Kalau cuaca cerah di Glacier Bay merupakan hal yang tak lumrah, maka matahari yang hampir terus bersinar di Ketchikan keesokan harinya adalah keajaiban. Ya, kota yang terletak di pulau berukuran 90 km kali 55 km, Revillagigedo Island ini bercurah hujan sekitar 400 cm per tahunnya hingga dianggap sebagai "kota hujannya bumi". En toh hujan cuma turun rintik-rintik sebentar ketika kami mendarat, hanya untuk mengucapkan selamat datang kepada kami berdua :-). Kami merencanakan hiking keliling sungai berikan salem, Ketchikan Creek, suatu hiking trail sekitar 1 jam. Soalnya 'step class' di pagi hari di gym masih belum cukup untuk membuat kami teler, karena cuma loncat dan turun dari atas platform setinggi 20-an cm doang. Bandingkan dengan ikan salem yang harus "loncat-turun dari platform" ratusan meter dalam perjalanannya menuju tempat bertelurnya. Hiking trip kami berbuah atau disuguhi pemandangan menarik ketika dari atas jembatan sungai kecil tersebut, kami diperlihatkan ada tiga ekor 'steelhead trout' yang sedang bersiap-siap untuk bertelur. Ikan tersebut yang tampak kekuatannya ketika melawan arus, besarnya kira-kira sebetis saya dan kata si anak pribumi Ketchikan yang lalu ngobrol dengan kami, beratnya sekitar 10 pound, asyik sekali untuk ditaklukkan ketika dipancing. Kalau saja kami tinggal lebih lama di kota ini, kemungkinan pilihan yang paling sreg untuk kami melakukan R dan R sebab selain bisa memancing ikan seperti itu, banyak hiking trailnya, juga ada tempat penyewaan sepeda dan kayak.
Seperti sudah saya singgung di muka, mayoritas penumpang kapal cruise ini adalah manula dan anak-anak sedikit sekali jumlahnya. Meskipun demikian, cukup banyak kegiatan yang dapat dilakukan untuk mereka yang ikut cruise. Dari mulai cem-macem kegiatan olahraga, baik yang di gym maupun yang bisa dilakukan di deck kapal seperti basket, volley, dan tennis sampai ke judi di casino. Dari mulai makan seperti esok mau mati :-) sampai minum di bar-bar di seluruh kapal. Gengsot diiringi musik tak usah dibilang, film di teater terus diputar dan filmnya relatif baru seperti The Pianist dan The Hours. Setiap malam di ruang teater terbesar di kapal ada pertunjukan a la Las Vegas atau Broadway. Nah, kegiatan lainnya yang diselenggarakan dengan sponsor kapal adalah pertandingan antar penumpang. Suatu ketika kami nonton acara pertandingan 'newlywed and not-so-newlywed game'. Ada 4 pasutri yang dipilih dari penonton. Satu pasutri tuwek dari Australi tapi baru menikah 10 tahun, satu pasutri Texas sudah menikah selama 24 tahun, satu lagi dari Texas tapi anak India si Hari Krishna dan bininya yang sudah menikah selama 31 tahun dan terakhir satu pasutri manula yang sudah menikah selama 54 tahun. Kuingat nama si India karena hal lucu yang membuat sekapal menggelegar.
Permainan ini sederhana, tujuannya mengetahui seberapa banyak sang suami dan isteri saling mengenal pasangannya. Mula-mula, isteri-isteri diminta untuk keluar dari ruangan dan para suami diberikan 2 pertanyaan. Pertanyaan pertama adalah siapa dari anggota keluarga si isteri yang si suami engga bakalan mau sama-sama kalau sampai kandas di suatu pulau terpencil, bahasa sopannya 'someone in your wife's family you can't get along at all'. Pertanyaan kedua adalah ukuran BH sang nyonya. Cukup lucu-lucu memang adegan ketika para isteri itu bereaksi mendengar terkaan suaminya dan si bule Texas yang paling jago menebak ukuran bininya, 42 DD alias segede bom memang :-). Giliran para suami keluar dan isteri diberikan 3 pertanyaan. Dimana mereka dicium misoanya pertama kalinya, siapa nama pacar terakhir sang suami dan 'condiment' atau bumbu/saos apa yang paling disenangi suami mereka. Adegan-adegan di dua pertanyaan terdahulu cukup lucu tapi ketika si Gary bertanya kepada si Hari yang lagi sial nasibnya (sebab tak ada satupun jawaban pasutri itu yang benar), apa condiment kesukaannya yang sudah diterka isterinya, tanpa berpikir sedetikpun ia menjawab 'Trojan'. Seluruh ruangan atas dan bawah menggelegar karena si Hari memang o'on, condiment jadi condom :-). Belakangan pasutri yang kayanya dijodohin dan kawin di India ini (ciuman pertama di malam pengantin) duduk di sebelah saya dan mereka sedikit bertengkar karena sudah dapat nol. Kasian deh loe memang. Ya, itu hanya sedikit ilustrasi dari cem- macem permainan antar-penumpang di suatu kapal cruise.
Seusai permainan tersebut, sambil menunggu pertunjukan berikutnya, saya dan Cecilia ngobrol, kira-kira berapa pertanyaan dapat kami saling jawab. Ukuran BH isteriku sudah tak perlu disinggung sebenarnya, dalam tidurpun kumampu untuk menjawabnya. Karena tak ada sedulurnya yang tidak kusenangi, kami akan seperti pasutri Ustrali itu :-). Apakah bojoku dapat menjawab ketiga pertanyaan untuknya? Ciuman pertama, kami berdua akan setuju sependapat, di Hotel Indonesia Intercontinental kalau Anda belum tahu. Siapa nama pacarku yang terakhir, nah, aku sendiri bingung alias gimana dia akan tahu. Condiment apa yang kusukai, yang pasti bukan 'Trojan', ihik ihik :-), tapi saya juga akan mikir. Soalnya kalau saya makan, hampir tak pernah saya tambahkan garam atau merica. Paling-paling kecap manis kalau masakannya cocok seperti misal Soto Betawi :-). Alhasil, kemungkinan sih kami akan keok alias tidak menang hanya kuyakin tidak seblo'on pasutri ber-Trojan tersebut. :-)