Seperti saya katakan di tayangan lalu, ortu yang anaknya hanyut dalam jeram narkotika sering menyalahkan diri sendiri, 'guilt feeling' istilahnya. Sama seperti Anda-anda yang malu karena orang Indonesia menjarah dan membakar, merampok dan merusak, si ortu malu anaknya menjadi pecandu narkotika. Mengapa kami sering mengatakan bahwa bukan kesalahan mereka si anak menjadi demikian? Ya, selain si anaklah yang telah melakukan atau memilih menjadi pecandu, juga ortu melakukan tindakan (atau tidak melakukannya)di dalam keterbatasan mereka. Sering-sering mereka tidak sadar bahwa tindakan mereka itu tidak membantu si anak. Nah, orang yang tidak sadar mana bisa dikatakan bersalah. 'You did the best in your circumstances'. Kalimat ini, kalau diulang-ulang, membantu orang tua untuk mulai merangkak dari jurang kekelaman yang dihuninya selama ini. Hampir semuanya seolah hidup di dalam penjara atau hidupnya sangat dipengaruhi oleh segala macam tingkah laku sang anak.Jangankan pergi kemping ke luar kota, meninggalkan rumah berdua saja (bila rumah tangga mereka masih tetap bertahan dan tidak hancur-hancuran karena si anak) mereka tak berani. Pokoknya salah seorang harus selalu ada di rumah, mengawasi si anak. Kata saya, "You have become the victim, the prisoner, and now live in a jail." :-(
Perlahan-lahan, kami mencoba menanamkan pengertian kepada mereka bahwa mereka harus mengambil "hidup" mereka lagi, 'get your life back' istilahnya. Seperti juga sudah saya tulis di awal serial ini, mereka sering tak mampu bertindak dan menjadi 'enabler'. Saya katakan, sang anak tak layak mendapatkan semua kemudahan (privileges) dan ambil atau hentikan kemudahan itu. Contohnya a.l. anak masih boleh memakai mobil, terkadang seenaknya dan sesukanya. Fasilitas televisi (cable TV atau langganan puluhan channel) dan telepon juga merupakan privileges. Belum uang jajan yang terkadang masih diberikan, malah ada yang membelikan rokok bagi anaknya :-(. Tergantung sikon atau dinamika suasana, saya berusaha mengatakan kepada mereka, "Be good to yourself and start doing things you enjoy." Mereka yang sadar dan dapat melakukan ini, umumnya cepat keluar dari lembah kekelaman mereka. Hanya dari pengalaman saya selama ini, ternyata sukar bagi manusia untuk 'be good to oneself'. Aneh ya? Sering sekali mereka bengong tidak mengerti apa artinya, apa yang harus dilakukan. Umumnya saya bertanya apakah mereka mempunyai hobi atau kesenangan dan lalu mengambil contoh satu dua hal yang dapat mereka lakukan yang berhubungan dengan kesenangannya. Misal membaca buku, mendengarkan musik, membeli makanan kesukaan atau kalau sesekali bisa "keluar dari penjara" makan di restoran favorit, berolahraga, jalan di taman, dsb., dst.
Saya rasa bukan pengalaman saya saja bahwa teman-temanku yang anaknya kecanduan narkotika umumnya ibu sendirian (single mother). Dugaan saya adalah perceraian membawa pengaruh besar terhadap sang anak atau dapat menjadi faktor ia memilih narkotika dibanding diskotika. Oleh karena itu, bila Anda adalah ortu, apalagi mempunyai anak, usahakanlah agar jangan hendaknya pernikahan Anda amburadul. Saya tahu, mudah berkata seperti ini. Bila Anda merasa pernikahan Anda "bannya sedang gembos", belilah "marriage repair kit". Yang lebih afdol tentunya mengusahakan agar pernikahan Anda selalu di dalam suasana bulan madu bukan suasana dimadu. Bila Anda kenal atau tinggal dekat pasutri yang sudah menikah puluhan tahun, minta pencerahan dari mereka :-). Sampai berjumpa di serial kelima, salam dari Toronto.