KOMPAS, Senin, 03 Oktober 2005
Pelaku Bom Bunuh Diri di Bali Tiga Orang
Kuta, Kompas - Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan, bom yang
meledak di Kuta dan Jimbaran, Bali, Sabtu (1/10) malam, adalah bom bunuh diri dan
tidak dilakukan di kendaraan bermotor. Ketiga orang yang diduga sebagai pelaku
peledakan kemarin fotonya sudah dilansir ke publik.
Ledakan bom itu terjadi di tempat terbuka dan mudah dijangkau. Kami mengutuk
teroris. Peristiwa ini sangat mencoreng citra bangsa Indonesia, kata Presiden di Hotel
Inna Kuta Beach, Badung, seusai mendatangi lokasi ledakan bom di Raja’s Bar
and Restaurant, Kompleks Kuta Square, Minggu (2/10).
Secara terbuka, Presiden menyatakan menyesal dan meminta maaf atas peristiwa
ledakan bom yang untuk kedua kalinya terjadi di Bali tersebut. Namun, Presiden
mengharapkan masyarakat Bali tidak khawatir. Pemerintah akan melakukan
langkah-langkah khusus yang berkaitan dengan pemulihan pariwisata.
Kepada keluarga korban ledakan bom yang meninggal maupun luka-luka, Presiden
menyatakan bela sungkawa.
Kepala Kepolisian Daerah Bali Inspektur Jendral I Made Mangku Pastika
menjelaskan, pelaku bom bunuh diri tiga orang. Ia meyakini ada pelaku lain sebagai
otak yang mengatur seluruh peristiwa ini. Namun, dia belum dapat menyimpulkan
apakah ketiganya memiliki keterkaitan dan apakah berasal dari kelompok tertentu.
Hingga kemarin malam polisi belum dapat mengidentifikasi ketiga pelaku bom bunuh
diri. Polisi masih terus mengejar pelaku lainnya yang diduga sebagai otak di balik
peristiwa biadab tersebut.
Tiga kepala
Kepala Polda belum dapat memastikan maksud dari bom bunuh diri tersebut apakah
ada kaitannya dengan Hari Raya Galungan 5 Oktober, Hari Raya Kuningan 15
Oktober, atau apakah ada korelasi dengan menjelang Ramadhan dan peringatan bom
Bali 12 Oktober 2002.
Menurut Kepala Polda, di ketiga titik ledakan ditemukan bagian tubuh yang
tepisah-pisah, kepala, tangan, dan kaki. Salah satu kepala tersebut terlontar sekitar
25 meter dari titik ledakan. Lalu, sebagian tubuh ketiga tersangka ditemukan dalam
keadaan berupa serpihan. Berdasarkan beberapa fakta tersebut, polisi yakin bahwa
peristiwa ini adalah bom bunuh diri.
Mengenai bahan peledak, berdasarkan penelitian polisi, ketiga pelaku bunuh diri
menggunakan bahan serupa, yaitu TNT dan terdapat biji seperti gotri serta
mengandung ledakan tinggi. Bahan campuran peledak lainnya masih diteliti. Dugaan
sementara polisi, ketiga pelaku membawa bahan peledak seberat kurang dari 10
kilogram.
Analisa polisi, bahan peledak ketiga pelaku berasal dari luar Pulau Dewata dan
dibawa masuk Bali sudah berupa bahan bom jadi.
Ia belum dapat menyimpulkan ketiga pelaku menggunakan tas atau rompi. Yang
pasti, bahan peledak itu melekat di badannya, katanya.
Pada jumpa pers tersebut Kepala Polda Bali memperlihatkan rekaman video yang
berisi orang yang dicurigai sebagai pelaku bom bunuh diri di Raja’s, Kuta. Video
tersebut didapatkan Minggu pagi dari sebuah keluarga yang pada saat itu
merekamnya secara tidak sengaja. Identitas keluarga tersebut sengaja tidak
disebutkan oleh polisi dengan alasan perlindungan.
Dalam video yang berdurasi tidak lebih dari lima menit itu terlihat seorang lelaki
mengenakan baju hitam dan celana jins biru yang mencurigakan. Lelaki itu sempat
berkeliling untuk mencari tempat duduk dan tangan kanan lelaki tersebut terlihat
memegang kantung celana jins bagian belakang. Polisi menduga lelaki tersebut
tengah menarik pemicu. Alasannya, tidak berapa lama setelah lelaki itu duduk di
antara tamu, bom meledak.
Sementara itu, mengenai jumlah korban yang meninggal dunia, menurut data dari
pihak kepolisian, bom bunuh diri itu menewaskan 22 orang.
Dari Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah didapat keterangan jumlah korban total 148
orang. Jumlah korban meninggal 26 orang, 16 sudah teridentifikasi, sementara
sepuluh korban lainnya belum diketahui identitasnya.
Mereka yang telah teridentifikasi adalah Aiko Kawasaki (Jepang), Brandon Fitzgerald
(Australia), Tengku Dafansah, Gusti Ketut Sudana, Edwin Sindu, Dharmawan, Mien
Dharmawan, Wayan Sudika, Kojarwati, Eni, Mega, Juni Tresnawati, Venny, Ratih
Jayanthi, Eli Sunarto, dan Arthur Calvino.
Ketua DPR Agung Laksono mengatakan, peristiwa bom kedua di Bali ini merupakan
kelalaian pihak intelijen. Karenanya, seusai masa reses DPR, Agung Laksono akan
memanggil Badan Intelijen Nasional (BIN).
Sementara itu, suasana di Pantai Kuta yang berjarak sekitar 100 meter dari Raja's
cukup ramai pada pagi dan siang hari. Di beberapa hotel dan kafe, aktivitas turis
asing juga berjalan seperti biasa. (AS/ANS/AYS/AGN)
Copyright © 2002 Harian KOMPAS
|