The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

KOMPAS


KOMPAS, Rabu, 09 November 2005

Dua Remaja Putri Ditembak di Poso
Pengejaran atas Pelaku Diwarnai Tembak-menembak di Kota

Palu, Kompas - Di tengah ketatnya penjagaan aparat keamanan pascapembunuhan terhadap tiga siswi SMA Kristen Poso, Sabtu (29/10) lalu, kekerasan bersenjata kembali terjadi di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Hari Selasa (8/11), sekitar pukul 19.00, dua remaja Poso ditembak orang tak dikenal.

Dua korban tersebut ialah Ivon (17) dan Siti Nuraini (17). Ivon ditembak pada bagian pipi sebelah kiri dan peluru menembus pipi sebelah kanan. Siti juga ditembak di bagian pipi sebelah kiri, tetapi peluru tidak tembus sampai pipi sebelah kanan. Peluru bersarang di mulut Siti. Sampai Selasa malam kondisi kedua korban yang dirawat di Rumah Sakit Umum Poso sangat kritis.

Menurut informasi yang dihimpun dari RSU Poso, Ivon dikenal sebagai siswi Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA) Poso. Ia tercatat sebagai penduduk Desa Kawane, Kecamatan Poso Pesisir Utara.

Adapun status Siti masih belum diketahui apakah sebagai pelajar atau karyawan. Siti tercatat sebagai penduduk Desa Malei Lage, Kecamatan Lage. Kedua korban kos di Jalan Gatot Subroto, Kelurahan Kasintuwu, Kecamatan Poso Kota.

Kepala Kepolisian Daerah Sulteng Komisaris Besar Oegroseno menyatakan memang benar terjadi penembakan atas dua warga Poso itu. Ia sangat menyesalkan penembakan itu terjadi di tengah ketatnya pengamanan dari polisi dan TNI.

Duduk-duduk

Ivon dan Siti ditembak saat sedang duduk-duduk di depan rumah kos mereka yang terletak di Jalan Gatot Subroto. Rumah kos itu hanya berjarak sekitar 30 meter dari sebuah pos polisi.

Sejumlah saksi mata mengatakan, peristiwa penembakan itu terjadi sekitar pukul 19.00. Saat itu mereka melihat dua pria dengan menggunakan sepeda motor melintas di rumah kos Ivon dan Siti. Tiba-tiba terdengar suara tembakan sebanyak empat kali dan ternyata mengenai Ivon dan Siti. Peluru yang menembus di pipi kedua gadis belia itu langsung membuat mereka terkapar dan mereka kemudian dilarikan polisi ke RSU Poso.

Sesaat setelah kejadian, polisi langsung mengejar pelaku. Pengejaran itu diwarnai suara tembakan berkali-kali dan membuat suasana kota Poso teramat tegang.

Pembunuh tiga siswi

Pascapembunuhan tiga siswi SMA Kristen Poso, Sabtu akhir Oktober lalu, teror yang brutal dan kekerasan bersenjata seakan tak pernah berhenti di Poso. Dua hari pascapembunuhan itu, selebaran yang isinya masih mencari 100 kepala anak-anak sampai orangtua, laki-laki maupun perempuan, dari agama tertentu beredar luas di Poso.

Tiga hari kemudian atau bertepatan Lebaran hari pertama (Kamis, 3/11) sebuah bom ditemukan di depan rumah Gustaf Tajongga, Lurah Lambogia, Kecamatan Poso Kota.

Minggu (6/11), sebuah bom rakitan kembali ditemukan di depan rumah seorang warga Kelurahan Kayamanya, Kecamatan Poso Kota. Masih pada hari yang sama, seorang polisi selamat dari rencana pembunuhan seorang pria tak dikenal yang membawa parang.

Sementara itu, hari Senin dan Selasa kemarin beredar informasi bahwa empat pria yang diduga sebagai pelaku pembunuhan atas tiga siswi SMA Poso ditangkap oleh personel Batalyon Infanteri (Yonif) 714 Sintuwu Maroso Poso TNI. Sehubungan dengan hal tersebut, Kepala Polda Poso Oegroseno menyatakan belum mengetahui secara rinci ihwal penangkapan tersebut.

Sementara itu, Panglima Kodam VII Wirabuana Mayjen Arief Budi Sampurno mengatakan belum menerima laporan dari Komandan Yonif 714 bahwa mereka telah menangkap pelaku pembunuhan tiga siswi. "Jadi, berita itu tidak benar. Jika TNI berhasil menangkap pelaku pembunuhan itu, tentu akan segera diserahkan kepada polisi sebagai pihak yang berwenang memeriksanya," kata Arief yang dihubungi melalui telepon selulernya.

Berita tertangkapnya tersangka pembunuh tiga siswi SMA Poso itu beredar luas di kalangan masyarakat Poso dan Palu. Saat itu Oegroseno dan Arief Budi Sampurno mengatakan belum mengetahui jika tersangka pembunuh itu sudah tertangkap.

Belum tahu

Di tempat terpisah, Kepala Pusat Penerangan Tentara Nasional Indonesia (Puspen TNI) Mayor Jenderal Kohirin Suganda mengatakan belum mengetahui kebenaran kemungkinan terlibatnya seorang mantan atau anggota TNI aktif dalam pembunuhan tiga siswi SMA di Poso.

Pernyataan itu disampaikan Kohirin saat dihubungi Kompas per telepon menyusul merebaknya isu tertangkapnya tiga orang warga sipil dan satu orang anggota militer dalam peristiwa pembunuhan tersebut.

Menurut berita yang beredar di lapangan, tiga warga sipil ditangkap oleh pasukan Batalyon Infanteri 714 pada hari Minggu (6/11) di Desa Uekuli, Kecamatan Tojo Barat, Kabupaten Tojo Una- Una. Keesokan harinya, Senin (7/11), seorang lagi ditangkap dan diduga berstatus anggota TNI.

"Saya masih belum tahu soal itu dan saya masih belum dapat laporannya. Kemungkinan baru besok (hari ini) saya bisa mengecek soal itu. Yang jelas, TNI selama ini mem-BKO-kan sebanyak 1.300 personel non-organik untuk membantu Polri mengamankan Poso," ujar Kohirin. (REI/DWA)

Copyright © 2002 Harian KOMPAS
 


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/haroekoe
Send your comments to alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044