SINAR HARAPAN, Rabu, 05 Oktober 2005
Ba'asyir Minta Azahari dan Noordin M. Top Ditangkap
Oleh Rikando Somba
Jakarta – Amir Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) Abubakar Ba'asyir mengutuk
terjadinya peristiwa pengeboman di Bali untuk kedua kalinya akhir pekan lalu. Ia
meminta aparat menangkap Azahari dan Noordin M. Top yang selalu dikaitkan
dengan sejumlah peledakan bom di Indonesia.
"Saya sangat tidak setuju dengan pengeboman dengan alasan apapun di wilayah
aman. Ini hampir dipastikan menimbulkan korban orang- orang yang tidak bersalah
atau tidak tahu apa-apa," kata pimpinan Pondok Pesantren Ngruki itu melalui surat
pernyataan yang dibacakan kuasa hukumnya dari Tim Pembela Abu Bakar Ba'asyir,
Achmad Michdan, kepada SH di Jakarta, Selasa (4/10).
Ba'asyir mengatakan pelaku peledakan bom di Kuta dan Jimbaran, Sabtu (1/10) lalu,
tak bisa mengkaitkan tindakan mereka dengan gerakan Muslim. Islam dan
agama-agama lainnya, menurutnya, tidak mengajarkan kekerasan yang demikian.
Sementara itu, Achmad Michdan menegaskan kliennya sama sekali tak terkait
dengan peristiwa Bom Bali itu. Ia juga menyanggah adanya pemeriksaan dari aparat
hukum terhadap Ba'asyir terkait dengan peristiwa akhir pekan lalu itu.
Tim kuasa hukum Ba'asyir juga kini tengah mempersiapkan Peninjauan Kembali (PK)
kasus pelanggaran keimigrasian yang dilakukan kliennya. PK ini kemungkinan akan
diajukan kepada Mahkamah Agung pada Jumat (7/10). Sebelumnya, nama Abubakar
Ba'asyir dikaitkan dengan sejumlah kasus peledakan bom di Tanah Air, seperti kasus
Bom Bali I dan Mariott beberapa waktu lalu. n
Copyright © Sinar Harapan 2003
|