Bali Post, Selasa Pon, 22 Nopember 2005
Dana Teroris Bersumber dari Arab Saudi
Jakarta (Bali Post) - Kapolri Jenderal Sutanto menyebutkan salah satu sumber dana
beberapa peledakan bom di Indonesia berasal dari Arab Saudi. Namun, setelah polisi
mencium transfer dana tersebut, para teroris beralih ke usaha lain untuk membiayai
aksi peledakan. ''Setelah satu tersangka kami tangkap kemudian hubungan Arab
Saudi dengan teroris di Indonesia terputus. Mereka sekarang mengalami kesulitan
dalam hal pendanaan,'' kata Kapolri saat rapat dengar pendapat dengan Komisi III
DPR di Jakarta, Senin (21/11) kemarin.
Menurut Kapolri, tahun 2004 polisi telah menangkap seorang tersangka yang
menerima dana dari Arab Saudi. Namun, Sutanto tidak mau menyebutkan identitas
tersangka dan jumlah dana yang dikirim ke Indonesia dari Arab Saudi tersebut.
Setelah para teroris mengalami kesulitan masalah pendanaan, mereka mencari dana
dengan cara berjualan voucher yang keuntungannya mencapai Rp 5 juta. Namun,
Sutanto tidak menyebutkan jenis voucher yang dimaksud. Kelompok teroris juga
mengumpulkan dana dari hasil merampok orang-orang yang mereka sebut kafir.
''Seperti kelompok Imam Samudra, merampok orang kafir menurut mereka adalah sah
(halal),'' ujarnya.
Soal bahan baku, menurut mantan Kapolda Jatim ini, dimasukkan ke Indonesia
melalui jalur pelabuhan. Dengan pertimbangan pengawasan yang tidak terlalu ketat.
Di tempat yang sama, Kabareskrim Mabes Polri Komjen Pol. Makbul Padmanegara
mengatakan, dalam upaya mengungkap aliran dana bagi aksi terorisme, pihaknya
bekerja sama dengan Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan (PPATK).
''Sejauh ini belum ada laporan dari PPATK mengenai adanya sumber dana yang
masuk ke kelompok teroris,'' kata Makbul.
Menurut Makbul, pihaknya tidak menafikan dugaan tersebut, termasuk dugaan bahwa
aliran dana tersebut tidak melalui jasa perbankan, melainkan melalui cara lain seperti
kegiatan pencucian uang. ''Itu perlu bukti dan sampai sekarang belum
mendapatkannya,'' kata Makbul. (010)
Copyright © BALI POST Online
|