Cruise ke Amerika Selatan # 12

Pelayan ruang makan atau waiter di meja makan Cascade Dining Room rupanya pada ikut sekolahan buat menghibur kami-kami. Si Ashley anak India itu suka minta duit dollaran dan ada saja kuisnya. Misal botol saos ia terbalikkan dan di bawahnya ia taruh dollaran tersebut. Tujuannya adalah mengambil sang uang kertas tanpa botol terbalik atau jatuh. Ada 2 cara, digulung perlahan-lahan atau ditarik secara cepat. Uang kertas yang sama ditaruh di antara 2 gelas anggur, yang di bawah terbalik, yang di atas berisi air dan bagaimana caranya mengambil uang kertas tersebut tanpa air di dalam gelas tumpah atau gelasnya jatuh. Si Joko juga punya ilmu sulap. Ia taruh sedotan plastik di atas botol bir kosong dan bagaimana menggerakkan sedotan itu tanpa menyentuh atau memakai alat. Dabosku sudah tahu prinsipnya pakai elektrostatis tapi ia pakai sendok alias engga boleh. Mesti dari tangan yang digosokkan maupun kertas pembungkus sedotan itu perlu dibuka. Beginilah hiburan murahan di trip mahal :-).

Hari ini Jum'at 30 Januari adalah hari ke 13 cruise kami. Sejak pagi kapal sudah sampai di Puerto Montt, pelabuhan terakhir sebelum pelabuhan Valparaiso di hari Minggu nanti pada saat cruise kami akan selesai. Karena tidak ikut tour kapal dimana mereka mah pagi-pagi sudah digiring keluar, kami santai- santai sahaja. Ikut kelas stretch 30 menit dan lalu kelas aerobic 30 menit lagi dimana kali ini pesertanya cuma 4 orang, dua di antaranya pengarang Anda dan isterinya yang setia. Selesai fitness, makan pagi dan nomor kapal sekoci kami sudah dipanggil. Kapal tender cepat sampainya sebab kapal cruise membuang jangkarnya tidak terlalu jauh di muka pelabuhan atau kota, paling setengah km. Seperti sudah diduga, begitu keluar dari bea-cukai yang memastikan kami tidak membawa buah-buahan dan makanan berbahaya bagi warga kota, para tukang tour sudah menunggu. Sepertinya Andres Tour yang memegang pucuk pimpinan sebab ketika kami ogah yang perginya jauh (dan risiko), di sebelah depan tetap calo Andres Tour. Saat itu sudah jam 10 dan kapal akan cabut lagi jam 4:30 alias waktu terbatas.

Keluar lebih jauh, ada tour ke tempat yang saya dambakan, melihat danau nomor dua terbesar se-Chile, Lago Llanquihe (baca: yangkiwe). Letaknya tak jauh, cuma 20-30 km-an dari Puerto Montt dan ada 2 kota di dalam paket tour yang akan kami kunjungi, yakni Puerto Varas dan Frutillar (baca: frutiyar). Tour yang sama dengan RCI, US$ 69 per orang dan kami ditawarkan harga diskon US$ 30 buat berdua alias penghematan lebih dari 100 dollar. Udah gitu, tour dari kapal cuma dibilang stop di Frutillar doang padahal kami stop stop mulu. Dari mulai 30 menit pertama stop di WC gratis di toll highway (makanya gratis) lalu di kedua kota itu, lalu masih di dua tempat di Puerto Montt menjelang kembali ke kapal. Tapi supir yang juga merangkap bagian nagih ongkos atau bayaran kelewat baik hatinya. Saya tahu sebab ketika saya mau kencing di Frutillar dan lihat mesti bayar, lantaran kaga punya pesos (200 pesos dimana 1 US$ dapat 600) ia menawarkan uang kecilnya untuk saya. Saya bilang, "I don't really have to," dan menampik kebaikannya. Weladalah, ketika di stop-an dalam kota Puerto Montt kemudian, ada penumpang yang belum bayar ongkos tour tapi ngacir engga balik lagi ke dalam bis. Kuwalat entu bule!

Kembali ke tour dhewekanku ini, Frutillar adalah kota wong Jerman. Sebetulnya Puerto Montt juga demikian sejarahnya. Kota yang terletak di teluk Ancud dan terbuka ke Pasifik ini letaknya paling selatan di jalan darat Chile. Setelah itu, kalau mau ke kota lain yang lebih selatan, kudu numpak kapal. Ia adalah jantungnya daerah indah di Chile yang disebut Los Lagos, Lake District. Seperti Gaiman di Puerto Madryn (orang Welsh), Missisauga di Kanada (orang Melayu :-)) terbentuknya kota ini juga karena imigran asal Bavaria, Jerman yang diundang pemerintah Chile untuk pindah dan buka lahan. Sebagai tanda terima kasih mereka menamakan kota pertama tempat mereka hijrah ini dari nama presiden Chile ketika itu, tahun 1853, Manuel Montt. Dengan penduduk 150 ribu orang, kota ini yang paling cepat perkembangannya di seluruh Chile bagian selatan, tampak a.l. dari adanya McDonald dari atas kapal :-). Oya, kemajuan peradaban suatu bangsa dapat dilihat dari kudu bayar apa engga untuk ke WC umumnya :-). Semakin maju suatu bangsa, semakin mahal rek, contohnya di Eropa dan di Skandinavia yang paling top.

Ketika banyak di antara Anda belum lahir, pada tanggal 22 Mei 1960, terjadi gempa bumi di Los Lagos karena banyaknya gunung berapi di daerah ini dan juga pegunungan Andes di kejauhan, terbentuk memang karena 'plate tectonic'. Kota Valdivia hancur dan juga daerah pelabuhan Puerto Montt oleh gempa yang paling besar yang pernah dicatat oleh pengukur gempa, 9.5 skala Richter. Gempa bertenaga 100 bilyun ton TNT itu mengakibatkan tsunami sampai sejauh 16 ribu kilometer dengan kecepatan gelombang 320 km/jam dan menghancurkan Hilo, 10 ribu km dari Chile. Seperti saya kemukakan di tayangan lalu, industri ikan salem maupun ikan lainnya menjadi salah satu sumber kemakmuran daerah ini. Baidewe, ketika kapal tender kami berangkat, ada bangkai seekor ikan paus di buritan kapal. Menurut informasi spion Melayu, ikan paus jenis 'humpback' itu bukan mati ketabrak kapal karena melanggar lampu merah :-), tapi sudah lama mati di lautan dan bangkainya keseret kapal sampai ke Puerto Montt. Bangkai ikan paus itu lalu ditarik kapal ojek sampai ke perairan internasional atau sejauh 12 km dari pantai untuk "dikuburkan" di tempat peristirahatannya.

Kembali ke laptop, dari kota Jerman Fruitillar, bis mini kami kembali menuju ke selatan ke Puerto Varas. Kota ini juga terletak di tepi danau Llanquihe. Konon kalau saja tidak ada awan yang menutupinya, akan kelihatan Kawah Gunung Gede, eh kawah gunung berapi Osorno. Sebetulnya prens, pemandangan di Puncak di Jawa Barat itu oke punya lho, apalagi kalau tiada awan ke arah Kawah Gede dan Puncak Pangrango, dari daerah Puncak Pas, indah sekali. Yang kurang cuma danau di bawahnya, jaman dahulu sih ada Picnic Park di Ciloto dimana ada empang kecil tempat Bang Jeha remaja main kayak sendirian disitu. Tak lama di Puerto Varas, kami lalu melakukan city tour di Puerto Montt yang memang strategis letaknya alias cukup indah pemandangannya kemana-mana. Ketika bis berhenti di alun-alun kota, ada pertunjukan bonus pagelaran musik dari suku Indian Mapuche, penduduk asli daerah ini. Berhubung perut sudah berbunyi dan jam arloji mendekati angka 3, maka saya dan nyonya memutuskan balik lagi saja ke kapal alias ikutan numpak bis ke pelabuhan.

Home Next Previous