The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

SUARA PEMBARUAN DAILY


SUARA PEMBARUAN DAILY, 05 Oktober 2005

Bom Bali, 39 Saksi Diperiksa

DENPASAR - Tim penyidik kasus Bom Bali II sudah meminta keterangan dari 39 saksi. Namun, hasil pemeriksaan dan identitas para saksi masih dirahasiakan.

Selain itu polisi menyisir rumah indekos, mengejar pelaku ke Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Barat (NTB), serta menginterogasi terpidana kasus bom Bali I, Amrozi, yang divonis mati di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kerobokan, Bali.

Amrozi mengaku tak mengenal wajah ketiga pria yang diduga pelaku bom bunuh diri di Kuta dan Jimbaran, Sabtu (1/10) malam lalu itu. Interogasi terhadap Amrozi dan kawan-kawan itu untuk mengungkap identitas tiga orang yang diduga pelaku bom bunuh diri yang sudah disebarkan polisi lewat poster atau foto. Termasuk dalam upaya pendalaman ini untuk mengungkap jaringan mereka, termasuk kelompok mana, guna memudahkan penyelidikan kasus Bom Bali II. Apalagi ada dugaan pelaku Bom Bali II berasal dari Jatim dan diduga pula terkait dengan jaringan Banten.

Lebih Mengintensifkan

Sumber di Kepolisian dan LP Kerobokan mengatakan, interogasi terhadap terpidana bom Bali I Amrozi sebenarnya sudah dilakukan pada hari kedua Bom Bali II yang menewaskan 22 orang itu. Namun, untuk lebih mengintensifkan penyelidikan maka interogasi kembali dilakukan Selasa (4/10).

''Kita masih dalam proses penyidikan. Mohon maaf saya belum bisa menjelaskan lebih detail. Kalau ingin lebih jelas tanyakan saja kepada Wakadiv Humas Mabes Polri," ujar Ketua Tim Investigasi Kasus Bom Bali II Kombes Pol DBM Suharya kepada Pembaruan, Rabu (5/10).

Penanggug Jawab Tim Investigasi Kasus Bom Bali II yang juga Kapolda Bali Irjen Pol Made Mangku Pastika yang ditemui terpisah, tidak membantah kalau tim diterjunkan ke LP Kerobokan. "Kita ingin mendapat informasi.

Sekecil apa pun informasi tentu kita kembangkan termasuk tidak tertutup kemungkinan informasi dari terpidana bom Bali," ujarnya.

Pastika mengatakan, sampai Rabu pihaknya belum mendapat laporan kalau penyelidikan sudah mengarah kepada para tersangka dan jaringan para pelaku.

39 Saksi

Tim investigasi secara intensif menyisir rumah kos-kosan di Denpasar yang diduga sempat dihuni pelaku bom bunuh diri. Penyisiran ini melibatkan 40 personel. Selain itu, penyelidik sudah memeriksa 39 saksi, namun belum bisa menjelaskan identitas mereka karena proses penyelidikan belum final.

Pada, Selasa, polisi mendatangi tiga rumah kos di Denpasar Timur menyusul adanya dugaan rumah-rumah tersebut menjadi tempat pengendalian operasi peledakan bom di Kuta dan Jimbaran.Ketiga rumah itu beralamat di Jalan Anggrek, Dusun Kreneng, Desa Dangin Puri, Denpasar Timur.

Rumah di Jalan Anggrek yang didatangi polisi adalah milik Anak Agung Kompyang Gede terdiri atas dua rumah, dan satu rumah bernomor 23 milik Kadek Sunantari.

I Gusti Ngurah Aden Suardana, salah seorang warga setempat, mengungkapkan, dia pernah melihat beberapa aktivitas mencurigakan yang melibatkan beberapa orang termasuk sepasang suami istri (yang masih dirahasikan identitasnya) di ketiga rumah kos itu.

Terkait proses penyelidikan lain, polisi telah menemukan sejumlah barang bukti yang diduga kuat sebagai bagian dari alat atau bahan yang digunakan pelaku untuk menghasilkan ledakan di Jimbaran dan Kuta, Bali.

Tim olah TKP bersama tim Labfor Mabes Polri menemukan serpihan tas warna hitam di TKP, Kafe Menega Jimbaran (TKP I) dan TKP III, Rajas's Bar & Restaurant Kuta Square.

Selain itu, di TKP I ditemukan pembungkus material bahan peledak berupa tupperware warna putih. Juga ditemukan gotri (bola besi berdiameter 12 milimeter) di TKP I, II dan III. Tim olah TKP dan tim forensik Mabes Polri juga menemukan baterai 9 volt di ketiga TKP.

Selain baterai juga ditemukan kabel warga biru, ungu dan hijau di Kafe Menega. Sedangkan di TKP Kafe Nyoman (TKP II), tim menemukan kabel warga merah, putih, kuning dan biru. Di R.Aja's Bar & Restaurant polisi menemukan kabel berwarna biru.

Ditanya tentang kesamaan materi dengan ledakan bom di Bali pada 2002, Soenarko mengatakan, pihaknya belum dapat memastikan apakah ada kesamaan materi dan jenis bahan itu.

Bantuan

Sejumlah polisi dari manca negara membantu tim Polri menyelidiki kasus Bom Bali II, terutama melakukan identifikasi laboratorium forensik di lapangan. Polisi asing itu adalah spesialis bidang forensik atau ahli identifikasi bahan peledak dan organ tubuh.

Rombongan kepolisian negara tetangga juga pernah datang ke Indonesia dalam paket bantuan tenaga ahli pasca bom Bali I tahun 2002. Kemudian bom di Hotel JW Marriot pada 2003 dan peledakan di depan Kantor Kedubes Australia Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan pada 2004.

Wakil Kepala Divisi Humas yang juga juru bicara Media Center kasus Bom Bali II Brigjen Pol Soenarko membenarkan adanya bantuan tenaga ahli dari kepolisian asing untuk menangani bidang forensik peristiwa bom di Kuta dan Jimbaran.

Lima warga Banten diduga terlibat dalam kasus bom Bali II. Kelima orang itu pernah diburu oleh Kepolisian pada kasus peledakan bom di Bali 12 Oktober 2002. Kelima warga itu sudah menghilang dari rumahnya.

Kecurigaan pihak aparat terhadap keterlibatan kelima warga ini beralasan karena pada kasus bom Bali 12 Oktober 2002 kelimanya sempat dicari oleh polisi karena diduga terlibat dalam jaringan Imam Samudra, Amrozi atau Muklas yang disebut-sebut sebagai otak bom Bali.

Kapolda Banten Kombes Polisi Drs Badrodin Haiti, Selasa, menjelaskan, kelima warga itu tengah dikejar oleh tim dari Polda Banten dan Mabes Polri. Selain itu, aparat Polda Banten bersama tim Mabes Polri juga melakukan penjagaan di beberapa titik di Banten yang selama ini dikenal sebagai tempat yang cocok bagi teroris untuk menyembunyikan diri. (137/M-12/G-5/149)


Last modified: 5/10/05
 


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/haroekoe
Send your comments to alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044