Khotbah Rabu Januari - Februari 2004 ~ Pdt JE AwondatuGereja Pentakosta di Indonesia - CianjurJl. K.H. Hasyim Asyari no. 75 Cianjur 43214 - Indonesia. Telp. (62-263) 261161 |
Rabu, 04 Februari 2004
Lukas
5:17. Pada suatu hari ketika Yesus mengajar, ada
beberapa orang Farisi dan ahli Taurat duduk mendengarkan-Nya. Mereka datang dari
semua desa di Galilea dan Yudea dan dari Yerusalem. Kuasa Tuhan menyertai Dia,
sehingga Ia dapat menyembuhkan orang sakit.
5:18 Lalu datanglah beberapa orang mengusung seorang lumpuh di atas tempat tidur;
mereka berusaha membawa dia masuk dan meletakkannya di hadapan Yesus.
5:19 Karena mereka tidak dapat membawanya masuk berhubung dengan banyaknya orang
di situ, naiklah mereka ke atap rumah, lalu membongkar atap itu, dan menurunkan
orang itu dengan tempat tidurnya ke tengah-tengah orang banyak tepat di depan
Yesus.
5:20 Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia: "Hai saudara, dosamu sudah
diampuni."
5:21 Tetapi ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi berpikir dalam hatinya: "Siapakah
orang yang menghujat Allah ini? Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari
pada Allah sendiri?"
5:22 Akan tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata kepada mereka: "Apakah
yang kamu pikirkan dalam hatimu?
5:23 Manakah lebih mudah, mengatakan: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan:
Bangunlah, dan berjalanlah?
5:24 Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa
mengampuni dosa" --berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu--:"Kepadamu Kukatakan,
bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!"
5:25 Dan seketika itu juga bangunlah ia, di depan mereka, lalu mengangkat tempat
tidurnya dan pulang ke rumahnya sambil memuliakan Allah.
5:26 Semua orang itu takjub, lalu memuliakan Allah, dan mereka sangat takut,
katanya: "Hari ini kami telah menyaksikan hal-hal yang sangat mengherankan."
Judulnya saja cerita ini mengenai orang lumpuh disembuhkan. Jadi saudara sudah tahu ceritanya dari judulnya. Ceritanya tentang orang yang lumpuh, orang yang sakit disembuhkan. Tetapi Alkitab ini lain, Alkitab ini lain dengan cerita dongeng, lain dengan cerita koran, lain dengan cerita buku-buku yang kita bisa beli di toko-toko. Tiap kita baca, artinya berlainan. Didalam cerita ini, tersembunyi atau tersirat banyak pelajaran-pelajaran bagi kita orang-orang nasrani, orang-orang kristen. Kita mulai dari ayat 17.
5:17. Pada suatu hari ketika Yesus mengajar, ada beberapa orang Farisi dan ahli Taurat duduk mendengarkan-Nya. Mereka datang dari semua desa di Galilea dan Yudea dan dari Yerusalem.
Perhatian pertama adalah bagaimana Tuhan Yesus ini sangat menarik untuk didengar. Sangat menarik unuk didengar. Dia berjalan mengajar dan asyik sekali kalau mendengarkan Tuhan Yesus, sampai orang diluar rumah itu berjubel orang mendengarkan pengajaran dari Tuhan Yesus. Dan sampai Dia juga mengajar sambil disertai dengan kuasa Tuhan sehingga Ia dapat menyembuhkan orang sakit. Bukan hanya pengajarannya yang baik untuk didengar, enak untuk didengar, menarik untuk diperhatikan tetapi Dia ada kuasa - Dia menyembuhkan orang sakit.
Ditengah-tengah keadaan itu, datanglah orang-orang membawa mengusung seorang yang lumpuh. Karena tidak bisa masuk ke dalam ruangan itu karena penuh sesak mereka membongkar atap rumah. Perlu saudara tahu gambar penampang rumah orang Yahudi itu selalu 4 persegi. Sampai sekarang rumah orang Yahudi, kecuali yang modern, itu dasarnya ada selalu 4 persegi. Kenapa? Supaya kita tahu kenapa mereka bikin rumah 4 persegi, kita lihat dulu kitab Wahyu
21:16 Kota itu bentuknya empat persegi, panjangnya sama dengan lebarnya. Dan ia mengukur kota itu dengan tongkat itu: dua belas ribu stadia; panjangnya dan lebarnya dan tingginya sama.
Inilah Yerusalem baru yang ditulis panjang lebar dan tinggi sama, jadi kubus, 144 ribu mil. Nah, saudara bisa bayangkan dari Hongkong ke Amerika itu hanya sekitar 4 ribu mil. Ini panjang lebar tinggi 144 ribu mil. Itu surga kita nanti, persegi. Jadi orang Yahudi ambil dari sana, diambillah rumah-rumah mereka dengan bentuk 4 persegi.
Satu lagi ayat, yaitu didalam Yehezkiel
48:30 "Inilah pintu-pintu keluar kota itu: di sisi sebelah utara, yang
ukurannya adalah empat ribu lima ratus hasta,
48:32 Di sisi sebelah timur, yang ukurannya empat ribu lima ratus hasta,
terdapat tiga pintu gerbang juga, yaitu pintu gerbang Yusuf, pintu gerbang
Benyamin dan pintu gerbang Dan.
48:33 Di sisi sebelah selatan, yang ukurannya empat ribu lima ratus hasta,
terdapat tiga pintu gerbang juga, yaitu pintu gerbang Simeon, pintu gerbang
Isakhar dan pintu gerbang Zebulon.
48:34 Di sisi sebelah barat, yang ukurannya empat ribu lima ratus hasta,
terdapat tiga pintu gerbang juga, yaitu pintu gerbang Gad, pintu gerbang Asyer
dan pintu gerbang Naftali.
48:35 Jadi keliling kota itu adalah delapan belas ribu hasta. Sejak hari itu
nama kota itu ialah: TUHAN HADIR DI SITU."
Jadi kota dalam perjanjian lama juga dibikinnya 4 persegi. Jadi tidak heran
kalau orang Yahudi membangun rumah itu selalu 4 persegi bentuknya sama. Jadi
saudara bisa bayangkan kalau rumah itu dengan pintu tidak bisa memuat orang banyak.
Biasanya didalam bagian dalam rumah ada tangga keatas. Nah, mereka kalau malam duduk-duduk
diatas, kalau siang menjemur mereka punya gandum diatas sotoh-sotoh rumah.
Jadi waktu Yesus didalam ini, saudara, penuh sekali orang. Jadi orang ini tidak
bisa membawa orang yang diusung itu tidak bisa dibawa kedepan pintu. Lalu entah
bagaimana mereka mungkin dari rumah tetangga, bawa usung orang-orang ini diusung keatas
lalu ini dibongkar.
Nah, kata dibongkar tidak enak. Sebetulnya dibuka,
karena atap diatas itu selalu bisa dibuka. Bisa dibuka bisa ditutup. Dan saya
yakin Tuhan lihat. Lalu diturunkanlah. Kita mau belajar disini beberapa hal. Ayat
5:18 Lalu datanglah beberapa orang mengusung seorang lumpuh di atas tempat tidur;
mereka berusaha membawa dia masuk dan meletakkannya di hadapan Yesus.
5:19 Karena mereka tidak dapat membawanya masuk berhubung dengan banyaknya orang
di situ, naiklah mereka ke atap rumah, lalu membongkar atap itu, dan menurunkan
orang itu dengan tempat tidurnya ke tengah-tengah orang banyak tepat di depan
Yesus.
Pelajaran pertama, kita akan melihat bahwa ke-empat orang ini mempunyai kasih. Kenapa? Karena empat-empatnya ini mengusung orang lumpuh ini. Orang lumpuh kan nggak bisa apa-apa saudara paling dia bisa omong, sudah lumpuh. Tapi sudahlah ... nggak ada gunanya sebenarnya dia hidup, tidak bisa berkarya. Lumpuh. Tangannya tidak bisa bergerak, kaki tidak bisa bergerak. Sudah lumpuh. Makanpun disuapi. Jadi ke-empat orang dia mempunyai kasih.
Mari kita perhatikan satu hal ini. Kasih itu tidak menunggu. Nggak seperti jemaah haji, dari Arab Saudi sudah dapat berita yang mati 54 orang. Eh, keukeuh aja dari radio di Jakarta, belum ada laporan apakah korban itu korban dari Indonesia atau bukan. Dari Arab Saudi sudah disiarkan 54 orang diinjak-injak mati. Bukan keinjak, diinjak. Setelah dua hari, orang cari di Pondok Haji, mencari keterangan ... nggak ada orang satupun. Ini saya kasih contoh. Ditanya sama wartawan, berapa orang? Kami belum bisa berbicara ... kami menunggu perintah.
Kasih, mau nolong orang, masa nunggu perintah? Ada orang didalam keperluan untuk ditolong, masa kita menunggu perintah? Kasih tidak menunggu perhatian, dia memberi perhatian, kecuali kalau orang yang mau dikasih ini tidak mau diperhatikan, itu lain perkara. Tapi kasih itu, dia tidak menunggu. Dia datang. Dan empat orang ini mempunyai kasih karena tanpa imbalan apapun juga. Saya tidak tahu ini family keluarga atau bukan.
Kedua. Keempat orang ini mempunyai kesatuan. Empat orang jalan, empat pikiran tapi mereka bersatu - mari kita bawa orang lumpuh ini kepada Tuhan Yesus. Siapa tahu bisa ditolong. Kasih tanpa persatuan, bohonglah. Satu lidi, ah potongkeun we gampang. Coba 100 lidi, diikat jadi sapu lidi, coba potong - nggak bisa! Gereja kalau nggak ada persatuan, wah hancur. Mau bangun gereja nggak bisa kalau nggak ada persatuan. Mau maju gereja nggak bisa kalau nggak ada persatuan. Tapi kalau ada persatuan - tidak bisa dipatahkan! Amin? Jadi betapa pentingnya kesatuan ini.
Nah, didalam surat Efesus 4 dikatakan pentingnya kesatuan iman. Tapi kita lihat saja ini. Empat orang ini ada kasih ada persatuan.
Ketiga, empat orang ini mempunyai usaha. Mereka berusaha untuk membawa orang lumpuh ini kepada Yesus. Namanya saja orang usaha, bisa gol bisa gagal bisa ada halangan. Ternyata ada halangan, yaitu banyaknya orang yang tidak mau nyingkirlah. Ya, kalau sekarang ada sirine biar macet mobil kalau ada ambulan musti nyingkir ke pinggir kasih jalan buat ambulan. Jaman dulu kan belum ada ambulan. Mau bilang air panas ... air panas .... salah.
Ini orang sedang lagi asyik-asyiknya duduk dibawah dengar Yesus mengajar, siapa mau diganggu? Ini membawa kita kepada yang ke-empat. Empat orang ini tidak putus asa. Jadi kalau saudara sedang mengalami halangan mengalami gangguan mengalami ... jangan putus asa. Injil Lukas mengajar mengenai satu janda yang minta tolong sama satu hakim diusir balik lagi besok, diusir balik lagi besok minta tolong, diusir balik lagi akhirnya dia dapat pertolongan. Jangan putus asa.
Tetapi empat hal ini Tuhan tidak lihat. Yang Tuhan
lihat itu ayatnya yang ke 20.
5:20 Ketika Yesus melihat iman mereka, - Ini yang dilihat Yesus. Ternyata
keempat-empatnya sama punya iman -
Kadang-kadang kalau kita datang di satu pendeta, didoakan nggak sembuh, cari pendeta lain. Mencari pendeta yang kedua nggak sembuh, cari pendeta lain. Salah. Yang penting kita ada iman bukan ganti pendeta. Kita ada iman nggak? Kalau kita ada iman, biar pendeta kampung yang khotbah, didoakan saudara sembuh, karena iman saudara ada. Biar di kebaktian Rabu kalau ada iman, Tuhan bisa jawab. Jadi ini yang Tuhan lihat. Ketika Yesus melihat iman mereka, Dia perhatikan. Naik ke genteng, Dia diam. Begitu diturunkan itu orang lumpuh persis didepan Yesus, Yesus nggak marah. Jadi empat orang ada diatas. Yang sakit sudah ditaruh dibawah. Yang dilihat Yesus bukan yang sakit - ini empat-empatnya. Iman mereka!
Berkatalah Ia: "Hai saudara, dosamu sudah diampuni."
Dia bicara kepada orang lumpuh. Mari kita belajar satu hal lagi sekarang. Doa kita bisa mempengaruhi orang lain. Maka kalau saudara punya teman satu dua berdoa bagus. Doakan yang sakit cari teman lagi satu. Bantuan doa. Bagus. Empat seperti ini lebih bagus lagi. Mendoakan yang sakit. Ini kita bisa mempengaruhi orang lain dari orang berdosa berubah ... diampuni. Bisa merubah suami kita, bisa merubah istri kita, bisa merubah rumah tangga kita, bisa merubah pabrik usaha kita, bisa merubah suasana, bisa merubah usaha toko warung jualan kita. Ini kartunya iman kalau bersatu didalam keluarga.
Iman kita bisa merubah. Setiap malam minggu saya kirim sms saya kirim bukan diambil kepada ... tidak semua anak Tuhan tapi mereka yang tahu berterima kasih ... pokoknya digerakkan Tuhan lah. Saya dapat balasan dari satu orang jemaat Jakarta, aktif luar biasa. Aduh, ini yang saya sangat perlukan. Saya sudah bingung nggak tahu harus berbuat bagaimana, ini yang sangat saya perlukan. Terima kasih untuk jawaban.
Menurut orang pemilu kita berdarah-darah kacau Indonesia. Tapi doa kita bisa merubah pemilu yang berbahaya menjadi aman. Pertumpahan darah bisa tidak ada. Indonesia yang dipinggir kebangkrutan bisa tidak. Karena ada kesatuan iman. Ini baru 4 orang. Bagaimana kalau 40? Bagaimana kalau 400? Bagaimana kalau 4000? Bagaimana kalau 4 juta orang? Bersatu dalam iman. Mengusung problem sesuatu. Aduh pa, saya punya usaha udah lumpuh, udah nggak bisa jalan, toko saya sudah lumpuh, udah habis modal, bgaimana ini udah mau lumpuh? Malam hari ini Tuhan bisa lakukan mujijat. Kalau Dia lihat iman kita, Dia lihat ada iman didalam kehidupan kita ... asal kita tidak putus asa.
Yakobus. Allah kita adalah Allah yang limpah suka memberi tapi
Dia punya
syarat.
1:5 Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia
memintakannya kepada Allah, --yang memberikan kepada semua orang dengan murah
hati dan dengan tidak membangkit-bangkit--, maka hal itu akan diberikan
kepadanya.
1:6 Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab
orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke
mari oleh angin.
Kalau orang bimbang seperti gelombang laut, orang
beriman seperti apa? Dia seperti batu karang, nggak bisa dirubah. Biar angin
besar, batu karang kan tidak berubah. Dia kokoh dia teguh dia yakin Tuhan yang
dia sembah itu setia, dia yakin Tuhan pasti jawab doanya, dia yakin
- entah kapan tapi dia yakin - lambat atau
cepat Tuhan menjawab saya. Itu orang beriman. Kembali lagi kepada injil Lukas
5:20 Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia: "Hai saudara, dosamu sudah
diampuni."
5:21 Tetapi ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi berpikir dalam hatinya: "Siapakah
orang yang menghujat Allah ini? Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari
pada Allah sendiri?"
Karena mereka belum kenal Yesus, mereka anggap Yesus menghujat Allah. Yang mereka omong itu betul, siapa yang bisa ngampuni dosa kecuali Allah, kecuali Tuhan? Memang Yesus yang kita sembah Dia adalah Tuhan, Dia adalah Allah, amin saudara? Saya boleh katakan begini, Yesus itu adalah Allah yang kita bisa lihat, menjelma menjadi manusia.
Ayat 22
5:22 Akan tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata kepada mereka: "Apakah
yang kamu pikirkan dalam hatimu?
Ini pelajaran kedua. Sebelum kita ke gereja, masih dijalan menuju ke gereja, pikiran apa yang berkecamuk didalam pikiran dan hati kita? Kebimbangankah, keraguankah, kesusahankah, was-was, takut, pertanyaankah, bagaimana ini bagaimana itu? Saya mau kasih tahu, Tuhan sudah tahu! Tuhan tahu pikiran kita, Tuhan tahu rancangan-rancangan didalam kepikiran kita. Dia tahu Dia baca. Kita ini kaya kertas putih - terbuka dihadapan Tuhan. Dia baca keadaan kita.
Orang yang buka file internet, sdr Roy tahu itu, kalau membuka ada passwordnya, ada kata sandinya. Kalau tidak ada password, nggak terbuka, nggak bisa baca yang didalam. Kalau lupa nggak bisa baca. Kalau Tuhan nggak perlu password. Dia mah Mahatahu. Yunus sembunyi dimana, kesulitan ada apa - Dia sudah tahu. Jadi orang Farisi itu kagum sama Yesus dengar khotbahnya tapi diam-diam. Siapa ini Orang berani ngampuni dosa? Didalam hati, nggak ngomong.
Eh, dibaca sama Yesus.
5:23 Manakah lebih mudah, mengatakan: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan:
Bangunlah, dan berjalanlah?
Ada 2 hal. Yang pertama, dosa diampuni. Dan yang kedua, kesembuhan - bangunlah dan berjalanlah. Manakah yang lebih mudah, kata-Nya ... mana lebih mudah ngomong untuk berkata dosa diampuni atau bangunlah dan berjalanlah? Orang Farisi nggak bisa jawab karena dia harus mengakui dua-duanya ini gampang didalam Dia. Nggak ada yang lebih mudah, dua-duanya gampang. Bagi Tuhan semuanya mudah, amin saudara? Tidak ada yang susah. Mazmur
103:2 Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah
lupakan segala kebaikan-Nya!
103:3 Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala
penyakitmu,
Gampang bagi Tuhan mah tidakada yang mustahil.
Kembali lagi kepada Lukas 5
5:24 Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa
mengampuni dosa" --berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu--:"Kepadamu Kukatakan,
bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!"
5:25 Dan seketika itu juga bangunlah ia, di depan mereka, lalu mengangkat tempat
tidurnya dan pulang ke rumahnya sambil memuliakan Allah.
5:26 Semua orang itu takjub, lalu memuliakan Allah, dan mereka sangat takut,
katanya: "Hari ini kami telah menyaksikan hal-hal yang sangat mengherankan."
Saudara-saudara, 5 hal ini akan membawa kita ke jawaban. Contohnya saya aja sebagai gembala sidang ... ada jemaat yang saya kasihi, ada jemaat yang saya tidak kasihi - nggak bisa. Kalau salah mah ditegur. Kasih harus ke semua orang. Kasih nggak bisa memilih. Yesus menyelamatkan manusia bukan menyelamatkan kulit. Saya cung kuo ren, meikuo ren - nggak. Semua manusia diselamatkan oleh Tuhan!
Dua. Ada kesatuan. Pilot aja perlu ko-pilot. Pilot dan ko-pilot perlu pramugara pramugari. Sekarang mereka pilot ko-pilot dan pramugara pramugari perlu pesawat terbang, dong. Pesawat terbang perlu penumpang. Biar hebat kalau nggak ada penumpang ya rugi.
Ketiga, ada usaha. Datang kebaktian, saudara berdoa. Jangan berhenti berusaha.
Keempat, nggak boleh putus asa kalau jawaban belum dapat. Dan yang kelima, ada iman.
Rabu, 25 Februari 2004
H a l B e r p u a s a ...
Lukas
5:33 Orang-orang Farisi itu berkata pula kepada Yesus: "Murid-murid Yohanes
sering berpuasa dan sembahyang, demikian juga murid-murid orang Farisi, tetapi
murid-murid-Mu makan dan minum."
5:34 Jawab Yesus kepada mereka: "Dapatkah sahabat mempelai laki-laki disuruh
berpuasa, sedang mempelai itu bersama mereka?
5:35 Tetapi akan datang waktunya, apabila mempelai itu diambil dari mereka, pada
waktu itulah mereka akan berpuasa."
5:36 Ia mengatakan juga suatu perumpamaan kepada mereka: "Tidak seorangpun
mengoyakkan secarik kain dari baju yang baru untuk menambalkannya pada baju yang
tua. Jika demikian, yang baru itu juga akan koyak dan pada yang tua itu tidak
akan cocok kain penambal yang dikoyakkan dari yang baru itu.
5:37 Demikian juga tidak seorangpun mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong
kulit yang tua, karena jika demikian, anggur yang baru itu akan mengoyakkan
kantong itu dan anggur itu akan terbuang dan kantong itupun hancur.
5:38 Tetapi anggur yang baru harus disimpan dalam kantong yang baru pula.
5:39 Dan tidak seorangpun yang telah minum anggur tua ingin minum anggur yang
baru, sebab ia akan berkata: Anggur yang tua itu baik."
Keseluruhan dari perikop ini adalah berbicara tentang berpuasa. Berpuasa, saudara, dengan sederhana sekali kita memberikan satu batasan, yaitu tidak makan dan tidak minum. Ada yang bilang berpuasa itu tidak boleh lebih dari 24 jam. Menurut agama islam, puasa tidak boleh lebih dari 24 jam. Lebih dari 24 jam itu katanya seperti tidak halal, begitu. Tetapi Daniel berpuasa 21 hari, Yesus 40 hari, Musa 3X40 hari, kok nggak disebut dia nggak halal. Jadi saudara, puasa adalah tidak makan dan tidak minum.
Sekarang, datanglah kita pertanyaan apa maksudnya kita berpuasa? Nah, inilah motivasi kita berpuasa, kita harus tahu, apa sebabnya kita berpuasa, kenapa apa tujuan kita berpuasa? Ada kaum ibu yang berpuasa, ah, saya sih tidak ingin apa-apa saya mah berpuasa untuk diet, untuk menguruskan badan. Ya, itulah keadaan mereka berpuasa untuk menguruskan badan.
Tetapi saudaraku, berpuasa ditinjau dari sudut kesehatan dari sudut agama dan sudut rohani, semuanya adalah hal yang menguntungkan. Dokter kalau mau mengoperasi seseorang, dia mengharuskan dulu orang itu berpuasa 24 jam supaya perut mereka kosong bersih dan waktu dioperasi isi perutnya tidak mengganggu jalannya operasi dan sebagainya. Maaf bicara, tidak akan keluar tidak akan kencing buang air besar selama operasi karena perutnya kosong.
Tetapi saudaraku, kita mau lihat apa yang dimaksud
di dalam firman Allah mengenai berpuasa ini.
5:33 Orang-orang Farisi itu berkata pula kepada Yesus: "Murid-murid Yohanes
sering berpuasa dan sembahyang, demikian juga murid-murid orang Farisi, tetapi
murid-murid-Mu makan dan minum."
Disini adalah kita lihat murid Yohanes Pembaptis muridnya itu berpuasa. Dikatakan sering. Berpuasa itu sudah menjadi hal yang biasa dan berdoa, sering. Yang kedua itu orang Farisi juga murid-muridnya juga berpuasa dan berdoa. Kok murid-Mu murid Yesus kok malah makan dan minum? Padahal kita sudah tahu berpuasa itu tidak makan dan tidak minum.
Lalu Yesus menjawab
5:34 Jawab Yesus kepada mereka: "Dapatkah sahabat mempelai laki-laki disuruh
berpuasa, sedang mempelai itu bersama mereka?
5:35 Tetapi akan datang waktunya, apabila mempelai itu diambil dari mereka, pada
waktu itulah mereka akan berpuasa."
Salah satu pendeta yang mengiringi saya waktu saya menikah ada dua, yaitu pendeta Titus Kastanya di Bogor dan pendeta Yahya Lesmana dari Muntilan. Sekarang pendeta Yahya Lesmana kemana-mana selalu ngomong dengan bangga, waktu brur Yoyo menikah sayalah yang ada di kiri dan kanan bersama dengan pendeta Kastanya. Sayalah sahabat. Maka sampai sekarang 2 hamba Tuhan ini sangat dekat dengan saya dan pendeta Yahya Lesmana lebih dekat saya bawa ke Singapore saya bawa ke Israel. Dia dekat dengan saya karena saya sahabatnya. Waktu itu saya jadi mempelai dia jadi sahabat saya.
Nah, umpamanya ketika saya menjadi mempelai lalu saya bilang, kamu puasa, ... sedangkan ini pesta kawin saya ... kamu puasa. Mungkin dia mau tapi orang akan merasa aneh, orang di pesta kawin kok sahabat mempelainya kok puasa. Jadi Yesus sedang berbicara disini saudaraku, yaitu soal persahabatan. Kadang -kadang dia mengatakan kita domba, Dia Gembala; kadang-kadang Dia mengatakan kita murid Dia Guru; kadang-kadang Dia mengatakan Dia Penjala kita ikan; kadang-kadang Dia mengatakan saudaraku Dia Pukat dan kita ikan, dan sebagainya. Sekarang dia mencontohkan kita sebagai sahabat mempelai. Sebelum saya teruskan, kita mau baca dulu seperti apa sahabat mempelai itu.
Di dalam Matius 25, disana kita membaca saudaraku ada
gadis-gadis yang bijaksana dan gadis yang bodoh. 25:1. "Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama
sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki.
25:2 Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana.
25:3 Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak,
25:4 sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak
dalam buli-buli mereka.
25:5 Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah
mereka semua lalu tertidur.
25:6 Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang!
Songsonglah dia!
25:7 Gadis-gadis itupun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka.
25:8 Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana:
Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam.
25:9 Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk
kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di
situ.
25:10 Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah
mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke
ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup.
Lima gadis bodoh, lima gadis pandai ini bukan mempelai, dia bukan mempelai wanita ... tetapi sahabat mempelai. Mana mungkin mempelai kawin langsung 10 gadis, tidak mungkin. Dia mempelai ini sedang menikahi satu wanita. Tetapi wanita ini punya teman, mungkin mempelai laki-laki punya teman juga. Tapi saudaraku, ini teman mempelai ini digambarkan dengan 5 perawan pandai yang bijaksana dan 5 yang bodoh.
Kata 'songsonglah dia,' itu berarti memang saudaraku seperti sahabat mempelai. Coba saudara lihat sekarang pernikahan modern sudah seperti yang kuno lagi. Sebelum mempelai masuk di tempat pernikahan beberapa gadis-gadis dengan biasanya menari ada yang 7 pasang ada 5 pasang dengan 12 pasang kiri kanan dia menari menaburkan bunga dulu dengan iringian musik lalu sang mempelai datang.
Pada waktu songsonglah dia, itu sahabat mempelai.
Masa kalau sedang ada mempelai kita berpuasa. Sahabat mempelai adalah mereka yang
seharusnya ada di dekat mempelai. Lukas
5:34 Jawab Yesus kepada mereka: "Dapatkah sahabat mempelai laki-laki disuruh
berpuasa, sedang mempelai itu bersama mereka?
Mempelai datang. Mana sahabatku, kamu puasa ya? Nggak mungkin.
Sedang disongsong untuk masuk ke dalam pesta perjamuan. Nggak boleh puasa. Jadi
saudara musti mengerti kedudukan saudara dalam persahabatan dengan Kristus Yesus.
Kita tidak tahu siapa yang jadi gereja mempelai. Gereja mempelai sangat kudus
sangat suci dia pemenang, dia tidak bernoda dia tidak bersalah ... tapi kita bisa jadi sahabat
mempelai. Amsal
15:15. Hari orang berkesusahan buruk semuanya, tetapi orang yang gembira hatinya
selalu berpesta.
Dalam bahasa inggris berbunyi begini: Semua hari-hari dari orang yang susah
adalah jahat tetapi dia yang hatinya berbahagia mempunyai pesta yang tidak
berkesudahan. Mempunyai pesta yang sambung menyambung tidak berkesudahan.
Pertanyaannya sekarang, apakah saudara sahabat mempelai? Setiap hari akan ada
pesta yang tidak akan bekesudahan. Saya sedang bicara hal yang rohani, saya
sedang bicara apa yang ada di dalam hati. Pesta yang tidak berkesudahan, pesta
yang tiada henti - itu saya berani omong sore ini, cuma bisa dikasih sama Tuhan
Yesus. Itu pesta yang tidak ada berhenti. Itu sukacita itu, itu pesta yang
tidak berkesudahan. Tidak ada rasa cemburu, tidak ada rasa marah, tidak ada rasa
curiga yang bisa mengganggu pesta yang tidak berkesudahan itu. Tidak ada
kesusahan, tidak ada orang mau mengganggu kita yang bisa mengganggu kita punya pesta
yang tidak berkesudahan ini.
Baik saya kasih kesaksian. Sebetulnya saya ingin bercerita pada hari minggu tapi saya tergerak bercerita hari ini. Ada seorang dokter orang Israel namanya John Herzl, dia punya ayah dia punya ibu, istri dan anak-anaknya dianiaya disiksa oleh Gestapo Jerman ... pada waktu 6 juta orang Yahudi dibunuh. Disiksa, dibunuh. Tapi dia diselamatkan tidak diapa-apain supaya dia gila. Tapi dia tidak gila. Sampai selesai perang, dia tetap kuat hatinya bahkan dapat gelar Doktor, dia maju sampai usia tua sampai meninggal dengan biasa, tidak meninggal ngeureureus. Ditanya sama orang, apa rahasia anda sampai anda bisa menang di atas perasaan ini? Dia bilang, saya tidak ijinkan siapapun mengatur emosi saya, mengatur pikiran saya, mengatur kondisi hati saya. Saya tidak mengijinkan.
Dengan itu saudaraku, dia mendapatkan kemenangan. Apa saudara mau sedang pesta menikahkan anak saudara diganggu orang? Nggak mau. Pesta saudara tidak boleh terganggu. Pesta pernikahan pesta ulang tahun saudara jangan sampai terganggu oleh orang gila masuk, oleh orang yang gangguin.
Pada saat itu, sukacita kemenangan berglori, saudara tidak usah puasa. Tuhan tidak mau puasa jadi kebiasaan. Tapi ada saatnya kita manusia naik turun. Suhu badan kita aja entar 36 derajat, entar 38 panas entar turun. Naik turun. Ke gereja aja naik turun, mundur maju, dengan kondisi-kondisinya seperti itu. Kalau lagi semangat hujan geledeg banjir ge tetep aja ke gereja. Kalau lagi males ...
Ada satu anak Tuhan di Krawang, dulu susah nggak punya apa-apa, rajin kebaktian duh. Sampai dia punya rumah besar, saya yang tahbiskan. Sampai dia punya gedung besar. Baru ditahbiskan tokonya yang baru lagi. Tuhan berkati. Tapi kemarin selasa sudah tidak kebaktian. Saya kirim sms, terang-terangan: Hati-hati dengan roh kemalasan. Saya kirim. Dia tidak balas lagi. Dia tahu, hati-hati dengan roh kemalasan. Namanya manusia, kita ada naik ada turun, ada kuat ada lemah.
Nah, pada saat itu, waktu mempelai ditarik Dia sudah naik ke surga, Yesus naik ke surga, mempelai naik ke surga, Tinggallah mempelai wanita di dunia ini - gereja Tuhan, menanti kedatangannya Tuhan yang ke dua kalinya. Pada saat itulah kita berpuasa. Sekarang kita berpuasa karena mempelai kita tidak ada secara fakta. Tetapi secara rohani kita berpuasa pada waktu hati kita gelisah. Pada waktu kita rasa tidak ada hubungan dengan Tuhan, pada waktu kita rasa kering, kalau sembahyang mentok. Rasanya sembahyang sampe ujung genteng dia turun lagi. Bukan Ujung Genteng yang di Pelabuhan saudara, ini yang di atas genteng, dia turun lagi. Baru sembahyang 3 meter, dia udah turun lagi, nggak tembus ke surga.
Dulu kalau sembahyang sampai tembus di dalam hadirat Allah. Kita hancur hati bersuka-cita hati plong tapi sekarang tidak ada lagi itu semangat tidak ada itu roh. Saya mengajar kemarin di sekolah. Saya bilang, sekarang saya mau kasih tahu sama kamu murid kelas 1, saya tidak rasa urapan di kelas ini. Dulu kalau masuk saya rasa ada urapan. Sekarang saya rasa tidak ada urapan. Dimana urapan itu? Nanti setelah 1 jam seperempat saya mengajar, baru saya bilang, sekarang saya mulai rasa urapan sudah kembali. Mereka nangis tersedu.
Saudara, pada saat kita rasa kering, pada saat kita rasa ada penyakit, saat itu kita boleh puasa. Jadi puasa itu ternyata bukan tidak makan tidak minum. Apa sih yang dimaksud puasa yang dikehendaki Tuhan? Kita lihat Yesaya 58. Karena ada puasa yang salah, ada puasa yang malah melawan Tuhan. Ada orang Yahudi berpuasa dia tidak mau buka sebelum dia bisa bunuh rasul Paulus. Itu dalam Kisah Para Rasul. Mereka berpuasa sampai bisa membunuh Paulus, baru mereka mau buka, ah itu kan jahat. Yesaya
58:1. Serukanlah kuat-kuat, janganlah tahan-tahan!
Nyaringkanlah suaramu bagaikan sangkakala, beritahukanlah kepada umat-Ku
pelanggaran mereka dan kepada kaum keturunan Yakub dosa mereka!
58:2 Memang setiap hari mereka mencari Aku dan suka untuk mengenal segala jalan-Ku.
Seperti bangsa yang melakukan yang benar dan yang tidak meninggalkan hukum
Allahnya mereka menanyakan Aku tentang hukum-hukum yang benar, mereka suka
mendekat menghadap Allah, tanyanya:
58:3. "Mengapa kami berpuasa dan Engkau tidak memperhatikannya juga? Mengapa
kami merendahkan diri dan Engkau tidak mengindahkannya juga?" Sesungguhnya, pada
hari puasamu engkau masih tetap mengurus urusanmu, dan kamu mendesak-desak semua
buruhmu.
58:4 Sesungguhnya, kamu berpuasa sambil berbantah dan berkelahi serta memukul
dengan tinju dengan tidak semena-mena. Dengan caramu berpuasa seperti sekarang
ini suaramu tidak akan didengar di tempat tinggi.
58:5 Sungguh-sungguh inikah berpuasa yang Kukehendaki, dan mengadakan hari
merendahkan diri, jika engkau menundukkan kepala seperti gelagah dan
membentangkan kain karung dan abu sebagai lapik tidur? Sungguh-sungguh itukah
yang kausebutkan berpuasa, mengadakan hari yang berkenan pada TUHAN?
58:6 Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka
belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau
memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk,
58:7 supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke
rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang
telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri
terhadap saudaramu sendiri!
58:8. Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar dan lukamu akan
pulih dengan segera; kebenaran menjadi barisan depanmu dan kemuliaan TUHAN
barisan belakangmu.
58:9 Pada waktu itulah engkau akan memanggil dan TUHAN akan menjawab, engkau
akan berteriak minta tolong dan Ia akan berkata: Ini Aku! Apabila engkau tidak
lagi mengenakan kuk kepada sesamamu dan tidak lagi menunjuk-nunjuk orang dengan
jari dan memfitnah,
58:10 apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri
dan memuaskan hati orang yang tertindas maka terangmu akan terbit dalam gelap
dan kegelapanmu akan seperti rembang tengah hari.
58:11 TUHAN akan menuntun engkau senantiasa dan akan memuaskan hatimu di tanah
yang kering, dan akan membaharui kekuatanmu; engkau akan seperti taman yang
diairi dengan baik dan seperti mata air yang tidak pernah mengecewakan.
58:12 Engkau akan membangun reruntuhan yang sudah berabad-abad, dan akan
memperbaiki dasar yang diletakkan oleh banyak keturunan. Engkau akan disebutkan
"yang memperbaiki tembok yang tembus", "yang membetulkan jalan supaya tempat itu
dapat dihuni".
Jadi berpuasa adalah untuk memperbaiki watak, untuk memperbaiki jiwa ... memperbaiki diri.
Dijauhkanlah puasa untuk tujuan meninggikan diri, dijauhkanlah puasa untuk
melihat kesalahan orang lain, menunjuk-nunjuk salah orang. Tapi saya senang
dengan ayat 12, Engkau akan disebutkan "yang memperbaiki tembok yang tembus."
Tembok-tembok sudah banyak yang bolong. Dengan puasa kita memperbaiki. Bukan cuma tembok rumah kita, tembok
rumah orang juga kita bisa perbaiki. Semen yang sudah kita pakai masih ada sisa,
kita pakai untuk tutup tembok yang bolong dari orang lain. Jangan lihat salah
orang.
Disini saya mau lompat pada Lukas lagi, pada Yesus bilang.
5:36 Ia mengatakan juga suatu perumpamaan kepada mereka: "Tidak seorangpun mengoyakkan secarik kain dari baju yang baru untuk menambalkannya pada baju yang tua.
Sekarang yang bolong bukan tembok tapi kain. Ini secarik kain. Kain ini sudah tua dan ditengahnya ada bolong. Hati kita otomatis ingin menambal, otomatis. Kita ambil kain yang baru. Ini yang keliru. Kain yang baru ditempelkan pada yang bolong tapi kainnya lama ... bolong lagi.
... Jika demikian, yang baru itu juga akan koyak dan pada yang tua itu tidak akan cocok kain penambal yang dikoyakkan dari yang baru itu.
Nggak cocok. Nah, kain yang lama ini bicara dari hidup kita yang lama. Nggak bisa ditambal begitu saudara - harus dirubah total dengan kain yang baru. Pada waktu anak terhilang kembali ke rumah Bapanya, sama sekali dia telanjang. Dan saat itu bapanya kasih pakaian yang baru, bukan ditambal dengan pakai kain yang baru daripada pakaian cawatnya dia. Tidak. Dibuka dan dikasih pakaian yang baru.
Begitu sayangnya cintanya Tuhan kepada kita, Dia mau memberi pakaian yang baru. Dan ini tujuan dari puasa. Kita lihat sesama kita dengan mata yang baru, dengan pandangan yang baru. Kita tidak menganggap remeh orang, kita tidak menganggap dia itu lebih rendah dari kita. Tapi dengan kuasa dari puasa, kita menganggap orang itu lebih utama. Filipi
2:1. Jadi karena dalam
Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra
dan belas kasihan,
2:2 karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati
sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan,
2:3 dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia.
Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih
utama dari pada dirinya sendiri;
2:4 dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri,
tetapi kepentingan orang lain juga.
Kepentingan sendiri, kepentingan keluarga sendiri, kepentingan family sendiri, kepentingan usaha sendiri, kepentingan ku ... ku ... ku ... ku - belumlah kita menjadi kristen. Tetapi ketika kita sanggup dengan kekuatan Tuhan, menganggap orang lain lebih berhak menganggap orang lain lebih baik, kita akan menempatkan diri seperti Yesus, merendahkan diri, mengosongkan diri. Mati tersalib jadi manusia jadi hamba padahal Dia Allah. Dia nggak protes waktu Barabas perampok penjinah tukang perkosa pembunuh, menyebabkan Dia nggak ada salah disalibkan. Dia nggak protes, Dia terima. Kepalanya yang selalu memikirkan kebaikan saudara dimahkota duri ... Dia nggak protes. Hatinya yang selalu memberikan kasih sayang sama orang lain ditusuk sama tombak - Dia tidak protes. Ketika Dia dengan kasih sayangnya menutupi kesalahan orang, menutupi kesalahan pelacur yang tertangkap basah untuk tidak berdosa lagi. Dia sendiri ditelanjangi - tidak protes.
Ketika tangannya yang membuat 5 roti dan 2 ikan mengenyangkan 5.000 orang, tangan itu dipaku - Dia tidak protes. Kaki yang berjalan lembah gunung ngarai sungai dimana mencari jiwa-jiwa mengabarkan berita keselamatan, dipaku - Dia tidak protes. Ketika nafas hidupnya yang pernah berkata: Terimalah RohKu, Dia tiup kepada murid-muridnya sekarang Dia hembuskan, kepadaMu Aku hembuskan Roh-Ku, Dia mati sebagai manusia yang menyalibkan Dia - Dia tidak protes. Bahkan sebelum mati Dia bilang, Bapa, ampunilah mereka, karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.
Apa artinya puasa? Bukan hanya tidak makan tidak minum. Tapi kita berkata tidak juga, kepada diri kita sendiri. Memang berat ... memang berat. Tapi mari kita belajar. Saudara tahu orang bodoh ya? Itu salah satu produksi daging itu kebodohan. Ingat, lima wanita bodoh tidak boleh masuk. Bodohnya salah apa? Dia tidak kenal persahabatan. Kalau tahu persahabatan dia siap minyak, dia siap pelita.
Tuhan Yesus tidak lama lagi akan datang, tidak lama lagi. Apa yang saudara lakukan untuk Kristus ada pahalanya. Apa yang saudara tidak lakukan untuk Kristus, Tuhan pun tidak akan mengingat-ingat apa yang saudara lakukan tidak untuk Kristus - tidak ada pahalanya. Saya pernah kecewa. Siapa bilang saya tidak pernah kecewa. Pada saat saya kecewa saya mau tinggalkan pekerjaan Tuhan, saya mau bermain band lagi.
Ada teman saya bekas ketua homoseks Australi dia bertobat, sudah pernah kesini. Waktu saya saksikan dia bilang, untung kamu nggak jadi. Kalau kamu jadi lakukan, kamu akan lihat bahwa yang kamu lompat dan tinggalkan pekerjaan Tuhan dan kamu cari kembali lagi ke band dunia itu, kamu akan lihat nol besar, tidak ada apa-apa. Saudara lakukan sore hari ini, apa saudara kebaktian, apa saudara berkorban, apakah saudara mulai memikirkan berdoa untuk pembelian tanah, apakah saudara mulai memberi, apakah saudara persepuluhan, apa saja yang saudara lakukan, apakah saudara membesuk orang sakit, apa saja yang kita lakukan untuk Tuhan, I Korintus 15:58 berkata, tidak sia-sia. Engkau akan mendapat pahala dari pada Tuhan.
Inilah renungan Firman Allah sampai saat ini.
Kita tutup dengan ayat ke 38
5:38 Tetapi anggur yang baru harus disimpan dalam kantong yang baru pula.
5:39 Dan tidak seorangpun yang telah minum anggur tua ingin minum anggur yang
baru, sebab ia akan berkata: Anggur yang tua itu baik."
Memang kalau sudah biasa dengan dunia, ditawarin anggur baru nggak suka. Ah, senang aku anggur yang lama. Anggur yang lama lebih enak. Waktu Revi masih kecil, sekitar 8-10 tahun, dibelikan sepatu baru, sebab sepatunya sudah bolong. Jempolnya kelihatan. Nangis saudara, waduh unjuk rasa 3 hari. Nggak mau tukar, enak yang lama. Sekolah pakai sepatu bolong jempol kaki keluar, dia bilang lebih enak. Padahal yang kita kasih sepatu baru. Kadang-kadang kita begitu sama Tuhan. Dikasih sama Tuhan anggur yang baru, pengennya anggur yang lama. Dikasih cara hidup baru, kita pake cara hidup lama. Kadang-kadang kita lagi rohani uih luar biasa, doa puasa baca alkitab, eh tiba-tiba ketemu di dalam hati kita masih ada kain yang lama. Musti out out out, supaya semuanya itu hal yang baru. Ayo kita berdiri bersama.
--<><--
________________________________________________________________________
Situs ini bersifat informasi umum, khususnya bagi saudara-saudara seiman,
berisi tentang sejarah singkat Gereja Pentakosta di Indonesia - Cianjur,
Yayasan Kabar Baik, Sekolah Umum, Jadwal Ibadah serta Berita Aktual.
Perubahan terakhir situs ini tanggal: 08 Maret 2004