HarianKomentar.Com, 03 January 2006
Pdt Rainaldy Damanik: Tidak Ada Happy New Year di Republik
Ini!
"Tidak ada Happy New Year di republik ini." Demikian sepenggal kalimat dalam SMS
(Short Message Service) yang dikirim Ketua Sinode GKST (Gereja Kristen Sulawesi
Tengah), Pdt Rainaldy Damanik kepada pers di Manado melalui hand! phone.
Reaksi ini buntut kasus bom di Kota Palu, 31 Desember 2005 lalu yang telah
menewaskan tujuh orang, di antaranya sejumlah warga Kawanua, serta melukai
puluhan orang tak bersalah. "Bom meledak lagi di Palu. Saya kecewa, sedih dan
marah, karena kebiadaban masih terus terjadi di Sulteng (Sulawesi tengah)," tukas
Pdt Damanik dalam pesannya tersebut.
Ditegaskannya, pelaku bom adalah manusia pengecut yang tidak berani
menampakkan diri. "Saya tantang pelakunya, jangan korbankan rakyat," sembur
pendeta yang kerap bicara keras tanpa mengenal rasa takut. Ironinya, katanya,
setiap ada kejadian seperti ini, pihaknya selalu dihubungi, agar bisa menenangkan
umat untuk tidak terprovokasi.
"Kami ini hanya seperti pemadam kebakaran. Kapan aparat bisa mengungkap para
pelaku kebiadaban di Sulteng yang berulang kali terjadi?," katanya. Meski terdengar
emosional, namun Pdt Damanik meminta, agar warga yang tentunya marah akan
kejadian ini, tidak melakukan reaksi-reaksi yang melanggar hukum.
"Kita harus lebih waspada dan jangan lengah. Jangan terbius dengan propaganda
bahwa wilayah ini aman," tukasnya seraya mendesak, agar aparat bekerja lebih
profesional. (rik/*)
© Copyright 2003 Komentar Group. All rights reserved.
|