KOMPAS, Sabtu, 07 Januari 2006
Polres Khusus di Poso
Polisi Terus Melacak Keberadaan Panther Merah
Palu, Kompas - Untuk mempercepat pengungkapan sejumlah kasus kekerasan dan
penegakan keamanan di Poso, Sulawesi Tengah, Kepolisian Resor Poso akan
ditetapkan sebagai Polres Khusus. Dengan status baru itu, jumlah personel organik
yang akan bertugas di Polres Poso direncanakan mencapai 2.000 orang.
Hal itu disampaikan Wakil Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah Komisaris
Besar Sukirno, Jumat (6/1). "Akhir Januari ini kami rencanakan Polres Poso sudah
berstatus Polres Khusus," ungkap Sukirno.
Menurut dia, pembentukan Polres Khusus Poso ini direncanakan pada saat
pergantian Kepala Kepolisian Resor Poso dari Ajun Komisaris Besar Soleh Hidayat
kepada AKB Rudy Supahriadi. Rencana pembentukan Polres Khusus Poso itu telah
mendapat izin dari Kepala Kepolisian RI Jenderal (Pol) Sutanto.
Beberapa tahun lalu, Polres Poso dimekarkan menjadi tiga Polres, yaitu Polres Poso,
Polres Morowali, dan Polres Tojo Una-Una. "Namun, pemekaran Polres Poso itu
ternyata tidak memberikan kontribusi yang signifikan terhadap peningkatan keamanan
di Poso dan sekitarnya," tutur Sukirno.
Saat ini, Markas Besar Polri dan Polda Sulteng tengah mempersiapkan untuk
perubahan status Polres Poso tersebut, seperti penambahan jumlah personel organik,
sarana dan prasarana, serta penambahan logistik.
Jumlah personel polisi yang bertugas di Polres Poso saat ini sekitar 1.200 orang,
terdiri dari sekitar 500 personel organik dan 700 personel di bawah kendali operasi
Polda Sulteng.
Menurut Sukirno, dalam waktu dekat ini 700 personel BKO itu akan segera
dipulangkan ke daerah asalnya masing-masing. Bersamaan dengan itu, sekitar 1.500
personel akan didatangkan dari beberapa Polda di Indonesia untuk ditempatkan di
Poso.
Adanya penambahan jumlah personel keamanan di Poso, baik dari Polri maupun TNI,
organik ataupun BKO di Poso, sejak awal ditentang sejumlah tokoh agama dan
masyarakat Poso.
Mobil Isuzu Panther
Untuk penyidikan kasus peledakan bom di Pasar Maesa, Palu, Tim Laboratorium
Forensik Mabes Polri dan Polda Sulawesi Selatan masih terus mencari bukti-bukti
baru. Sukirno menyebutkan, Tim Laboratorium Forensik telah menemukan serpihan
aluminium yang diduga merupakan bahan baku pemicu meledaknya bom di Pasar
Maesa.
Polisi masih terus mengejar sebuah mobil Isuzu Panther warna merah yang diduga
digunakan pelaku peledakan bom Pasar Maesa. Kecurigaan terhadap mobil itu
diungkapkan sejumlah saksi beberapa jam pascaledakan. Namun, sampai kemarin,
polisi belum berhasil mengetahui siapa pemilik maupun nomor polisi mobil Panther
itu. (REI)
Copyright © 2002 Harian KOMPAS
|