereka pergi ke seberang sungai Kidron. Di situ ada
suatu taman dan Ia masuk ke taman itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya.
18:2 Yudas, yang mengkhianati Yesus, tahu juga tempat itu, karena Yesus sering
berkumpul di situ dengan murid-murid-Nya.
18:3 Maka datanglah Yudas juga ke situ dengan sepasukan prajurit dan
penjaga-penjaga Bait Allah yang disuruh oleh imam-imam kepala dan orang-orang
Farisi lengkap dengan lentera, suluh dan senjata.
18:4 Maka Yesus, yang tahu semua yang akan menimpa diri-Nya, maju ke depan dan
berkata kepada mereka: "Siapakah yang kamu cari?"
18:5 Jawab mereka: "Yesus dari Nazaret." Kata-Nya kepada mereka: "Akulah Dia."
Yudas yang mengkhianati Dia berdiri juga di situ bersama-sama mereka.
18:6 Ketika Ia berkata kepada mereka: "Akulah Dia," mundurlah mereka dan jatuh
ke tanah.
18:7 Maka Ia bertanya pula: "Siapakah yang kamu cari?" Kata mereka: "Yesus dari
Nazaret."
18:8 Jawab Yesus: "Telah Kukatakan kepadamu, Akulah Dia. Jika Aku yang kamu cari,
biarkanlah mereka ini pergi."
Ketika Yesus berdoa di Taman Getsemani, datanglah Yudas yang sudah disogok 30
keping perak bersama dengan tentara-tentara, saudara-saudara, untuk menangkap Yesus.
Dan ketika mereka mau menangkap Yesus, mereka bingung, yang mana Yesus? Yang
mana Yesus? Lalu Yesus tanya, siapakah yang kamu cari? Mereka bilang, Yesus
orang Nazaret. Akulah Dia. Rebah mereka ke tanah. Kita mau lihat yang kedua.
Yudas mencari Yesus karena 30 keping perak, dia sudah jual Yesus. Maaf saudara, 30 keping perak itu hanya seratus ribuan uang kita. Hanya karena cepe ceng, Yesus dijual. Banyak orang cari Yesus karena kepeng, karena uang. Tang hadong kepeng, tang hadong kepeng, ayolah kita cari Yesus, siapa tahu di dalam Yesus ada uang.
Saya katakan sama jemaat di Jakarta sebab jemaat di Jakarta pagi tadi paskah, tadi malam set dinner di Jakarta. Lalu saya bilang, pagi ini murid saya yang akan khotbah. Salah satu murid kelas dua saya minta khotbah di Jakarta. Saya bilang, murid saya ini khotbah bukan cari makan, tapi dia khotbah memberi makan. Karena banyak pendeta yang khotbah cari makan. Dan yang saya heran selalu terjadi, kalau ada tamu cari makan itu waktu saya nggak ada di Cianjur. Kalau saya nggak ada di Cianjur, penciuman mereka tajam. Mereka datang bertamu, berpura-pura bersaksi. Saya dengar beberapa minggu yang lalu ada orang datang ke sini bersaksi kehilangan uang. Kalau orang bersaksi sudah kehilangan uang, itu sudah bukan hamba Tuhan.
Maka saudara harus cerdik seperti ular, tulus seperti merpati. Saudara tulus, tetapi saudara tidak cerdik. Dan kita tidak tahu siapa namanya orang itu? Dari gereja mana? Saudara begitu merasa kasihan, saudara langsung kasih, memberi sama dia. Tapi nggak salahkan saudara memberi tulus. Tapi siapa yang saudara beri, saudara tidak tahu. Maka nyoblos waktu pemilu juga hati-hati. Jangan lihat asal ada gambar salib, gambar salib, gambar roh kudus, itulah partai saya. Tidak. PDS itu partai apa? Partai Diri Sendiri. Salib dan Roh Kudus terlalu suci untuk dijadikan lambang partai. Saya nggak nyoblos PDS. Saya milih PDI. Karena PDI itu 3/4 dari gereja kita, G PDI. P nya perjuangan, kita gereja juga masih berjuang. Sudahlah. Siapa presidennya nanti kita lihat.
Tetapi kembali lagi, ada orang masuk, ikut Yesus hanya untuk kepeng. Hanya untuk uang. Yudas ini murid Yesus. Namanya, terpuji artinya, tapi kelakuannya tidak terpuji. Hanya untuk uang. Hanya untuk cari keuntungan pribadi. Kalau saya khotbah hanya untuk cari keuntungan pribadi, saya nggak ada harganya di depan Tuhan. Kita tuh kalau nyumbang, bukannya dilarang, silahkan nyumbang. Tapi lihat, siapa orang ini? Dari mana latar belakangnya? Bener atau nggak dia? Yang tadi aja saudaraku, mau cari dana, saya marahin dulu. Ini bukan ... ini bikin les, harus ada cap, harus ada stempel gereja, harus ada nomor, bikinnya jangan asal. Asal bikin. Supaya kamu bisa pertanggung-jawabkan, uangnya dapat berapa? Dipertanggung-jawabkan kepada Majelis Daerah. Saya nggak nyumbang dulu. Bereskan dulu ini surat.
Di Kelapa Gading baru-baru ini. Oh, saudara-saudara, siapa yang mau memberi, beri. Sekarang emas berikan, berikan. Ada orang kasih arloji emas, cincin emas, gigi emas, sudah cabut saja. Memberi untuk Tuhan, katanya. Dan apa yang terjadi? Dibawa, pakai satu taplak meja dibawa oleh hamba Tuhan ini. Jemaat senang menyumbang. Ada yang tanya, itu pendeta dari mana? Nggak tahu. Namanya siapa? Lupa lagi. Gereja mana? Nggak tahu. Dimana sekarang? Nggak tahu.
Satu ibu dulu di Jakarta dia bersaksi, bahwa dia mau bunuh diri dari Hotel Mandarin. Sudah berdiri, hampir lompat, dia nggak jadi lagi. Dia sudah ambil pisau, mau tusuk di dalam perutnya, lalu didodet-dodet perutnya. Tapi nggak bisa mati karena keburu ditolong di rumah sakit. Orang yang dengar kesaksiannya nangis, memberi uang banyak. Lalu dia ngomong sama orang, kedengaran orang, enak gua bersaksi di gereja, lho. Orang gereja gampang dibohonginnya. Gua cerita aja perut gua didodet-dodet, pada nangis mereka. Saudara jangan. Murid saya jangan gampang dibodoin.
Kalau orang bilang kehilangan, kehilangan. Siapa dia? Dari gereja mana? Kok datangnya waktu Pak Awondatu nggak ada saja. Kalau Pak Awondatu ada mah nggak bisa sih. He-eh, nggak bisa nipu? Iya. Sekarang sekali lagi saya kasih tahu, siapa yang kamu cari? Saudara bingung. Cari Yesus. Mencari Yesus untuk menangkap, untuk membikin susah. Banyak orang mencari Yesus hanya untuk memperlakukan Yesus dengan tidak baik. Saya selingi dengan kesaksian. Sekarang di seluruh dunia sedang gempar diputarnya film The Passion of Christ, penderitaan Kristus. Saudara-saudara yang menonton melalui VCD, bajakan mungkin, itu tidak bisa melihat gambar yang sesungguhnya yang difilmkan.
Film ini jadi kontroversi karena diisukan anti Yahudi. Jadi orang-orang Yahudi di Amerika, orang-orang Yahudi di Eropa tuh protes, kenapa film ini dibikin? Kenapa film ini diputarkan? Protes. Orang Yahudi di Australia juga protes. Saudara, makanya jangan suka syalom-syaloman. Orang Yahudi tuh protes, ada film Yesus tuh protes. Maka jangan syalom-syalomanlah. Orang Yahudinya protes. Ketika orang Yahudi protes, saudara-saudara, lalu film ini dianggap anti Yahudi, kedengaran sama orang Arab. Orang-orang Arab, kalau di CNN, BBC, semua siarkan bahwa film The Passion of Christ ini diprotes oleh orang Yahudi. Orang Arab dengar, wah orang Yahudi anti ya itu Passion of Christ, kita nonton yu, karena itu anti Yahudi, pasti teman kita. Jadi nontonlah orang-orang Arab, saudara.
Dan saya baru baca melalui e-mail yang dikirimkan ibu-ibu Palestina, ibu-ibu di Saudi Arabia nonton ini, mereka meraung-raung, mereka menangis. Menangis, menangis, menangis, melihat penderitaan Yesus dan mereka lalu berkata kami ingin menjadi pengikut Kristus. Mereka menerima Tuhan Yesus, hanya melalui film. Televisi CNBC menceritakan satu kejadian di Amerika. Ada satu orang masuk ke kantor polisi dan dengan linangan air mata, dia bilang, saya kesini mau mengaku. Saya membunuh orang, lima, enam tahun yang lalu. Saya membunuh orang di jalan anu di rumah ini, pada jam sekian. Yang belum ketangkap, sayalah pembunuhnya. Polisi tanya, betul kamu pembunuhnya? Benar, saya mengaku, saya pembunuhnya. Setelah diborgol ditahan ditanya, kenapa kamu datang lalu mengaku, ada apa? Saya nonton film, The Passion of Christ. Ketika saya lihat film itu, saya sadar bahwa saya orang yang paling berdosa, saya harus mengakui saya harus menerima Yesus. Dan karena film itulah, saya sekarang jadi orang kristen dan saya harus mengaku kesalahan saya.
Saudaraku, baru filmnya, sudah membuat banyak orang bertobat. Dan ini diantara orang-orang Arab di Timur Tengah banyak orang menangis bertobat hanya lihat filmnya.
Maka Yesus bertanya sampai 2 kali, siapa yang kamu cari? Kalau saudara cari manusia cari pendeta, pendeta itu banyak kekurangan, saudara. Karena kita masih manusia biasa, ada kelebihan ada kekurangan. Kalau lagi senang kita sama orang itu, kekurangannya nggak kelihatan, kelebihannya kita lihat. Tapi kalau kita lagi nggak senang sama orang itu, kelebihannya kita tidak lihat, kekurangannya yang kita lihat. Maka yang kita cari janganlah pendeta, carilah Yesus. Yang kita cari janganlah manusia, janganlah gereja tapi carilah Yesus. Kalau saudara datang sore hari ini hanya mencari manusia, saudara pulang akan kecewa. Tapi kalau saudara datang mencari Yesus, saya jamin saudara tidak akan kecewa.
Dalam Yohanes
20:11. Tetapi Maria berdiri dekat kubur itu dan menangis. Sambil menangis ia
menjenguk ke dalam kubur itu,
20:12 dan tampaklah olehnya dua orang malaikat berpakaian putih, yang seorang
duduk di sebelah kepala dan yang lain di sebelah kaki di tempat mayat Yesus
terbaring.
20:13 Kata malaikat-malaikat itu kepadanya: "Ibu, mengapa engkau menangis?"
Jawab Maria kepada mereka: "Tuhanku telah diambil orang dan aku tidak tahu di
mana Ia diletakkan."
20:14 Sesudah berkata demikian ia menoleh ke belakang dan melihat Yesus berdiri
di situ, tetapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus.
20:15 Kata Yesus kepadanya: "Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau
cari?" Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman, lalu berkata kepada-Nya:
"Tuan, jikalau tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana tuan
meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya."
Ini cerita paskah setelah Yesus bangkit. Maria Magdalena yang dirasuk 7 setan, dibebaskan oleh Yesus. Ada 7 langkah dari Mariam Magdalena, ini langkah yang keenam, dia ketemu Yesus di kuburan. Nanti dia tidak kenal Yesus. Saudara, ini pelajaran besar. Dia baru berpisah dari Yesus tiga hari yang lalu. Tiga hari yang lalu dia di bawah kaki Yesus, dia lihat Yesus disalib. Sebelum disalib, beberapa jam yang lalu dia masih lihat wajah Yesus. Masa 3 hari kemudian setelah Yesus bangkit dia tidak kenal Yesus.
Mari saya kasih lihat kepada saudara. Sebelum dibangkitkan, Yesus punya wajah rusak. Janggut-Nya ditarik, berlumuran darah wajah-Nya. Menurut sejarah Roma, dia berjalanpun tidak bebas karena di bagian tumitnya digantungi seperti besi tertekan. Jadi Dia kalau berjalan dengan salib, itu seperti binatang, dia memikul salib ini. Dia tidak mungkin memikul salib tegak begini. Karena disininya dikasih besi jadi harus begini. Dan ketika dia tergantung disalib, badannya itu hanya ditopang oleh 3 titik, yaitu dua paku di tangan dan 1 paku yang memaku dua kakinya. Kalau saudara lihat di gambar, saudara lihat lukisan, bahwa kaki Yesus itu bertumpu kepada satu papan lalu dipaku, tidak. Dia langsung ditekuk begini, langsung dipakukan. Jadi badannya itu tergantung begini sangat tersiksa. Dan kalau dia mau mengambil nafas, untuk mengambil nafas saja, Dia harus mengambil ancang-ancang yang luar biasa. Begitu susah, karena badannya tergantung begini. Dia mati bukan dengan terpaksa tapi dengan rela.
Tetapi di sebelah sini ketika di seberang kuburan, Dia bangkit dengan tubuh yang baru, dengan tubuh kebangkitan. Tidak ada lagi luka. Wajahnya bersih, hanya tinggal lubang di tangan kena paku. Tentu saja Maria tidak kenal. Siapakah yang engkau cari itu? Bahasa pertama sangat sopan, karena di Palestina sopan sekali. Ibu, siapakah yang engkau cari? Kata cari berarti ada sesuatu yang hilang. Dalam Lukas 15, ada cerita domba yang hilang. Ketika ada domba yang hilang gembala yang baik ini, dia tinggalkan 99 domba di kandang, dia mencari domba yang hilang. Berikutnya ada dinar yang hilang. Perempuan biasa punya 10 dinar, 1 hilang. Dia ambil sapu dia sapu bersih-besih rumah, dia cari dinar yang hilang.
Kita mencari sesuatu yang hilang. Yang anehnya banyak orang kristen kalau uang hilang dicari, cincin hilang dicari, berlian hilang lupa dicari. Tetapi ketika imannya hilang, dia tidak cari. Ketika Yesusnya hilang, dia tidak cari, ketika kasih sayangnya hilang, dia tidak cari, ketika kebenaran hilang, dia tidak cari.
Maka Yesus berkata, siapakah yang engkau cari? Malam hari ini adakah sesuatu yang hilang dari saudara. Buat Maria Magdalena, Yesus itu segala-galanya. Jadi ketika Yesus hilang dari dunia mati 3 hari, sudah seperti kiamat. Jadi dia cari, biar mayat-Nya saja nggak apa-apa. Saudara, sekarang kita kehilangan cinta kepada Yesus. Kebanyakan. Tidak semua tetapi mungkin ada diantara kita yang sudah kehilangan cinta kepada Yesus. Tentu saja saudara tidak termasuk karena saudara ada di kebaktian. Tapi nampak bagi kita seringkali kita tidak mengerti apa yang disiapkan oleh Tuhan bagi kita.
Di Hawaii ada seorang punya seekor anjing. Anjing ini anjing buldog yang besar. Saking sayangnya, dia nggak sembarangan kasih makan. Dia beri makan dengan makanan khusus dari toko binatang. Lalu dia bawa anjingnya ini dan dia beli sosis khusus untuk anjing. Itu sampai 4 potong masuk di dalam dus. Bisa dicoba dicuil si tuannya coba, uih manusia aja enak nih apalagi anjing saya. Bungkus lalu dia jalan. Anjingnya di depan. Sementara jalan pulang ke rumah, ini anjing dia masuk ke semak-semak dia cari-cari mencari sesuatu lalu begitu keluar di mulutnya ada bangkai kodok. Tuannya bilang, lepas ... lepas... ini ada sosis, nanti di rumah makan sosis. Lepas itu bangkai. Eh, bangkai kodok itu dimakan. Ih, jijik bangkai kodok kok dimakan. Padahal tuannya itu sudah siapkan sosis.
Seringkali Tuhan berikan pada kita persiapan persediaan bagi kita itu yang baik. Berkat yang besar. Kita mau yang najis. Tuhan memberi yang terhormat kita pilih yang tidak terhormat. Tuhan kasih yang suci kita pilih yang tidak suci. Tuhan kasih cara yang baik kita pilih cara yang tidak baik.
Siapakah yang engkau cari? Saya tidak bisa salahkan Maria. Dia kira itu penjaga taman. Ya tuan, kalau tuan ini mengambil Dia, katakanlah kepadaku dimana tuan meletakkan Dia supaya aku dapat mengambilnya. Maria tahu memang Yesus dicintai oleh banyak orang. Jadi dia tidak mau sok memiliki Yesus, Yesus itu saya punya ... Yesus itu saya punya - nggak. Dia tahu yang cinta Yesus itu banyak. Jadi tuan kalau tuan mengambil Dia - bukan mencuri nih, mengambil Dia, coba tolonglah kasih tahu supaya saya bisa melihat Dia, supaya saya dapat mengambilnya juga. Tetapi Yesus mulai berkata, dari belakang lho, Dia panggil namanya: Maria!
Cukup. Itu cukup untuk Maria karena penjaga taman mana mungkin kenal namanya. Yang kenal nama dia itu cuma Tuhan. Saya ingin beritahu saudara. Nama saudara itu dikenal oleh Tuhan, nama kita diketahui .
Waktu Adam dan hawa jatuh, Dia cari: Adam ... Eva ... dimanakah engkau? Apa yang kamu cari, bersembunyi di semak belukar? Mereka kira Yesus mencari untuk menghukumnya, mereka sembunyi. Padahal Yesus Bapa Tuhan mencari untuk mengampuni, untuk membelanya dari segala sengatan dosa. Saudara, kadang-kadang kita curiga kepada Tuhan, kita anggap Tuhan ini mencuri sesuatu dari kita. Padahal Dia mengenal nama kita.
Maria berpaling lalu berkata pada-Nya dalam bahasa ibrani, rabuni. Ini injil Yohanes menulis tergesa-gesa, dia tulis ini rabuni, lalu ditulis artinya guru. Sebetulnya artinya bukan guru. Arti sebetulnya, guru yang aku sayangi, guru yang aku hormati. Sebab biasa dia duduk di kaki Yesus kali Yesus bicara. Kalau Yesus lagi mengajar, dia biasa duduk di kaki Yesus sambil berlinang-linang airmata, mendengar Firman-Nya Tuhan. Jadi kata rabuni ini bukan hanya guru tapi guru yang aku sayang, guru yang kami cinta, guru yang kami hormati. Ini sedikit saudara bisa lihat di Palestina. Orang islam itu menghormati guru ngajinya luar biasa sampai kalau keluar dicium tangannya .... Saking cintanya sama guru. Biar tangannya udah nempeleng barangkali tapi dia mau cium juga. Seperti inilah Maria Magdalena kepada Yesus.
Buat kita Yesus itu Tuhan. Tapi bisa nggak mulai malam ini saudara jadikan dia Tuhan yang aku sayang, Tuhan yang aku tidak mau khianati - dengan kelakuanku, dengan cara hidupku, dengan perbuatanku. Tapi Tuhan yang aku sayang, Tuhan yang aku cinta.
Mazmur 27
27:8 Hatiku mengikuti firman-Mu: "Carilah wajah-Ku"; maka wajah-Mu kucari, ya
TUHAN.
Cari wajah Tuhan itu artinya apa pak? Cari wajah Tuhan itu artinya berdoa. Ternyata berdoa ini disuruh sama Tuhan. Carilah wajah-Ku. Orang yang berdoa, dia sedang mencari wajah Tuhan, mencari bimbingan mencari jalan keluar dari Tuhan. Sekarang ada banyak orang mencari jalan supaya bahagia. Banyak orang cari jalan supaya senang, banyak orang cari jalan supaya kaya, supaya diberkati. Ada yang pake jimat, ada yang pake kaki kelinci, ada yang pake kain merah. Di Banten ada yang datang ke dukun untuk menjadi kaya. Dukun kasih, maaf bicara, tahi kambing, suruh minum dengan air kopi, diminum kocek kocek. Karena ingin jadi kaya. Ada yang bikin surat edaran, surat berantai. Seringkali kita mencari-cari macam cara untuk bahagia.
Di dalam Mazmur 69,
disana kita membaca
69:33 Lihatlah, hai orang-orang yang rendah hati, dan bersukacitalah; kamu yang
mencari Allah, biarlah hatimu hidup kembali!
70:5 Biarlah bergirang dan bersukacita karena Engkau semua orang yang mencari
Engkau; biarlah mereka yang mencintai keselamatan dari pada-Mu selalu berkata:
"Allah itu besar!"
Saudaraku, orang yang mencari Tuhan akan mendapat sukacita bahkan orang-orang mencari Tuhan akan mendapat hidup.
Amos
5:4. Sebab beginilah firman TUHAN kepada kaum Israel: "Carilah Aku, maka kamu
akan hidup!
5:5 Janganlah kamu mencari Betel, janganlah pergi ke Gilgal dan janganlah
menyeberang ke Bersyeba, sebab Gilgal pasti masuk ke dalam pembuangan dan Betel
akan lenyap."
5:6 Carilah TUHAN, maka kamu akan hidup, supaya jangan Ia memasuki keturunan
Yusuf bagaikan api, yang memakannya habis dengan tidak ada yang memadamkan bagi
Betel.
5:14 Carilah yang baik dan jangan yang jahat, supaya kamu hidup; dengan demikian
TUHAN, Allah semesta alam, akan menyertai kamu, seperti yang kamu katakan.
5:15 Bencilah yang jahat dan cintailah yang baik; dan tegakkanlah keadilan di
pintu gerbang; mungkin TUHAN, Allah semesta alam, akan mengasihani sisa-sisa
keturunan Yusuf.
Saudara, mungkin saudara sedang seperti anjing tadi ada bangkai katak di mulut saudara. Saudara ingin makan, jangan ... buang saja. Karena Tuhan mempunyai sosis yang besar, yang lebih baik penuh gizi untuk kita. Disiapkan untuk kita. Carilah Tuhan maka engkau akan hidup, katanya. Siapa yang punya perusahaan, toko, warung, pekerjaan, rasanya sudah mau mati - cari Tuhan obatnya, maka pasti semua perusahaan itu akan hidup, orang yang sakit yang dokter bilang tidak ada lagi pengharapan, cari Tuhan maka kita akan hidup. Saudara yang merasa ada sesuatu yang hilang dalam hidup saudara, pada perayaan peringatan kematian Yesus ini cari Tuhan seperti Maria Magdalena. Cari Tuhan maka saudara akan menemukan Dia.
Apa kata firman Allah?
Carilah maka kamu akan mendapat. Matius 6:33
6:33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu
akan ditambahkan kepadamu.
Sekian renungan
Firman Allah. Kita masuk dalam perjamuan kudus.
Minggu sore Paskah, 11 April 2004
.......
Lukas 23:39-43
23:39
Seorang dari penjahat yang di gantung itu menghujat Dia, katanya: "Bukankah
Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan kami!"
23:40 Tetapi yang seorang menegor dia, katanya: "Tidakkah engkau takut, juga
tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama?
23:41 Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal
dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah."
23:42 Lalu ia berkata: "Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai
Raja."
23:43 Kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga
engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus."
Yang mana engkau mau aku bebaskan? Karena setiap hari paskah, mereka membebaskan satu tahanan. Terserah pemilihan dari rakyat. Jadi ditanya, kamu mau coblos yang mana? Mau memilih yang mana? Ini Yesus yang digelar Kristus atau Yesus Barabas? Yesus yang tidak ada salah, sampai Pilatus cuci tangan di kobokan. Karena dia tidak bisa ketemu salahnya. Atau biang kerok ini, Yesus Barabas, namanya juga Yesus. Heran saudara, orang Yahudi yang kita suka tiru syalom-syalomnya itu, itu malah memilih Barabas. Bebaskan Barabas dan salibkan Yesus. Jadilah salib yang di tengah, yang seharusnya untuk Barabas dipakai kepada Yesus.
Nah, ketika Dia mulai disalib. Tiga-tiganya salibnya sama. Tidak salib yang ditengah lebih berat dari salib yang di kirinya. Tidak. Tiga-tiganya sama, yaitu penghukuman yang paling mengerikan, yang diberikan oleh pemerintah Roma. Yang matinya lambat, saudara-saudara, dan untuk mempercepat mati biasanya kaki mereka dipatahkan. Supaya cepat mati. Tetapi Yesus waktu mau dipatahkan kaki-Nya, ternyata Dia sudah mati. Jadi kakinya tidak dipatahkan. Nah, seorang, jadi ada dua orang, yang mengapit. Jadi berdekatan salib itu. Lalu seorang dari penjahat yang digantung itu menghujat Dia, katanya, bukankah Engkau adalah Kristus, selamatkanlah diri-Mu dan selamatkanlah kami. Satu penjahat yang lain menegur orang itu, bahkan dia menyerahkan dirinya percaya pada Yesus.
Dua penjahat ini menjadi lambang saudara dan saya. Mewakili dua visi di dunia ini. Apakah saudara menolak Yesus, mengejek Yesus, tidak ke gereja, membuang Yesus, malas? Atau saudara-saudara menerima Yesus, menerima keselamatan, menerima dengan segenap hati dari Yesus ini. Saudara menolak atau saudara menerima, saudara mengejek atau saudara memuji - ini diwakili oleh dua penjahat ini. Saudara-saudaraku, penjahat yang pertama itu sudah mau mati. Seharusnya orang yang sudah mau mati, ingat segala kesalahan, sadar, mungkin minta ampan sama Tuhan segala dosa, segala kesalahan, yah. Semoga Tuhan memberi kemurahan, memberi ampunan bagi dosa-dosa kita. Tapi ini malah mengejek, malah maki, malah memarahi. Manusia yang pertama ini, membayangkan kepahitan.
Saudara bisa mati sebagai orang yang penuh dengan kepahitan. Saudara bisa mati sebagai orang yang kalah oleh hidup. Kita bisa mati sebagai orang yang dikalahkan oleh hawa nafsu. Saudara bisa mati sebagai orang yang dikalahkan oleh kejahatan dunia. Saudara bisa mati sebagai orang yang penuh dengan kepahitan, penuh dengan ketidakpuasan. Saudara bisa mati mereles. Saudara bisa mati tidak bahagia. Atau disatu sisi yang lain, saudara bisa mati dengan bebas dari kepahitan. Mati bebas dari kebencian. Mati bebas dari dosa, dan sebagainya. Nah, saudara-saudaraku, ayat ke 40,
23:40 Tetapi yang seorang menegor dia, katanya: "Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama?
Orang ini yang pertama, mempunyai beberapa keistimewaan. Yang pertama, dia mempunyai keistimewaan, ayatnya yang ke 40 tadi. Dia mempunyai roh takut akan Tuhan. Persis pada sisa-sisa hidupnya, ia memiliki roh takut akan Tuhan. Dia menegor sama temannya itu, mungkin satu sel. Kenapa kamu memarahi Yesus? Apakah kamu tidak ada takut sama Tuhan sedikit juga? Padahal kan kita sama dihukum, disalib. Kita ini orang bejat. Kenapa kamu tidak ada takut sama Tuhan? Mazmur 34 berkata, singa-singa muda boleh mati kelaparan, tetapi orang yang takut akan Tuhan tidak akan kekurangan sesuatu yang baik. Ada haleluyah, saudara? Amsal 1:7, Dari takut akan Tuhan itulah awal segala hikmat.
Ada sampai 12 keistimewaan berkat dari Tuhan bagi mereka yang takut akan Tuhan. Saudara-saudara milikilah takut akan Tuhan. Jangan takut sama manusia. Jangan takut sama orang. Jangan takut sama manusia. Yesus bilang, jangan takut kepada iblis, yang sanggup hanya membunuh tubuh. Jangan takut kepada dia yang hanya bisa membunuh tubuh.
Tadi malam saudara-saudaraku, jam lima sore di Poso. Orang bersenjata pakai kedok, masuk di satu gereja, lagi latihan nyanyi paskah, gereja diberondong dengan bedil. Dua kaum bapa, dua kaum wanita, tujuh orang kena tembak, tapi heran tidak mati. Tembak kena kaki, kena tangan, kena pantat, dirawat di rumah sakit, tapi tidak mati. Saudara-saudara lihat, orang bencinya sampai begitu rupa sama orang kristen. Nggak tahu dari mana. Ketika ditanya, senjata yang mereka bawa itu senjata apa sih? Senjata ABRI. Pakai kedok. Ini kemaren, tadi malam, pukul 5 sore.
Jangan takut sama orang yang cuma bisa membunuh tubuh. Takutlah kepada Tuhan yang bisa membunuh tubuh, jiwa dan roh. Mari kita takut sama Tuhan. Karena kalau saudara takut sama Tuhan, yang diberkati itu saudara. Saudara yang diberkati. Saya nih ngajar sama saudara, takut sama Tuhan. Kalau saudara takut sama Tuhan, saudara yang diberkati. Kalau saudara tidak takut sama Tuhan ... Mari takutlah sama Tuhan. Yang kedua, orang yang disalib ini, ayat 41, dia punyai visi yang baik tentang dirinya sendiri.
23:41 Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah."
Satu jemaat Oom Mandey di Jakarta, dia kena kanker paru-paru. Sudah mati. Oom dan Tante Brodland mengunjungi dia. Dokter bilang, tidak ada harapan. Kanker di paru-paru. Dia merokok kaya kereta api. Begitu udah terima baptisan, lepas rokok, tapi terlambat, masih ada nikotinnya. Jadi dia kena kanker. Dia ngomong sama Oom Brodland, sekarang saya menuai apa yang saya tabur. Mungkin satu hari bisa empat, lima bungkus rokok, kaya kereta api. Sekarang saya menuai apa yang saya tabur. Kanker pada sambungan paru-paru. Nggak bisa ditolong. Mati. Sudah meninggal. Saudara senang atau tidak senang, bahagia atau tidak bahagia, itu ditentukan oleh taburan hidup saudara. Ada murid sekolah alkitab mengecewakan saya, itu saudara tuai sendiri di ladang Tuhan. Berdusta, saudara tabur sendiri. Apa yang ditabur di sekolah alkitab, itu dituai di ladang Tuhan.
Galatia berkata, menabur dalam daging, menuai kematian. Menabur dalam Roh, menuai kehidupan. Ini yang ngomong Tuhan. Firman Tuhan. Nggak bisa bantah, nggak bisa salah. Dia kenal dirinya sendiri. Kita dihukum, disalib karena kita memang salah, karena kita membunuh, karena kita penjahat, pemerkosa. Kita disalib dengan hukuman yang setimpal. Berbahagialah setiap orang yang bisa lihat kekurangannya sendiri. Yang bisa lihat dirinya sendiri. Yang bisa lihat kekurangannya. Karena biasanya yang kelihatan sama kita itu kekurangan orang lain. Jadi saudara-saudaraku banyak yang ahli kuman sedikit ahli kayu. Peribahasa berkata, kuman diseberang lautan tampak. Ahli kuman dia. Kuman di seberang lautan nampak, balok dipelupuk mata nggak kelihatan. Ahli kayu, kurang. Kuman di seberang laut nampak. Tapi orang ini dia lihat dirinya sendiri. Kita memang salah. Kita di salib. Bicara saja susah ya orang disalib.
Yang ketiga, dia punya visi penilaian yang benar tentang Yesus. Ayat ke 41 bagian akhir, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah. Ini visi sangat jujur. Saya berani katakan, dia lebih baik dari orang Farisi. Karena orang Farisi ngetiap, nyewa, bayar orang untuk ngebohong. Supaya Yesus bisa dihukum mati. Orang Farisi, 70 anggota sanhedrin ngetiap, membayar 30 keping perak kepada Yudas, supaya Yudas menyerahkan Yesus. Di hadapan orang Israel, di hadapan orang Yahudi, Yesus itu Baalzebul, raja setan yang mengusir setan dengan kepala setan. Ada yang menilai Yesus itu seorang yang berzinah karena Dia duduk bersama perempuan Samaria di sumur, di perigi Yakub. Lain kesempatan Dia berdua dengan wanita yang ketangkap berbuat zinah. Ketiga, Yesus dinilai sebagai anak haram. Karena ibunya belum menikah sudah hamil. Itu orang-orang Yahudi tahu. Jadi sangat diolok Yesus itu.
Maka ceritanya tidak baik tentang Yesus. Tapi penjahat ini punya penilaian benar, Orang ini tidak ada salah. Nanti di seluruh dunia hanya terbagi dua, orang yang pro Yesus dan yang anti Yesus. Orang yang mau terima Yesus dan yang mengolok Yesus. Orang yang malas dan orang yang rajin. Orang yang mati dan orang yang hidup. Hanya terbagi dua. Mengolok, menghujat, menolak Yesus, menghina Yesus atau mengakui, Orang ini tidak ada salah. Lalu ia berkata, Yesus, ingatlah akan aku apabila Engkau datang sebagai Raja.
Yang keempat, dia rendah hati. Dia minta Yesus mengingat dia. Katanya disana, Yesus ingatlah akan aku. Kata ingatlah dalam bahasa Yunani dipakai kata mimneskomay, yang artinya ingat akan saya biar paling belakang. Saya ditaruh paling belakang nggak apa-apa asal Tuhan ingat saya.
Lebih baik saya ada paling belakang tapi Tuhan ingat saya daripada saya ada di depan, Tuhan lupa saya. Lebih baik kita jadi sederhana, tapi Tuhan ingat sama kita daripada kita jadi orang besar, Tuhan nggak open sama kita. Saudara senang bahwa Tuhan ingat kepada kita? Pada paskah ini Tuhan mengingat kepada saudara dan saya. Lalu berikutnya, jawaban Yesus ini luar biasa. Kata Yesus kepadanya, Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus. Mari perhatikan ke depan. Orang ini bisa mati dalam kepahitan sama seperti temannya. Bisa. Dia mati dalam kepahitan dan masuk dalam neraka. Tetapi tidak. Yang mati disalib dalam kepahitan, dalam kemarahan, dalam kepahitan. Tetapi dia turun dari salib, mayatnya kan harus diturunkan, di dalam kebebasan.
Dia disalib, saudaraku, sebagai penjahat. Tetapi dia turun dari salib sebagai orang yang dibenarkan oleh Tuhan. Dia disalib sebagai orang yang dirampas warga negaranya, kan dia penjahat. Dia tidak lagi boleh disebut warga negara. Dia dirampas. Dia menjadi orang yang terbuang. Tetapi dia turun dari salib menjadi warga negara surga. Ketika dia disalib, dia penjahat kambuhan. Dia penjahat yang paling jahat, yang paling kotor. Tapi ketika dia turun dari salib, ketika dia mati, dia bersama-sama dengan Yesus di dalam Firdaus. Ada haleluyah?
Ini orang pertama yang bersama dengan Yesus. Dan kata bersama-sama di dalam bahasa Yunani dipakai kata meta. Kata meta itu, saudaraku, kata bersama-sama dalam hal yang komplit. Dimana Yesus ada, orang ini ada. Meta. Dimana Yesus pergi, orang ini diajak. Meta. Dimana Yesus duduk, orang ini diajak. Meta. Coba. Betapa sayangnya Tuhan. Orang yang jahat, orang yang kambuhan, sekarang diajak sama Yesus. Hari ini. Sesungguhnya hari ini juga engkau akan meta, bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus. Ada haleluyah, saudara-saudara? Dimana Yesus ada, disitu dia ada. Dimana Yesus pergi, disana ada.
Saya selalu ingat kepada Rut yang berkata kepada Naomi. Ketika Naomi berkata, pulang ke Moab, pulang, pulang, pulang. Dia bilang, jangan paksakan aku sehingga aku meninggalkan engkau lalu pulang. Karena dimana engkau pergi, disitulah aku mau pergi. Dimana engkau bermalam, disana aku mau bermalam. Allahmu adalah Allahku. Dimana engkau mati, disana aku akan mati. Bangsamu menjadi bangsaku. Allahmu akan menjadi Allahku. Itu meta, bersama-sama. Kita sudah tidak suka nyanyi lagu itu, Tinggal bersama ... Senang hati kita selama-lamanya ... Tinggal bersama ... Tuhan Yesus sertaku.
Siapa orang kristen yang merasa sendirian? Yang merasa disendirikan? Yang merasa tidak ada teman? Yang merasa tidak ada yang peduli? Dia menghina sama Yesus, karena gelar Yesus adalah imanuel, Allah meta, bersama-sama, dengan kita. Ada haleluyah?
Bukan hanya di dalam senang tetapi Dia juga meta, bersama-sama di dalam keadaan yang susah. Ketika saudara sakit, Tuhan tidak tinggalkan saudara. Ketika saudara berkekurangan, Tuhan tidak tinggalkan saudara. Ketika saudara menangis, Tuhan tidak tinggalkan saudara. Ketika saudara tidak punya uang, Tuhan tidak tinggalkan saudara. Ketika saudara senang atau susah, ketika saudara-saudara di dalam keadaan yang pahit bagaimanapun juga, Tuhan Yesus tidak pernah tinggalkan saudara. Hari ini, engkau bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus. Sebelum kita masuk ke Firdaus yang sesungguhnya, Yesus membawa Firdaus itu untuk taruh di dalam hati saudara. Meta, bersama dengan Yesus. Ada haleluyah? Yohanes pasal 12. Dalam Yohanes pasal 12, disana Tuhan Yesus berkata lebih jauh. Ayatnya yang ke 26,
12:26
Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di
situpun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.
Lihat, Tuhan punya keinginan. Dimana Dia ada, disitu saudara ada. Yohanes
14:1. "Janganlah
gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku.
14:2 Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku
mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu.
14:3 Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu,
Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana
Aku berada, kamupun berada.
Ada haleluyah? Ini artinya paskah. Kita yang terbuang, kita yang berdosa, diajak oleh Tuhan bersama-sama di dalam Firdausnya Tuhan. Meta, bersama-sama dengan Dia. Haleluyah. Haleluyah. Haleluyah. Puji Tuhan. Matius 28. Di dalam Matius 28, saudara-saudara, kita melihat apa yang dikatakan oleh cerita kebangkitan Yesus ini.
28:1.
Setelah hari Sabat lewat, menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama
minggu itu, pergilah Maria Magdalena dan Maria yang lain, menengok kubur itu.
28:2 Maka terjadilah gempa bumi yang hebat sebab seorang malaikat Tuhan turun
dari langit dan datang ke batu itu dan menggulingkannya lalu duduk di atasnya.
28:3 Wajahnya bagaikan kilat dan pakaiannya putih bagaikan salju.
28:4 Dan penjaga-penjaga itu gentar ketakutan dan menjadi seperti orang-orang
mati.
28:5 Akan tetapi malaikat itu berkata kepada perempuan-perempuan itu: "Janganlah
kamu takut; sebab aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu.
28:6 Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang telah
dikatakan-Nya. Mari, lihatlah tempat Ia berbaring.
28:7 Dan segeralah pergi dan katakanlah kepada murid-murid-Nya bahwa Ia telah
bangkit dari antara orang mati. Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan
melihat Dia. Sesungguhnya aku telah mengatakannya kepadamu."
Ketika mereka melihat mau ketemu Yesus, mau melihat kuburan Yesus, mau kasih
rempah-rempah, mau taruh kembang sebab sudah tiga hari Dia mati. Kasih tangan
sama Yesus, mau taruh kembang. Datanglah gempa bumi yang hebat, seorang malaikat
Tuhan turun. Bayangkan kalau semua malaikat dari surga turun, kaya apa.
Baru seorang malaikat saja, sudah bisa bikin gempa bumi. Wajahnya bagaikan kilat,
dan pakaiannya putih bagaikan salju. Saya ingin memberi tahu kepada saudara,
bahwa Yesus itu bukan dongeng. Dia bangkit. Banyak yang menyaksikan Dia bangkit.
Bukan dicuri mayatnya, tetapi Dia bangkit.
Pertama adalah penulis Injil - Matius, Markus, Lukas, Yohanes. Empat-empatnya menulis dalam injil mereka. Tulisannya berkata, mereka melihat Yesus bangkit. Kedua, pengawal-pengawal. Mereka melihat Yesus bangkit. Ketiga, saya tidak ada waktu, tapi saudara bisa baca dalam injil Yohanes, injil Lukas, yaitu ketika perempuan itu masuk di kuburan. Lihatlah, katanya, di tempat Dia berbaring, lihat kuburan. Maka dikatakan dalam bahasa Indonesia, di situ ditempat Yesus berbaring itu, itu kain pembungkus mayat sudah dilipat dan ada saputangan.
Istilah saputangan dilipat dengan rapi. Saudara, saya tidak pernah lihat, tidak pernah ngerti apa yang dimaksud saputangan. Tetapi semua orang Yahudi apalagi bergelar nabi, itu selalu memakai tutup kepala berwarna kuning gading, seperti kita punya tembok ini. Kuning gading. Tetapi ada kotak-kotak lalu dipelintir-pelintir. Dan caranya melipat itu hanya orang Yahudi yang tahu caranya. Hanya orang Yahudi. Jadi kalau dia, mayat Yesus dicuri, tutupnya ini, yang curi pasti tentara-tentara Roma, dia tidak bisa ngerti bagaimana melipat, istilah disitu saputangan, tapi sebenarnya tutup kepala Yesus. Melipat dengan cara yang benar. Tidak mungkin. Sedang di Getsemani aja, yang mana Yesus, yang mana Yesus? Mereka tidak kenal, apalagi cara melipat. Tetapi ketika murid-murid disuruh lihat, mereka lihat, di tempat Yesus berbaring itu, saputangan dilipat dengan baik.
Siapa kalau bukan Yesus sendiri yang melipat itu? Karena Dia keturunan orang Yahudi. Tuh, saputangan Yesus itu, terlipat. Dan memang cara melipatnya itu Yesus yang melipat. Itu bukti Yesus bangkit. Jadi bukan dongeng. Dikatakan oleh malaikat itu, Dia tidak ada disini sebab Ia telah bangkit. Ayat ke 6.
Kata bangkit, bahasa Yunani dipakai kata egeire, dibangunkan oleh Tuhan. Dibangkitkan oleh Tuhan. Asalnya dalam posisi tidur, dibangunkan oleh Tuhan. Asalnya dalam posisi non-aktif, diaktifkan oleh Tuhan. Asalnya dalam posisi mati, dihidupkan oleh Tuhan. Kalau saudara baca Roma pasal 8 ayat 11, Roh Kuduslah yang membangkitkan Yesus dari antara orang mati. Allah yang membangkitkan Dia. Egeire, dikasih tenaga, dikasih kehidupan, dibangunkan kembali. Tinggalkan cerita ini, tinggalkan.
Mari kita ingat cerita Nabi Yunus. Karena Yesus berkata, tanda yang diberi untuk orang Yahudi adalah tanda nabi Yunus. Seperti Yunus ditelan oleh ikan tiga hari tiga malam. Demikian juga anak manusia akan ada tiga hari tiga malam di dalam perut bumi. Nah, ketika Yunus dimuntahkan. Ketika Yunus, saudaraku, angin ribut di atas lautan. Nakhoda kapal bilang, apa yang harus saya lakukan? Yunus bilang, saya nabi Tuhan. Saya ada salah sama Tuhan. Lempar saya di laut. Pasti ini angin ribut akan berhenti. Akhirnya dilempar. Dan mereka lihat ketika ikan besar menelan Yunus. Mereka lihat. Mereka lihat Yunus, mereka kenal.
Nah, sekarang saudara-saudara, bayangkan, waktu Yunus dimuntahkan oleh ikan tiga hari kemudian dan Tuhan suruh ke Niniwe. Dia berkata sama Niniwe, bertobatlah kamu, karena Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah kamu, bertobat dari kejahatan. Kalau tidak, dalam 40 hari lagi kota Niniwe akan diputar-balikkan.
Saudara sekarang pikir, kenapa bisa dari raja sampai binatang puasa tiga hari tiga malam? Kenapa bisa satu orang Yunus bisa percaya, bisa membuat satu kota, seratus dua puluh ribu orang percaya? Kenapa raja yang paling jahat itu bisa percaya? Karena kesaksian dari nakhoda. Nakhoda lihat Yunus ditelan ikan. Sekarang ketika Yunus berjalan di dalam kota Niniwe, nakhoda itu lihat Yunus. Sebagai saksi hidup, saya tahu Yunus ditelan ikan. Kenapa dia bisa hidup sekarang? Jadi kesaksian.
Tentara itu dia tahu Yesus waktu ditusuk, dia tahu, Dia mati. Tapi sekarang ketika gempa bumi, Yesus bangkit. Tentara-tentara ini sampai gemetar, wajahnya seperti salju, pucat, takut.
Oleh karena apa? Oleh karena saudara-saudaraku, dia menjadi saksi hidup Yesus mati. Dan saya mau kasih tahu sama saudara, kalau Yesus tidak bangkit, agama kristen sudah amblas, agama kristen nggak ada di dunia. Tapi puji Tuhan, Yesus bangkit. Dan banyak orang sudah lihat itu. Haleluyah? Kita lihat ayat terakhir. 1 Korintus 15.
15:1. Dan
sekarang, saudara-saudara, aku mau mengingatkan kamu kepada Injil yang aku
beritakan kepadamu dan yang kamu terima, dan yang di dalamnya kamu teguh berdiri.
15:2 Oleh Injil itu kamu diselamatkan, asal kamu teguh berpegang padanya,
seperti yang telah kuberitakan kepadamu--kecuali kalau kamu telah sia-sia saja
menjadi percaya.
15:3 Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah
kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai
dengan Kitab Suci,
15:4 bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang
ketiga, sesuai dengan Kitab Suci; - Amin?
15:5 bahwa
Ia telah menampakkan diri kepada Kefas dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya.
15:6 Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara
sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa
di antaranya telah meninggal.
15:7 Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada Yakobus, kemudian kepada semua rasul.
15:8 Dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku, sama
seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya.
15:9 Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul, sebab aku telah
menganiaya Jemaat Allah.
15:12. Jadi, bilamana kami beritakan, bahwa Kristus dibangkitkan dari antara
orang mati, bagaimana mungkin ada di antara kamu yang mengatakan, bahwa tidak
ada kebangkitan orang mati?
15:13 Kalau tidak ada kebangkitan orang mati, maka Kristus juga tidak
dibangkitkan.
15:14 Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan
kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu.
Yakin! Yesus sudah dibangkitkan. Muhammad ada kuburannya, ada mayatnya. Budha ada
kuburannya, ada mayatnya. Kong Hu Cu ada kuburannya, ada mayatnya. Yesus ada
kuburannya, sampai dua lagi. Orang katolik percaya di sini katanya kuburan Yesus.
Orang protestan percaya di sini kuburan Yesus. Tuh di Israel. Orang katolik bilang,
disini kuburan Yesus. Yang protestan bilang, tidak, saya lebih percaya disini. Dua kuburan
Yesus. Dua-duanya nggak ada mayat-Nya. Yesus sudah bangkit. Saudara-saudaraku, aku,
kata Rasul Paulus, orang yang paling banyak dosanya. Tetapi kepadaku sudah
diberikan anugrah. Kalau sampai Kristus tidak dibangkitkan, ayat 17, ...
15:17 Dan
jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih
hidup dalam dosamu.
15:18 Demikianlah binasa juga orang-orang yang mati dalam Kristus.
15:19 Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus,
maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia.
15:20. Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara
orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal.
Berarti saudara-saudara, kalau saudara punya keluarga, ayah saya, ibu saya, anak saya, kalau saya tidak mati sampai Yesus datang, saya akan melihat ayah ibu saya bangkit. Dibangkitkan dengan tubuh kebangkitan. Anak saya dibangkitkan dengan tubuh kebangkitan. Bukan kecil lagi. Anak saya umur 15 bulan, segede gini, baru bisa jalan. Jadi kalau dibangkitkan, dia tidak segini. Dia dibangkitkan dengan tubuh kebangkitan. Ada haleluyah? Kalau ema saudara, gigi palsunya diambil waktu mati, begitu dibangkitkan nggak, itu si ema tuh, nggak. Memang kita bisa kenal itu ema tapi rambutnya nggak ubanan lagi, gigi palsunya udah nggak ada. Gigi baru lagi. Operasi plastik dimana? Oh tidak, ini dari Tuhan. Dengan tubuh kebangkitan. Nggak ada yang pengen kaya saya, semuanya mancung, semuanya seperti Yesus. Ada haleluyah, saudara-saudara?
Kalau kita sudah dibangkitkan, kita mengerti sekarang, semua orang kristen nggak boleh takut mati. Mati bagi orang dunia adalah akhir dari hidup. Bagi orang kristen, mati adalah pintu gerbang, masuk ke dalam kekekalan. Punten kulan, mangga. Masuk di dalam kekekalan. Ada haleluyah, saudara-saudara?
Dan waktu saudara hidup di surga dengan kehidupan kebangkitan, saudara punya keistimewaan. Keistimewaan pertama, kita akan jadi seperti Yesus. Waktu paskah Yesus bangkit, mereka takut sama orang-orang Farisi. Mereka masuk di kamar dan dikunci semua pintu-pintu. Eh, Yesus mah tembus, masuk melalui tembok. Ini bukan cerita malam jumat, bukan. Kita akan jadi seperti Yesus. Dipenjara seperti apa, tapi kita bisa tembus.
Ini terjadi di Langoan. Pada gereja Pentakosta yang pertama, mula-mula. Ada satu anak gadis orang protestan. Dia selalu dengar Injil tentang Roh Kudus, tentang pentakosta. Digebukin sama bapanya. Tidak boleh dengar gereja-gereja lagi. Dikerem di kamar, dikunci, dikerem. Tapi dia kaget bapanya. Ketika dia ngintip-ngintip dari jauh kebaktian pentakosta, kok anak gadisnya ada? Dia kembali ke kamarnya. Dikunci. Kunci masih ada. Dibuka, anak gadisnya tidak ada. Tidak ada yang bisa. Tuhan bawa anak gadis itu kebaktian, keluar dari kamar. Saudara, kalau kita hidup di dalam Kristus, yang mustahil bagi manusia, tidak mustahil bagi Allah.
Saudara-saudara ingat, kalau saudara-saudara hidup di dalam Kristus dan kita memiliki tubuh kebangkitan, kita akan bisa terbang secepat luar biasa. Lebih cepat dari kilat. Ingat Yesus berkata, begitu Dia bangkit, Maria Magdalena mau pegang, Yesus bilang, jangan pegang Aku. Jangan pegang, Aku belum pergi kepada Bapa. Besoknya, Dia ketemu Tomas: Nih tangan-Ku, masukkan jarimu di tangan-Ku. Lhom di dalam jarak yang tidak terlalu lama, Dia sudah ke surga menghadap Bapa, Dia sudah balik lagi. Pertama Dia bilang, jangan jamah Aku. Masih dalam Roh. Jangan jamah Aku. Aku belum pergi kepada Bapa. Besoknya ketemu Tomas, silakan pegang. Ini nih, masukkan jarimu disini, dan percayalah. Saudara akan pergi ke Mars? Set ... balik lagi ... karena kita memiliki tubuh kebangkitan. Ada haleluyah, saudara?
Inilah paskah. Inilah Kristus bangkit. Maka hiduplah di dalam kuasa kebangkitan. Kalahkan dosa, kalahkan maut. Dan di dalam Kristus, saudaraku, hei maut dimanakah sengatmu? Hei maut dimanakah kemenanganmu? Karena sengat maut sudah dikalahkan oleh Kristus Yesus. 1 Korintus
15:53
Karena yang dapat binasa ini harus mengenakan yang tidak dapat binasa, dan yang
dapat mati ini harus mengenakan yang tidak dapat mati.
15:54 Dan sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan
yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman
Tuhan yang tertulis: "Maut telah ditelan dalam kemenangan.
15:55 Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?"
15:56 Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat.
15:57 Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan
oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.
15:58. Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan
goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam
persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.
Ada haleluyah, saudara-saudara? Jangan takut mati, amin? Jangan takut orang mati. Saudara takut orang mati nggak? Takut orang mati nggak? Ada saya punya murid sekolah minggu, sekarang sudah jadi pendeta di Ujung Pandang. Dia dari Cibeber. Namanya Hardi. Dia cerita sama saya satu cerita, sampai saya terpingkal-pingkal ketawa. Satu kali, dia Hardi ini, hamba Tuhan. Ada satu pendeta senior, meninggal. Dan dia ditugaskan dengan pendeta yang lain memandikan mayat. Jadi dia mandikan mayat. Mandikan mayat. Terus pendeta yang satu bilang, punggungnya belum. Punggungnya ini mayat harus dilap. Jadi harus didudukkan. Pas mau didudukkan, ini pendeta keluar dulu mau ke WC. Jadi, Hardi ini berdua dengan mayat, dikamar yang gelap ini. Jadi dia ngomong sendiri, sudah mati kamu yah. Sudah mati yah. Nggak takut. Terus didudukkan mayat ini. Begitu didudukkan, saudara. Memang kalau mayat didudukkan, udara yang ada di dalam perut ini keluar. Jadi waktu mayat didudukkan, dia berbunyi, eeeuuuuu ... Dia bilang, hampir saya lari, oom. Hampir saya lepas ini mayat. Hampir saya bilang, darah Yesus.
Saudara-saudara, kita tidak usah takut mati. Tidak usah takut orang mati. Tuhan
bersama dengan saudara. Selamat Hari Paskah. Yesus sudah bangkit. Jangan takut
menghadapi hari esok. Karena Dia sudah bangkit.
Kita berdiri bersama-sama.
Minggu sore, 18 April 2004
P e r c a y a ~ M e n e r i m a
Injil Yohanes pasal 1, kita akan membaca ayat ke 1, mulai.
1:1. Pada mulanya adalah Firman; Firman itu
bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
1:2 Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.
1:3 Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang
telah jadi dari segala yang telah dijadikan.
1:4 Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.
1:5. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak
menguasainya.
1:6 Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes;
1:7 ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya
oleh dia semua orang menjadi percaya.
1:8 Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu.
1:9 Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke
dalam dunia.
1:10 Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia
tidak mengenal-Nya.
1:11 Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu
tidak menerima-Nya.
1:12 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi
anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;
Tadi pagi saya berbicara sedikit tentang menerima. Dan pada sore hari ini, adalah kedua, jilid yang kedua, tentang menerima. Di dalam bahasa alkitab, menerima adalah sama dengan percaya. Seorang yang percaya, dia akan menerima. Di dalam ayat ke 12, semua orang yang menerima-Nya, diberi-Nya hak supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya kepada nama-Nya atau dalam nama-Nya. Di sana saudara ketemu dengan kata menerima. Di dalam bahasa Yunani, kata menerima dipakai hata lambano. Agak lain dengan ayat 11. Ayat 11 juga ada kata menerima, tetapi di sana dipakai kata hatta lambano. Yang lebih positif, yang lebih kuat, yaitu kata lambano. Lebih 285 kali ditulis ini didalam Perjanjian Baru, kata menerima ini.
Kata menerima ini adalah kata lambano berarti luar biasa sekali, yah. Bukan hanya menerima tetapi artinya juga mengambil. Artinya menggunakan. Artinya memakai. Ada lebih kurang 12 arti dari kata lambano ini. Tetapi mari kita akan lihat beberapa hal berkat yang tersembunyi di dalam kata menerima ini. Yang pertama, di dalam ayat 12, orang yang menerima Dia diberinya hak, di situ dipakai kata kuasa. Dalam bahasa Inggris dipakai kata right, hak. Diberi-Nya hak untuk menjadi anak-anak Allah. Bukan saudara yang menyebut diri Anak Allah. Bukan kita yang ingin jadi Anak Tuhan. Tetapi Dia sendiri.
Tuhan sendiri berkata, siapa yang menerima Dia, lambano, menerima Dia, mengambil Dia, memakai Dia, menggunakan Dia, mengikat Dia, menerima Dia, percaya kepada Dia - saudara diberikan hak atau dengan pakai bahasa sederhana - saudara berhak, saudara boleh, saudara berhak dan boleh menjadi anak-anak Allah. Ada haleluyah? Siapa? Yaitu mereka yang percaya kepada atau ke dalam nama Tuhan. Orang yang percaya kepada nama Tuhan.
Yang pertama berkatnya adalah saudara diberikan hak sebagai anak-anak Allah. Kita mau buka lebih dahulu Filipi pasal 1. Di dalam Filipi pasal 1, kita akan membaca satu, dua ayat. Ayatnya yang ke 27.
1:27. Hanya, hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus, supaya, apabila aku datang aku melihat, dan apabila aku tidak datang aku mendengar, bahwa kamu teguh berdiri dalam satu roh, dan sehati sejiwa berjuang untuk iman yang timbul dari Berita Injil,
Disana kita diminta oleh Rasul Paulus, sebagai anak-anak Tuhan untuk hidup berpadanan, bersesuaian dengan Injil Kristus. Yohanes pasal 1 tadi kita membaca, bahwa orang yang percaya di dalam nama-Nya, diberikan hal, diberikan kuasa untuk menjadi anak-anak Allah. Boleh menjadi anak-anak Allah. Boleh disebut anak-anak Tuhan. Diberikan hak. Tetapi cara hidup kita, dia mohon supaya bersesuaian dengan Bapa kita. Bersesuaian dengan Bapa kita, dengan Ayah kita, dengan Sang Bapa. Yaitu sesuai dengan Injil Kristus ini. Mari kita kembali kepada Yohanes pasal 1 tadi, dan kita merenungkan ayat yang ke 12 tadi. Tetapi semua orang yang menerima-Nya, diberinya hak, kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya. Siapa orangnya? Yang percaya ini punya tanda, yaitu ayat ke 13.
1:13 orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.
Saudara nggak bisa bilang amin, nggak bisa bilang haleluyah, karena mungkin saudara belum mengerti. Kita jadi anak Tuhan bukan bisa percaya, percaya gitu aja. Nggak bisa. Disinilah ada proses kelahiran baru. Saudara diperanakkan, dilahirkan kembali bukan oleh darah dan daging, oleh ayah kita, oleh keinginan seorang manusia. Laki-laki menghampiri satu wanita, sampai wanita itu hamil, dilahirkanlah kita oleh ibu kita. Bukan. Ini daging ini, bukan. Dia tidak bicara tentang ini, yang jadi anak Allah. Yang jadi anak Allah adalah yang diperanakkan di dalam Roh, yang diperanakkan melainkan dari Allah.
Banyak yang suka nanya sama saya, kalau merokok itu dosa apa nggak? Mabuk-mabukkan itu dosa apa nggak? Saya mau ngomong begini. Di dalam alkitab tidak disebut itu. Tetapi saya mau katakan, orang yang lahir baru, dia tidak akan merokok. Orang yang dilahirkan baru, dia tidak akan mabuk-mabukkan. Apalagi narkoba. Kalau kita dilahirkan baru, kita nggak akan berzinah. Kalau kita dilahirkan baru - karena dilahirkan dari Allah bukan keinginan daging - kita nggak akan nipu orang, kita tidak akan membunuh, kita tidak akan membenci. Tetapi kita akan jadi seperti Bapa kita, suci adanya. Kita nggak bisa bikin-bikin. Maka saudara harus dilahirkan di dalam air dan roh. Jadi artinya kita menerima. Di dalam Yohanes pasal 3 ayatnya yang ke 1.
3:1. Adalah seorang Farisi yang bernama Nikodemus,
seorang pemimpin agama Yahudi.
3:2 Ia datang pada waktu malam kepada Yesus dan berkata: "Rabi, kami tahu, bahwa
Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorangpun yang
dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak
menyertainya."
3:3 Yesus menjawab, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang
tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah."
3:4 Kata Nikodemus kepada-Nya: "Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau
ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan
lagi?"
3:5 Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak
dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.
3:6 Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari
Roh, adalah roh.
3:7 Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan
kembali.
3:8 Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau
tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan
tiap-tiap orang yang lahir dari Roh."
3:9 Nikodemus menjawab, katanya: "Bagaimanakah mungkin hal itu terjadi?"
3:10 Jawab Yesus: "Engkau adalah pengajar Israel, dan engkau tidak mengerti
hal-hal itu?
3:11 Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kami berkata-kata tentang apa yang kami
ketahui dan kami bersaksi tentang apa yang kami lihat, tetapi kamu tidak
menerima kesaksian kami.
3:12 Kamu tidak percaya, waktu Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal
duniawi, bagaimana kamu akan percaya, kalau Aku berkata-kata dengan kamu tentang
hal-hal sorgawi?
Kenapa Nikodemus nggak bisa ngerti? Karena dia tidak menerima, belum menerima. Karena tidak menerima itu tidak percaya. Tidak percaya, tidak menerima. Agak jelimet. Tetapi mari kita kembali kepada hal yang sederhana. Kita dilahirkan oleh ayah ibu kita. Tapi yang dimaksud oleh Yesus, dilahirkan kembali itu adalah roh kita. Roh kita. Mei Cen dibaptis, dia terima Yesus dibaptis. Dia tetap Mei Cen. Giok, dia tetap Giok. Joni, dia tetap Joni. Lalan, dia tetap Lalan. Tetapi di dalam dirinya, sesuatu telah terjadi. Dia dilahirkan kembali. Ada haleluyah, saudara? Coba lekas kita buka 1 Petrus pasal 1. Di dalam 1 Petrus pasal 1 ayatnya yang ke 18, terlebih dahulu kita akan melihat.
1:18 Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus
dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan
dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas,
1:19 melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti
darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.
1:20 Ia telah dipilih sebelum dunia dijadikan, tetapi karena kamu baru
menyatakan diri-Nya pada zaman akhir.
1:21 Oleh Dialah kamu percaya kepada Allah, yang telah membangkitkan Dia dari
antara orang mati dan yang telah memuliakan-Nya, sehingga imanmu dan
pengharapanmu tertuju kepada Allah.
1:22 Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran,
sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah
kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu.
1:23 Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi
dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang kekal.
Haleluyah? Saudara dan saya, kita mungkin kita tidak tahu waktu dikandung oleh ibu kita, lahirpun kita tidak tahu bahwa dua ribu tahun yang lalu, Yesus sudah menebus dosa kita. Ayat ke 24,
1:24. Sebab: "Semua yang hidup adalah seperti
rumput dan segala kemuliaannya seperti bunga rumput, rumput menjadi kering, dan
bunga gugur,
1:25 tetapi firman Tuhan tetap untuk selama-lamanya." Inilah firman yang
disampaikan Injil kepada kamu.
Ada haleluyah? Saudara sudah dilahirkan kembali oleh air - Firman Allah, yang
kekal. Bukan oleh emas dan perak yang fana, yang bisa coreng-moreng, yang bisa
baret, yang bisa hilang, tetapi oleh Firman Allah. Dan kita menjadi dikuduskan.
Saudara tidak boleh menghakimi orang yang sudah dikuduskan oleh Tuhan. Hah, yang
begitu katanya orang kristen? Tuhan bilang dosamu telah diampuni
kalau kita terima Yesus sungguh-sungguh. Kita dikuduskan dan kita lahir baru.
Kalau kita lahir baru, urusannya bukan boleh nggak ini? Boleh nggak itu? Bukan!
Kalau sudah lahir baru, ditawarin saja nggak mau. Orang sudah lahir baru. Ditawarin
saja nggak mau.
Dulu waktu saya masih kecil, kita suka beli cincin kenari di Kebon Raya. Cincin yang dibikin dari kenari. Wah, seneng beli, bangga ke sekolah pake-pake. Apa sekarang saudara masih beli cincin kenari? Mungkin saudara ada yang beli ... ini cincin dari kenari apa cincin dari batok kelapa. Saudara nggak ada yang mau. Saudara pake cincin emas ada mata berlian. Kalau kita sudah dilahirkan kembali oleh Firman Allah, masa kita berdosa lagi? Kembali lagi. Itulah sebabnya datang 2 Petrus 2, ayatnya yang ke 20.
2:20 Sebab jika mereka, oleh pengenalan mereka
akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus, telah melepaskan diri dari
kecemaran-kecemaran dunia, tetapi terlibat lagi di dalamnya, maka akhirnya
keadaan mereka lebih buruk dari pada yang semula.
2:21 Karena itu bagi mereka adalah lebih baik, jika mereka tidak pernah mengenal
Jalan Kebenaran dari pada mengenalnya, tetapi kemudian berbalik dari perintah
kudus yang disampaikan kepada mereka.
2:22 Bagi mereka cocok apa yang dikatakan peribahasa yang benar ini: "Anjing
kembali lagi ke muntahnya, dan babi yang mandi kembali lagi ke kubangannya."
Ini orang yang sudah tahu kebenaran tetapi kembali kepada hal kecemaran-kecemaran.
Dia tidak mengingat akan menerima tadi, akan lambano yang berkat daripada Tuhan itu.
Ini berkat yang pertama. Kita disebut anak-anak Allah. Kita lihat sekarang
berkat yang kedua. Matius pasal 10. Dalam Matius pasal 10, kita membaca ayat ke
40.
10:40 Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku,
dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku.
10:41 Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima -
lambano lagi - upah nabi, dan barangsiapa menyambut seorang benar sebagai orang
benar, ia akan menerima upah orang benar.
10:42 Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir sajapun kepada salah seorang
yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia tidak
akan kehilangan upahnya dari padanya."
Di dalam bahasa Inggris, kata menyambut, itu dipakai kata yang sama receive,
menerima. Jadi kalau saya baca lagi dari ayat 40, Barangsiapa menerima kamu, ia
menerima Aku, dan barangsiapa menerima Aku, ia menerima Dia yang mengutus Aku.
Barangsiapa menerima seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi,
barangsiapa menerima seorang benar sebagai orang benar, ia akan menerima upah
orang benar. Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir sajapun kepada salah
seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia
tidak akan kehilangan upahnya dari padanya.
Berkat yang kedua di dalam kita menerima Yesus, adalah kita menerima upah. Dulu memang kita nyanyi Kerja buat Tuhan terlalu manise ... Biar zonder gaji asal pake dasi. Itu waktu jaman sekolah alkitab. Terlalu manise. Waktu saya mulai renungkan nyanyian ini, sebetulnya salah. Kita digaji. Kita dikasih upah. Tapi bukan gereja yang kasih, yang kasihnya itu Tuhan. Ada haleluyah, saudara?
Saudara-saudara, pada satu kali saya ajak Oom, Tante Brodland naik mobil, saya pakai ke Cipanas ajak makan. Dia ngomong. Tiba-tiba dia ngomong: Mungkin, mungkin ini katanya, kamu dapat berkat begini banyak, begini besar, mungkin, karena kamu mengarang banyak lagu terus lagu itu direkam-rekam orang lain, nggak pernah ingat sama kamu, nggak pernah minta ijin, tanpa ijin merekam, merekam, merekam. Mereka jual sendiri, mereka untung sendiri. Kamu nggak tahu apa-apa dan Tuhan tahu, Tuhan lihat. Mungkin ini adalah pahala, berkat yang diberikan kepada kamu. Saya nggak tahu.
Tapi kalau kita baca, kalau kita menerima orang benar, menerima hamba Tuhan, menyambut seorang yang paling kecil karena dia hamba Tuhan, menyambut, menerima. Bukan menolak, bukan mengusir, tetapi menyambut, menerima. Maka akan menerima upah seorang nabi. Saudara bukan nabi, saya bukan nabi. Tapi hanya menerima hamba Tuhan, kita akan terima upah hamba Tuhan. Menerima. Sekarang sudah banyak hotel. Tapi dulu, kalau fellowship di Cianjur, hamba-hamba Tuhan nginepnya di rumah-rumah jemaat. Dan banyak yang menerima. Dan kalau saya perhatikan, mereka yang rumahnya pernah ketiduran sama hamba Tuhan, itu saya lihat sendiri, diberkati Tuhan. Mungkin tidak sadar, mungkin tidak langsung. Tapi mungkin dua tahun kemudian, tiga tahun kemudian, diberkati Tuhan. Asal betul-betul hamba Tuhan yang diterimanya memang sepengetahuan gembala. Bukan saudara telephone hamba Tuhan di luar kota: Brur, tidur dirumah saya, yah. Itu mah bedegong namanya.
Tapi saudara-saudara harus mengerti bahwa saudara-saudara menerima hamba Tuhan yang betul-betul sepengetahuan gembala. Jangan tanpa sepengetahuan gembala, selonong boy, masuk kerumah jemaat, celingak-celinguk milu ngendong, gembala tidak tahu. Yang begitu mah bukan hamba Tuhan. Mungkin dia pendeta, tapi bukan hamba Tuhan.
Yang dikatakan disini, siapa yang menerima hamba Tuhan. Siapa yang menerima, mengerjakannya, bahkan air sejukpun, air sejuk secangkir, tidak akan hilang pahalanya apalagi satu botol. Apalagi kalau Coca Cola. Atuh cing Coca Cola sakali-sakali mah, orange juice. Ieu mah cai atah deui, cai atah deui. Aqua deui dina plastik, aqua deui. Ah, itu mah alkitabiah oom, alkitabiah. Sama dengan alkitab. Secangkir saja air sejuk, dulu mah cai kendi. Mentang-mentang alkitabiah. Ari kitu mah urang make sarung atuh, supaya alkitabiah. Seperti jaman dulu, godeg dipiara, alkitabiah. Leumpang make tongkat, make jubah, alkitabiah. Kamana-mana jelema, nggak minum apa-apa. Orange juice, nggak, saya mah alkitabiah we, aqua. Tidak demikian. Tapi inilah yang kedua, kita menerima upah. Ikut Tuhan Yesus dapat warisan. Ikut Tuhan Yesus dapat warisan.
Saudara mau dapat warisan? Saudara percaya ikut Tuhan Yesus ada warisan? Apa warisannya? Warisan, warisan, warisan hidup kekal. Tadi saya lihat ada yang menyanyi berdiri mah berdiri, melotot mah melotot lihatin yang nyanyi, tapi nggak nyanyi. Geus mahal-mahal saya teh meuli make ieu, supaya ikut nyanyi, peupeuta aya filmna. Eh, nggak ikut nyanyi. Mungkin saudara takut seperti ... Tapi nggak apa-apa sebetulnya, untuk Tuhan. Saudara akan mendapat upah. Ikut Tuhan Yesus dapat warisan ... Warisan, warisan, warisan, hidup kekal ... Warisan, warisan, warisan, hidup kekal. Tanah di belakang mau dijual, tapi aduh, belum bisa kejual. Lagi berebut ahli warisnya. Rebutan, rebutan. Memang kalau sudah soal warisan, nggak ada saudara, nggak ada famili, rebutan. Pakai pengacara - pengangguran banyak acara, pake ini pake itu, wah. Tidak ada saudara kalau sudah soal duit, soal warisan. Tapi puji Tuhan, kalau kita menerima Yesus, janji yang kedua kita menerima upah.
Yang ketiga, Markus.
10:28 Berkatalah Petrus kepada Yesus: "Kami ini
telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!"
10:29 Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang karena
Aku dan karena Injil meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya
perempuan, ibunya atau bapanya, anak-anaknya atau ladangnya,
10:30 orang itu sekarang pada masa ini juga akan menerima kembali seratus kali
lipat: rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak dan ladang,
sekalipun disertai berbagai penganiayaan, dan pada zaman yang akan datang ia
akan menerima hidup yang kekal.
10:31 Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir dan yang
terakhir akan menjadi yang terdahulu."
Yang ketiga adalah berkat dua kali ganda, yaitu berkat jasmani. Hari ini, jaman ini, sebelum kita mati dan waktu kita mati, kita mendapat berkat hidup yang kekal. Tetapi apa kita baca: Barangsiapa yang karena Aku, karena Injil meninggalkan rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ladang, dan sebagainya. Di Cianjur ini kan pedagang-pedagang kelontong, punya toko, punya warung ... karena Yesus karena kebaktian, saudara tinggalin toko, saudara tinggalkan warung, bahkan yang berani yang beriman, dia tutup tokonya. Sudah jam kebaktian sampe semua langganan tahu kalau minggu jam sekian mah dia tutup, dia mah ke gereja.
Saudara, kalau saudara kebaktian lalu toko tutup itu bukan rugi. Dibalas seratus kali lipat. Bukan seratus kali A. Tidak. Maksudnya seratus kali lipat itu seratus kali seratus, sepuluh ribu kali. Saudara nggak berani ngomong haleluyah. Nggak percaya. Tapi saya percaya. Tapi saya percaya, saudara. Saya dapat gaji berapa dari gereja? Nggak ada gaji. Tapi dengan Injil, dengan Firman Allah, saya keliling dunia. Saya membawa Injil, sederhana, saya keliling dunia. Saya lihat banyak negara. Saya dihormati, diterima dimana-mana. Karena saya menerima Yesus lebih dahulu, saya menerima Firman ini lebih dahulu. Jangan tidak percaya berkat dua kali ganda.
Siswa-siswa dan siswi-siswi itu meninggalkan rumah, itu kalau betul sungguh-sungguh mereka kerja, meninggalkan karena Kristus, itu semua akan dibalas berlipat kali ganda oleh Tuhan. Waktu saya meninggalkan ibu saya untuk sekolah alkitab, saya kira ibu saya itu cuman tiga. Sampai sekarang banyak yang memperlakukan saya sebagai anak. Disini ada yang masih saya panggil memeh, Memeh Uyan. Saya panggil memeh. Di sekolah alkitab ada satu ibu, siswi, ibu Nelwan, namanya. Dia tinggi besar. Dia masuk kelas, dia kena batu, dia mau jatuh, mukanya tuh mau ke jubin. Saya ada dekat situ, saya pegang dia. Masih tidak jatuh. Dia sampe bersaksi, untung ada Yohanes Awondatu, saya jadi tidak jatuh. Mulai hari ini saya angkat dia jadi anak angkat saya. Tiap sore saya dapat hai ci, itu kue yang di sekolah alkitab. Kita mau dapat duit darimana? Papa cuma kasih duit tiga ratus perak sebulan. Hanya untuk beli odol sama beli sabun. Mau beli hai ci? Kalakah bersin-bersin.
Tapi saudaraku, Tuhan itu luar biasa. Ada satu teman saya, Pendeta Momongan, sekarang sudah jadi pendeta di Kalimantan. Dia nggak punya uang untuk jajan, orang lain jajan, pada pergi ke belakang, beli tape, beli singkong. Dia sembahyang, saudara, di belakang kelas. Tuhan, saya tidak tahu makan apa, saya lapar, pengin makan. Tuhan saya lapar, tapi saya nggak ada uang. Nah, ini siswa di belakang beli tape, supaya nggak ketahuan sama kepala sekolah, tape itu dilempar jatuh di depan yang sembahyang. Brug. Wah, terima kasih Tuhan. Saya tidak tahu darimana ini, apakah malaikat apa siapa., pokoknya terima kasih, Tuhan. Dia bawa. Dia makan tape, dia bagi-bagi. Orang yang lempar cari-cari, nggak ketemu. Dia udah ketakutan. Jangan-jangan sudah ketahuan sama pak Victor Malino, katanya. Ternyata begitu masuk asrama, sedang rame makan tape dengan teman-temannya. Darimana itu kamu? Dari Tuhan Yesus, katanya.
Saudara-saudara, kalau kembali lagi kepada Firman Allah. Apapun yang saudara tinggalkan karena Yesus, akan dikembalikan oleh Tuhan seratus kali lipat. Pira nganteuran kue, nganteuran jeruk, ada yang suka mijit saya. Saya tertolong dengan bisa istirahat. Ada yang kasih makan, kirim makanan, tapi saudara, nggak mungkin saudara cari untung dari saya, kan nggak mungkin. Ngaduitkeun saya kan nggak mungkin. Saudara pasti korban bagi gembala. Saya mau kasih tahu, itu tidak akan hilang, tidak akan hilang. Yesusku berkata, seratus kali lipat. Dalam hidup ini, rumah, tanah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ayah, ibu. Saudara tidak akan kehilangan satu apapun juga. Haleluyah? Ini yang terakhir. Yang terakhir, tetangganya. Markus.
9:23 Jawab Yesus: "Katamu: jika Engkau dapat?
Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!"
Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya. Sama-sama. Tidak ada yang
mustahil bagi orang yang percaya. Saya tadi katakan dalam khotbah pertama, bahwa
menerima adalah ungkapan lain dari percaya. Saudara cuma baca satu ayat saja sih.
Lukas 1:37 Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil."
Semua yakin itu. Tidak ada yang mustahil. Namanya saja Allah, Dia yang bikin dunia. Nama-Nya Tuhan, Mahakuasa, Mahahadir, Mahamulia, Maha, Maha, Maha, Maha, ada sama Tuhan. Tetapi sekarang Yesus bilang, Yesus yang bilang. Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya. Siapa di antara saudara yang persoalannya belum dijawab-jawab? Apakah satu antara dua, saudara tidak percaya kepada Tuhan atau Tuhan masih bilang tunggu, sebentar lagi. Kalau saudara sampai putus asa, aduh Tuhan kok belum jawab? Itu artinya saudara tidak percaya. Dan kalau saudara tidak percaya, segala sesuatu jadi mustahil. Yang gampangpun jadi susah. Yang ringanpun jadi berat. Yang sederhana jadi rumit. Karena tidak percaya. Tapi kalau kita ada yakin, ada iman, ada percaya - gunung yang besar pun terangkat ke dalam laut! Persoalan yang rumit menjadi sederhana. Persoalan yang besar menjadi titik yang kecil.
Saudara-saudaraku, kalau saudara percaya, saudara akan jadi seperti Daud. Saudara tidak akan lihat Goliat tetapi saudara akan lihat Tuhan yang lebih besar dari Goliat. Kalau saudara percaya, maka saudara tidak lihat laut Kolzom. Tetapi saudara tahu, siapa Pencipta laut Kolzom ini. Kalau saudara percaya, saudara akan yakin seyakin-yakinnya, apapun kata mustahil kata orang, saudara akan yakin, tidak mustahil bagi orang yang percaya. Maka kata Firman Allah ini, barang siapa yang menerima Dia, diberi hak sebagai anak-anak Allah. Ini yang pertama.
Saudara, yang kedua akan mendapatkan upah. Yang ketiga, saudara mendapatkan berkat dua kali ganda. Dan yang terakhir, yang keempat ini, saudara, tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya. Ingat ini, saudara. Yang ngomong ini, yang menulis alkitab ini, yang bicara ini, Firman Allah. Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya. Yakin saya bisa. Yakin saya dapat. Tuhan, mungkin rasa berat untuk hidup terus. Tapi yakin saya bisa. Yakin saya dapat. Tuhan berikan bantuan. Tuhan mungkin persoalan ini di sekolah agak susah. Soal ini di rumah tangga agak susah. Soal ini perdagangan agak rumit. Tapi saya yakin, saya percaya, Tuhan di dalam saya jauh lebih berkuasa. Saya yakin semua akan lewat. Dalam nama Yesus.
Saudara percaya itu, maka saudara akan pulang dengan membawa kemenangan yang luar biasa. Karena apa dikatakan, tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya. Tadi saya katakan, menerina, lambano, bukan hanya artinya menerima tetapi juga mengambil. Maka orang yang percaya, dia mengambil jawabannya sendiri. Kadang-kadang kita masuk ke restoran, ada restoran yang dilayani. Kalau di Eropa, kalau udahrestoran yang dilayani, udah mahal aja. Tapi ada restoran yang ambil sendiri, self-service. Mau ambil langsung nasi? Atau mau ambil roti dulu, mau ambil sup dulu, ambil sendiri. Dan kata lambano, berarti mengambil. Bukan hanya menerima, dia arti mengambil.
Jadi maksudnya apa yang tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya. Karena dia bisa mengambil jawaban dari Tuhan. Ada kalanya Tuhan cuman lihat saja begini. Dia sudah siapkan semuanya. Cari undangan kesana kemari sebab pestaku sudah sedia. Semua makanan sudah siap. Cari undangan, cari orang yang makan. Semuanya sudah sedia. Saya tidak ikut, tapi waktu paskah hari minggu, saudara bawa kue. Saya nggak kebagian, karena saya tidak lihat. Tapi dengan iman, saya bisa lihat ada yang bawa combro, ada kue mangkok, ada kue lapis. Ketika saudara kebaktian selesai, udah doa mau makan selesai. Saudara kan disilakan, itu ada roti, ada macam-macam. Silakan, saudara mau ambil yang mana?
Saya selalu ingat satu ibu, bawa piring di undangan, prasmanan, ambil sendiri. Ini apa? Kambing. Nggak boleh. Ini apa? Ayam tapi lada. Nggak boleh. Ini apa? Euh nggak boleh juga. Ini apa? Euh, nggak boleh. Itu? Ih, nggak boleh. Ini ajalah, kerupuk. Masa ke undangan bawa piring gede-gede, pakai sendok garpu hanya ngambil kerupuk. Cuci mulut. Tuhan sudah sediakan semua.
Saudara perlu damai? Ambil damai. Saudara perlu kekuatan? Ambil kekuatan. Tuhan sumbernya kan? Saudara perlu penghiburan? Ambil penghiburan. Saudara kira kalau saudara lagi sesak datang ke gereja, terus kira-kira begitu sampai di gereja, Tuhan hiburkan, eng ... ing ... eng ... Kepala kita terus jadi ... Tidak.
Saudara yang harus praktek, saudara harus menyanyi. Saudara harus nyanyi. Puji Tuhan. Apa kira-kira malaikat di surga juga taruhan yah melihat kita disuruh sama Tuhan, ambil segala apa berkat yang engkau mau. Taruhan yuk mereka ambil kerupuk semua.
Mari saudara-saudara, ambil berkat yang terbaik untuk saudara. Tuhan sudah berikan itu untuk kita. Tidak ada yang mustahil bagi semua orang yang percaya. Kita berdiri bersama-sama.
Minggu sore, 25 April 2004
Kebenaran
Selamat sore, selamat bertemu lagi di dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Hari ini adalah hari yang terakhir bagi siswa-siswi sekolah alkitab angkatan XVI. Hari Jumat tanggal 30, mereka-mereka ini akan dikirimkan ke seluruh dunia. Ada yang bikin susah sama saya, murid-murid ini. Tapi ada yang menghiburkan. Kemarin dalam pelajaran Roh Kudus ada nubuatan. Saya baru tahu yang bernubuat itu sudah berpuasa lima hari. Jadi satu berkat bagi kita sekalian. Dia bernubuat di dalam bahasa Inggris, padahal dia nggak tahu bahasa Inggris. Jadi saya tidak usah tunggu dengan salinannya karena saya sendiri sudah tahu, sudah mengerti.
Nah, pada sore hari ini kita akan mendengar Firman dari Efesus pasal 1. Dalam Efesus pasal 1, kita akan membaca ayat yang ke 13, saya ingin kita baca bersama-sama.
1:13 Di dalam Dia kamu juga -- karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu--di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu.
In Him you also trust ... Sebab itu di dalam Dia kamu juga karena kamu telah mendengar Firman kebenaran. Mari kita perhatikan kata kebenaran. Dalam bahasa Yunani kata kebenaran disalin dalam kata aleiteia. Dan artinya kebenaran hal yang jujur, kejujuran, hal yang sebenarnya. Itulah yang dimaksud dengan aleiteia. Biar sudah tahu cerita, ada orang difitnah macam-macam, tetapi setelah diselidiki ternyata kebenarannya adalah ini, ini, ini, ini. Ada orang yang disangka sakit ini, sampai mau dioperasi, diperiksa, sakit ini, sakit ini. Ternyata setelah diperiksa ulang, kebenarannya nampaknya adalah sakitnya itu sakit B. Ini kita sedang berbicara tentang kebenaran.
Firman Allah berkata, ada jalan yang disangka orang benar, betul, tapi ujungnya membawa kepada kematian. Jadi kebenaran yang pertama itu salah. Ada orang yang menganggap ada jalan yang dianggap orang itu benar, kita anggap betul padahal salah. Yang ujungnya sampai kepada maut, kepada kematian. Kebenarannya itu ternyata adalah maut atau kematian. Jadi nampak di dalam Firman ini, kita mau belajar tentang aleiteia. Dikatakan disana, di dalam Dia karena kamu telah mendengar firman kebenaran. Yang saudara dengar adalah firman kebenaran. Dalam surat Roma dikatakan, biar segala manusia itu pendosa dan Allah benar, biar Allah yang benar dan semua orang adalah pendusta.
Salah satu gelar dari Yesus, Aku adalah jalan, kebenaran dan hidup. Persis di tengah itu kebenaran. Dan kata kebenaran disana juga disalin dalam kata aleiteia. Sebelum saya bercerita lebih banyak tentang kebenaran, saudara kasih tanda Efesus 1:13 itu dengan tali alkitab. Kita mau melihat Yohanes pasal 8. Di dalam Yohanes pasal 8, saudara-saudara, adalah pasal yang saya boleh katakan adalah pasal tentang kebenaran. Pasal yang kita belajar tentang kebenaran. Yang pertama kita akan belajar ayatnya yang ke 31, 32,
8:31. Maka kata-Nya
kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: "Jikalau kamu tetap dalam
firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku
8:32 dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan
kamu."
Kamu akan mengetahui kebenaran - aleiteia -, dan kebenaran itu - aleiteia - akan memerdekakan kamu. Akan membuat engkau bebas. Bahasa Inggris, shall make you free, akan membuat kita bebas. Bebas dari rasa takut. Bebas dari rasa bimbang. Bebas dari rasa dikejar-kejar orang. Bebas dari rasa berhutang. Bebas dari rasa kita dapat penyakit yang tidak tertolong. Bebas dari takut akan kematian. Dan bebas dari segala macam ketakutan, kalau kita tahu yang benar. Tadi pagi saya sudah katakan, sudah cerita bagaimana Elisa sedang duduk di Dotan dan dikelilingi Dotan itu oleh tentara berpasukan dari pasukan Siam yang begitu banyak sedangkan dia cuma berdua dengan pengerjanya.
Pengerjanya yang bernama Gehazi ini sudah tidak tahan, dia berkata, oh tolong lihat di luar ini, kita sudah dikurung oleh tentara yang begitu banyak. Dari situ saja cerita kita sudah lihat ada satu yang ganjil. Masa untuk tangkap dua orang saja harus pakai tentara yang begitu banyak, satu devisi? Itu berarti dua orang ini sudah luar biasa. Tetapi saudaraku, ini pengerja, dia bilang, aduh takut, kita sudah dikurung oleh tentara begitu banyak. Yang dilihat sepertinya benar. Dilihat oleh mata sepertinya betul, tetapi aleiteia, kebenarannya ... dibukalah mata Gehazi ini oleh Tuhan. Dia kaget ketika melihat di atas tentara yang banyak itu, ada bala tentara yang lebih banyak lagi, yaitu bala tentara kerajaan surga. Baru dia tenang. Baru dia bisa duduk dengan tenang. Karena dia tahu yang bersama dengan dia jauh lebih besar, jauh lebih berkuasa, dari pada yang bersama dengan musuhnya. Ada haleluyah, saudara-saudara?
Jadi sebelum kita tahu kebenaran, ketakutan kita akan alami. Kita akan takut karena kita tidak tahu kebenaran. Kita akan takut, kita akan ngeri. Dulu di sini ada satu saudara yang bersaksi. Saudara-saudara bantu doa, karena di Selat Malaka ada armada ketujuh kapal perang Amerika Serikat. Bantu doa. Saya bilang dari mimbar ini sini, kenapa dengan bantu doa, armada ketujuh, ada apa memangnya? Mungkin di dalam dia punya pikiran, dengan armada ketujuh, Indonesia sudah mau perang. Wah, Indonesia mah nggak usah perang, saudara. Pakai longsor dan banjir aja udah riweuh. Jadi saudara-saudaraku, ini kita mau melihat bahwa kebenarannya ini kita harus belajar hal yang benar. Sekarang dengan banjir saja, Indonesia sudah susah.
Di Jakarta baru-baru tadi siang, masih ada daerah yang 80 cm, masih ada yang 50 cm. Dua tahun lalu sudah sampai lampu stopan terendam. Jadi kalau di Belanda, biar negaranya kecil, hanya setengah dari pulau Jawa tapi dia bisa mengatasi air. Maka kota-kota di sana, mereka bikin dam, bendungan. Maka kota-kota di Belanda tuh banyak yang pakai dam, Rotterdam, Amsterdam, pakai dam, dam, dam. Indonesia nggak mau kalah, dia juga pakai dam, terendam, saudara-saudara, karena banyaknya banjir. Negara yang bisa mengatasi air adalah negara yang maju. Nah, dikatakan di sini, saudaraku, kebenaran ini akan membebaskan kamu, dan kamu akan bebas kalau kamu mengenal kebenaran.
Yesus berkata, Aku kebenaran. Banyak kali kita cuma bingung saja. Saya percaya Yesus. Saya kenal Yesus. Tapi kita nggak kenal Dia sebagai kebenaran. Kalau kita kenal Dia sebagai kebenaran, kita nggak akan takut, kita nggak akan bimbang, kita nggak akan paciweuh, kita nggak akan riweuh. Kita akan tenang karena kita tahu, kata Paulus, kepada siapa aku percaya. Aku tahu yang aku percaya ini siapa. Yang aku yakinkan Tuhan Yesus ini siapa, aku tahu. Jadi dia tenang. Sadrakh, Mesakh, Abednego, dilemparkan ke dalam api yang bernyala-nyala, dipanaskan tujuh kali. Yang lemparnya 6 orang aja, mati. Digotong nih dua orang, lempar ke api. Yang lemparnya saja mati, saking panasnya. Enam orang mati. Yang dilempar, nggak mati, saudara. Yang dilempar tiga orang, yang jalan empat orang di tengah api.
Sampai raja bingung. Yang dilempar kan tiga? Kenapa yang berjalan ada empat? Dan yang keempat itu wajahnya seperti wajah dewata. Kelihatannya mereka mati dilempar, tapi kebenarannya mereka tidak mati, mereka luput dari kematian. Karena ditemani oleh yang keempat! Siapa orang keempat ini? Alkitab katakan adalah Yesus sendiri. Kenapa kita takut dengan api percobaan? Kecuali kalau kita salah. Kenapa kita takut dengan segala persoalan, kalau kita benar? Biar seribu jari menunjuk kita, kita tenang saja, kita nggak salah, kok. Kita nggak salah. Karena kita tahu kepada siapa kita percaya. Yang jamin kita ini siapa? Raja segala Raja, Tuhan di atas sekalian tuhan. Masih di dalam Yohanes pasal 8, kita membaca ayatnya yang ke 42,
8:42 Kata Yesus kepada
mereka: "Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku keluar
dan datang dari Allah. Dan Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, melainkan
Dialah yang mengutus Aku.
8:43 Apakah sebabnya kamu tidak mengerti bahasa-Ku? Sebab kamu tidak dapat
menangkap firman-Ku.
8:44 Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan
bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran,
sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata
atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.
8:45 Tetapi karena Aku mengatakan kebenaran kepadamu, kamu tidak percaya kepada-Ku.
Inilah, saudaraku, dua dunia yang berlainan, iblis dengan Yesus. Iblis itu tidak
suka kebenaran, karena dia tidak benar. Dia juga tidak senang dengan kebenaran.
Dia pembunuh dari mulanya, di dalam dia tidak ada kebenaran, ya. Dia tidak hidup
dalam kebenaran, ya. Kita tidak cukup hanya tahu kebenaran. Kita diperlukan
harus hidup di dalam kebenaran. Kita tidak cukup, saudara-saudaraku, tahu budaya.
Kita harus hidup di dalam budaya itu.
Di dalam ayatnya yang ke 43, kenapa kamu tidak mengerti bahasa-Ku? Sebab kamu tidak dapat menangkap firman-Ku. Saudara mau mengerti bahasanya Tuhan, rajin kebaktian. Karena dalam rajin kebaktian juga, belum semua bisa menangkap Firman Allah. Apalagi yang malas. Maka itu kita harus merajinkan diri untuk belajar sabda Tuhan. Di kebaktian itu, saudaraku, kita mau belajar kebenaran. Yohanes 17:17, saudara-saudara jangan lupa itu.
17:17. Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran.
Kita kalau belajar Firman Allah, kita sedang mempelajari kebenaran. Kita berhutang, baca firman, bayarlah hutangmu. Ini kebenaran. Bukan kalau percaya Yesus hutang harus dibebaskan. Atau kita tidak usah bayar hutang. Salah. Kalau kita jadi kristen, kita harus bayar hutang. Kecuali kalau memang kita diampuni. Kenapa? Kita tidak mengerti firman-Nya, maka bahasanya kebenaran kita tidak tahu.
Dulu ada cerita. Ini cerita ilustrasi. Si Cepot pergi ke kota. Pulang dari kota, kembali ke Parang Tumaritis. Di Dewala, Petruk itu tanya, kamu di sana, di kota, ngapain aja? Oh, saya sekolah. Sekolahnya apa? Oh, sekolah bahasa Inggris. Biasa ngarahul, ngabohong. Bahasa Inggris? Iya. Kalau good morning, apa artinya, kata si Cepot. Oh, good morning, kata si Udel itu. Good morning apa? Good morning gampang artinya handuk kecil. Karena dulu kan ada handuk kecil selalu tulisannya good morning. Oh, handuk kecil tuh good morning? Kalau handuk besar apa? Olimpiade. Karena dulu kalau handuk besar tulisannya olimpiade. Ini orang yang tidak tahu kebenaran. Tidak tahu bahasanya kebenaran.
Kembali lagi kepada Firman Allah. Kenapa kamu tidak mengerti bahasa-Ku? Bahasa Tuhan cuma satu, bahasa kebenaran. Bahasa leumpeung, bahasa jujur, nggak neko-neko, nggak macam-macam, Dia bahasa yang bener. Di dalam Mazmur 23, mazmur yang paling kita sayang, paling kita suka. Tetapi Mazmur ini mengajar sesuatu pada kita sesuatu hal yang baik sakali. Karena di dalam Mazmur 23 ini, Tuhan mengajar kita, Firman Allah mengajar kita. Indah sekali.
23:1 Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. - Udah dijamin dia. Untuk domba sebetulnya kalau udah dapat tak kekurangan, udah. Tiba-tiba Mazmur ini, kalau kita tutup semua ayat cuman ayat 1 saja, udah cukup dong. Sip. Mazmur 23:1 cukup, Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Nggak usah lagi yang bawahnya, 2, 3, 4, 5, 6, nggak usah. Baca aja ayat 1, cukup. Untuk seorang domba, kalau punya gembalanya Tuhan namanya, udah cukup. Domba, air, semuanya cukup, rumput, semuanya cukup.
Tetapi kita belajar yang lain. Ayat ke 2,
23:2 Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air
yang tenang;
23:3 Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar
Jadi kerjanya Tuhan bukan cuma kasih makan. Kerjanya Tuhan memberi kepada kita pengajaran untuk belajar hal yang benar. Maka Tuhan Yesus bilang, Aku datang bukan untuk orang yang sehat, Aku datang untuk orang yang sakit. Siapa orang yang sehat di dunia ini? Semua kita sakit, banyak penyakit dosa. Itu sebabnya kita belajar yang benar dari gembala yang baik.
Kalau sekarang saudara mau bersama dengan saya kembali lagi kepada Efesus 1:13 tadi,
1:13 Di dalam Dia kamu juga--karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu
Nah, ini kebenaran, yaitu yang memberikan keselamatan. Mari saudara, saya akan beri beberapa ilustrasi supaya saudara terbuka dengan kebenaran yang saya maksud pada sore hari ini.
Waktu Yesus disalib, kelihatannya Yesus kalah. Kelihatannya pengikut Kristus kabur semua, kelihatannya keok. Padahal kebenarannya, waktu Yesus disalib, dosa umat manusia ditebus. Ada amin, saudara? Sakit penyakit orang disembuhkan! Dengan bilur-bilurnya kamu sudah disembuhkan. Waktu Dia disalib, bukan Dia kalah, Dia menang atas maut, atas dosa, dan atas neraka! Ada haleluyah? Itu kebenarannya. Tapi kelihatannya Dia kalah.
Yesus berkata, kalau kamu ditempeleng pipi kanan, kasih pipi kiri. Itu bukan arti sebenarnya. Jadi kalau saudara ditempeleng, plak, satu lagi. Bukan. Maksudnya itu, saudara mengalah. Karena waktu Yesus ditempeleng, Yesus sendiri ditampar, Yesus berkata, kenapa kamu menampar Aku? Kiranya Tuhan membalas kamu. Yesus nggak kasih lagi pipi sebelahnya. Jadi apa maksudnya Dia ajar?
Siapa menampar pipi kanan, kasih pipi kiri. Maksudnya mengalah. Mengalah, kelihatannya kalah. Tapi sebenarnya aleiteia. Orang mengalah itu bukan kalah. Dia justru menang. Orang kristen kalau mengalah bukan kalah - dia menang. Dan orang kristen yang mau menang sendiri, dia bukan menang, dia kalah. Maka terjadilah di dalam kekristenan itu jalan untuk ke bawah itu naik. Kalau mau hancur, naik aja, sombong. Hancur. Kalau mau naik, turun ke bawah, merendahkan diri. Kalau kita mau merendahkan diri, mau tahan, mau sabar, diolok, dihina, dilecehin, sabar. Nanti Tuhan angkat. Tapi kalau kita cepat tersinggung. Nggak boleh sedikit saja, wah, maunya ke atas, nanti ke bawah dia.
Jadi apa yang kelihatannya salah. Saudara, saya katakan tadi pagi, kita harus melihat yang tidak kelihatan. Mari kita miliki mata yang bisa melihat yang tidak kelihatan. Dalam dunia yang kelihatan, kita lihat sepertinya, umpamanya nih, umpama, kan ilustrasi. Kok, dagangan kita berkurang keuntungannya? Rumah tangga kita kok kurang harmonis? Kok, anak kita sekolah ini kok bayarannya kok nggak cocok saja nggak klop-klop? Kok, kelihatannya kita kurang?
Kalau saudara sudah tahu kebenaran, saudara dan saya ada di tangan Yesus! Kalau kita ada di tangan Yesus, kenapa kita takut? Tidak ada yang patut kita takutkan. Karena Dia sudah jamin. Apa saja yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan membuatnya bagi engkau.
Dalam Yohanes 16, Dia berkata, sampai sekarang ini kamu belum pernah minta apa-apa. Mintalah, supaya sukacitamu itu besar, pas, supaya puas, sukacitamu itu genap. Minta apa yang engkau perlu. Jadi kelihatannya seperti lihat cerita Ayub. Kelihatannya Ayub kok seperti ditinggalin Tuhan? Nggak ada Ayub yang dua, nggak ada. Cuma satu Ayub. Ini gambaran untuk kita. Saudara nggak akan ada yang akan jadi seperti Ayub, nggak mungkin ada yang kuat. Cuma satu, dia. Dalam satu hari, empat perusahaannya amblas. Banyak yang mati, dirampas kekayaannya. Belum berhenti, dia mungkin baru mau nangis, baru mau ngomong, sudah ada laporan, sepuluh anaknya mati. Hayo, siapa yang tahan? Masa ikut Tuhan jadi begitu? Nampaknya itu rugi, nampaknya susah. Eh, istri minta cerai. Buru aja kamu mati aja. Sudahlah. Tuh Tuhan, Tuhan itu sudah, hujat saja lalu kamu mati. Tapi dia bilang sama istrinya, perkataanmu seperti perkataan orang yang gila.
Kelihatannya, kan Ayub tidak tahu ada percakapan Tuhan dengan iblis. Dia tidak tahu. Tapi kelihatannya, datang 4 hopeng siang ho, tapi nasehatin, sok rohani. Kamu salah, kamu pasti berdosa, nggak mungkin orang benar sampai bisul sampe begini 1.001 bisul. Bagaimana ini kamu sampai tidur di atas debu? Tapi aleiteia, kebenaranya, di belakangnya, Tuhan bilang, minta ampun sama Ayub! Minta maaf sama Ayub, supaya Ayub berdoa supaya dosamu diampuni. Karena dosamu tidak akan di ampuni kecuali kalau Ayub itu minta ampun untuk kamu kepada-Ku, kata Tuhan. Tidak ada orang seperti Ayub. Kamu pulang ke rumah dari pada banyak omong, ambil piring emas kasih sama Ayub. Lalu tiba-tiba sembuh lukanya. Sembuh lukanya. Ayub kaya kembali, dua kali lipat. Istrinya yang asalnya sudah minta cerai, ngomong, pap, gimana pap? Baik? Apa kabar? Diterima lagi sama Ayub, punya anak lagi sepuluh.
Saya kemarin lihat saudara Yanto, istrinya tukang masak di sekolah alkitab, sudah gendut lagi perutnya. Ini kenapa gemuk perutnya? Hamil lagi yah? Iya, Oom. Aduh, produktif amat. Baru saya rasanya itu. Sekarang saya bilang, sudahlah kalau melahirkan aku nggak mau lagi bayarin rumah sakit, nggak mau. Enak amat ini. Baru anak baru bisa jalan. Ini yang disebut aktivis. Cari jiwa. Tapi kalau saya pikir Ayub, lebih aktif lagi. Karena dikasih sepuluh anak lagi. Sepuluh anak. Ada haleluyah, saudara? Dua kali ganda berkat dari pada Tuhan. Aleiteia. Kelihatannya rugi, kelihatannya ditinggalkan. Tapi sebetulnya tidak.
Saudara yang pada malam hari ini, sore hari ini, merasa sepertinya kurang, sepertinya kurang ini, sepertinya kurang itu, saudara perlu kenal aleiteia. Kalau sebenarnya Tuhan tidak pernah meninggalkan kita seorang diri. Dia tidak pernah. Dan saya mau pegang janji itu sampai saya mati. Saya tidak akan mau lupa apa janji Tuhan. Dia bilang, Aku tidak akan membiarkan kamu. Kita baca Ibrani 13. Di dalam Ibrani pasal 13, di sana Tuhan berfirman dan berkata dengan jelas, luar biasa janji Tuhan. Ibrani 13 ini ayatnya yang ke 5,
13:5
Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada
padamu. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan
engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau." Amin?
13:6 Sebab itu dengan yakin kita dapat berkata: "Tuhan adalah Penolongku. Aku
tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?"
Hayo, jaminan dari mana? Yayasan mana? Fasilitas mana? Partai mana yang kasih jaminan ini? Hayo, mana partai di Indonesia, di dunia yang kasih jaminan ini? Orang kaya mana yang bisa kasih jaminan ini? Sekali saja Aku tidak akan lupa. Nggak mungkin. Sekali saja Aku tidak akan lupa. Kalau saya pegang janji ini saja, saya sudah tidak usah takut sampai saya mati. Dia tidak akan tinggalkan saya. Dia tidak akan membiarkan keluarga saya. Dia tidak akan meninggalkan anak-anak saya. Dia tidak akan membiarkan anak cucu saya. Ada amin, saudara-saudara? Kita tahu harus mengenal aleiteia. Ayat 5 tadi berkata, jangan kamu menjadi hamba uang. Dengar baik-baik.
Mungkin sekitar 50%, 40% jemaat sudah membawa persepuluhan. Kalau saudara sudah membawa persepuluhan, itu bukan berarti yang 90%, saudara bisa pakai semena-mena, semau-maunya saudara. Mentang-mentang saudara sudah bawa persepuluhan, saudara bisa pakai yang 90% seenak-enak saudara. Pakai semau-maunya. Tidak bisa. Kita tidak boleh diperhamba sama uang. Mari dengar ilustrasi ini. Saudara baca dirumah. Tapi saya sudah ngomong ayatnya sekarang. Dalam 1 Raja-raja pasal 6 ayat terakhir, di situ dituliskan Salomo membangun Bait Allah tujuh tahun. Yang megah itu tujuh tahun. Tapi 1 Raja-raja pasal 7 ayat 1, ayat pertama, ditulis di sana Salomo membangun istananya 13 tahun. Untuk Tuhan, tujuh tahun. Untuk istana sendiri, tiga belas tahun.
Maka di dalam cerita Salomo, Salomo di akhir hidupnya hatinya jauh dari Tuhan. Oleh karena dia diperhamba oleh uang. Padahal dia sudah minta, berikan hatiku adalah hati yang berbudi. Istrinya yang seribu itu bukan orang percaya kepada Tuhan. Istrinya membawa Salomo jauh dari Tuhan, karena uang. Maka saya berani katakan malam hari ini, Tuhan tidak perhatikan yang 10%, karena 10% Dia punya. Yang Tuhan perhatikan, bagaimana kita menggunakan yang 90%. Apa kita gunakan dengan baik? Apa kita gunakan dengan proporsional untuk hal-hal yang berguna? Atau kita gunakan untuk perkara-perkara yang tidak berguna? Untuk perkara-perkara yang kurang berguna? Tuhan memeriksa 90% yang saudara pegang dari pada yang 10% yang diberi kepada Dia, karena itu miliknya Tuhan.
Jangan diperhamba oleh uang. Jangan takut. Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau. Ini aleiteia. Maka saya aneh kalau orang kristen takut. Ongkoh kristen, sudah dibaptis tapi takut. Satu hal sebab, dia tidak kenal aleiteia. Dia tidak mau belajar aleiteia, kebenaran. Karena Yesus bilang, kebenaran itu yang akan membuat kamu bebas. Bebas dari ketakutan. Bebas dari kebimbangan. Bebas dari segala sesuatu. Biar saudara nggak ngomong haleluyah, saya mah tetap percaya Tuhan itu tidak akan meninggalkan saya. Kembali kepada Efesus 1. Ada yang kedua, saudara. Di dalam yang kedua,
1:13 Di dalam Dia kamu juga--karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu--di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus - ...
Dimeteraikan tanda itu dilindungi. Misalnya PLN meteraikan ... itu dimeteraikan, itu dilindungi. Tidak ada yang boleh buka. Dimeteraikan juga artinya, saudaraku, jaminan. Kalau saudara jual beli mobil, jual beli rumah, tanda tangan saudara itu harus di atas meterai enam ribu. Memang harganya murah 6.000, tapi berani bantah, berani berubah dari janji yang sudah ada di atas meterai itu, segenap kekuatan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia, hukum dan undang-undang, ada di belakang meterai yang enam ribu itu. Dia dibela. Jadi begitu saudara tanda tangan, dibela. Itu arti dari meterai. Maka dikatakan di sini, di dalam Dia kamu dimeteraikan dengan Roh Kudus. Roh Kudus begitu kita mau percaya kepada Yesus, belajar kebenaran, maka dia akan memeteraikan itu. Memiliki kita. Tuhan udah janji, Aku tidak akan membiarkan kamu.
Sekarang, Roh Kudus, Dia memeteraikan kita, Dia memiliki kita. Saudara yang masih ingat khotbah saya sepuluh, dua belas tahun yang lalu, di sini. Saudara nggak usah pindah ke luar kota. Nggak usah pindah ke Jakarta, nggak usah pindah ke Bandung, nggak usah pindah ke wah, supaya lebih hebat, lebih ada kemajuan. Saudara bisa tinggal di Cianjur dan tetap diberkati Tuhan. Bisa. Bukan berarti saudara yang ke Jakarta tidak diberkati. Bisa diberkati, sama. Tapi saudara tinggal dimana saja, Yesus saja di Betlehem sekarang menggemparkan dunia. Dari kandang domba, menggemparkan dunia, saudara. Sekarang dunia menggemparkan`kandang ayam, dengan adanya ayam yang selesma, dengan ada flu burung, dan sebagainya. Nanti ada lagi yang batuk pilek.
Kembali kepada Efesus 1, dimeteraikan, dimeteraikan, dimeteraikan. Kenapa sih orang yang menikah itu pakai cium-cium? Meteraikanlah aku, katanya Kidung Agung, meteraikan aku. Biarlah aku menjadi meterai cinta. Aku dimeteraikan oleh kasih sayangmu. Waktu Yesus disalib, Dia memeteraikan cinta-Nya kepada kita dengan korban-Nya di atas kayu salib. Maka lambang kekristenan dari dulu sampai sekarang nggak bisa dirubah, dia tetap salib. Itu meterainya Tuhan. Nggak bisa dirubah. Lambangnya kue donat, apalagi kelewek. Nggak bisa, saudaraku. Hanyalah salib Tuhan. John Sung berkata, aku tidak mau salib tanpa Yesus. Aku tidak mau Yesus tanpa salib.
Kenapa orang katolik punya salib ada Yesusnya? Orang protestan punya salib, nggak ada Yesusnya? Dulu saya bingung, sekarang nggak bingung. Orang katolik punya salib ada Yesusnya, karena dia ingat mereka punya dosa diampuni oleh karena Yesus mati di atas kayu salib. Orang protestan punya salib nggak ada Yesusnya, karena mereka ingat Yesus nggak mati terus dong disalib, Dia sudah bangkit. Dia tidak mati terus di dalam tanah. Dia bangkit. Jadi salibnya sudah kosong, karena Yesus kita sudah bangkit. Itu artinya meterai. Kalau saudara dimiliki oleh Yesus. Nyanyian berkata, Sekarang kumilik Yesus, Yesuspun milikku. Ini lagu dari guru saya Eddy Karamoy. Bukan untuk sementara, tapi buat selamanya. Saudara girang, cintanya Yesus sama saudara itu nggak pakai syarat?
Cintanya tuh Dia mau menebus dosa kita, karena Dia cinta kita. Dia mau mati karena cinta kita. Maka jangan lagi ikut itu nyanyian dari kaum ibu, kaum wanita, Yesus mati dengan hati yang hancur. Hus. Dia tidak mati dengan hati hancur - Dia mati dengan hati yang rela! Karena Dia cinta kepada saudara dan kepada saya. Ada haleluyah, saudara-saudara? Itu meterai dari Tuhan. Kenapa orang bertunangan pakai cincin? Meterai. Jadi kalau ada lelaki yang kucap kiceup, aham, ehem, kita angkat aja tangan ini, kasih liat cincin. Kalau saudara kenal kebenaran, puji Tuhan. Ayat terakhir. Efesus 4:30
4:30 Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan
Saudara tahu Malin Kundang? Siapa tahu cerita Malin Kundang, anak durhaka itu? Malin Kundang, Malin Kundang, Malin Kundang, anak durhaka. Sampai dia dikutuk sama ibunya jadi batu. Kenapa? Karena Malin Kundang marah sama ibunya. Kurang ajar dia sama ibunya. Ditendang ibunya. Sampai, terkutuklah kau, Malin Kundang. Kurang ajar ya, anak sudah dilahirkan sama ibu. Tapi itu adalah legenda, cerita. Seloka untuk mengajar sama anak-anak, jangan kurang ajar sama orang tua, harus balas budi. Bing Slamet nyanyi, Waktu ku kecil hidupku amatlah senang, senang dipangku, dipangku, dipeluknya, serta dicium, dicium, dinamakan, namanya kesayangan. Nggak mungkin lagu itu berbunyi, Waktuku kecil hidupku amatlah senang, senang dipangku, dipangku, diketoknya.
Tidak ada, saudara-saudara. Anak tuh lagi kecil itu disayang, dicium. Maka sudah besar, anak juga harus sayang sama orang tua. Harus sayang sama papa, sama mama. Karena apa? Kalau kita melawan papa, mama, kurang ajar, itu sama kita melawan Roh Kudus. Roh Kudus sudah sayang-sayang sama kita, memeteraikan kita sampai hari keselamatan. Eh, kita kurang ajar. Kita bikin susah, kita bikin dukacita Roh Kudus. Kapan kita mendukakan Roh Kudus? Ketika Roh Kudus bilang, ke kanan, kita ke kiri. Ketika Roh Kudus bilang, jangan, kita tetap perbuat. Ketika Roh Kudus bilang, pilih hidup suci, kita pilih hidup yang kotor. Ketika Roh Kudus bilang, belajar kebenaran, kita malah belajar yang tidak benar. Itu mendukakan Roh Kudus.
Kalau mendukakan Roh Kudus, Roh Kudus lambangnya merpati, merpati terbang meninggalkan kita. Roh Kudus meninggalkan kita. Itu sebabnya, saudara-saudara, kita nggak lama lagi hidup didunia. Nggak lama. Berapa lama sih kita hidup? Saya aja sudah 56 tahun. Kalau Tuhan kasih umur sama saya 10 tahun lagi. Cuma 10 tahun lagi. Itu juga kalau 10 tahun. Bagaimana kalau 20 tahun? Jadi 76. Itu juga kalau dikasih 20 tahun lagi. Gimana kalau 30 tahun? 30 tahun itu 86. Kemaren saya ketemu di Kwong Moy, engko yang Kwong Moy itu yang orang tuanya itu 86 tahun, sehat. Aduh, mata masih awas apalagi duit 50.000an mata awas, jalan sehat, cuma telinga agak kurang dengar. Tapi 86. Saya ngomong sama anaknya, urang can tangtu tah neupi kadinya. Kita belum tentu sampai kesitu, kenapa? Karena kita sekarang generasi makan hot dog.
Dulu mah dikejar-kejar anjing, jadi lari, saudara, sehat. Sekarang mah hot dog, anjing dimakan sama kita. Dulu mah makan tempe, sekarang mah, aduh. Saya makan dari umur 8 tahunan, sudah makan di situ, diajak sama mama, kalau dapat berkat. Saya sama Paulus masih ingat aja makan berdua disitu, satu mangkok berdua, di Kwong Moy. 86 tahun. Oom De Bur 88 tahun. Saudara mau 120 tahun umurnya? Saya nggak mau.
Saya udah bilang, Tuhan jangan saya kasih umur seperti Nabi Nuh, jangan. Kepanjangan. Pikir jaman sekarang, berapa tahun lagi kita hidup? Kenapa kita nggak belajar aleiteia saja? Kalau kita belajar aleiteia, saudara, tidur nyenyak, bangun nyenyak. Artinya hese dihudangkeun. Aleiteia. Nggak ada beban. Semuanya dikerjakan dengan aleiteia, dengan benar.
Heran itu kucing, saudara. Kalau dipanggil, meng, meng, meng, sini, dikasih tulang ikan, meng, meng, dia makan nggak luak, lieuk. Tapi kalau dia nyolong ikan, makannya juga beda. Kucing aja udah tahu aleiteia. Itu ikan haram. Katanya ajengan bilang harom. Walaupun harum tapi itu haram, saudara-saudara, karena boleh nyuri. Tapi walaupun itu tulang tapi itu halal, karena dia dikasih. Makannya juga tenang.
Mau belajar aleiteia, saudara? Sekian renungan Firman Allah. Tuhan memberkati saudara. Dia mengasihi kita dan berjanji tidak akan meninggalkan kita - asal kita mau belajar kebenaran! Para pelayan perjamuan maju ke depan.
--<><--
________________________________________________________________________
Situs ini bersifat informasi umum, khususnya bagi saudara-saudara seiman,
berisi tentang sejarah singkat Gereja Pentakosta di Indonesia - Cianjur,
Yayasan Kabar Baik, Sekolah Umum, Jadwal Ibadah serta Berita Aktual.
Perubahan terakhir situs ini tanggal: 09 Mei 2004