The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

KOMPAS


KOMPAS, Senin, 28 November 2005

Warga Palu Mulai Membatasi Diri Keluar Malam

Palu, Kompas - Erwin (25), seorang warga Palu, dirampok dan dibacok dua pria tak dikenal saat melintas di jalan trans-Sulawesi, Minggu (27/11). Akibat pembacokan itu, Erwin dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah Undata, Palu, Sulawesi Tengah, untuk menjalani operasi.

Erwin yang dikenal sebagai staf penjualan sebuah distributor rokok melintas di jalan trans-Sulawesi bersama Parman, sopir perusahaan, dengan menggunakan mobil truk. Mereka saat itu dalam perjalanan pulang ke Palu setelah mendistribusikan rokok di Kecamatan Moutong, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.

Sekitar pukul 00.30 Wita Erwin dan Parman melintas di Kebun Kopi, Desa Nupabomba, Kecamatan Tanah Tovea, Kabupaten Donggala, sekitar 50 kilometer dari Palu. Tiba-tiba dua pria yang mengendarai sepeda motor menghentikan kendaraan Erwin dan Parman. Dua pria tak dikenal itu kemudian membacok Erwin dan memaksanya menyerahkan tas berisi uang hasil penjualan rokok sekitar Rp 80 juta.

Kepala Kepolisian Sektor Tawaeli, Donggala, Inspektur Satu Hasanuddin mengatakan, berdasarkan keterangan Parman, dua pria tak dikenal itu diketahui menggunakan sepeda motor Suzuki Shogun warna perak. Sampai kemarin, polisi masih berupaya mengidentifikasi pelaku dan mencari sepeda motor yang digunakan.

Jalan yang dilalui Erwin dan Parman adalah jalan utama dari Palu menuju Poso. Pada tengah malam, jalan itu sangat jarang dilalui kendaraan karena rawan kecelakaan dan perampokan.

Pembacokan terhadap Erwin adalah tindak kekerasan bersenjata yang ketiga kalinya terjadi di Palu dan sekitarnya selama dua pekan terakhir. Hari Jumat (18/11) lalu Yanti (20), warga Jalan Dewi Sartika, Palu, tewas dibacok tiga pria tak dikenal.

Keesokan harinya, pasangan suami-istri Pudji Sulaksono (49) dan Novelean Palinggi (37) ditembak dua pria tak dikenal saat pulang beribadah dengan menggunakan sepeda motor. Penembakan Pudji Sulaksono dan Novelean diduga sarat dengan upaya provokasi yang ditebar sekelompok orang yang ingin menimbulkan kerusuhan di Palu.

Menanggapi berbagai peristiwa kekerasan itu, warga Palu mulai membatasi diri untuk keluar malam. Berdasarkan pengamatan Kompas seminggu terakhir, pusat-pusat perbelanjaan tampak sepi di malam hari.

Sejumlah perkumpulan ibadah atau arisan keluarga yang biasanya dilaksanakan sore hingga malam hari juga diubah menjadi siang hari. Rumah- rumah ibadah tampak dijaga ketat aparat keamanan, baik yang menggunakan pakaian dinas maupun pakaian preman. Pemuka-pemuka agama juga meminta warga untuk melaksanakan kegiatan di luar rumah pada siang hari. (REI)

Copyright © 2002 Harian KOMPAS
 


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/haroekoe
Send your comments to alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044