The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

Media Indonesia


Media Indonesia, Sabtu, 07 Januari 2006 12:45 WIB

Tak Terbukti Pelaku Bom Palu, Mulyono Dilepas Polisi

PALU--MIOL: Setelah melakukan pemeriksaan intensif selama sepekan dan tak menemukan indikasi keterlibatannya dalam peristiwa peledakan bom di Kawasan Maesa Palu akhir Desember 2005, lelaki Mulyono (60) akhirnya dilepas penyidik gabungan kepolisian pada Sabtu pagi (7/1).

"Pelepasan yang bersangkutan dari tahanan itu demi menjamin kepastian hukum," kata Kabid Humas Polda Sulteng AKBP Rais Adam di Palu, Sabtu.

Mulyono yang pengangguran diciduk polisi sekitar dua jam setelah terjadi ledakan bom di Kawasan Maesa Jln Sulawesi Palu pada 31 Desember 2005, dan sejak saat itu dia mulai menjalani pemeriksaan secara maraton di Polda Sulteng dan Polresta Palu.

Polisi mengamankan Mulyono--orang pertama yang dicurigai-- karena ada saksi yang menerangkan bahwa dia sempat bolak-balik di sekitar tempat kejadian perkara (TKP).

Selama beberapa hari dalam proses pemeriksaan, Mulyono sempat menjalani penahanan di sel kepolisian setempat, namun belakangan dia dipindahkan ke rumah salah seorang penyidik polisi di Palu sebagai tempat tinggal sementara.

Menurut Rais Adam, dalam pemeriksaan selama 7x24 jam terhadap yang bersangkutan, penyidik gabungan sama sekali tidak menemukan indikasi keterlibatannya dalam kasus bom Palu.

Polisi juga sudah meminta keterangan orang-orang dekat Mulyono, termasuk mengkonfrontir dengan saksi yang memberikan laporan, namun kesimpulan akhir yang diperoleh yaitu yang bersangkutan sama sekali tidak terlibat.

"Karena itu, sesuai UU No.15 Tahun 2004 tentang pemberantasan tindak pidana terorisme, polisi hanya bisa menahan dan memeriksa dia hingga hari Sabtu pekan ini," tuturnya.

Masih, menurut Rais Adam, sekalipun sudah dilepas dari tahanan, namun status Mulyono masih sebagai saksi.

"Dengan demikian jika sewaktu-waktu penyidik polisi merasa membutuhkan keterangan darinya, yang bersangkutan dapat kembali menjalani pemeriksaan," katanya.

Mulyono yang juga pernah tinggal sementara di Tolitoli (Sulteng) diketahui berada di Palu sejak Sabtu dua pekan lalu (24/12). Ketika itu, sekitar pukul 21:00 Wita, dia muncul di rumah Bagio, sahabat lamanya asal desa Kotaraya di Kabupaten Parigi-Moutong (Sulteng) yang beberapa tahun terakhir sudah menetap di Kelurahan Tatura Selatan (Kota Palu), dengan hanya mengenakan celana panjang dan baju kaos.

"Tidak ada yang dia bawa kecuali pakaian di badan," tutur Bagio, seraya menyatakan pengakuan Mulyono ketika itu ingin mencari pekerjaan di Palu.

Mulyono yang pandai memperbaiki kursi sofa ini kemudian diminta Bagio untuk menetap sementara di rumahnya.

Ketika ditanyakan mengenai keterlibatan Mulyono dalam aksi peledakan bom di Maesa, Bagio mengatakan sulit membenarkan karena yang bersangkutan dikenalnya tak memiliki keahlian merakit bom.

"Ya, kalau pun dia terlibat, besar kemungkinan karena dimanfaatkan orang lain," katanya.

Masih, menurut Bagio, beberapa hari setelah menetap di rumahnya, ia kemudian memperkenalkan Mulyono kepada temannya bernama Rusmandi, pengusaha batako di kelurahan Tatura Selatan.

Akan tetapi, Mulyono hanya bertahan kerja di sana (industri pembuatan batako) sehari saja yaitu pada 27 Desember 2005 karena kemungkinan merasa tak cocok dengan keahliannya, sebab esok harinya dia pamit pulang ke Kotaraya.

"Saya sempat antar lelaki tua itu di depan Toko Nusantara Jln Hasanuddin Palu, katanya mau tunggu teman di situ," tuturnya.

Bagio mengaku kaget saat dijemput polisi bersama Rusmandi untuk menjalani pemeriksaan. "Setahu saya orangtua itu sudah pulang ke kampung, tapi belakangan dipertemukan di kantor polisi sekaitan kehadiran dia di tempat penjualan daging babi di Maesa (lokasi ledakan)," katanya.

Tak hanya meminta keterangan Bagio dan Rusmadi, polisi pada 31 Desember lalu sempat menggeledah rumah tinggal keduanya, namun tak menemukan bahan peledak atau benda mencurigakan lainnya.

Kedua orang yang pernah menampung lelaki Mulyono selama beberapa hari berada di Palu itu kemudian diperbolehkan pulang ke rumahnya setelah dimintai keterangan tim penyidik gabungan.

Puluhan saksi

Dari Polda Sulteng juga dilaporkan hingga Sabtu (7/1), tim penyidik sudah memeriksa lebih 50 saksi sehubungan pengusutan pelaku peledakan bom di Maesa, Palu.

Mereka yang dimintai keterangan secara resmi itu umumnya warga yang ketika bom meledak berada di sekitar TKP. Sementara, pemeriksaan dari sebagian besar korban baru sebatas interogasi dikarenakan mereka sedang menjalani perawatan.

Sejauh ini, belum ada laporan soal hasil pemeriksaan dan interogasi dari para saksi serta sejumlah korban terutama berkaitan dengan ciri-ciri pelaku, sebab semua penyidik melakukan gerakan "tutup mulut" dengan alasan informasinya nanti disampaikan secara terbuka oleh atasan mereka.

Namun, Wakapolda Sulteng Kombes Pol Drs Sukirno dalam suatu kesempatan mengatakan pihaknya bekerjasama dengan Mabes Polri tengah membuat sketsa wajah dua orang yang dicurigai sebagai pelaku peledakan bom di Kawasan Maesa Palu yang menewaskan tujuh orang serta mencederai 52 lainnya.

"Pembuatan sketsa wajah dua orang dicurigai sebagai pelaku itu didasarkan atas keterangan beberapa saksi," kata Sukirno, dan berharap dengan cara ini akan memudahkan penyidik melakukan pengejaran dan penangkapan.

Kombes Soekirno yang mantan Komandan Operasi Pemulihan Keamanan "Sintuwu Maroso" saat ekskalasi ketegangan memuncak di bekas daerah konflik Poso tidak menjelasakan kapan sketsa wajah kedua pelaku peledakan bom Palu diedarkan kepada masyarakat luas, kecuali mengatakan "pembuatannya selesai dalam waktu dekat". (Ant/OL-1)

Copyright © 2003 Media Indonesia. All rights reserved.
 


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/haroekoe
Send your comments to alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044