SINAR HARAPAN, Rabu, 14 Desember 2005
Sejumlah Organisasi Islam: Tunda Eksekusi Terpidana Mati
Kasus Poso
Palu – Sejumlah organisasi Islam dan tokoh agama Kristen, Rabu (14/12) pagi tadi
mengunjungi Lembaga Pemasyarakatan (LP) Palu, Sulawesi Tengah, untuk
memberikan semangat kepada tiga terpidana mati kasus kekerasan di Poso, agar
berani mengungkapkan kebenaran.
Namun, mereka juga mengkritik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang telah
menolak grasi terhadap tiga terpidana mati itu.
Menurut Pastor Jimmy Tumbelaka dari Tentena, Presiden Yudhoyono belum
mempelajari adanya kejanggalan dalam! kasus Poso. Menurutnya, sangat tidak adil
jika eksekusi harus dijalani oleh Dominggus Da Silva, Marinus Riwu, dan Fabianus
Tibo.
"Kalau pun memang eksekusi Tibo harus dijalani, itu harus ditunda dulu, karena perlu
ada investigasi lagi tentang kasus ini," tegasnya. Jimmy juga mengingatkan bahwa 16
nama di balik kerusuhan Poso yang telah disebutkan Tibo juga harus diproses.
Dewan Penasihat Gerakan Persaudaraan Muslim Indonesia, Nawawi Sangkilat,
mengatakan Tibo dan kawan-kawan adalah korban, hanya "prajurit" yang
diperintahkan oleh 16 "panglima" untuk melaksanakan tugas di Poso. Menurutnya,
seharusnya 16 orang itulah yang dihukum mati. Nawawi juga meminta Presiden
Yudhoyono meninjau kembali penolakan grasi tersebut.
"Kalau pemerintah melakukan eksekusi dalam waktu dekat ini, pemerintah telah
memutuskan benang merah kasus Poso, karena mereka bertiga ini saksi kunci,"
tegas Nawawi. Beberapa organisasi lainnya juga menginginkan hal sama, yaitu agar
eksekusi terhadap Dominggus Da Silva, Marinus Riwu dan Fabianus Tibo ditunda.
Sejumlah organisasi Islam yang datang ke LP Palu tersebut adalah Gerakan
Persaudaraan Muslim Indonesia, Laskar Merah Putih, Keluarga Besar Pelajar Islam
Indonesia Sulawesi Tengah, serta Pemuda Bulan Bintang. Sedangkan dari tokoh
Kristen hadir Pastor Jimmy Tumbelaka dari Tentena. (erna dwi lidiawati)
Copyright © Sinar Harapan 2003
|