SUARA PEMBARUAN DAILY, 04 Oktober 2005
Marak, Peredaran Senpi Bebas di Poso
PALU - Peredaran senjata api (senpi) yang masih berlangsung secara bebas di Poso,
Sulawesi Tengah (Sulteng) menjadi akar penyebab begitu mudahnya terjadi aksi-aksi
kekerasan seperti penembakan misterius yang terus menerus menelan korban jiwa.
Peredaran senpi di Poso sangat kompleks dari transfer hingga produksi senpi ilegal,
diduga melibatkan pihak yang pernah terlibat secara langsung dalam konflik Poso
(1998-2005) serta pihak-pihak lain yang menarik keuntungan ekonomi dan politik dari
penyebaran senpi tersebut.
Demikian diungkapkan Direktur Yayasan Tanah Merdeka (YTM) Palu, Arianto Sangaji
kepada Pembaruan sebelum peluncuran kertas posisi 4 berisi hasil penelitiannya
tentang peredaran ilegal senjata api di Sulteng, Selasa pagi (4/10) di Palu.
Menurut Arianto, setelah kekerasan berdimensi etno religius pecah di Poso
Desember 1998, maka Poso atau Sulteng umumnya menjadi daerah dengan masalah
peredaran senpi ilegal paling serius di Indonesia.
Indikasinya terlihat dari meningkatnya kekerasan bersenjata dari tahun ke tahun di
daerah ini.
Menurut Arianto, antara tahun 2000-2004 berdasarkan data Polda Sulteng, terdapat
174 kasus kekerasan menggunakan senpi (penembakan misterius maupun
serangan-serangan terbuka antar dua komunitas yang berbeda agama) terjadi di
daerah ini dan korban terbesar di Poso.
Jumlah itu belum termasuk data kepemilikan senjata api secara ilegal yang mencapai
puluhan kasus namun menurut Arianto, seperti fenomena gunung es, baru terlihat di
permukaannya saja tetapi di bagian dalam sebenarnya jauh lebih besar.
Arianto yang melakukan penelitian khusus tentang peredaran senpi di Poso
menyebutkan, para milisi yang bertempur di Poso diperkirakan mulai memasukan
senpi ke daerah itu sejak tahun 2000.
Adapun jenis-jenis senpi yang beredar di Poso, sebut Arianto, seperti senjata serbu
(jenis M-16, AK-47, SS-1), semi otomatik (SKS, M1-Carbin, M1-Garand), senapan
bolt action (SMLE No. 5, Jungle carbine, Mauser), sub-machine gun (jenis Uzi,
Thompson), machine gun (RPD, FN Minimi, Bren MK), pistol (jenis FN) dan revolver
(jenis colt dan S-W). Senjata-senjata itu antara lain buatan USA, Inggris, Belgia,
Rusia, Jerman dan Indonesia.
Alur penyelundupan senjata itu ke Indonesia, lanjut Arianto, antara lain melalui
Filipina bagian selatan kemudian dibawa masuk ke Kepulauan Sangihe Talaud di
Sulawesi Utara. "Biasanya senjata jenis M-16 diselundupkan melalui metode lompat
kodok, yang berpindah dari satu pulau ke pulau lain di daerah kepulauan Sangihe
Talau untuk selanjutnya dibawa sampai ke Poso,' ujar mantan pengajar Fisip
Universitas Tadulako (Untad) Palu ini.
Di Sulteng sendiri katanya, ada beberap titik transit senpi ilegal itu sebelum sampai
ke Poso. Diantaranya desa-desa Pesisir di Kabupaten Poso, Kepulauan Togean
Kabupaten Tojo Una-una dan Kolonedale serta Bungku Selatan, Kabupaten Morowolai
(keduanya hasil pemekaran Kabupaten Poso).
Aparat keamanan (TNI/Polri), bukan menjadi tumpuan yang baik untuk keselamatan
jiwa rakyat di Poso. (128)
Last modified: 4/10/05
|