|
HIKMAT
#32
TIDAK ADA MASA
DEPAN DI MASA LAMPAU
Jika anda menoleh terlalu
banyak, anda akan segera...jalan itu. Mike Murdock berkata, “Berhentilah
memandang di mana anda pernah berada dan mulailah memandang di mana anda
bisa berada.” Tujuan anda dan panggilan anda dalam kehidupan adalah selalu
ke depan, tidak pernah mundur. Katherine Mansfield memberikan nasehat,
“Buatlah itu suatu aturan kehidupan tidak pernah kecewa dan tidak pernah
menoleh ke belakang. Kecewa adalah suatu pembuangan energi yang mengerikan.
Anda tidak bisa membangun di atasnya. Itu hanya baik untuk berkubang.”
Pikirkanlah perkataan rasul Paulus: “aku melupakan apa yang telah di belakangku
dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada
tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi Allah dalam Kristus
Yesus” (Filipi 3:13-14). Anda lebih mungkin melakukan kesalahan apabila
anda bertindak hanya berdasar pada pengalaman masa lalu.
Pemikiran-pemikiran yang
menyenangkan mengenai masa depan tidak bisa ada apabila pikiran anda penuh
dengan kesedihan mengenai masa lalu.
Seorang petani suatu ketika berkata ternaknya mundur ketika baru saja mau
bergerak maju - Hal ini juga merupakan kebenaran dari banyak orang saat
ini. Apakah anda berjalan mundur apabila baru mau melangkah maju? Phillip
Raskin berkata, “Orang yang menghabiskan waktunya hari ini meratapi hari
kemarin akan menghabiskan waktunya esok meratapi hari ini.” Hentikan penyakit
“hari tua yang baik.”
Masa lalu selalu menuju caranya sendiri. Berhentilah untuk mengubahnya.
Isi masa depan anda adalah lebih berbahagia daripada masa lalu yang bisa
anda ingat. Percayalah bahwa yang terbaik belum muncul.
Oscar Wilde berkata, ”Tak seorang pun cukup kaya untuk membeli masa lalunya.”
Pikirkanlah apa yang W.R. Ing katakan, “Peristiwa-peristiwa di masa lampau
secara kasar mungkin dibagi ke dalam peristiwa-peristiwa yang tidak pernah
terjadi dan peristiwa-peristiwa yang tidak menimbulkan masalah.” Semakin
anda menoleh ke belakang, semakin sedikit anda maju. Thomas Jefferson benar
ketika ia berkata, “Saya lebih menyukai mimpi masa depan daripada sejarah
masa lampau.” Banyak “tokoh yang dulu pernah penting” hidup dengan reputasi
dari reputasi mereka.
Hubert Humprey merenungkan, “Hari tua yang baik tidak pernah baik, percayalah
kepada saya. Hari baru yang baik adalah hari ini, dan hari yang lebih baik
muncul esok hari. Lagu-lagu terbesar kita belum dinyanyikan.” Ketika mengalami
depresi, anda akan mendapatkan bahwa itu disebabkan karena anda tinggal
di masa lampau. Tanda apakah yang meyakinkan bahwa
anda mengalami kehidupan
yang stagnasi? Ketika anda tinggal pada masa lampau dengan mengorbankan
masa depan, anda berhenti bertumbuh dan mulai mati. Catatlah Pengkhotbah
7:10, “Janganlah mengatakan: “Mengapa zaman dulu lebih baik dari pada zaman
sekarang?” Karena bukannya berdasarkan hikmat engkau menanyakan hal itu.”
Saya setuju dengan nasihat Laura Palmer: “Jangan buang hari ini dengan
kekecewaan kemarin, lebih baik membuat ingatan untuk besok.” David McNally
berkata, “Masa lalu anda tidak bisa diubah, tetapi anda bisa mengubah masa
depan anda dengan tindakan-tindakan anda hari ini.” Jangan pernah biarkan
kemarin menggunakan terlalu banyak waktu hari ini. Benarlah apa yang dikatakan
Satchel Paige, “Jangan menoleh ke belakang. Sesuatu mungkin sedang menguntungkan
anda.”
“Hidup dalam masa lalu adalah sesuatu usaha yang tumpul dan kesepian; menoleh
ke belakang menarik urat-urat leher, menyebabkan anda menabarak orang yang
tidak menjalankan cara anda. Aturan pertama untuk kebahagiaan adalah: tolaklah
pikiran yang panjang mengenai masa lampau. Tidak ada yang sejauh satu jam
yang lalu.” Charles Kettering menambahkan, “Anda tidak bisa memiliki hari
esok yang lebih baik jika anda memikirkan mengenai hari kemarin sepanjang
waktu.” Masa lampau anda tidak sama dengan masa depan anda. |
|