SINAR HARAPAN, Kamis, 08 Desember 2005
Teroris Bawa 12 Anak Haya ke Pesantren di Jawa
Oleh Izaac Tulalessy
Ambon—Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku akan mengupayakan pemulangan 12
anak dari Desa Haya, Kecamatan Tehoru, Kabupaten Maluku Tengah, yang beberapa
waktu lalu diberangkatkan oleh Ustad Batar ke sejumlah pondok pesantren di Jawa
Timur (Jatim) dan Jawa Tengah (Jateng).
Ustad Batar, pimpinan jaringan terorisme di Maluku, mengirimkan anak-anak itu ke
Jatim dan Jateng untuk menimba ilmu di sejumlah pondok pesantren. Kepala Bada! n
Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (Kesbang Linmas) Provinsi Maluku,
AR Uluputty yang dikonfirmasi SH di Ambon, Kamis (8/12), menjelaskan pihaknya
akan mengecek keberadaan anak-anak itu ke pengelola Pesantren Al Mujaddid di
Desa Haya, Kecamatan Tehoru, Kabupaten Maluku Tengah.
"Saya memang baca di sejumlah media cetak lokal bahwa ada 12 anak Desa Haya
yang dibawa ke Pulau Jawa untuk mengikuti pendidikan di sejumlah pesantren, tetapi
tidak jelas pendidikan model apa yang diajarkan. Kita akan tanyakan langsung
masalah ini ke lembaga yang membawa mereka. Kalau sudah jelas keberadaan
mereka, kita akan koordinasi dengan pemprov setempat untuk segera memulangkan
mereka," jelas Uluputty.
Informasi Masyarakat
Selain itu, Pemprov Maluku, menurut Uluputty, juga akan meminta
pertanggungjawaban dari pimpinan lembaga yang membawa anak-anak tersebut ke
Pulau Jawa. "Kita ! harus cek lembaganya siapa yang bertanggung jawab dan
meminta pertanggungjawaban mereka," ujar mantan Kepala Dinas (Kadis)
Kesejahteraan Sosial Provinsi Maluku ini.
Uluputty juga mengharapkan masyarakat memberikan informasi tentang keberadaan
anak-anak tersebut agar mereka segera dikembalikan kepada orang tua
masing-masing. Sebelumnya, Warga Desa Haya, meminta Pemprov Maluku maupun
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Maluku Tengah membantu memulangkan 12 anak
mereka, yang dibawa kelompok Ustad Batar ke Pulau Jawa.
Mereka dibawa sejak awal tahun 2005, ketika Ustad Batar masih tinggal di Desa
Haya dan menjadi buronan Kepolisian Daerah (Polda) Maluku. Pengiriman terakhir
dilakukan Ustad Azaam, Wakil Ustad Batar yang ditahan di Polda Maluku pada Juli
2005.
Dari data yang dihimpun SH diketahui dari 12 anak yang ada di sejumlah pesantren di
Jatim dan Jateng itu, sebagian tidak diketahui lokasi merek! a hingga sekarang.
Kedua belas anak tersebut adalah Burhan Haya (ada di Pesantren Baitul Amin,
Jombang, Jatim), Usman Nuniehu (dikabarkan berada di Lamongan, Jatim, namun
tidak diketahui nama pesantrennya), Iwan Setiawan (dikabarkan berada di Jombang,
Jatim, tidak ada nama pesantrennya), Ode Rahman (tidak ada alamat yang jelas),
Mohamad Idris Hayoto (tidak ada alamat yang jelas), Rahman Key (Pesantren
Ashada Boyolali, Jateng).
Selain itu, Munawir Key (Pesantren Ashada Boyolali, Jateng), Muhamad Key
(Pesantren Ashada Boyolali, Jateng), Rasmon Mahu (Pesantren
Daruspada-Surakarta), Basri Rahman Lessy (dikabarkan berada di Lamongan, Jatim,
namun tidak ada nama pesantrennya).
Sedangkan dua anak perempuan adalah Ulyan Jain Hayoto dan Ratna Daud tidak
diperoleh informasi tentang keberadaan mereka. Ratna Daud hanya dikabarkan
dititipkan di Pesantren Al Mutakim, namun tidak jelas di daerah man! a pesantren
tersebut berada. n
Copyright © Sinar Harapan 2003
|