SINAR HARAPAN, Kamis, 05 Januari 2006
Saksi: Ba'asyir Tak Pernah Bicara Soal Bom
Jakarta - Ustad Muzzakir mengatakan bahwa Abu Bakar Ba'asyir, terpidana kasus
terorisme, tidak pernah membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan
pengeboman. Bahkan, Ba'asyir adalah salah seorang yang paling aktif mengecam
pengeboman bom Bali I, Oktober 2002.
Muzzakir mengungkapkan hal itu ketika menjadi saksi dalam sidang Peninjauan
Kembali (PK) Ba'asyir di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (4/1) siang.
Muzzakir menambahkan, pada 13 Oktober 2002 ada pertemuan antara sejumlah
tokoh masyarakat dan agama Islam di Masjid Pondok Pesantren Al Islam, Solo, yang
dipimpinnya. Malamnya mereka mendengar terjadi pengeboman di Bali. Mereka
langsung membuat surat pernyataan mengecam bom Bali tersebut. Surat pernyataan
ini kemudian dibacakan di konferensi pers yang juga dihadiri Wakapolwil Solo.
Lima hari setelah konferensi pers, 18 Oktober 2002, Ba'asyir jatuh pingsan dan dokter
menyuruhnya dirawat di rumah sakit. Esoknya tanggal 19 Oktober 2002, polisi Mabes
Polri datang ke rumah sakit membawa surat perintah untuk menangkap Ba'asyir.
Dalam surat perintah tersebut disebutkan kalau Ba'asyir dituduh bekerja sama
dengan Al Farouk yang telah ditangkap BIN dan diserahkan ke CIA, termasuk bekerja
sama untuk merencanakan pembunuhan mantan Presiden Megawati. (dina sasti
damayanti)
Copyright © Sinar Harapan 2003
|