Halo-halo para warga civitas academica paguyuban bridge ABS se-Toronto, bersiap-siaplah untuk merayakan tumpengan selamatan berhasilnya kembali tim bridge wakil Anda-anda, memenangkan kejuaraan bridge sekapal pagi ini. Ya, memakai sistim full round-robin Bang Jeha dan nyonya berhasil memperoleh nilai tertinggi 16 point dimana tim lainnya memperoleh 13, 11 dan 8. Dapat Anda perkirakan, pasangan atau orang yang jauh-jauh numpak cruise cuma untuk bisa main bridge, pastilah levelnya oke punya. Ada yang menjadi guru maupun direktur pertandingan bridge profesinya, ada yang sudah mencapai tingkatan 'live master ACBL' (American Contract Bridge League). Jadi memang mujizat dan perlu ditumpengin kalau nanti di akhir cruise, kami tetap di posisi juara kesatu. Isteriku bermain semakin gemilang dan malah sahaya yang sering malu-maluin mainnya :-).
Kalau kapal seharian di lautan seperti hari ini, 20 Januari, barulah terasa bagusnya kapal cruise atau ada fasilitas apa saja. Satu yang saya senangi, kolam renang (melawan) arus di kapal Princess, tidak ada di Royal Caribbean. Di meja makan kami, ada 2 pasutri langganan RCI dan hanya pernah nge-cruise dengan cem-macem kapal mereka. Jadi kami yakin bahwa tidak ada kolam arus di semua kapal RCI. Juga makanan yang disediakan di resto buffet-nya, tidak sebanyak di Princess maupun kumpeni cruise lainnya menurut sahaya. Dua kali naik Princess dan dua kali naik RCI, servis RCI satu tingkat di bawah. Padahal harganya berimbang atau untuk route Amerika Selatan, saya lihat beberapa kapal Princess jauh lebih murah. Kata satu pasutri lain semeja makan, Ken dan Amy, perbandingan penumpang versus crew awak kapal di RCI adalah 2.3 dan di Princess 1.9. Artinya jelas servisnya Princess haruslah lebih bagus. Bila Anda belum tahu, servis perusahaan cruise yang 'da best' konon adalah Crystal Cruise sebab rationya mendekati 1, artinya 1 penumpang 1 awak. Saya pakai kata konon sebab muahal banget naik Crystal rek alias kaga kebayar :-). Meskipun servis payahan dan menu buffet kurang banyak, namun mutu makanan malam RCI di Cascade Dining Room, a la carte, lebih oke setingkat dibandingkan yang lainnya, disamping juga mutu pertunjukan malam hari mereka.
Satu hal nyata mengenai servis adalah ketika kita 'check-in' di pelabuhan sebelum naik kapal. Satu pasutri dari Irlandia, Terry dan Patricia, teman main bridge tadi nyumpah-nyumpah karena dipersulit waktu check-in padahal mereka punya e-ticket. Mereka tidak boleh check-in sebelum jam 6. Saya bilang saya juga e-ticket dan sudah baca aturan bego itu tapi saya tetap check-in dan engga disuruh tunggu. Mungkin mereka tahu juga bahwa Bang Jeha sebagai wartawan majalah Indonesia Media akan melaporkan perbuatan tak senonoh seperti itu :-). Mereka akan tulis surat complain katanya dan saya bilang saya juga mau complain selama bridge session sepagian dan sesiangan, tidak disediakan minuman. Boro-boro seperti Princess Cruise dimana juara pertandingan bridge diberikan hadiah.
Malam ini adalah malam pertama 'formal dinner' alias makan pakai "baju monyet" atau jas, istilah anak Betawi yang sirik engga punya :-). Di meja kami ada 4 pasutri dari Kanada, termasuk Bang Jeha dan nyonya. Ketiga lainnya adalah Karen dan Barry dari New Hamburg, suatu deso antara Toronto dan Kitchener- Waterloo. Lalu Leslie dan Bruce dari Windsor bagian selatan katanya, suatu kota di Kanada berbatasan dengan Detroit di ujung barat Highway 401. Satu lagi Ken imigran asal Jepang dan isterinya Amy, imigran asal Pilipin yang tinggal di Etobicoke, Toronto. Masih ada 2 cewek dari Quebec bernama Francine dan Pauline tapi mereka engga terlalu fasih Inggrisnya jadi banyakan tersenyum doang. Inilah cruise pertama mereka, jadi kami ber-10 Canadian di satu meja makan malam.
Mong-ngomong tentang pasutri, saya dan Cecilia boleh Anda banggakan hari ini atau ada kemajuan sebab kami sama sekali tidak berdebat apalagi berkelahi di dalam 2 pertandingan bridge kami. Ia melakukan kesalahan, tidak saya omelin dan demikian juga kebegoanku tidak diembatnya. Memang semakin tua suatu pasutri, semakin malas rasanya kita saling ngomel atau bengkelai, ya engga pren :-). Kontraskan dengan ketika kami main pertama kali di cruise yang lalu. Bule-bule pada melongo melihat kami berdebat saling salah-menyalahkan. Apalagi kalau mereka ngerti bahasa Jakarte seperti "Aduh bego loe" :-). Mungkin juga karena kami sudah puas melakukan hal itu selama hampir 3 tahunan bermain bridge di Akademi Bridge ServiamTO, suatu paguyuban bridge imigran ex Indo di Greater Toronto Area. Menyinggung bule, entah karena krismon entah karena memang bule sinting, mayoritas penumpang adalah mereka. Kata cruise director si Anthony dari Vancouver, ada 240-an Canadians yang belum cukup kedinginan kesaljuan di Kanada, mau menuju Amerika Selatan dimana suhunya akan menjadi semakin dingin. Sedikit sekali wong Asia atau mata sipit yang kami lihat, juga anak itemnya. Bisa dihitung dengan jari tangan. Mayoritas selain bule adalah orang keturunan Spanyol, Latino. Memang mereka, Caucasian dan Latino adalah dua etnis yang seimbang hidupnya, malah wong Latino menurut saya mirip orang Belanda Indo, senang akan suasana pesta dan langsung nandak nyanyi kalau ada musik. Merekalah yang jadi mayoritas tukang dansa dimana-mana di kapal ini sehingga membuat Bang Jeha dan nyonya semangat ikut semalam.