KOMPAS, Jumat, 25 November 2005
Bentrok Antardesa di Ambon, Seorang Tewas
Ambon, Kompas - Perkelahian antardesa terjadi di Kecamatan Leihitu, wilayah
Maluku Tengah, antara dua desa bertetangga, yaitu Mamala dan Morale, Kamis
(24/11) pagi. Peristiwa itu mengakibatkan Ali Malawat (42), warga Mamala, tewas.
Sementara itu, Muhadan Latucao dirawat di Rumah Sakit Al Fattah Ambon.
Selain itu, lima warga Morale dikabarkan menderita luka serius setelah terkena peluru
dan senjata tajam dari lawannya. Para korban kini dirawat di Rumah Sakit Tentara
Ambon. Beberapa warga yang ditemui di rumah sakit menyebutkan Ali tewas setelah
bom rakitan yang tengah dipicu meledak di tangannya.
Keributan di Leihitu yang berjarak 40 kilometer dari Kota Ambon diredam aparat
keamanan. Pihak Kepolisian Resor Kota Ambon langsung turun bersama aparat
Brimob Polda Maluku. Hingga Kamis malam situasi di Kecamatan Leihitu telah aman
dan dijaga oleh dua peleton Brimob dibantu aparat Polres Ambon dan TNI.
Situasi Kota Ambon sendiri tidak terpengaruh oleh peristiwa tersebut dan kehidupan
kota terus berjalan seperti biasa. "Warga sudah bosan diprovokasi, apalagi diadu
domba," ujar Manan (56), tukang cukur di Ambon.
Masalah tanah
Kepala Polres Kota Ambon Ajun Komisaris Besar Leonidas Braksan menjelaskan,
perseteruan warga Desa Mamala dan Desa Morale disebabkan masalah tanah adat
yang belum tuntas.
Menurut dia, masalah itu sudah berlangsung lama dan menjadi tajam setelah Morale
yang dulunya sebuah dusun dari desa Mamala dimekarkan menjadi desa dengan
pemerintahan sendiri.
Puncak perseteruan terjadi Kamis pagi ketika warga Desa Mamala melarang warga
Desa Morale melewati jalan di wilayahnya. Padahal, jalan di Mamala satu-satunya ke
Kota Ambon. (zal)
Copyright © 2002 Harian KOMPAS
|