The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

Suara Merdeka


Suara Merdeka, Kamis, 27 Oktober 2005

Pengawasan Pesantren Diserahkan ke Kiai

[PHOTO: ULAMA MESIR: Gubernur H Mardiyanto tampak serius memberikan penjelasan kepada ulama dari Mesir sebelum dialog di Masjid Agung Jateng, kemarin. (57t).]

SEMARANG- Kapolda Jawa Tengah Irjen Polisi Drs Chaerul Rasjid menyatakan, tidak ada permasalahan yang harus mendapat perhatian khusus pada Pondok Pesantren Al Mukmin, Ngruki, Sukoharjo.

''Nggak ada yang dipermasalahkan. Mereka sejauh ini masih baik,'' kata Kapolda usai dialog dengan para alim ulama dan pimpinan pondok pesantren se-Jateng di Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang, Rabu (26/10).

Dia telah bertemu dengan pengurus pondok pesantren tersebut Selasa malam lalu. Dalam pembicaraan selama dua jam itu, tidak ada permasalahan-permasalahan yang harus mendapatkan perhatian khusus.

''Kalau ada pihak lain yang berpandangan pondok pesantren bagian dari teroris, dalam pandangan saya nggak,'' ungkapnya.

Dalam paparannya di hadapan alim ulama dan pengasuh pondok pesantren, Chaerul Rasjid menyatakan, Kapolri sudah memberi arahan supaya pengawasan pesantren diserahkan kepada kiai-kiai yang mengasuh. Selama prosedur pendidikan di pesantren sejalan dengan koridor hukum di Indonesia, mereka diberi kebebasan yang seluas-luasnya. Polisi tidak berniat mengintervensi pondok.

''Tolong teruskan pendidikan di pesantren, sepanjang tidak ada hal yang menyulitkan pengurus dan pesantren itu. Tapi, kalau ada ancaman-ancaman pada kehidupan kenegaraan, hendaknya segera diinformasikan,'' kata Chaerul.

Dialog dihadiri pula oleh Gubernur Jateng Mardiyanto, Wakil Ketua DPRD Jateng Hisyam Alie, Ketua MUI Jateng KH Ahmad Darodji, dan KH Masghuri Muqni, pengasuh Pondok Pesantren Al Hikmah Sirampok, Brebes. Ratusan alim ulama dan pengasuh pondok pesantren se-Jateng menyimak dan mengikuti dialog yang dimoderatori Sekretaris MUI Jateng Prof Dr Ahmad Rofiq.

Kehidupan Spesifik

Gubernur Mardiyanto mengemukakan, pondok pesantren merupakan suatu kehidupan yang spesifik. Soal pengawasan dan apa yang perlu dilakukan di lingkungan pondok pesantren, dia menyerahkan kepada pimpinan pondok.

''Saya kira dengan cara seperti itu komunikasi dapat dijalankan secara baik. Akan tetapi tetap pula diwaspadai bersama, jangan sampai ada hal yang tak diinginkan berkembang. Saya katakan yang lebih tahu pimpinan pondok itu sendiri,'' kata dia.

Seusai dialog, Gubernur juga menyerahkan bantuan pendidikan kepada 23 pondok pesantren dan sejumlah TK, SD, MTs, SMP, dan SMK di Jateng Rp 4,6 miliar. Khusus bantuan kepada pondok pesantren Rp 3,8 miliar, sedangkan sisanya diberikan kepada sekolah. Dana ini merupakan bantuan pendidikan tahap ke-5 selama tahun 2005.

''Saya ingin pondok pesantren sebagai satu bentuk pendidikan khas keislaman di daerah, bisa berkembang lebih baik lagi.''

Gubernur mengaku tahu banyak pondok pesantren yang kemampuannya pas-pasan. Namun dengan semangatnya yang luar biasa, mereka dapat membuat dan meletakkan batu untuk membangun pondok yang memadai. Namun karena tuntutan ke depan yang makin besar, Pemprov mencoba memberi stimulan yang cukup signifikan agar makin berkembang. (G17-46t)

Copyright© 1996-2004 SUARA MERDEKA
 


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/haroekoe
Send your comments to alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044