SINAR HARAPAN, Sabtu, 19 November 2005
Noordin M Top Makin Terjepit
Magelang - Dua orang mencurigakan, yang salah satunya luka di bagian kaki dan
lainnya membawa pistol FN 46, diburu di sejumlah tempat oleh aparat kepolisian
gabungan Magelang hingga Sabtu (19/11) dini hari.
Keterangan yang dihimpun di Magelang, Sabtu (19/11), menyatakan perburuan
terhadap dua orang itu dilakukan gabungan Polwil Kedu, Polresta Magelang dan
Polres Magelang dibantu masyarakat setempat. Perburuan dimulai dari Kampung
Wates Prontakan Magelang Utar, Kota Magelang, hingga Dusun Jurip, Kecamatan
Tegal Rejo, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Saksi mata yang melihat pertama kali keberadaan dua orang mencurigakan itu adalah
Praka Haryanto (30), anggota Yonif 755 Yalet Merauke, Trikora yang sedang
menjalani tugas belajar sebagai siswa Sekolah Perawat Kesehatan Rindam IV
Diponegoro, RST "dr Soejono" Kota Magelang.
Jumat (18/11) sekitar pukul 21.30 WIB, dia pulang dari rumah sakit ke kontrakannya
di kawasan Kelurahan Wates. Ketika tiba di gapura Gang Jawa RT 02/RW 04
Kampung Wates Prontakan, ia melihat dua orang mencurigakan itu duduk beberapa
meter dari gapura itu.
Seorang terlihat berbadan relatif besar, di kaki kirinya terdapat bekas luka yang
diduga akibat tembakan dibalut kain dan membawa senjata api jenis FN46 serta
kepalanya ditutup topi berbentuk "pet". Sedangkan seorang lainnya berbadan relatif
kurus, bercelana panjang "congkrang" warna cokelat muda, mengenakan rompi warna
hitam dan bagian dadanya terlihat agak menonjol.
"Salah satu kakinya luka telah dibalut kain," kata Haryanto.
Ia mengaku sempat menyarankan agar orang luka yang mengaku akibat kecelakaan
lalu lintas itu dibawa ke RST "dr Soejono" yang letaknya beberapa ratus meter dari
gapura Gang Jawa itu supaya mendapatkan perawatan.
Saran Haryanto itu mereka tolak. Karena merasa curiga terhadap gelagat dua orang
itu terutama karena salah satunya membawa senjata api, kemudian Haryanto
melaporkan peristiwa itu kepada Ketua RT 02, Soleh, agar diteruskan ke Makodim
setempat dan dirinya kembali ke gapura tempat dua orang tersebut.
Namun 15 menit sejak dia meninggalkan gapura dan tiba kembali ke gapura itu,
Haryanto tidak menemukan lagi dua orang tersebut. Beberapa saat kemudian polisi
dipimpin Kapolresta Magelang AKBP Jhonny Siahaan tiba di tempat itu melakukan
"penyisiran" di sejumlah kawasan setempat, antara lain memblokir gang-gang di
kawasan yang berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Magelang itu.
Sebanyak tiga rumah kosong yang terletak di pinggiran Kali Elo pembatas alam
antara kota dengan Kabupaten Magelang juga digeledah petugas, namun tidak
ditemukan dua orang mencurigakan itu. Sabtu (19/11) tadi sekitar pukul 00.45 WIB
sejumlah warga setempat menemukan bekas cairan yang diduga ceceran darah
manusia menempel di paving blok mulut gapura Gang Jawa. Polisi lalu mengambil
beberapa paving blok sebagai barang bukti.
Penyisiran Intensif
Petugas kepolisian di berbagai tempat melakukan "penyisiran" lebih intensif untuk
mencari dua orang itu antara lain "menerjunkan" anggota penembak jitu Tim Buru
Sergap Sat Reskrim Polresta Magelang. Sedangkan petugas lain didukung anggota
TNI dan masyarakat setempat berjaga-jaga di sejumlah gang di kawasan tersebut.
Polisi juga terus memburu para tersangka teroris yang diduga bersembunyi di Jawa
Tengah, karena itu Polres Temanggung hingga Jumat malam terus melakukan razia
terhadap pengendara motor dan mobil di empat titik strategis di kabupaten ini. Polisi
menggelar razia di Jalan Pringsurat, Parakan, Candiroto, dan Jalan Jenderal
Sudirman, tepatnya di depan Mapolres Temanggung.
Kapolres Temanggung AKBP Widianto Poesoko mengungkapkan, ia menerima pesan
singkat (SMS) via telepon selulernya dari orang tak dikenal yang menginformasikan
telah terjadi baku tembak di sebuah desa di Temanggung yang disebutkan sebagai
tempat persembunyian Noordin M. Top. Namun Kapolres membantah telah terjadi
insiden baku tembak antara polisi dengan tersangka teroris.
Dari PMI Temanggung diperoleh kabar bahwa ada tiga lelaki dengan tubuh tinggi
besar, berkulit putih, berjenggot dan bercadar sempat meminta bantuan darah
golongan AB. Mereka mengaku darah itu untuk temannya yang terluka karena
kecelakaan. Namun karena mereka tidak bisa menunjukkan rekomendasi dari rumah
sakit atau dokter, permintaan itu ditolak, kemudian mereka pergi.
Di sisi lain, dari Temanggung dikabarkan ada empat orang yang dicurigai merupakan
pelarian jaringan Noordin M Top. Empat orang berciri badan tinggi besar, berjenggot
dan bercadar, sempat menginap di Desa Kacepit, di lereng Gunung Sumbing yang
termasuk wilayah Kecamatan Bulu, Temanggung.
Kepala Polres Temanggung AKBP Widiyanto Pusoko mengaku menyisir ke Desa
Kacepit, Wonosari, Pager Gunung dan Duku Seman yang diduga dipakai untuk
persembunyian anggota kelompok teroris pada Kamis (17/11) sore. Ia dan jajarannya
sempat berpapasan dengan mobil jeep warna merah yang diduga ditumpangi mereka.
Namun jeep mobil itu melaju kencang sehingga polisi kehilangan jejak. Apalagi di
sana banyak terdapat jalan pintas. (su herdjoko)
Copyright © Sinar Harapan 2003
|