Nah, menyinggung yang terakhir itu, rokok, saya kan sudah pernah menuliskan kisah keluarga saya sendiri. Untuk atau demi "anak baru" :-) di milis ini, saya ulang sedikit. Konon, anak kami yang tertua mulai merokok belum lama ini. Cecilia isteriku alergi terhadap asap rokok ini sebab waktu masih tinggal di Indonesia, ia asthmatis. Di Toronto tidak begitu gawat keadaannya namun kalau ia menghisap asap/bau rokok, sesaknya timbul. Jadi begitu kami tahu bahwa anak kami mulai merokok, saya lalu memakai teknik yang pertama yang akan saya bagikan, 'try to become disabler'. Saya katakan a.l., "There is no way you can smoke inside the house, in the car, or near Mom. As long as you are still smoking, your allowance (uang jajan) stops." Itu contoh tindakan ortu yang membuat kebiasaan merokok si anak, menjadi tersendat, terhambat, dipersulit. Seperti pernah saya laporkan juga, 'disable technique' ini berhasil sebab lalu anak kami berhenti merokok. Tidak mungkin ia bisa merokok di belakang kami sebab daya penciuman Cecilia terhadap asap atau bau rokok luar biasa. Dari jarak puluhan meter ia sudah mengetahuinya. Jadi kalau ia sudah memastikan bahwa memang tidak ada perokok lagi di rumah kami, itu artinya terjamin :-).
Teknik untuk membuat disable itu, sebetulnya, hal ini terlambat 10 tahun :-). Maksud saya, seharusnya dimulai pada saat si anak berusia minus 10 tahun lalu atau waktu mereka masih mungil-mungil dan lucu-lucu dan penurut. Ya, pada saat itulah Anda memberikan contoh-contoh soal yang baik, misalnya dengan diri sendiri tidak merokok. Jadi pada saat itu, seharusnya dilakukan 'enabling' hal-hal positip di dalam hidup mereka sehingga bila pada suatu saat mereka sudah berpindah ke teman yang menjadi panutan hidup, maka semoga, hasil enabling 10 tahun lalu itu masih membekas dan mendasar kuat, lebih kuat melawan godaan dan tekanan sang teman.
Jadi itulah teknik yang pertama yang selalu kami lakukan atau katakan kepada ortu yang mulai "menangkap basah" sang anak. Mulai hari ini, singkirkan semua uang dan benda berharga dari rumahmu, yang dapat dicuri dan dijual si anak untuk membeli narkotika. Kalau anak juga minum alkohol maka kami katakan, mulai hari ini, semua minuman keras di rumahmu atau dibuang atau dikunci atau diberikan kepada kami kami yang anaknya "normal" :-). Bohong, tentu kami tidak memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan model begitu. Memang umum anak yang kecanduan narkotik ini juga peminum alkohol. Anda berkata, "Hmm, uang tidak punya, minuman tidak ada, lalu si anak akan mencuri dong?" "That is not your problem." Mungkin saja dan memang kalau ia sudah kecanduan ia dapat melakukan perbuatan kriminil. Hal ini akan kita singgung di tayangan berikutnya. Untuk kali ini sekian dulu dan semoga Anda cukup sabar untuk menunggu serial kedua dari 'Addiction'. Salam dari Toronto.