|
HIKMAT
#41
APAKAH ANDA MENGHITUNG
BERKAT ANDA ATAU BERPIKIR BAHWA BERKAT ANDA TIDAK DIHITUNG?
Apabila doa satu-satunya
yang anda ucapkan dalam seluruh kehidupan anda adalah “Terima kasih,” itu
akan mencukupi” (Miester Eckhart). Apakah anda memiliki sikap berterima
kasih? Jika kita berhenti berpikir lebih jauh. Seluruh perasaan manusia,
ucapan terima kasih memiliki ingatan terpendek.
Cicero berkata, “Hati yang bersyukur tidak hanya merupakan penghargaan
terbesar, tetapi merupakan induk dari semua penghargaan lainnya.” Derajat
bahwa anda berterimakasih merupakan indeks yang meyakinkan mengenai kesehatan
rohani anda. Max Lucado menulis, “Iblis tidak harus mencuri sesuatu dari
anda, yang harus ia lakukan adalah membuat anda merasa benar.” Apabila
anda menghitung semua berkat-berkat anda, anda akan selalu menunjukkan
keuntungan.
Gantilah kekecewaan anda dengan ucapan syukur. Bersyukurlah untuk apa yang
anda miliki, bukan kecewa untuk apa yang tidak anda miliki. Jika anda tidak
bisa bersyukur untuk apa yang anda miliki, bersyukurlah untuk dari apa
anda telah terlepas. Henry Ward Beecher berkata, “Orang yang tidak bersyukur...tidak
menemukan belas kasihan; tetapi hati yang bersyukur...akan menemukan berkat-berkat
surgawi, dalam setiap jam.” Semakin banyak anda mengeluh semakin sedikit
anda
menerima.
“Jika kita mendapatkan segala sesuatu yang kita inginkan, kita akan segera
tidak menginginkan apa-apa yang kita dapatkan” (Vernon Luchies). Jika anda
tidak menikmati apa yang anda miliki, bagaimana mungkin anda menjadi lebih
berbahagia dengan memiliki lebih banyak lagi? Francis Schaeffer berkata,
“Permulaan pemberontakan manusia terhadap Allah, dari dulu
sampai sekarang, adalah
tidak adanya hati yang bersyukur.” Benih-benih ketakutan tidak akan bertumbuh
pada hati yang bersyukur. Erich Fromm menggambarkan, “Ketamakan adalah
lubang yang tanpa dasar yang melelahkan manusia dalam usaha yang tidak
berakhir untuk memuaskan kebutuhan tanpa pernah mencapai kepuasan.”
Epicurus menggambarkan, “Tidak ada kecukupan bagi orang yang kecukupannya
terlalu kecil.” Ini adalah tanda yang meyakinkan mengenai mediokritas untuk
menjadi moderat dengan ucapan terima kasih kita. Jangan mendapatkan diri
anda sendiri terlalu sibuk meminta Allah untuk kesenangan-kesenangan yang
anda tidak mempunyai waktu untuk berterimakasih kepada-Nya. Saya mengkaitkan
dengan apa yang Joel Budd katakan, “Saya merasa seperti saya dalah satu-satunya
orang yang menulis amazing grace.”
“Kebahagiaan selalu tampak kecil ketika anda menggenggamnya di tangan anda,
tetapi lepaskanlah, dan anda akan mempelajari seketika betapa besar dan
berharganya kebahagiaan itu.” (Maxim Gorky). Saya percaya kita seharusnya
memiliki sikap seperti George Hubert, ketika ia berkata, “Engkau Ya, Allah
telah memberi begitu banyak kepadaku, berikan kepadaku satu hal lagi -
hati yang bersyukur.” Alkitab mengatakan dalam Mazmur, “Mari kita datang
ke hadapan hadirat-Nya dengan ucapan syukur.” Ucapan syukur kita kepada
Allah seharusnya selalu mengawali permintaan-permintaan kita kepada-Nya.
Alkitab menantang kita dalam I Tesalonika 5:17-18, “Tetaplah berdoa. Mengucap
syukurlah dalam segala hal.”
“Kita tidak mengucap syukur kepada Allah untuk begitu banyak yang Dia telah
berikan kepada kita. Doa-doa kita terlalu sering adalah doa pengemis, doa
yang meminta sesuatu. Kita mempersembahkan terlalu sedikit doa ucapan syukur
dan pujian” (Robert Wood). Jangan mendapatkan diri anda sendiri pada akhir
hidup anda menyatakan, “Alangkah indahnya kehidupan
yang telah kumiliki! Aku
hanya berharap aku menghargai dan menyadarinya dengan segera.”
Terima
kasih Allah untuk piring-piring yang kotor; piring-piring itu mempunyai
sebuah cerita untuk dinyatakannya. Ketika kumpulan orang lain lapar, kita
makan dengan baik. Memiliki rumah, dan kesehatan, dan kebahagiaan, kita
seharusnya tidak menginginkan pertengkaran; karena dengan bukti ini, Allah
sangat baik kepada kita. |
|