The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

JAWA POS


JAWA POS, Selasa, 01 Nov 2005

Polri Minta Bantuan TNI

Kejar Pemenggal Tiga Siswi SMA Poso

JAKARTA - Penyelidikan kasus pembunuhan tiga siswi SMA Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST) di Poso hingga kemarin belum mendapatkan titik terang. Polisi belum mampu mengungkap pembunuhan sadis tersebut kecuali hanya menyimpulkan bahwa pelaku ingin mengacau dan menebar teror di Poso menjelang Lebaran. Tujuannya, menciptakan konflik horizontal.

Berdasar laporan intelijen yang didapat polisi, ledakan low explosive pada bus PO Omega di Desa Toboli, Kecamatan Parigi Moutong, Kamis lalu diduga juga berkaitan dengan pembunuhan itu. Polisi meminta bantuan TNI untuk menjaga keamanan dan mengejar pelakunya.

Hal itu disampaikan Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Aryanto Boedihardjo di Mabes Polri kemarin. "Operasi Sintuwu Maroso di sana akan mengedepankan persuasif. Khusus pengamanan, pencegahan, dan penindakan terorisme, TNI dilekatkan dengan Polri, baik di pos maupun tugas," lanjutnya. TNI yang diturunkan sebanyak satu batalyon atau 800 hingga 1.000 prajurit.

Aryanto juga menerangkan, delapan orang yang sempat ditangkap pasca kejadian di perbatasan Tentena juga tak terbukti terlibat. Mereka pun dilepaskan. "Mereka warga Toli-Toli yang hendak ke Makassar," ujarnya. Polisi kini memeriksa enam saksi lain.

Dalam kesempatan itu, Aryanto meminta warga untuk aktif melapor jika ada orang tak dikenal yang menginap di seputar lingkungan mereka dalam 1 x 24 jam. Kerja sama warga masyarakat sangat diperlukan karena pelaku diperkirakan profesional, terlatih, dan bekerja dengan rapi. Buktinya, mereka memilih menghabisi korbannya pada pukul 07.15 saat daerah tersebut masih sepi.

Seperti diberitakan, tiga siswi SMA GKST, Poso -Alvita Polio (19), Yusriani Sampoe (15), dan Theresia Morangke (16)- dibunuh dengan sadis. Ketiganya dibunuh di Kelurahan Buyumboyo (bukit bambu), Poso, Sulteng saat hendak berangkat sekolah. Kepala mereka dipenggal dan dibuang di tempat terpisah dari tubuh korban.

Peristiwa itu menyis! akan satu korban selamat bernama Noviana Malewa. Menurut Noviana yang kini shock dan dirawat di RSUD Poso, pembantai tiga temannya itu ada enam orang. Mereka mengenakan cadar dan pakaian hitam-hitam. Pelaku menyerang dengan golok.

"Itu orang luar. Kalo orang dalam (Poso, Red) pasti sudah ditangkap," ujar Kabareskrim Mabes Polri Komjen Pol Makbul Padmanegara di Mabes Polri kemarin.

Sementara itu, ketika menyampaikan sambutan dalam buka puasa bersama di Mabes Polri tadi malam, Kapolri mengatakan, pihaknya akan terus memburu pelaku. "Mereka itu manusia berwatak setan," katanya.

Sebenarnya, selain meminta back up tentara, polisi telah menambah kekuatan di sana dengan menerjunkan dua kompi Brimob dari Mabes Polri dan satu kompi Brimob dari Polda Sulawesi Utara. Jumlah ini juga masih ditambah dua SSK (satuan setingkat kompi) Brimob dari Kaltim dan Sulsel. Tak ketinggalan Densus 88 juga turun. "Kami minta bantuan TNI karena kita perlu supaya kasus ini tidak terpolar! isasi. Kita yang minta pada TNI," imbuh Aryanto.

Soal sorotan terhadap kinerja petinggi Polri di Poso yang dianggap kurang maksimal dan akhirnya bobol itu, Aryanto menjawab diplomatis, "Itu masalah kebijakan. Seseorang dipindah itu butuh biaya. Semua butuh pertimbangan." (naz)

© 2003, 2004 Jawa Pos dotcom.
 


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/haroekoe
Send your comments to alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044