The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

Suara Merdeka


Suara Merdeka, Kamis, 24 Nopember 2005

Dari Buku ''Membongkar Jamaah Islamiyah'' (2-Habis)
Tuding Imam Samudra sebagai Pembohong

[PHOTO: DISKUSI BUKU: Sejumlah peserta seminar melihat buku Membongkar Jamaah Islmiyah karya Nasir Abas dalam acara diskusi buku di kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Yogyakarta. (30n) - SM/Detik.]

AKSI teror yang dilakukan sejumlah anggota Al Jamaah Al Islamiyah (Jamaah Islamiyah) ternyata memunculkan kemarahan di antara sesama anggota yang tidak setuju dengan cara-cara tersebut. Nasir Abbas mengungkapkan, pengemboman di sejumlah gereja pada malam Natal 2000 lalu membuat anggota jamaah dari tingkat bawah sampai pimpinan marah.

''Di antara yang terlibat di dalam aksi pengeboman itu adalah anggota JI dan NII yang dipengaruhi Hambali,'' tandas Nasir yang pernah menjadi pimpinan Mantiqi Tsalis III dan bertanggung jawab untuk menjaga kelestarian organisasi itu.

Selain kedudukannya dalam JI, dia juga menuliskan lengkap struktur organisasi tersebut dan orang-orang yang pernah menjadi pimpinan di kamp-kamp di Afghanistan.

Tindakan Hambali tersebut membuat anggota JI yang lain terutama di kalangan pimpinan Mantiqi Tsani II tidak dapat membendung beberapa anggotanya yang diam-diam bergabung dengan kelompok pelaku dan melakukan aksi di 30 gereja pada tahun 2000.

Menurut Nasir, kemarahan anggota dan pimpinan Al Jamaah Al Islamiyah terhadap Hambali dan orang-orangnya itu karena mereka telah melakukan kesalahan yang dilarang Nabi Muhammad SAW. Kesalahan itu, merusak tempat ibadah agama lain, melukai dan membunuh orang sipil.

Hambali juga dituding telah melanggar wilayah dakwah Mantiqi Tsani II. Pasalnya, sebagai Ketua Mantiqi Ula I, ia telah melakukan tindakan di luar wilayahnya dan memasuki wilayah lain. Selain itu, dia juga menabur doktrin di kalangannya dengan berprasangka buruk terhadap organisasi dan membenci orang Kristen. Mulailah terjadi bibit perpecahan di Al Jamaah Al Islamiyah.

Teror yang dilakukan Hambali dan orang-orangnya menjadikan organisasi kacau. Kegiatan dakwah terhenti, anggota-anggota di Malaysia, Singapura, dan Indonesia ketakutan serta menghindar dari aktivitas berkelompok. Mereka lantas berpindah-pindah tempat, menyembunyikan diri, dan mengganti identitas.

Bom Bali telah merusak hubungan antarsesama anggota dan merusak kegiatan dakwah. Akhirnya anggota cenderung mengambil sikap sendiri-sendiri, tidak mengikuti pengajian, menjadi anggota ormas Islam lain, dan aktivitas lainnya. Gara-gara sikap dan tindakan anggota jamaah, organisasi tercemar.

''Bukan saya yang pertama kali membuka nama Al Jamaah Al Islamiyah, melainkan akibat perbuatan mereka yang terlibat aksi kekerasan di Malaysia, Singapura, dan Indonesia yang telah memunculkan nama jamaah yang selanjutnya menambah jumlah daftar nama kelompok teroris di PBB,'' kata dia.

Kebohongan

Dia menuliskan pula bahwa anggota jamaah boleh berbohong karena mereka bergerak secara rahasia atau istilahnya tanzim sirri. Sebenarnya, jelas Nasir, tak seorang pun anggota yang mau mengaku sebagai anggota organisasi Al Jamaah Al Islamiyah. ''Ini karena prinsip asas yang menjadi pegangan organisasi, yakni organisasi bergerak dalam keadaan rahasia,'' ujarnya sambil menambahkan, lebih-lebih sekarang ini di antara anggota ternyata ada yang terlibat dalam aksi kekerasan atau terorisme dan ada juga yang mempunyai hubungan dengan kelompok Al Qaedah pimpinan Usamah bin Laden.

Dalam bukunya tersebut Nasir menegaskan perlu mengkritik apa yang ditulis Imam Samudra dalam buku Aku Melawan Teroris (AMT). Membaca tulisan pelaku teror itu dia menjadi ragu dengan apa yang diperjuangkan Imam dan orang-orang yang sepaham dengannya.

Menurutnya, Imam telah mencemarkan nama Islam dengan paham jihad dan aksi-aksi pengeboman.

Dia berusaha menegur karena tidak rela cerita dalam buku AMT banyak kisah yang mengandung kebohongan. ''Imam boleh saja merahasiakan nama, tempat, dan lainnya, tapi apabila dia berbohong menceritakan pengalaman dan menyelewengkan paham Islam, sama artinya dia berbohong kepada pembaca, menyesatkan umat manusia dan umat Islam,'' tandasnya.

Sepotong-sepotong

Nasir merasa sedih dan prihatin karena Imam Samudra dalam AMT telah memahami Alquran secara sepotong-sepotong. Bahkan dia menyatakan hal itu sebagai perbuatan sadis, telah memotong-motong ajaran yang terkandung dalam Alquran.

Setelah membaca cerita Imam Samudra dalam AMT, Nasir mengungkapkan, kelompok Imam telah melakukan operasi dengan cara membunuh, menghancurkan ''musuh'' termasuk bom bunuh diri. Selain itu, Imam juga merampas harta benda dengan cara merampok, berbohong, bermegah diri dengan menampakkan sikap keras dan memberikan propaganda bohong dengan membentuk opini publik.

Lebih jauh Nasir mengutip potongan-potongan ayat dari kitab suci yang telah dipahami secara keliru oleh Imam Samudra dan kawan-kawannya. Dia menuliskan secara lengkap sebagai perbandingan. Dia menulis pula aksi pengeboman yang dilakukan oleh orang-orang yang selama ini dikenal sebagai "ustad'' namun telah keliru mengamalkan dan mengimplementasikan ayat-ayat Alquran.

''Imam Samudra barangkali telah lupa dengan peringatan Allah SWT yang menjelaskan kedudukan berprasangka dalam Islam sebagaimana termaktub dalam Alquran,'' tutur Nasir. (Agung PW-46n)

Copyright© 1996-2004 SUARA MERDEKA
 


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/haroekoe
Send your comments to alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044