The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

Media Indonesia


Media Indonesia, Kamis, 05 Januari 2006 06:01 WIB

Belum Ada Titik Terang Penyidikan Bom Palu

Penulis: Hafid

PALU--MIOL: Empat hari pascapeledakan bom di Jalan Sulawesi, Kompleks Maesa, Kelurahan Palu Selatan, Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), aparat kepolisian belum menemukan titik terang mengenai para pelaku.

"Penyidikan terhadap seorang warga yang ditahan beberapa saat setelah peledakan bom, ML,60, belum cukup bukti untuk mengarah pada tersangka," kata Kabid Humas Polda Sulteng, AKBP Rais Adam, Rabu (4/1).

Pemeriksaan terhadap ML masih terus dilakukan di Polresta Palu untuk terus mengorek keterangan lebih dalam menyangkut informasi tentang aksi peledakan bom tersebut.

"Kami masih mempunyai waktu tiga hari untuk memeriksa ML, sesuai Undang-Undang Tindak Pidana Terorisme yang memperbolehkan memeriksa 7 X 24 jam. Namun jika memang tidak ada bukti yang kuat ML akan dibebaskan," katanya.

Hingga kini sudah 60 saksi yang diperiksa, namun belum ada keterangan atau indikasi kuat yang mengetahui ciri-ciri pelaku. Pemeriksaan bagi warga yang selamat dan yang berada di sekitar TKP belum kuat untuk mengetahui pelaku. Meski demikian kami akan berusaha semaksimal mungkin mengembangkan penyidikan untuk secepatnya mengungkap pelaku terorisme itu," kata Rais.

Histeris dan haru

Hingga Rabu (4/12), sudah lima orang korban bom Palu yang dirujuk ke rumah sakit di Makassar. Satu orang lainnya ke Surabaya. Umumnya mereka mengalami luka berat di bagian kaki, badan dan tangan terkena serpihan bom.

Suasana histeris dan duka menyelimuti saat pelepasan jenazah korban bom, Yakolina Aris Bara, 42, di rumah duka di Jalan Tanjung Harapan, Kelurahan Tatura, Kota Palu.

Keluarga Yakolina tampak sangat terpukul dan tak kuasa menahan haru beberapa saat sebelum saudara tercintanya akan diberangkatkan menuju pemakaman di Pekuburan Toraja Talise Palu.

Bahkan, saat peti jenazah akan ditutup keluarga berusaha menghalangi karena seakan tak percaya bahwa Yakolina akan pergi meninggalkan mereka untuk selama-lamanya.

Anto, 22, putra sulung Yakolina tak kuasa menahan kesedihan dan jatuh pingsan. Beberapa keluarga lainnya juga tidak sadarkan diri. Suasana semakin histeris ketika peti jenazah akan dibawa ke mobil jenazah. Gerumuh tangisan keluarga tak henti-henti menangisi kepergian Yakolina.

Ratusan warga kerukunan keluarga Tana Toraja menghadiri pemakaman jenazah Yakolina Aris Bara. Korban tewas dalam ledakan bom di Pasar Daging babi Maesa, Sabtu (31/12). Dari tujuh korban bom, Yakolina merupakan korban terakhir yang dimakamkan.

Sebelum dimakamkan, jenazah Yakolina disemayamkan selama empat hari di rumah duka. Penundaan pemakaman Yakolina karena masih menunggu kedatangan keluarga besar Yakolina dan Aris Bara dari Tana Toraja dan Makassar, Sulawesi Selatan.

Suami Yakolina, Aris Bara,43, selamat dari maut dan hanya menderita luka ringan karena saat ledakan terjadi dia berada beberapa meter dari pusat ledakan.

Ledakan bom di pasar itu masih menyisakan duka bagi korban ledakan. Maria Kaligis, 44, seorang guru Tanak Kanak-Kanak (TK) di Desa Sidera, Kabupaten Donggala meratapi nasibnya. Pergelangan tangan kanannya retak, sedangkan kaki kananya terancam diamputasi.

Selain kaki dan tangannya terkena serpihan bom, kepala dan perut. Pihak rumah sakit Bala Keselamatan Wood Ward Palu menyarankan segera dirujuk ke rumah sakit di Jakarta, karena perlu segera ditangani tim ahli bedah tulang. Masih ada serpihan bom yang melekat di bagian tubuhnya.

Namun ibu tiga putra ini terkendala biaya untuk pengobatan lanjut. "Saya tidak punya biaya untuk ke pengobatan lebih lanjut," kata Ibu guru sejak 18 tahun lalu itu, dengan nada sedih.

Meski pemerintah daerah sudah memberi janji untuk membantu pembayaran biaya rumah sakit semua korban ledakan bom Palu, tapi sampai saat ini janji tersebut belum terealisasi.

Bahkan, diantara mereka banyak yang sudah diperbolehkan meninggalkan rumah sakit namun tidak mampu bayar. Kaligis hanya bisa pasrah dan berharap pihak pemerintah setempat mau membantu pembiayaan pearawatan rumah sakit. (HF/OL-02).

Copyright © 2003 Media Indonesia. All rights reserved.
 


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/haroekoe
Send your comments to alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044