Homoseksual
dan Agama
Jawaban
Kami
Benarkah
bahwa homoseksual itu termasuk perbuatan berdosa?
"Dosa"
adalah istilah agama; Untuk mengkategorikan apakah suatu perbuatan
memiliki nilai dosa atau tidak, tentunya kita harus melihat
kembali ajaran agama yang bersangkutan. Jika anda adalah seorang
muslim, anda bisa melihat pendapat beberapa ulama mengenai hal
ini pada bagian Referensi-Islam.
Kembali
ke Daftar Pertanyaan
Bukankah
hukum dalam agama tergantung pada perkembangan jaman dan penafsiran
umat yang membacanya?
Agama diturunkan
Tuhan kepada manusia di bumi agar manusia tidak disesatkan oleh
nafsunya sehingga bisa menemukan jalan kembali kepada-Nya. Dalam
menjalankan agama, ada hal-hal yang masih belum jelas sehingga
masih perlu dicari penafsirannya, dan ada hal-hal yang sudah
sangat jelas sehingga tidak bisa dibantah lagi. Jika hukum suatu
perbuatan sudah jelas, maka mengapa kita harus membuat penafsiran
lain yang mungkin menyesatkan?
Kembali
ke Daftar Pertanyaan
Setahu
saya, ada beberapa lingkungan keagamaan yang mentolerir perilaku
homoseksualitas meskipun agamanya mengharamkan...
Agama adalah
alat untuk menghubungkan keadaan senyatanya dengan keadaan ideal.
Dengan agama, diharapkan manusia bisa menuju keadaan ideal yang
sesuai dengan fithrahnya. Jika keadaan senyatanya ternyata berbeda
dari yang dikehendaki-Nya, ya jangan menyalahkan agamanya, dong.
Jika kita sudah mantap untuk berbaik sangka kepada-Nya, gambaran
keadaan ideal tidak bisa diubah hanya karena tidak sesuai dengan
kegagalan umat di lapangan; Karena kegagalan umat bukan berarti
kegagalan agama.
Kembali
ke Daftar Pertanyaan
Saya
percaya bahwa perilaku homoseksual itu berdosa. Bolehkah jika
saya memusuhi teman saya yang kebetulan memiliki dorongan tersebut?
Manusia
bisa berubah pendiriannya, sekarang ini kawan, besoknya lawan.
Demikian pula sebaliknya. Apa yang perlu dimusuhi adalah perilakunya,
sedangkan untuk yang bersangkutan justru perlu banyak didoakan.
Bukankah itu salah satu fungsi teman?
Kembali
ke Daftar Pertanyaan
Saya
berpendapat bahwa kita tidak berhak menghakimi orang lain. Hanya
Tuhan yang tahu apakah perilaku homoseks itu berdosa atau tidak.
Benar.
Menghakimi berarti menetapkan hukum sesuai dengan selera pribadi.
Yang wajib kita lakukan adalah mematuhi dan menerapkan hukum
sebagaimana yang telah diperintahkan oleh Tuhan. Jika Tuhan
sudah menetapkan hukum dari suatu perbuatan (misalnya homoseksual),
tentu kita tidak boleh membangkang kepada-Nya, 'kan?
Kembali
ke Daftar Pertanyaan
Jika
homoseksual itu dosa, mengapa Tuhan menciptakan seorang manusia
sebagai gay?
Sejauh
yang kami ketahui (Insya Allah benar), Tuhan tidak pernah menciptakan
gay. Ia hanya memungkinkan apapun terjadi dalam batas kemampuan
hamba-Nya, termasuk di antaranya adalah homoseksualitas. Ia
ingin menguji hamba-Nya, siapa yang pantas dan tidak pantas
untuk menyandang gelar sebagai kekasih-Nya. Bukan hasil akkhir
(sebagai straight)-- karena inipun hanya dimungkinkan oleh-Nya
semata, namun perjuangannya, penghambaannya, ketabahannya, dan
doanyalah yang dinilai.
Kembali
ke Daftar Pertanyaan
Jika
seorang dengan SSA hidup normal (pacaran, menikah, punya anak,
menentang homoseksualitas, dsb), bukankah ia munafik (hanya
menipu diri sendiri)?
Munafik
adalah istilah yang berasal dari agama, karena itu hendaknya
kita mempergunakannya sesuai dengan konteks. Munafik dalam konteks
agama berarti mengakui keimanan di depan, namun di belakang
menentangnya. Munafik dalam konteks jahiliyah berarti mengendalikan
hawa nafsu agar tidak berlawanan dengan kehendak-Nya. Agaknya,
konteks jahiliyah inilah yang digunakan untuk memojokkan orang-orang
yang menahan diri dari godaan nafsu, termasuk terhadap para
homoseks non-gay. Contoh sederhana berkaitan dengan kematian:
Semua orang tahu mengenai kematian, namun tidak menyiapkan bekal
menghadapinya.
Munafik
yang diartikan menipu diri sendiri mungkin dibentuk sebagai
terjemahan dari kata dalam bahasa Inggris hypocrite
yang dalam bahasa kita belum ada padanan yang tepat. Sebaiknya
kita tidak menggunakan istilah-istilah agama dalam konteks yang
tidak tepat, agar tidak timbul kesan melecehkan agama tersebut.
Kembali
ke Daftar Pertanyaan
|