Baltic Sea Cruise # 12

Seperti sudah dijanjikan, inilah seri terakhir daripada kisah Bang Jeha mengunjungi 4 negara Skandinavia serta Rusia, Estonia dan Polandia selama 10 hari. Jelas bahwa kesan yang saya kemukakan adalah pandangan sangat sempit dari seorang turis yang cuma menclok sepintasan. Obyektif saya menulis cuma mau sedikit mensyer tentang apa yang saya lihat di semua negara di atas dan bukan suatu kisah sejarah maupun untuk memberikan fakta yang akurat. Tidak bisa disangkal tak mungkin ditolak bahwa standard kehidupan di Denmark, Swedia, Finlandia dan Norwegia tinggi sekali dan demikian pula pajaknya. :-) Ketika habis jalan kaki pulang dari Vigeland Park di Oslo dan makan siang di kapal, seorang nyonya Amrik ngomel-ngomel makan hamburger doang di salah satu resto disitu, harus keluar US$ 35. Tak heran, naik sepeda di Vienna gratis cuma taruh tanggungan 2 Euro, di Oslo bayar 70 NOK alias 16$-an dan kalau sepeda hilang, alamat pulang pake celana kolor sebab si noni di kantor penyewaannya minta tanggungan seharga sepeda.

Untuk cruise ini kami memakai Princess Cruise kedua kalinya alias kategori penumpangnya dinaikkan ceritanya pangkatnya, dari rakyat jelata untuk yang pertama naik Princess, ke gold member. Sami mawon sama saja engga ada beda fasilitasnya. Saya kira barulah kalau sudah naikin si pangeran puteri 10 x alias jadi platinum member, makan bisa bersama-sama kapten kapal. Cecilia suka membanding-bandingkan semua kapal cruise yang pernah kami pakai. Ia paling senang Royal Caribbean katanya dan kemungkinan ia terkena apa yang oleh psikolog disebut primacy effect, dampak prima :-). Sebab itulah kapal cruise kami yang pertama kalinya dan saat itu selain kapalnya baru (Radiance of The Seas dengan ukuran 90 ribu ton), kami juga di-upgrade dapet cabin pakai balcony. Mana kesannya tidak mau oke :-). Bagi saya sih sama saja, setiap kumpeni cruise itu punya perbedaan sedikit-sedikit. Jadi bagus untuk mencobai beberapa di antaranya. Kalau Anda bermodal alias wong sugih, konon tidak ada cruising yang bisa mengalahkan Crystal Cruise sebab awak kapal dengan penumpang sama jumlahnya alias servisnya 'da best' (jangan tanya ongkos cruisenya). Satu jenis cruise lainnya adalah yang bersifat eksklusif pakai kapal kecil dimana tour guidenya pilihan atau orbek di dunia di dalam bidang keahliannya. Contohnya si Inul untuk hiburan di teaternya :-). Bagi Bang Jeha cukuplah cruise bangsanya ke Baltic Sea yang cuma sekitar $ 1500 untuk 10 hari, tidak termasuk ongkos kapal terbang.

Suatu kejadian yang hampir disastrous terjadi di pagi hari kemarin ketika kami cabut dari kapal menuju lapangan terbang Copenhagen. Rencana saya dan Cecilia mau naik kereta api kembali sebab selain murmer, juga cepat sampainya ke airport. Tetapi karena rookie yang bersama kami kapok digojlok pas datang di Copenhagen dan menuju pelabuhan/kapal pakai kereta api, ia membayari kami semua ongkos transfernya, $ 50 per orang. Asyik juga sih sepertinya sebab sambil naik bis sambil bisa melihat lagi pemandangan kota. Betapa memang benar Denmark itu negeri bersepeda banget. Ribuan orang tampak bersepeda untuk ke kantor maupun kemana-mana, juga dari ribuan sepeda di banyak rak sepeda sekeliling kota, terutama di muka stasiun kereta. Namun, hampir saja kami ketinggalan kapal terbang sebab pertama, koper kami baru datang 1 jam setelah kami sampai di lapangan terbang di bagian cruise check-in. Kedua antriannya seperti ular alias kalau saya engga complain dan minta diduluin sekitar 1 jam sebelum kapal terbang cabut, alamat amblas. Moral of the story, yang paling mahal belum tentu yang paling oke.

Naik kapal raksasa model Crown Princess dengan berat 110 ribu ton, ada bagusnya ada jeleknya. Dari pengalaman antri di atas bersama ratusan ribuan orang, jelas jadi engga oke. Bagusnya, meskipun ombak beberapa meter tingginya kapal tidak akan terlalu oleng. Mengingat pengalaman Cecilia ketika cruise ke Panama Canal naik MSC dan ia mabok laut alias tidur mulu, kalau ada opsi saya tidak akan naik kapal yang kecil lagi. Rugi banget nge-cruise kerjanya cuma tiduran di dalam cabin, kecuali tentu bagi yang lagi honimun. Dari pengalaman ngegerek dua koper dari stasiun kereta api ke kapal, jaraknya sekitar 2 km engga ambil untung, saya merencanakan lain kali akan 'pack light'. Sudah saya usulkan ke Cecile, bawa 2 koper kecil saja tapi langsung ditolak matang-matang :-). Sebab ia perlu ganti-ganti pakaian sehingga kalau dipotret engga kaya Bang Jeha yang pakai baju sepeda dari era 10 tahun lalu :-). Usul saya ke Anda-anda, kecuali dikau memang mau 'show off', bawa 3 setel pakaian saja, satu stel jas (gaun malam buat para ceweks), satu stel buat tour di kota-kota yang disinggahi, satu stel buat makan malam di 'fine dining restaurant' kapal. Soalnya pakai celana katok dan selop, kaga bisa makan enak disitu dimana itu salah satu keokeannya numpak cruise :-).

Sekian dulu prens sadayana, kisah Bang Jeha ke negeri-negeri teroke di dunia yang cukuplah sekali saja ia kunjungi sebab masih puluhan lainnya yang ia belum pergiin, antaranya negeri-negeri di Amerika Selatan :-). Ya, itulah rencana cruisenya yang akan datang, insyalah dalam keadaan tetap sehat walafiat. Sampai berjumpa, lam lekom bai bai.

Home Previous