Siapa di antara kita yang tak mengenal Finlandia termasuk ibukotanya Helsinki? Sejak masih kecil saya mengenalnya karena kota bernama Turku disitu, adalah pusat penpal sedunia. Anda para remaja mungkin tak kenal istilah itu sebab di jaman dahulu, sebelum ada Internet, kita remaja dunia saling bercengkerama lewat surat yang ditulis tangan dan dikirim dengan pos. Istilahnya penfriend. Disitulah kebisaanku mendongeng mulai dibina ketika kukecapkan kehebatan tanah airku maupun keindahan kota Betawi ke seluruh dunia :-). Ya penfriend saya cukup banyak dan tahan bertahun-tahun, dari mulai cewek Jerman sampai ke noni Jepang sampai ke cowok Uganda. Selain itu, saya tahu Finland adalah penghasil korek api yang terkenal sebab waktu kecil saya koleksi dos korek api. Helsinki juga menjadi beken ketika berperan sebagai kota tuan rumah Olympiade musim panas tahun 1952.
Luas negeri ini tidak besar, sekitar 330 ribu km persegi dan saya engga ambil untung kalau saya katakan seluas Pulau Jawa deh :-). Penduduknya cuma 5 juta jiwa, tak heran mereka kompak engga suka bengkelai antar kampung. Asal muasal bangsa Finlandia lain dari yang lain alias mereka hijrah dari daratan Asia Tengah sekitar 2000-an tahun berselang. Kedinginan kekurangan matahari selama itu, tak heran mereka lalu jadi bule :-). Bahasanya juga lain dari bahasa Swedia, Rusia maupun Jerman, para tetangganya. Orang Finlandia konon dianggap tahan banting, buktinya mereka demen banget sauna dan menjadi pencipta hobi menyiksa badan demikian :-). Mereka pernah menjadi jajahan Swedia maupun Rusia tapi karena kedegilannya, mereka bertahan sebagai bangsa. Mereka memproklamirkan kemerdekaannya ketika di negara si bos Rusia, terjadi revolusi di tahun 1917. Jadi mirip-mirip Indo ketika Belanda hengkang sehabis Jepang masuk. Saat diserang kembali oleh Rusia dibawah Stalin pada tahun 1939, mereka berperang melawan si commies dan berhasil menghalau Ruskiwan.
Sama seperti kemarin ketika jalan-jalan di Stockholm, suhu cuma satu angka atau 9C, untungnya ada matahari lach yauw. Tak heran karena lokasi mereka di 60 derajat lintang utara, matahari baru terbenam jam 10-an. Itu sebabnya si Jules engga terlalu antusias bisa banyak melihat bintang di cruise ini. Selain itu, dari pengalaman kami, cahaya lampu kapal cruise terlalu terang untuk melihat bintang-gemintang, suatu hobi yang baru sreg kalau dilakukan saat kita interior camping di cagar alam di Kanada, dimana tidak ada satu photon pun sumber cahaya manusia kecuali dari lampu senter para kempingers atau dari api unggun kami yang sebetulnya engga terang-terang banget.
Anda tahu saya sering pergi kemana-mana dan memakai pengangkutan umum sebisa mungkin, hingga dapat lebih menyelami perasaan jadi rakyat negeri ybs. Sering sekali berjalan-jalan di Eropa, terakhir di kota Barcelona, membuat hati sedih mengenaskan di samping memalukan punya pengangkutan kota sekualitas TTC, Toronto Transit Commission. Bukan saja sudah kuno, kampungan, muahalnya kebangetan dibandingkan servis yang diberikan. Hari ini saya ngiri lagi dengan sistim pengangkutan rakyat Helsinki. Top, world class dan bersihnya bukan main. Boro-boro ada bekas koran dan makanan minuman seperti di bis subway Toronto, keretanya banyak yang baru dan yang tampaknya tua pun seperti yang kami naiki, dalamnya modern bersih nyaman. Sistim pembelian karcisnya canggih.
Berkat informasi si John pakar pelabuhan-pelabuhan yang kami singgahi, saya dan rombongan memutuskan membeli 'all day pass', 6 Euro dan bisa dibeli di bis yang ke standplatnya tak jauh dari kapal, nomor 16. Di dekat kapal ada satu bis kepunyaan pemerintah yang mangkal khusus untuk kami meminta info. Saya tahu ada trem dengan nomor 3T yang routenya keliling Helsinki dan saya minta peta route trem itu. Asyik banget sebab selain jelas stop-nya dimana saja, ada 37 semuanya, juga diberitahukan ada obyek turis apa saja di dekat stopan ybs. Bis nomor 16 sampai ke dalam kota dan ketika stopannya sudah dekat dengan stopan trem 3T, kami turun keluar untuk ganti kendaraan.
Kota Helsinki kami putari dalam waktu 1 jam dan kemudian kami tahu mau keluarnya di daerah mana, yakni pusat kota bernama Market Square untuk jalan kaki kelilingan di sekitar situ. Dapat saya laporkan bahwa kota Helsinki juga membosankan :-), isinya bule melulu, hanya sekali ketemu orang item pakai jilbab di dalam trem. Ongkos kencing di WC umumnya lebih murah sedikit dari di Stockholm, cuma 50 sen Euro dibandingkan 5 SEK alias sedollar. Oya, satu hal yang semoga menggembirakan Anda semua, pren kolegaku di Amerika Utara. Bensin kita seliternya CAD$ 1.25 masih murah mek. Di Helsinki ini, 1.25 Euro alias kalikanlah dengan kurs 1.60 sehingga menjadi 2 dollaran. Itulah gunanya jalan-jalan di negeri orang, agar hujan emas mereka tampak seperti batu :-).