KOMPAS, Kamis, 14 Oktober 2005
Flores Diguncang Isu Bom
Mobil "Kompas" Sempat Dicurigai
Ende, Kompas - Aparat keamanan dan penduduk sipil di Pulau Flores, Nusa
Tenggara Timur, diguncang isu bom hingga membuat sebagian warga resah. Polisi
setempat meningkatkan penjagaan di rumah-rumah ibadah, bank, dan sarana vital
lainnya.
Tim Lintas Timur-Barat (LTB) Kompas ketika melintasi Ende, Flores, Kamis (13/10)
siang sempat didatangi polisi. Masalahnya, karena warna cat "merah" serta jenis
mobil yang digunakan Tim LTB Kompas sama dengan mobil yang dicurigai
sebelumnya.
Belum lima menit check in di sebuah hotel di Ende, tim dikejutkan oleh kedatangan
dua anggota intel Polres Ende dan Wakil Kepala Polres Komisaris AA Marwan.
Hanya Marwan yang mengenakan pakaian seragam.
Tanpa penjelasan terlebih dahulu, Marwan langsung hendak menggeledah mobil Tim
LTB. Salah seorang wartawan dalam tim ini menolaknya.
"Tidak bisa. Sabar dulu. Kami mempunyai surat perjalanan dari Mabes Polri,"
sergahnya sambil menyodorkan salinan surat keterangan perjalanan dari Markas
Besar Polri untuk Kepala Polda NTT kepada Marwan. Setelah itu, tim mempersilakan
petugas Polres Ende untuk menggeledah mobil, tetapi diurungkan Marwan.
Kepala Polres Ende Ajun Komisaris Besar Jati Waluyo menjelaskan, pihaknya
menguntit mobil Tim LTB karena warna dan jenisnya sama dengan mobil yang
dicurigai polisi, yakni berwarna merah dan long chassis.
Ciri mobil yang dicurigai itu serupa dengan Nissan Frontier yang dibawa Tim LTB.
Namun Waluyo juga tidak bisa memastikan, apakah mobil yang dicurigai itu merek
Nissan, Toyota, Mitsubhisi, atau merek lainnya.
Waluyo mengungkapkan, mobil yang dicurigai itu berdasarkan informasi dari intel
Polres Sikka dan dari beberapa warga Ende. Hal itu didahului teror bom di kantor BRI
Maumere dan penemuan granat aktif di bank itu sehari sebelumnya (12/10).
Penemuan granat jenis nanas aktif itu membuat warga panik dan resah. Intel Polres
Sikka segera menginformasikan ke Polres Ende bahwa mereka mencurigai dua orang
yang menumpang "mobil merah berbodi panjang".
Timbulkan kecurigaan
Muncul laporan dari warga Potu, Ende, bahwa pada Kamis pukul 03.00 mereka
melihat "mobil merah berbodi panjang" mondar-mandir di depan sebuah rumah ibadah
di Potu. Petugas menduga mobil itu berkaitan dengan teror bom di Maumere.
"Pada intinya kami melakukan antisipasi berdasarkan laporan dari masyarakat. Kami
merasa lega setelah mengetahui bahwa mobil yang kami buntuti itu ternyata mobil
tim Kompas, bukan mobil yang kami curigai sebelumnya," tuturnya.
Polisi, lanjut Waluyo, akan terus memburu mobil yang dicurigai itu sampai ketemu.
Dia juga menjelaskan, penduduk kota Ende sangat sensitif terhadap isu bom dan
teror, dan itu dapat menimbulkan saling curigai antarsatu kelompok warga dengan
yang lainnya.
Menurut Waluyo, pihaknya kemarin telah meningkatkan pengamanan pada berbagai
kantor bank, rumah ibadah, dan sarana vital lainnya. Tujuannya untuk menciptakan
rasa aman dari ancaman teror bom. (CAL/BD/rie/JL/dnu)
Copyright © 2002 Harian KOMPAS
|