Homoseksualitas Takdir Atau Bukan?
H.S.R. Ma'ruf:
Perkenalkan, saya (lahir 1941) semula adalah orang "abangan" karena saya memang berasal dari lingkungan yang begitu, tapi gak tau kenapa rada hijrah juga ke syariah (1975) lalu gak puas dengan syariah yang dangkal itu (sesuai dengan keperluannya tentu saja), dan yakin bahwa Allah itu bukan dangkal tapi Maha Luas, Maha berkedalaman, Maha Lembut, maka lalu saya "mencari" ke mana - mana sejak 1990, kepada yang mengaku atau diakui sebagai sufie, atau para S3 dari Paramadina, berbagai kisah dan yang dikisahkan ulama besar seperti Ibnu Arabi, Imam Al Gazali, Syeh Abdul Kadir Jailani, Adawiyah, dan masih sederet lagi nama besar termasuk Serat Centini , juga kisah para wali di Jawa, maka sekarang (2003) saya berkesimpulan bahwa memang ada Rahasia Besar yang belum seluruhnya terungkap. Yang ditulis sebagai aturan di Syariah jelas pasti benar, tapi kayaknya hanya sebuah kulit permukaan dari perihal kehidupan itu sendiri yang tiada batas.
Beberapa hal masih perlu dikaji apa makna sesungguhnya, atau apa maksud Allah Menciptakannya, misalnya :
1. Lelaki berkromosom xy dan perempuan xx. Mengapa Allah ciptakan lelaki bukannya berkromosom yy saja, sehingga tidak ada unsur feminin dalam dirinya, yang bisa berkembang menjadikannya homoseksual ? Unsur xy belum tentu terdiri secara sama kuat misalnya 50% unsur X dan 50% unsur Y. Adakalanya unsur Y sangat dominan, dan ini yang mendorong mereka menjadi pemerkosa, sadis, dan sebangsanya. Tetapi ada kalanya unsur X sangat dominan hingga menjadikan mereka seperti waria dan yang agak ringanan dikit ya.. jadi homoseksual ! Siapakah yang bertanggung jawab atas penciptaan perimbangan kromosom X dan Y dalam tubuh setiap lelaki ? Bapak Ibunya ? Dokter kandungannya ? Bukan ! Jadi siapa lagi kalau bukan Dia ???
2. Konon ada satu ayat atau hadis ( saya lupa tapi kalo perlu bisa di cari di kepustakaan) yang menyatakan: "Manusia diciptakan oleh Allah swt sesuai dengan citra-Nya". Citra Allah swt sendiri itu citra lelaki atau perempuan ? Saya tidak berani menjawab. Siapa berani jawab ?
3. Sekarang setelah homoseksual berkembang demikian luas dan makin terbuka, baru Allah bukakan pintu anugrah ( kepada peneliti di Amerika yang walupun katanya negeri kafir) pengetahuan tentang peta DNA, di mana dimungkinkan (sekarang 2003 belum) reparasi gen untuk menambah mengurangi kromosom, atau mencangkoknya sehingga yang mau bayar bisa rubah total hilangkan kromosom X dalam dirinya dan jadilah dia robot hetero sex.Homoseksualitas hilang dengan sendirinya. Pasti itu bukan kehendak Allah. lalu apa yang dikehendaki Allah ??
4. Ada satu ayat yang sering di pakai di kartu undangan manten: Surat Ar Rum, 30 ayat 21 yang terjemahannya (oleh Tim Dep. Agama RI ) : " Dan di antara tanda - tanda kekuasaan - Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri - istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan- Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar - benar terdapat tanda - tanda bagi kaum yang berfikir. "
Coba garis bawahi pada kata - kata " jenismu sendiri ". Apa makna sesungguhnya dari kata - kata " jenismu sendiri " ? Bukanlah suatu kebetulan bila ayat itu turun tatkala perang dengan negeri Rum yang jauh, di mana ( pada jaman itu ) tidak ada perempuan ikut di dalam rombongan perang ? Yang ada yaa sesama jenis. Kalau tidak ya kemerosotan semongat tempur. Jawablah dengan jujur, jangan munafik atau klise.
5. Surat Al Wakiyah ( 56 ) mengisahkan 3 golongan orang setelah di akhirat, yaitu: golongan Kanan (surga) , golongan Kiri (neraka), dan golongan yang didekatkan (kepada Allah). Apakah kelebihan anugrah kepada golongan yang didekatkan kepada Allah dibandingkan dengan golongan Kanan ? Di samping mereka berada di " dalam " dengan bidadari, mereka di "kelilingi" oleh anak muda yang tetap muda. Sedangkan golongan kanan berada di taman (di luar ) bersama bidadari saja tanpa anak muda yang tetap muda. Apa makna perbedaan ini wahai orang yang berpikir ??
6. Kalo masalah praktek homoseksual di pesantren, waduuh, mulai dari kiyainya sendiri sampai para santri kayaknya gak ada yang tidak tau. Kalo kita mau bicara jujur, Tuhan saksinya, tidak usah dibantah lah. Padahal semua juga sudah pada hafal kisah Sodom dan Gomorah di jaman Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Luth a.s. Kenapa suka pada berlagak suci dan mengingkari kenyataan itu ? Bukan untuk menjadikannya praktek itu meraja lela, tetapi sekedar mengakui bahwa hal itu terjadi. Bukankah tiada sesuatupun terjadi di dunia ini melainkan karena perkenan oleh - Nya ? Kewajiban jiwa kita barangkali memanage nafsu kita agar memenangkan bujukan malaikaat daripada bujukan setan. Tetapi baik malaikat maupun setan Penciptanya itu sama.
7. Saya yakin tidak seorangpun menghendaki dirinya menjadi homoseks. Itu tumbuh dari dalam, seperti lagu Broery : "Salahkah aku mencintaimu?" Bagaimana bisa salah wong itu numbuh sendiri dari dalam / dari sononya.
Jadi bagaimana ? Ya wis , pasrah aja deh ! Bukankah "pasrah" itulah makna sesungguhnya dari "islam" yang lalu dipakai sebagai nama agama kita yaitu Islam !
Saya masih belajar, merenungi, belajar ridhlo dan mensyukuri apapun yang ada.
Ya gak tau lah, monggo bae.
mqzf:
Mohon ma'af sebelumnya, kami bukanlah ulama sebagaimana Bapak menyapa kami. Kami hanyalah sekelompok orang yang mencoba untuk saling ingat mengingatkan dalam kebaikan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Ilmu kami masih sangat terbatas, karena itu kami membentuk kelompok ini agar bisa saling mengisi satu sama lain. Dan tentunya saya yang mewakili kelompok mohon maaf juga jika ternyata jawaban yang saya berikan tidak dapat memuaskan Bapak, karena saya masih harus banyak belajar.
Tidak banyak orang-orang di luar sana yang notabene heteroseksual yang mau memikirkan apa yang terjadi pada diri kami. Yang mereka tahu hanyalah homoseksual itu dosa besar, titik. Mereka tidak mau tahu apa yang sebenarnya terjadi pada diri kami. Karena itulah kami membentuk kelompok dari mereka yang senasib, untuk mencari jalan bagaimana kami bisa tetap berada di jalan Allah dengan segala keterbatasan kami.
Terus terang saya pun pernah mempertanyakan Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Mempertanyakan segala takdirnya atas diri saya, mempertanyakan keadilan Allah terhadap makhluk ciptaan-Nya. Saya mencari kesana kemari jawaban atas apa arti semuanya ini, beberapa tahun lamanya. Tentu saja Allah tidak pernah menjawab pertanyaan saya, siapalah saya ini hingga patut mendapatkan jawaban langsung dari Allah.
Saya kemudian mendapati mereka yang mencoba memberikan penafsiran baru atas ayat-ayat Al-Qur'an, yang kemudian dijadikan dasar untuk menghalalkan mereka dalam menyalurkan hasrat homoseksual. Saya mencoba meyakininya, agar saya tidak merasa bersalah atas keberadaan saya. Tapi ternyata rasa bersalah itu tidak pernah bisa hilang.
Akhirnya saya kembali lagi ke titik awal, mencoba melihat kembali apakah ada yang saya lewatkan di titik tersebut. Saya coba membersihkan dan membuka hati saya dan memasukkan kebesaran Allah ke dalamnya. Saya pun menemukan bahwa ternyata yang saya tuntut dari segala pencarian saya adalah menuntut kebebasan untuk memuaskan nafsu. Saya pun merasa berdosa dan malu karena saya mengecilkan keagungan Allah hanya demi pemuasan nafsu. Betapa piciknya saya....
Sekarang saya masih harus terus berusaha menerima diri saya sebagaimana takdir Allah dan sekaligus menerima segala ajaran Islam sebagai satu-satunya jalan menuju kebahagiaan. Untuk itu sebagaimana juga Bapak sebutkan saya harus bisa menundukkan bisikan setan kepada nafsu saya. Saya tidak mau dikendalikan oleh nafsu.
Saya bukanlah ahli tafsir, tidak bisa dan tidak mengerti bahasa Arab, bukan pula ahli genetika, tapi saya coba menjawab pertanyaan-pertanyaan Bapak semampu saya:
1. Sepengetahuan saya, kromosom di sperma dan kromosom di ovum itu terbelah menjadi dua. Jadi sperma akan berkromosom x atau y saja, sedangkan ovum berkromosom x. Sel Sperma yang mampu membuahi ovum akan menyumbangkan kromosomnya sehingga si janin akan berkromosom xx atau xy tergantung kromosom yang dibawa sperma. Jika saja laki-laki diciptakan berkromosom yy dan wanita xx, maka perpaduan sperma dan ovum hanya akan menghasilkan janin berkromosom xy yang bukan laki-laki (yy) dan bukan wanita (xx). Hal yang sangat muskil berdasarkan nalar manusia.
Benar Pak, semuanya terjadi atas kehendak-Nya. Yang perlu diingat keberadaan kita dengan hasrat homoseksual bukanlah merupakan suatu dosa. Dosa baru dituliskan jika kita gagal mengendalikan nafsu kita dan terjerumus ke dalam maksiat, dimana hal ini juga berlaku bagi mereka dengan hasrat heteroseksual.
Jadi semua itu adalah ujian buat kita, apakah kita mampu mengendalikan nafsu, atau malah menjadi budak dari nafsu, mempertuhankan nafsu. Nafsu diberikan kepada kita adalah sebagai ujian bukan untuk diperturutkan. Memang, mereka yang heteroseks diberikan lembaga resmi yang menghalalkan mereka untuk menyalurkan nafsu mereka, sedangkan kita tidak. Tapi penyaluran itupun penuh dengan aturan yang membatasi, tidak dibiarkan liar. Pernikahan bagi hetero mempunyai satu tujuan mulia, untuk membentuk generasi baru yang akan menyebarkan kalimat Allah. Sedangkan penyaluran nafsu kita? hanya untuk nafsu itu sendiri.
Nafsu syahwat tidak seperti nafsu akan makan yang jika tidak dipenuhi bisa membahayakan jiwa kita. Nafsu syahwat bisa ditekan jika kita mau.
2. Saya tidak bisa memahami arah dari pertanyaan ini, apa kaitan
antara citra Allah dengan jenis kelamin. Jika citra Allah adalah
citra lelaki apakah kemudian semua manusia akan menjadi lelaki?
Tidak mungkin, karena untuk bisa bereproduksi manusia harus
dibagi dalam lelaki dan perempuan.
Lagipula
ilmu yang dimiliki mahluk tidak akan pernah bisa meliputi segala
sesuatu tentang Penciptanya. Sebagaimana sampai saat ini belum
ada robot atau software ciptaan manusia yang mampu berperilaku
dan berpikir persis seperti manusia, mendekatipun belum ada.
3. Terus terang saya meragukan informasi yang anda berikan. Gen manusia itu ada pada setiap sel di seluruh tubuhnya. Setiap sel di tubuh manusia membawa gen yang sama, yang kemudian diterjemahkan oleh sel tersebut sesuai dengan fungsinya. Sehingga jika ingin merubah DNA suatu mahluk hidup maka haruslah dirubah seluruh DNA pada setiap sel di seluruh tubuhnya. Bagaimana mereka melakukannya?
Yang lebih mungkin terjadi adalah mengatur gen pada saat pembuahan antara sperma dan ovum, untuk menghasilkan manusia sempurna. Deretan gen yang berpotensi menjadi sifat negatif dibuang dan digantikan yang bersifat positif. Jadi dilakukan pada saat manusia belum dilahirkan. Jika dilakukan setelah manusia itu lahir, itu juga terasa musykil, karena tidak ada satu organ yang menjadi pusat pengatur gen yang bisa secara otomatis merubah seluruh gen pada setiap sel.
Tapi sepengetahuan saya itupun belum mungkin dilakukan, karena pengetahuan manusia hingga saat ini belum bisa menterjemahkan secara pasti arti dari jutaan DNA yang berderet membentuk sifat seorang manusia. Rangkaian DNA mana yang menentukan bentuk hidung, rangkaian mana yang membawa sifat bawaan pemarah, rangkaian mana yang menentukan orientasi seksual, belum ada yang tahu secara pasti. Jika sudah ada, pastilah sekarang orang-orang berkantong tebal telah sibuk bermain puzzle DNA untuk mendapatkan anak-anak yang super.
4. Dalam menafsirkan ayat Al-Qur'an sebaiknya kita kembali ke
bahasa aslinya. Phrase "dari jenismu sendiri" ditafsirkan
dari bahasa arab "min anfusikum". Dalam terjemahan
bahasa inggris diartikan "among yourself". Jelas sebenarnya
bahwa terjemahan "jenis" disitu tidak merujuk kepada
"jenis kelamin". Mungkin terjemahan yang tidak ambigu
adalah "di antara kamu sendiri" yang berarti di antara
golongan manusia itu sendiri.
Lagi
pula, jika kalimat itu berarti "dari jenis kelaminmu sendiri",
maka tentunya itu akan berlaku untuk seluruh umat Muhammad saw
tanpa terkecuali. Dan pasti sudah sejak dulu perkawinan sejenis
dihalalkan dan dilembagakan. Bahkan mungkin Nabi sendiri yang
akan menjadi pelopornya.
5.
Dalam uraian surat Al Waaqi'ah tersebut dituliskan bahwa anak-anak
muda yang tetap muda itu bertugas untuk membawa gelas, cerek
dan minuman. Sedangkan para bidadari bermata jeli disebutkan
sebagai mutiara yang tersimpan baik. Jadi anak-anak muda yang
tetap muda itu bertugas sebagai pelayan, sedangkan para bidadari
itu sebagai perhiasan dan penghibur.
Orang-orang
dari golongan pertama akan mendapat anugerah surga kenikmatan
dengan bidadari cantik dan pelayan yang tetap muda. Sedangkan
orang-orang dari golongan kedua mendapat anugerah taman indah
dengan bidadari penuh cinta, tetapi tanpa pelayan yang tetap
muda. Itu yang mampu saya tangkap dari uraian ayat-ayat tersebut.
6. Pesantren bukanlah selalu menjadi tempat yang steril dari segala maksiat. Setan ada dimana-mana untuk membuat kekacauan. Saya juga bukanlah anak pesantren yang bisa menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.
Kehidupan di dunia bukanlah tujuan akhir seorang muslim. Dunia adalah sebagai ajang pengujian iman kita. Untuk itulah diciptakan hawa nafsu dan setan. Tanpa hawa nafsu dan setan tidak akan ada pengujian iman. Manusia pun menjadi malaikat, tidak perlu lagi ada surga dan neraka.
Ya, memang disitulah kuncinya Pak. Pengendalian diri. Disinilah kita punya pilihan, menjadi budak nafsu atau menjadi tuan dari nafsu kita.
Mempertanyakan keadilan Allah tidak akan pernah membuahkan jawaban. Karena dunia memang bukan tempat bersenang-senang untuk mendapatkan segalanya. Kita semua sedang dalam pengujian terhadap iman kita.
H.S.R.
Ma'ruf:
Terima kasih atas jawabannya. Walaupun baru sekitar 65% match, tapi ada kedalaman yang saya rasakan. Sepertinya halnya perjumpaan Al Hallaj dan Ibnu Arabi yang berdialog tanpa sepatah katapun memang masalah iman dan taqwa sering kita hanyut dalam rasa dan bukan dalam kata. Kita merasakan siapa patutan jiwa kita dan yang bukan patutan jiwa kita.Dan nanti semua itu akan dijelaskan oleh Yang Maha Menjelaskan sebagaimana telah dijanjikanNya. Saya merindukanNya saudaraku. Sekali lagi terima kasih, semoga berkahNya selalu meliputimu. Amien.
|