The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

SINAR HARAPAN


SINAR HARAPAN, Sabtu, 26 November 2005

Anggota Polres Ambon Terlibat Terorisme

Oleh Izaac Tulalessy

Ambon—Polda Maluku hingga Sabtu (26/11) ini masih memeriksa Briptu Muhammad Syarif Tarabubun, anggota Intelkam Polres Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease, yang ditangkap oleh personel Detasemen 88 Polda Maluku, Jumat (25/11) sore di Desa Haya, Kecamatan Tehoru, Kabupaten Maluku Tengah.

Muhammad Syarif Tarabubun selama ini menjadi buronan karena terkait sejumlah kasus tindak pidana terorisme di Provinsi Maluku bersama kelompok teroris Laskar Mujahidin, di antaranya penyerangan bersenjata di Desa Wamkana, Kecamatan Buru Selatan, Kabupaten Pulau Buru yang menyebabkan dua warga setempat tewas.

Selain itu, penyerangan bersenjata dengan sasaran Villa Karaoke di Desa Hative Besar, Kecamatan Baguala, Kota Ambon, 14 Februari 2005 yang menewaskan dua warga dan melukai dua warga lainnya. Di samping itu, ia terlibat penyerangan bersenjata dengan sasaran Pos Brimob BKO Polda Kaltim yang terletak di Desa Loki, Kecamatan Piru Kabupaten Seram Bagian Barat.

Briptu Muhamad Syarif Tarabubun, dibekuk personel Detasemen 88 Polda Maluku tanpa ada perlawanan yang berarti di rumah Bunyamin Namakule, warga Desa Haya, guru honorer di SMP Haya.

Selain Muhammad Syarif Tarabubun, Detasemen 88 yang dipimpin komandannya, AKBP Masudi, juga menggelandang 13 orang ke Mapolda Maluku guna diperiksa secara intensif, di antaranya Ustad Azaam, yang disebut-sebut sebagai wa! kil dari Ustadz Batar yang merupakan pimpinan jaringan terorisme di Maluku.

Sehari-harinya Ustad Azaam menjadi Koordinator Pesantren Al Mujahid di Desa Haya yang dibangun oleh Ustadz Batar sejak tahun 2001. Ustadz Azaam ketika digelandang ke Mapolda Maluku, memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang dikeluarkan oleh Kecamatan Tehoru, namun KTP tersebut sudah tidak berlaku lagi dan palsu.

Sementara itu, kesembilan orang dari luar Provinsi Maluku yang ikut dengan Ustadz Azaam menetap di Pesantren Al Mujahid tersebut, rata-rata tidak memiliki identitas diri.

Namun menurut pengakuan warga Haya, ternyata di antara mereka ada yang bekerja sebagai guru pengajian, pekerja serabutan, bahkan petani dan sebagian baru sebulan lebih berada di Desa Haya, namun ada juga yang sudah menetap dari tahun 2001.

Kendati demikian, kebenaran status Ustadz Azaam sebagai Wakil dari ! Ustadz Batar belum bisa dipastikan oleh pihak Polda Maluku. Kepala Bidang (Kabid) Hubungan Masyarakat (Humas) Polda Maluku, AKBP Arstianto Darmawan, ketika dihubungi SH Sabtu (26/11) pagi, mengaku hingga kini pihaknya masih melakukan pendalaman terhadap 13 orang yang dibawa bersama Briptu Muhamad Syarif Tarabubun.

Imam Samudera

Sementara itu, Kapolda Maluku Brigjen Pol. Adityawarman kepada wartawan di Mapolda Maluku, Jumat (25/11) malam, mengatakan lokasi penangkapan Syarif Tarabubun, ternyata pernah menjadi lokasi aktivitas latihan jaringan teroris yang juga dihadiri Imam Samudera dan Amrozi pada tahun 2001.

Desa Haya selama ini telah menjadi target operasi polisi guna menangkap para buronan kasus tindak pidana terorisme yang selama ini terjadi di Provinsi Maluku.

"Desa Haya merupakan pusat aktivitas dari Ustadz Batar, yang merupakan pimpinan jaringan teroris! di Maluku. Terbukti setelah polisi secara intensif melakukan pengintaian ternyata desa tersebut selama ini menjadi lokasi persembunyian Syarif Tarabubun," ungkapnya.

Dijelaskan, berdasarkan keterangan dari para pelaku tindak pidana terorisme yang saat ini menjalani persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Ambon, ternyata Syarif Tarabubun merupakan otak dari semua tindak pidana yang dilakukan. "Jadi dia yang menunjukkan lokasi atau objek mana yang akan menjadi target mereka," ujarnya.

Kapolda juga mengaku, pihaknya terus secara intensif mencari Ustadz Batar yang kini masih buron, namun diyakini yang bersangkutan masih dalam wilayah Polda Maluku. "Memang daerah operasi mereka selama ini berada di wilayah Tehoru. Mungkin terkait dengan konflik lalu dan kita melihat tempat-tempat itu sudah lama ditinggalkan, namun sisa-sisa dari bekas mereka masih ada. Itulah yang kita ambil untuk mencocokkan apakah itu yang baru atau kelanj! utan dari yang lama," jelasnya.

Menyangkut keterkaitan para pelaku yang ditangkap dengan para tersangka teroris di beberapa daerah di Indonesia yang kini telah ditahan, Kapolda mengatakan setelah mereka diperiksa, ternyata para tersangka teroris itu beberapa di antaranya pernah berada di Maluku.

"Ada beberapa nama yang sudah kita kantongi dan sementara diproses. Itu dipergunakan oleh Mabes Polri untuk menindaklanjuti dalam kaitan mereka dengan peristiwa-peristiwa lain di luar Provinsi Maluku," kata Kapolda. (*)

Copyright © Sinar Harapan 2003
 


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/haroekoe
Send your comments to alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044