TEMPO, Senin, 21 November 2005 | 21:07 WIB
TNI AD Bantah Keterlibatan Kopassus dalam Konflik Poso
TEMPO Interaktif, Jakarta: Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat membantah
keterlibatan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) dalam konflik di Poso, Sulawesi
Tengah.
"Tidak mungkin. Tugasnya kan justru membantu keamanan di sana," kata Kepala
Dinas Penerangan Angk! atan Darat Brigadir Jenderal Hotma Ngaraja Panjaitan
kepada Tempo, Senin (21/11).
Ia menyatakan belum pernah mendengar ada Tim Bunga yang diduga mendalangi
kasus Poso. Tuduhan semacam itu, kata dia, kerap diterima ketika TNI diminta
bantuannya. "Di mana kami diminta bantu (mengamankan suatu daerah), sering
diputarbalikkan seperti itu," ujar Hotma.
Sementara itu, Komisi untuk Orang Hilang an Korban Tindak Kekerasan (KontraS)
mengkhawatirkan adanya tujuan penawaran (bargaining) terhadap politik lain di
wilayah lain dalam kasus Poso. "Poso dijadikan arena yang terkondisikan untuk
momentum tarik ulur," ujar Kepala Operasional KontraS, Edwin Partogi, dalam
konferensi pers di kantornya.
KontraS juga menganggap motif yang mendalangi kasus Poso bukan motif ideologis.
Dilihat dari korban, justru menurut KontraS, pelaku peristiwa Poso sudah menyadari
bahwa masyarakat Islam dan Kristen sudah tidak b! isa diadu domba lagi.
Namun ia belum dapat memastikan siapa yang bermain di balik kasus Poso.
Kemungkinan pelaku yang bermain, kata dia, adalah milisi atau TNI/Polri/intelijen.
Ketua Desk Poso Kementrian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Irjen (Pol)
Demak Lubis menepis kemungkinan itu. Di daerah manapun, termasuk Poso, Aceh,
dan Ambon tidak dikenal istilah milisi. "Misalnya Komando Jihad, itu kan mereka
sendiri yang menyebutnya (Komando Jihad)," ujar Demak ketika ditemui di kantornya.
Dari evaluasi Menkopolhukam, ia mensinyalir kasus Poso telah disusupi oleh
beberapa kelompok yang melakukan kerusuhan di Ambon.
Demak belum mengetahui apakah kasus Poso ini dikoordinir dari Jakarta atau tidak.
Fanny Febiana
copyright TEMPO 2003
|