ANTARA, Oct 30 2005 16:16
NU: Jangan buru-buru kaitkan kejadian Poso dengan agama
Jakarta (ANTARA News) - Ketua PB Nahdlatul Ulama (NU) Rozi Munir mengimbau
masyarakat Poso agar tidak buru-buru mengaitkan peristiwa berdarah yang terjadi di
Poso dengan agama.
Kepada Pers yang menemuinya di sela pembagian sembako di Kantor PBNU,
Jakarta, Minggu, Rozi menyatakan bahwa saat ini pihaknya belum mengetahui persis
apa yang menjadi motif peristiwa itu dan pelakunya.
Dikatakannya bahwa dalam peristiwa itu yang sementara ini jelas menjadi korbanya
adalah siswi sekolah kristen.
"Tetapi janganlah langsung dikaitkan dengan agama, selidiki dulu dan jangan
`grasa-grusu'," katanya.
Hal tersebut, menurut dia, bisa menimbulkan kerawanan baru apabila salah
menafsirkan peristiwanya.
Oleh karena itu saat ini harapan besar ditumpukan kepada polisi untuk bekerja lebih
keras dan maksimal mengungkap pelakunya, karena di antara agama-agama sudah
ada gerakan moral nasional untuk menjaga persatua! n dan memelihara toleransi.
Ia juga menyatakan keprihatinannya atas kembali terjadinya kekerasan di Poso dan
sepenuhnya pemerintah maupun aparat keamanan harus segera menyelidiki dan
menuntaskan kasus itu.
Ditanya soal kemungkinan motif berulangnya kekerasan menjelang hari besar agama
Islam, ia kembali mengatakan tidak tahu persis tentang hal itu, walaupun dulu
memang ada sejumlah peristiwa seperti di Banyuwangi, Ambon dan lain-lain yang
peristiwanya berdekatan dengan bulan Ramadhan.
"Kita belum tahu persis siapa di balik itu semua," katanya.
Sementara itu di tempat yang sama Pimpinan Pusat Lembaga Amil Zakat, Infaq dan
Sodaqoh (LAZIS) NU menyalurkan sebanyak 40 ribu paket sembako kepada fakir
miskin di Jawa dan Lampung.
Di kantor PBNU, seratusan fakir miskin dari lima kelurahan yakni Kramat Sentiong,
Kenari, Paseban dan Cikini tampak memadati halaman kantor PBNU untuk menerima
sembako yang dikumpulkan dari kalangan Nahdliyin yang mampu.
Me! nurut Sekretaris PP LAZIS NU, Mabroer, penyebaran 40 ribu paket sembako
tersebut dilakukan lewat titik-titik simpul jalur struktural NU seperti di Jatim sebanyak
42 cabang NU, Jateng 27 cabang, Jabar 12, Lampung tujuh dan DKI enam cabang.
Selain itu katanya, penyaluran juga dilakukan dengan menjalin kerjasama dengan
badan-badan otonom NU seperti GP Anshor dan Fatayat NU serta jalur kultural
pondok-pondok pesantren.
Paket sembako itu berisi biskuit, sarung, beras 5kg dan minyak goreng satu liter.(*)
LKBN ANTARA Copyright © 2005
|