Baltic Sea Cruise # 10

Judul tayangan sebetulnya perlu diubah sedikit sebab sejak kemarin kapal sudah berada di Laut Utara, North Sea, yang mulai beken ketika ternyata banyak minyaknya. Sekarang ini apa-apa yang berbau minyak, jadi beken :-). Seriusan, sebelum berangkat cruise, saya dikenakan apa yang namanya fuel surcharge oleh agent yang kami pakai, UCruising atau Cruise Holidays dari Unionville. Rakyat Amrik yang tahu haknya, melakukan gugatan di pengadilan ke Princess Cruise bahwa tidaklah sopan untuk menaikkan ongkos bagi mereka yang sudah booking dengan harga yang disetujui bersama. Mereka menang, saya belum kebagian. Akibatnya, semua penumpang yang bookingnya sebelum Nopember tahun lalu, mesti dikembalikan fuel surcharge atau ongkos tagihan ekstra tersebut, yakni saat mereka cruise. Sampai hari ini account saya di kapal masih belum memperlihatkan refund 2 x $ 50. Ketika saya complain ke rep Princess di kapal, jawabannya minta dari UCruising sebab mereka engga terima duit dari saya. Sampai saat ini email saya ke agen UCruising belum dibalas- balas. Duh minyak :-(.

Pagi ini, Kamis 29 Mei, kapal mulai memasuki suatu teluk yang disebut fjord yang panjangnya sekitar 100 km dari laut, menuju Oslo. Pemandangannya mirip dengan ketika kapal mau menuju Stockholm, Swedia. Banyak pulau-pulau kecil di teluk yang sempit tersebut, demikian juga flora atau tumbuh-tumbuhannya. Norwegia yang luasnya sekitar 300 ribu km persegi termasuk yang terkecil di antara negara Skandinavia lainnya. Penduduknya juga cuma 4.6 juta dan kota Oslo ditinggali setengah jutaan WN Norwegia-nya. Ia termasuk kota kuno, diperkirakan didirikan tahun 1048 oleh Harald Hardrade. Sama seperti IKEA yang jualan meubel, Norwegia jadi kaya karena jualan kayu. Kita lewatkan sejarah perang WNN melawan Nazi Jerman dan mendingan kita jelang tour daripada Bang Jeha.

Sekitar jam 7 pagi kapal merapat di dermaga dekat banget dengan pusat kotanya, malah persis di sebelah Istana Akerhus dari jaman dahoeloe kala. Norwegia memang masih berbentuk kerajaan dan istana baginda jauhan sedikit letaknya ke dalam kota. Ketika teman-temin kami bulekers yang pernah ke Oslo mendengar kami mau kesini, mengenal saya yang cinta keindahan alami, mereka wanti-wanti berpesan untuk jangan tidak mengunjungi Vigeland Parknya. Jadi saya sudah melakukan survai kira-kira dimana dan berapa jauh letak taman tersebut. John si tukang promo kota-kota yang kami singgahi sudah menjelaskan, naik trem nomor 12 dari depan Nobel Peace Centre. Patut Anda ketahui, satu hadiah Nobel yakni untuk perdamaian diberikannya di Norwegia, bukan di Swedia, sebagai simbol bahwa kedua negara itu berjanji untuk tidak saling berkelahi lagi :-).

Keluar dari kapal, celingak-celinguk kaga ketemu gedung tersebut dan akibatnya saya membeli karcis trem dari toko P&D yang malah kasih diskon. Sebab belinya 8 tiket, jadi cuma 160 Norwegian Krone, kalau ketengan satunya 22 NOK. Saya menukarkan duit di cruise terminal di samping kapal berlabuh sesuai petunjuk si John. Tukarin 40 US$ persis dapat 176 NOK jadi masih untung 16 Krone. Lalu kami menunggu trem nomor 12 yang pergi ke jurusan Vigeland Park. Sistimnya modern, trem yang akan datang berikutnya diberitahukan masih berapa menit. Karcisnya mirip sistim di Melbourne, dimasukkan ke mesin stempel yang akan ngejegrek dengan tanggal dan jamnya. Karcis berlaku selama 1 jam sejak distempel. Duduklah kami di dalam trem yang juga serba bersih, seperti negara Skandinavia lainnya.

Vigeland Park cuma sekitar 1.5 km panjangnya dan unik sekali sebab isinya patung-patung kehidupan manusia, sesuai dengan ketika dilahirkan di dunia alias kaga ada yang pakai baju mek. Tidak perlu ditulis lagi kehepian Bang Jeha berada di dalam taman alami ini :-). Sayang seribu sayang, kalau saja kami ngerti ada sistim sewa sepeda di kota ini sebelum kami berangkat atau pas masih di kapal, kami akan milih perginya naik sepeda. Di muka standplat trem sudah kami lihat sepeda berjejer dan mirip dengan di Vienna, dimana ada iklan kumpeni di spakbornya. Ternyata, sistimnya tidak seperti di Vienna yang gratis, masukin coin 2 Euro untuk membebaskan sepeda dari locknya, kembalikan sepeda dimana saja di tempat rak tersebut di seluruh kota, duit jaminan akan dikembalikan. Nah, di Oslo, kita turis digetok 70 NOK sewa sehari, padahal orang lokalnya bayar segitu untuk setahun. Hal itu kami ketahui ketika saya bertanya kepada seorang noni yang lagi mau ambil sepeda. "How did you get or buy the card?" (pakai RFID bekerjanya), tanya saya. "Oh, you order from the Internet and they will mail the card to your home," jawabnya. Alhasil Bang Jeha jalan kaki pulang dari Vigeland Park sebab isterinya mengira sepeda itu tinggal dicabut dari raknya :-). Hitung-hitung olahraga di pagi hari ini di Oslo.

Home Next Previous