Radio Nederland Wereldomroep, 25 November 2005
Sidney Jones Dilarang Masuk
Sidney Jones, Direktur proyek Asia Tenggara organisasi International Crisis Group
ICG untuk kedua kalinya dilarang masuk Indonesia. Pekan lalu Jones masih berada di
Indonesia dan sempat mengadakan kunjungan singkat ke Taiwan. Tapi setiba di
bandara Soekarno Hatta di Jakarta, Direktur ICG ini tidak diperbolehkan masuk, dan
terbang ke Singapura. Kenapa ini bisa terjadi? Berikut rangkuman wawancara Radio
Nederland dengan Sidney Jones.
Syok
Sidney Jones sama sekali tidak mengerti mengapa ia dilarang masuk Indonesia.
Direktur Proyek Asia Tenggara ICG ini menyatakan masih shock, karena setahu dia
hubungannya dengan pemerintah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono baik-baik
saja. Sidney bahkan sempat berjabat tangan dengan SBY yang mengucapkan
selamat datang kembali kepadanya. Sejak Sidney Jones kembali ke Indonesia Juli
lalu, ia sama sekali tidak menghadapi masalah apa pun. Semua surat imigrasinya
lengkap, dan ia menyatakan tidak menghadapi masalah dengan petugas imigrasi.
Tak tahu menahu
Sidney Jones menuturkan apa yang terjadi begitu tiba di bandara Soekarno Hatta
Kamis (24/11). Direktur ICG ini tiba di bandara sekitar pukul 14.00 dari perjalanan ke
Taipeh. Di ibukota Taiwan itu ia mendapat penghargaan bagi International Crisis
Group dari majalah Times. Di bagian pemeriksaan paspor, Sidney diminta
menyerahkan paspornya. Petugas imigrasi memasukkan namanya di komputer. Dari
situ terlihat bahwa mulai 7 Oktober 2005 lalu sudah ada perintah melarang Sidney
Jones masuk Indonesia. Kemudian ia diantar ke bagian bagasi untuk mengambil
tasnya, lalu dibawa ke kantor imigrasi.
Sidney Jones: "Orang di sana sangat baik. Tapi mereka juga tidak tahu kenapa
rupanya ada larangan."
Sangat aneh
Menurut Sidney Jones peristiwa ini sangat aneh. Menurutnya ia sudah dua kali keluar
masuk Indonesia tanpa kesulitan apa pun. Jones tengah berupaya mengatasi
masalah ini bersama bantuan teman-temannya dalam pemerintahan. Sejak bulan lalu
Direktur ICG ini menetap di Jakarta. Selama itu tidak pernah ada indikasi bahwa ada
masalah. Sidney Jones merasa benar-benar bingung dan tidak mengerti mengapa ini
bisa terjadi.
Radio Nederland kemudian bertanya kepadanya apakah keputusan pemerintah RI itu
mungkin berkaitan dengan laporan-laporan ICG yang dianggap sensitif, misalnya
laporan mengenai Aceh atau Papua dan pengetahuan Sidney Jones tentang jaringan
teroris Jemaah Islamiyah. Tapi Jones beranggapan ini bukan alasan sebenarnya.
Tulisan direktur ICG ini sudah dibaca semuanya oleh pemerintah. Pemerintah juga
sudah tahu pekerjaan ICG dan topik-topik yang diangkat organisasi tersebut.
Tak ada kaitan dengan laporan ICG
Lagi pula bulan Juli lalu Sidney Jones diberi lampu hijau untuk bisa masuk Indonesia.
Jadi menurut Jones tidak ada kaitan dengan laporan-laporan ICG. Ia tidak hanya
diizinkan tinggal di Indonesia, melainkan juga disambut ketika itu. Selain itu, semua
laporan yang dikeluarkan setelah bulan Juli, semuanya juga disambut dengan baik,
dan tidak menimbulkan masalah apa pun.
Ketika ditanyakan bagaimana Sidney Jones menanggapi semua kejadian ini dan
kira-kira langkah-langkah berikutnya yang akan ia ambil, Direktur proyek Asia
Tenggara ICG ini menjawab:
Sidney Jones: "Saya nggak tahu, masih bingung, karena masih belum 24 jam sejak
kejadian ini. Jadi saya masih pikir-pikir dan masih bingung betul apa yang seharusnya
saya lakukan sekarang ini supaya bisa melanjutkan pekerjaan kami."
Demikian Direktur International Crisis Group Sidney Jones, kepada Radio Nederland.
© Radio Nederland Wereldomroep, all rights reserved
|