KOMPAS, Minggu, 25 Desember 2005, 00:04
Romo Leo Van Bourden: Makna Natal Alami Penurunan
Bandung, Sabtu
Pimpinan Gereja St Petrus (Katedral) Kota Bandung, Romo Leo Van Bourden,
mengingatkan adanya bahaya komersial yang mengakibatkan makna Hari Natal terus
mengalami penurunan dari tahun ke tahun.
"Sangat disesalkan, dari tahun ke tahun Natal dikuasai dunia dagang. Pohon Natal
tidak kelihatan lagi, tapi di banyak tempat penuh pernak pernik bola, emas-emasan,
perak-perakan dan lampu beraneka macam. Pohon harapan kok tidak kelihatan lagi,
yang kelihatan hanya kelap-kelipnya saja," tuturnya di sela-sela kebaktian Malam
Natal di Gereja St Petrus di Jl Jawa Kota Bandung, Sabtu (24/12) malam.
Ia melihat adanya bahaya komersial yang merusak dan meninggalkan makna Natal.
Ada makanan enak, mimpi yang enak dan nyanyi yang enak. Namun, menurut Romo
Leo, umat lupa dengan makna Natal yang sebenarnya. Padahal maknanya adalah
membantu orang yang sedang mengalami kesulitan dan kesusahan. "Itu makna
Natal, bukan kelip-kelip lampu dan hiasan, meskipun itu indah. Ingatlah bahwa ada
bahaya komersial ’memperkosa’ Natal," katanya lagi.
Ia lebih lanjut mengingatkan umat agar tidak terlalu termakan oleh hal-hal yang
menyenangkan mata saja, tapi ia berharap hadirnya kekayaan dalam hati manusia
sehingga senantiasa dapat memaknai Hari Natal sebagaimana mestinya.
Dalam pesan Natalnya, Pimpinan Gereja St Petrus (Katedral) Kota Bandung itu
menegaskan agar umat tidak takut dengan kondisi sulit yang sedang dihadapi saat ini
karena bagaimanapun akan selalu ada jalan keluarnya. "Kondisi saat ini sangat berat,
janganlah takut karena ini bukan titik tertakhir. Akan selalu ada jalan keluar untuk
segala apapun yang dihadapi," ujar Romo Leo.
Tema Jangan Takut, Aku Menyertaimu itu diambil hampir semua gereja Katolik di
Kota Bandung. Menurut Romo Leo, tema tersebut sangat relevan dengan kondisi
yang ada sekarang ini.
Ia mengakui adanya banyak alasan untuk takut, namun hal itu menurut dia tidak
seharusnya berlanjut, dan umat harus optimistis untuk keluar dari kesulitan yang ada.
"Saya menduga sejarah berulang, selalu ada orang yang merasa tergeser dan merasa
tak terperhatikan sehingga khawatir dengan hari esok. Kepada mereka saya minta
jangan takut," tandasnya.
Romo Leo juga mengingatkan agar makna Natal harus selalu dijaga dan diaplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari. Bukan satu dua minggu saja, namun dalam kehidupan
sehari-hari dan tidak mengenal batas waktu.
Perayaan Natal di gereja tertua dan terbesar di Kota Bandung itu berlangsung
khidmat. Romo Leo tampil di mimbar dan memberikan pesannya pada misa Natal
pertama yang dimulai pukul 17.00 WIB dan diikuti sekitar 2.500 umat Katolik.
Gereja St Petrus menggelar empat kali kebaktian, yakni upacara untuk anak-anak
satu kali dan untuk umum dua kali serta upacara untuk muda mudi yang digelar pukul
24.00 WIB. Hari Minggu (25/12) akan digelar Misa Agung sebanyak empat kali mulai
pukul 07.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB.
Copyright © 2002 Harian KOMPAS
|